Anda di halaman 1dari 6

Lembar Aksi Nyata Lokakarya

Nama : Serlina Rumlawang, S.Pd.SD

Nama Sekolah : SD Inpres Ngaiguli

Unsur : Kepala Sekolah

Nama Fasilitator : Abraham Leunifna, S.Pd

PSP Angkatan : PSP Angkatan Ke-3

Materi lokakarya

Merencanakan Pembelajaran 1 dan 2

Judul aksi nyata

In-House Training (IHT) Implementasi Kurikulum Merdeka

Latar belakang aksi nyata

Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembangunan sebuah negara. Untuk mencapai perkembangan
yang berkelanjutan, penting untuk terus-menerus meningkatkan kualitas pendidikan. Pada tahun 2020,
pemerintah Indonesia meluncurkan Program Merdeka Belajar, yaitu inisiatif penting untuk mengubah
paradigma pendidikan di Indonesia. Salah satu komponen utama dari program ini adalah "Kurikulum
Merdeka Sekolah Penggerak."
Kurikulum Merdeka Sekolah Penggerak adalah langkah revolusioner dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Ini memungkinkan sekolah untuk memiliki kebebasan lebih besar dalam
merancang kurikulum mereka sendiri, sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa mereka. Namun,
pelaksanaan yang efektif dari kurikulum ini memerlukan persiapan, pelatihan, dan pemahaman yang
mendalam oleh para pendidik.
Oleh karena itu, in-house training (pelatihan di dalam lembaga pendidikan) dalam implementasi
Kurikulum Merdeka Sekolah Penggerak adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pendidik
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang diperlukan untuk berhasil melaksanakan
kurikulum ini. Berikut adalah beberapa latar belakang yang mendukung perlunya aksi nyata dalam
pelatihan tersebut:
1. Kompleksitas Kurikulum: Kurikulum Merdeka Sekolah Penggerak memungkinkan sekolah
untuk mengadaptasi kurikulum mereka sesuai dengan karakteristik siswa dan kebutuhan lokal.
Namun, hal ini juga menciptakan kompleksitas dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum
yang memerlukan pelatihan yang sesuai.
2. Diversitas Siswa: Indonesia memiliki beragam budaya, bahasa, dan kondisi sosial. Sekolah-
sekolah perlu memahami cara menghadapi keanekaragaman ini dalam implementasi kurikulum
untuk memastikan semua siswa mendapatkan pendidikan yang relevan dan bermakna.
3. Penggunaan Teknologi: Implementasi Kurikulum Merdeka Sekolah Penggerak juga
mengharuskan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Hal ini memerlukan
pemahaman dan keterampilan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum.
4. Evaluasi dan Pemantauan: Aksi nyata dalam pelatihan diperlukan untuk membantu sekolah
dalam mengukur dan memantau keberhasilan implementasi kurikulum. Evaluasi yang baik
memungkinkan untuk peningkatan berkelanjutan.
5. Penyelarasan dengan Standar Nasional: Meskipun sekolah memiliki kebebasan dalam
merancang kurikulum, penting untuk memastikan bahwa kurikulum tersebut tetap memenuhi
standar nasional untuk kualitas pendidikan.

Ceritakan aksi nyata yang dilakukan

Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada tenaga pendidik dalam menganalisis
capaian pembelajaran hingga mengubahnya menjadi modul ajar. Kegiatan yang dilakukan adalah In-
House Training (IHT) di sekolah. Sebelum melaksanakan aksi nyata, kepala sekolah bersama dewan
guru melakukan persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Rapat Persiapan IHT: Kepala sekolah dan dewan guru melakukan rapat persiapan untuk
merancang agenda dan tujuan IHT.
2. Pembentukan Panitia: Panitia IHT dibentuk untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan.
3. Penyusunan Jadwal Kegiatan: Jadwal IHT disusun dengan rinci, mencakup waktu dan materi
yang akan dibahas.
4. Undangan kepada Dinas Pendidikan: Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Aru diundang
untuk memberikan dukungan dan informasi yang dibutuhkan.
5. Persiapan Materi: Materi yang akan disampaikan dalam IHT disiapkan bersama oleh guru-guru
yang telah mengikuti Pelatihan Standar Pendidik (PSP) angkatan 3.
Pelaksanaan IHT dilakukan selama 6 hari dan dimulai dengan pembukaan oleh kepala sekolah bersama
komite sekolah. Acara ditutup dengan sambutan dari Kepala Bidang SMP kabupaten Kepulauan Aru.
Peserta yang terlibat dalam kegiatan aksi nyata ini meliputi guru, komite sekolah, kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan dinas pendidikan. Aksi nyata ini dilaksanakan pada tanggal 21-27 Juli 2023 di
Gedung Aula SD Inpres Ngaiguli.
Beberapa kendala umum yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1. Perangkat Komputer yang Tidak Mendukung: Beberapa komputer yang digunakan oleh guru
belum mendukung kegiatan pembelajaran dengan baik.
2. Kurangnya Penguasaan IT: Beberapa rekan guru belum menguasai penggunaan teknologi
informasi dengan baik.

Pembelajaran yang didapatkan saat melakukan aksi nyata

Setelah melaksanakan aksi nyata ini, diharapkan para guru akan memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam dalam menganalisis Capaian Pembelajaran (CP). Dengan pemahaman ini, mereka
diharapkan mampu mengembangkan Modul Ajar yang lebih efektif dan relevan. Selain itu, diharapkan
mereka juga memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi bakat, minat, serta karakteristik individu
setiap murid. Dengan demikian, pembelajaran dapat menjadi lebih berpusat pada kebutuhan dan potensi
masing-masing murid, sehingga pengalaman belajar mereka menjadi lebih bermakna dan
terpersonalisasi.

Dokumentasi aksi nyata

Anda mungkin juga menyukai