Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA

RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA


(Kepala Sekolah)

Pada kegiatan ini Bapak/Ibu akan secara mandiri mereviu penerapan budaya disiplin di
sekolah Bapak/Ibu berdasarkan peraturan sekolah yang sedang berjalan dan/atau visi dan misi
sekolah. Silahkan Bapak/Ibu merujuk menambahkan halaman baru jika perlu.
Nama Peserta: Baharudin Akhmad, S.Pd.SD., M.Pd.
Unit Modul :

A. Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Bapak/Ibu? Apakah sudah


efektif? Bila belum, apa yang menurut Bapak/Ibu masih perlu diperbaiki dan
dikembangkan?
Penerapan disiplin di SD Negeri 2 Kalikabong sebagian sudah berjalan dengan baik.
Seperti disiplin berpakaian, disiplin waktu, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
upacara bendera, senam kesegaran jasmani, kegiatan ekstra kurikuler, kookurikuler, etika
dan sopan santun.
Penerapan disiplin Sekolah masih dijumpai beberapa peserta didik yang masih
melanggar peraturan Sekolah. Seperti beberapa anak masih datang terlambat, sebagian
kecil baju tidak dimasukan, satu dua anak tidak memakai atribut upacara lengkap, dan
masih terdengar perkataan yang kurang santun dari sebagian kecil peserta didik baik
kepada guru maupun teman.
Hal yang perlu perbaikan menurut saya dalam penerapan disiplin di Sekolah dimulai
dari diri, memberikan teladan sebagai kepala Sekolah, selalu memotivasi, mengingatkan,
memberi Contoh kepada seluruh warga Sekolah. Bagaimana cara orang dewasa yang
memberikan dampak dan pengaruh positif kepada anak/peserta didik. Pendekatan Disiplin
Positif menitikberatkan pendekatan yang positif tanpa kekerasan, memotivasi, merefleksi
kesalahan, menghargai, membangun logika, dan bersifat jangka panjang.

B. Sebagai seorang pemimpin di sekolah, bagaimana Bapak/Ibu akan menciptakan


sebuah lingkungan yang positif di sekolah? Apa strategi yang akan Bapak/Ibu
gunakan? Bagaimana menerapkannya, dan apa yang perlu dilakukan terlebih
dahulu?
Kepala sekolah harus membangun komitmen bersama oleh warga sekolah mendukung
pencapaian visi-misi dan tujuan yang ditetapkan oleh sekolah. Dengan adanya
kepemimpinan yang efektif akan tercipta lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan untuk mendayagunakan dan mengembangkan potensinya seoptimal
mungkin dengan cara membangun sebuah kultur sekolah yang unggul. Peran kepala
sekolah harus dapat mengindentifikasi kultur sekolah yang dipimpinnya, agar dalam
membangun dan menciptakan kultur sekolah dapat mendukung pencapain tujuan, visi dan
misi Sekolah.
Kepala sekolah harus dapat menciptakan atau membentuk dan mendukung kultur yang
diperlukan untuk menguatkan sikap yang efektif dalam segala hal yang dikerjakan di sekolah.
Kepala sekolah merupakan figur yang menjadi anutan warga sekolah. Hubungan kepala sekolah
dengan segenap warga sekolah sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam membangun
kultur sekolah. Oleh karena itu agar dalam pembangunan kultur sekolah yang positif dapat dicapai
perlu peran kepala sekolah sebagai pemimpin di Sekolah.
Penerapan dalam menerapkan lingkungan positif:
1) Mengembangkan kesadaran dan keyakinan yang berkaitan dengan kultur sekolah
pada beberapa warga Sekolah.
2) Menyusun tim yang beraggotakan beberapa orang yang mempunyai visi yang
sama untuk memperkuat rencana kepala Sekolah.
3) Kepala sekolah melaksanakan pertemuan dengan warga sekolah memberikan
informasi mengenai kultur yang sudah ada di sekolahan dan kultur yang
seharusnya ada untuk meningkatkan mutu pendidikan.
4) Memulai dengan langkah-langkah dan tindakan yang konkrit, dan tidak harus
besar
5) Mengkaitkan tindakan konkrit dengan nilai-nilai dan asumsi dasar yang ada nilai-
nilai dan asumsi dasar yang tidak cocok dengan kehidupan sekolah akan diubah.
Hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu:
1) Tujuan bersama (shared goals) kata kuncinya, "Kami tahu ke mana kami
Menuju",
2) Tanggung jawab akan kesuksesan (responsibility for succeed), "Kami harus
Sukses",
3) Kolegial (collegiality) "Kami bekerja Bersama-sama".
4) Perbaikan kontinu (continous improvement), "Kami mampu mendapat yang lebih
baik,
5) Pembelajaran yang abadi (life long learning), "Pembelajaran untuk Semua orang".
6) Mengambil resiko (risk taking) "Kami belajar dengan Mencoba yang Baru",
7) Dukungan (support), "Selalu ada seseorang yang Ditolong".
8) Saling menghormati (mutual respect), "Semua orang memilki se-suatu untuk
diberikan".,
9) Keterbukaan (openness), "Kami dapat mendiskusikan Perbedaanperbedaan kami",
dan
10) Perayaan dan Humor (celebration and humor), "Kami merasa Baik dengan diri
kami".

C. Tolok Ukur
(Bukti apa yang dapat dijadikan indikator bahwa Tindakan ini berjalan dengan
baik?)
a. Saling menghormati: guru membangun budaya saling mengormati dan keteladanan
serta menghargai kebutuhan dan hak peserta didik. Disiplin positif menekankan pada
peran pendidikan dalam menumbuhkan penghargaan diri anak dan kepercayaan diri,
mengembangkan kemandirian, dan mengembangkan self-efficacy. b. Mengidentifikasi
penyebab dibalik perilaku tidak sesuai: guru perlu mengetahui penyebab peserta didik
melakukan perilaku yang tidak sesuai dan berusaha untuk membantu agar berubah
perilakunya menjadi lebih baik. Disiplin positif fokus pada kesadaran diri peserta didik
dan apa yang dapat dipelajari peserta didik di masa yang akan datang, tidak sekedar
menghentikan perilaku yang sedang terjadi. c. Partisipatori: Disiplin positif melibatkan
peserta didik dalam mengambil keputusan dan memahami tindakan mereka. Dengan
prinsip ini peserta didik akan belajar karena mereka dilibatkan dalam proses belajar
mereka sendiri. Dibanding mengontrol dan menekan, guru mendengarkan dan merespon
pendapat dan perspektif peserta didik dan melibatkan mereka menciptakan lingkungan
belajar, kelas, keluarga, sekolah dan masyarakat yang mendukung proses belajar. d.
Didasarkan pada kekuatan anak: penerapan disiplin positif didasarkan pada kesadaran
bahwa setiap anak memilik kekuatan, kemampuan dan talenta, dan setiap tindakan
pendidikan (termasuk disiplin) bertujuan mendorong dan membangun kemampuan, usaha
dan perkembangan mereka. Kesalahan tidak dilihat sebagai kegagalan melainkan
kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri. e. Proaktif: Disiplin positif fokus
pada solusi dalam membantu anak berhasil pada masa yang akan datang. Guru harus
merespon permasalahan dengan fokus pada pemahaman akan akar masalah kesulitan
belajar dan masalah perilaku anak dibanding memberikan respon reaktif

D. Linimasa Tindakan yang akan dilakukan

shared goals risk taking support

responsibility for
life long learning mutual respect
succeed

continous
collegiality openness
improvement

E. Dukungan yang dibutuhkan


(Apa saja alat, bahan, atau pihak yang Bapak/Ibu butuhkan untuk melaksanakan
rancangan Tindakan ini? Bagaimana Bapak/Ibu akan memperolehnya?)

Alat dan bahan atau pihak yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan ini antara lain:
guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua, warga masyarakat, mitra dari
lembaga lain. Melalui pndekatan, kominukasi yang efektif, serta MOU

Anda mungkin juga menyukai