Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DINAMIKA KELOMPOK

Dosen pengampu :

Dr. Ernawati, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

Delia Kristina_213020217008

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas dengan judul “Dinamika
Kelompok” pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat dalam
rangka memperdalam pemahaman mengenai konsep dari dinamika kelompok. Dalam
rangka penulisan tugas ini, tim penulis banyak mengalami kesulitan dan kendala.
Namun karena dorongan moril dan material serta bimbingan dari berbagai pihak
sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas ini.

Tidak lupa pula pada bagian ini, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat
yang setinggi- tingginya tim penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu tim penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati tim penulis
mengharapkan saran kritik dari pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat
berguna baik bagi penulis dikemudian hari. Akhir kata, tim penulis mengucapkan
terimakasih, semoga mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga
penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Penulis

28 Februari 2024

2
DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..3

BAB I : PENDAHULUAN……………………………………………………………4

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………….6

BAB III : PENUTUP…………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

"Dinamika Kelompok" merujuk pada interaksi antara individu-individu dalam suatu


kelompok yang mencakup berbagai aspek seperti komunikasi, konflik, kepemimpinan,
dan kohesi. Konsep ini muncul dari pemahaman bahwa perilaku individu dalam
konteks kelompok tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik personal, tetapi juga oleh
dinamika interpersonal yang berkembang dalam interaksi kelompok. Studi tentang
dinamika kelompok memiliki akar dalam psikologi sosial dan sosiologi, dengan fokus
pada bagaimana faktor-faktor seperti norma kelompok, struktur sosial, dan peran
individu berinteraksi untuk membentuk dinamika yang kompleks. Penelitian dalam
bidang ini memperhatikan bagaimana dinamika kelompok dapat memengaruhi
pengambilan keputusan, produktivitas, serta kesejahteraan psikologis anggota
kelompok. Pemahaman yang mendalam tentang dinamika kelompok dapat membantu
dalam membangun kerjasama yang efektif, mengelola konflik, dan meningkatkan
kinerja kelompok dalam berbagai konteks, mulai dari tempat kerja hingga dalam
masyarakat secara luas.

4
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana dinamika interaksi antar anggota kelompok memengaruhi pengambilan


keputusan kelompok?

2. Apa peran kepemimpinan dalam membentuk dinamika kelompok?

3. Bagaimana konflik tim memengaruhi kinerja kelompok?

4. Apa faktor-faktor yang memengaruhi kohesi kelompok dalam konteks tertentu?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dinamika interaksi antar anggota kelompok memengaruhi


pengambilan keputusan kelompok.

2. Untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam membentuk dinamika kelompok.

3. Untuk mengetahui konflik tim memengaruhi kinerja kelompok.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kohesi kelompok dalam konteks


tertentu.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinamika interaksi antar anggota kelompok memengaruhi pengambilan keputusan


kelompok

Dinamika interaksi antar anggota kelompok memiliki dampak yang signifikan pada
proses pengambilan keputusan kelompok. Berikut adalah beberapa cara di mana
interaksi tersebut dapat memengaruhi pengambilan keputusan:

1. Pengaruh sosial: Anggota kelompok cenderung mempengaruhi satu sama lain


dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat terjadi melalui tekanan untuk
mencapai konsensus, penyesuaian diri terhadap opini mayoritas, atau pengaruh
dari anggota yang dianggap sebagai otoritas atau pakar dalam konteks tertentu.

2. Konformitas: Anggota kelompok mungkin cenderung menyesuaikan pendapat


atau sikap mereka dengan yang dominan dalam kelompok demi mencapai
keseragaman atau untuk menghindari konflik. Ini bisa mengarah pada
keputusan yang tidak selalu optimal atau reflektif dari pandangan individu.

3. Komunikasi: Interaksi antar anggota kelompok melalui komunikasi


memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan. Cara
informasi disampaikan, dipahami, dan diperdebatkan dapat memengaruhi
bagaimana keputusan akhir dicapai.

4. Konflik dan negosiasi: Dinamika interaksi juga bisa menciptakan atau


memperburuk konflik dalam kelompok. Konflik ini bisa menghambat proses
pengambilan keputusan atau memaksa kelompok untuk mencapai kompromi
atau kesepakatan yang mungkin tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan atau
preferensi individu.

6
5. Kepemimpinan: Peran pemimpin dalam mengarahkan interaksi antar anggota
kelompok juga memengaruhi pengambilan keputusan. Kepemimpinan yang
efektif dapat memfasilitasi diskusi terbuka, menyatukan pendapat yang
berbeda, dan membantu kelompok mencapai kesepakatan yang lebih baik.

Dengan demikian, penting untuk memahami bagaimana interaksi antar anggota


kelompok memengaruhi pengambilan keputusan agar kelompok dapat mengatasi
hambatan dan memaksimalkan efektivitas dalam mencapai tujuan bersama.

B. Peran kepemimpinan dalam membentuk dinamika kelompok

Peran kepemimpinan memiliki pengaruh yang kuat dalam membentuk dinamika


kelompok. Berikut adalah beberapa aspek peran kepemimpinan dalam membentuk
dinamika kelompok:

1. Mengarahkan dan mengkoordinasi: Kepemimpinan memberikan arah dan


koordinasi bagi kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan
yang jelas dan efektif membantu mengatur tugas, mengelola sumber daya, dan
memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan kelompok.

2. Menginspirasi dan memotivasi: Kepemimpinan yang baik dapat


menginspirasi dan memotivasi anggota kelompok untuk berpartisipasi aktif,
bekerja keras, dan mencapai hasil yang lebih baik. Kepemimpinan yang mampu
memberikan dukungan emosional dan memberikan dorongan positif dapat
meningkatkan semangat dan keterlibatan anggota kelompok.

3. Membangun hubungan interpersonal: Kepemimpinan juga melibatkan


kemampuan untuk membangun hubungan interpersonal yang kuat antara
anggota kelompok. Kepemimpinan yang memperhatikan dan memahami
kebutuhan serta kepentingan individu dalam kelompok dapat menciptakan
iklim kerja yang harmonis dan mendukung.

7
4. Menyelesaikan konflik: Kepemimpinan efektif mampu mengelola konflik dan
mencari solusi yang memuaskan bagi semua pihak. Kepemimpinan yang dapat
mediasi dan memfasilitasi dialog konstruktif membantu mengurangi
ketegangan dan meningkatkan kerjasama dalam kelompok.

5. Menjadi contoh dan teladan: Seorang pemimpin juga harus menjadi teladan
bagi anggota kelompok dalam hal etika kerja, integritas, dan komitmen
terhadap tujuan bersama. Kepemimpinan yang konsisten dengan nilai-nilai
yang dipegang oleh kelompok dapat menginspirasi anggota lainnya untuk
mengikuti jejak yang positif.

Dengan demikian, peran kepemimpinan sangat penting dalam membentuk dinamika


kelompok yang efektif dan produktif. Seorang pemimpin yang baik dapat membantu
meningkatkan kinerja kelompok, memfasilitasi kerjasama, dan mencapai hasil yang
diinginkan.

C. Konflik tim memengaruhi kinerja kelompok

Konflik tim dapat memiliki dampak yang signifikan pada kinerja kelompok. Berikut
adalah beberapa cara di mana konflik tim memengaruhi kinerja kelompok:

1. Gangguan terhadap kerjasama: Konflik tim dapat mengganggu kerjasama


antar anggota kelompok. Ketika anggota terlibat dalam konflik, fokus mereka
dapat beralih dari mencapai tujuan bersama menjadi mempertahankan atau
memperjuangkan kepentingan pribadi atau kelompok. Hal ini dapat
mengganggu kolaborasi dan koordinasi dalam mencapai hasil yang diinginkan.

2. Menurunkan motivasi: Konflik tim dapat menyebabkan penurunan motivasi


di antara anggota kelompok. Anggota yang merasa terlibat dalam konflik
mungkin kehilangan semangat untuk berpartisipasi aktif atau berkontribusi
secara positif terhadap tujuan kelompok. Penurunan motivasi ini dapat
menghambat kinerja keseluruhan kelompok.

8
3. Mengganggu komunikasi: Konflik tim sering kali mengganggu komunikasi
antar anggota kelompok. Anggota yang terlibat dalam konflik mungkin enggan
berbagi informasi atau berkomunikasi secara terbuka dengan anggota lainnya.
Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman, ketidaksepahaman, dan
keputusan yang kurang efektif.

4. Menurunkan kohesi kelompok: Konflik tim dapat mengancam kohesi


kelompok, yaitu rasa persatuan dan solidaritas di antara anggota kelompok.
Konflik yang tidak terselesaikan atau terus berlanjut dapat memecah belah
kelompok dan mengurangi rasa saling percaya dan dukungan antar anggota.

5. Mengurangi kreativitas dan inovasi: Konflik tim dapat menghambat


kemampuan kelompok untuk berpikir kreatif dan menghasilkan solusi inovatif.
Anggota yang terlibat dalam konflik cenderung lebih fokus pada menanggapi
atau memecahkan konflik daripada mencari solusi baru atau alternatif.

Dengan demikian, penting bagi kelompok untuk mengelola konflik dengan efektif agar
tidak mengganggu kinerja keseluruhan. Resolusi konflik yang tepat dapat membantu
memulihkan kerjasama, memotivasi anggota, dan meningkatkan produktivitas
kelompok.

D. Faktor-faktor yang memengaruhi kohesi kelompok dalam konteks tertentu

Faktor-faktor yang memengaruhi kohesi kelompok, terutama dalam konteks tertentu,


dapat sangat bervariasi tergantung pada karakteristik dan situasi kelompok tersebut.
Berikut adalah beberapa faktor yang umumnya memengaruhi kohesi kelompok:

1. Tujuan Bersama: Keberadaan tujuan bersama atau visi yang jelas dapat
meningkatkan kohesi kelompok. Ketika anggota kelompok memiliki
pemahaman yang sama tentang tujuan mereka dan merasa terhubung dengan
visi tersebut, mereka cenderung lebih bersatu dan saling mendukung.

9
2. Interaksi yang Sering: Interaksi yang sering antara anggota kelompok dapat
memperkuat hubungan interpersonal dan meningkatkan kohesi. Peluang untuk
berkomunikasi, bekerja sama, dan berbagi pengalaman secara teratur dapat
mempererat ikatan antar anggota kelompok.

3. Kesamaan Tujuan dan Nilai: Kesamaan tujuan, nilai, dan minat di antara
anggota kelompok dapat membentuk dasar yang kuat untuk kohesi. Anggota
yang merasa memiliki kesamaan dalam hal-nilai dan pandangan sering kali
merasa lebih dekat satu sama lain dan lebih mampu bekerja secara harmonis.

4. Kepemimpinan yang Efektif: Kepemimpinan yang mampu memfasilitasi


kerjasama, membangun kepercayaan, dan memberikan dukungan dapat
meningkatkan kohesi kelompok. Seorang pemimpin yang memperhatikan
kebutuhan dan kepentingan anggota serta mampu mengelola konflik dapat
memperkuat ikatan di antara mereka.

5. Kegagalan Bersama: Pengalaman mengatasi rintangan atau tantangan


bersama dapat menguatkan kohesi kelompok. Ketika anggota kelompok
mengalami kesulitan bersama dan berhasil mengatasinya, mereka cenderung
merasa lebih terhubung dan percaya satu sama lain.

6. Komitmen Terhadap Kelompok: Tingkat komitmen anggota terhadap


kelompok juga berpengaruh pada kohesi. Anggota yang merasa terikat secara
emosional atau terlibat secara aktif dalam kegiatan kelompok cenderung lebih
termotivasi untuk berkontribusi dan memperkuat hubungan dengan anggota
lainnya.

7. Kepercayaan dan Dukungan: Adanya kepercayaan dan dukungan yang saling


diberikan antar anggota kelompok dapat membantu meningkatkan kohesi.
Ketika anggota merasa didukung dan dipercaya oleh sesama anggota, mereka
cenderung merasa lebih nyaman dan aman dalam kelompok tersebut.

10
Dalam konteks tertentu, seperti pada kelompok kerja, kelompok akademis, atau
kelompok sosial, faktor-faktor ini dapat berinteraksi secara kompleks untuk
membentuk dinamika kohesi yang unik.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok dipengaruhi oleh


berbagai faktor yang kompleks, termasuk interaksi antar anggota, peran
kepemimpinan, dan resolusi konflik. Interaksi yang sering, kesamaan tujuan, dan
kepercayaan saling merupakan elemen kunci dalam memperkuat kohesi kelompok.
Kepemimpinan yang efektif dapat membentuk lingkungan yang mendukung,
sementara konflik yang tidak terkelola dapat mengganggu kinerja kelompok secara
keseluruhan. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, kelompok dapat meningkatkan
kohesi mereka, memaksimalkan produktivitas, dan mencapai tujuan bersama secara
lebih efektif.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, beberapa saran yang dapat diambil untuk


meningkatkan dinamika kelompok adalah dengan memperkuat komunikasi dan
interaksi antar anggota, memastikan kepemimpinan yang efektif dan mendukung, serta
mengelola konflik dengan baik. Kelompok dapat meningkatkan kohesi dengan
membangun kesamaan tujuan dan nilai, serta memberikan dukungan dan kepercayaan
satu sama lain. Penting juga untuk memperhatikan kebutuhan individu dalam
kelompok dan menciptakan lingkungan yang mendukung serta inklusif. Dengan
memperhatikan saran-saran ini, diharapkan kelompok dapat bekerja secara lebih
efektif, meningkatkan produktivitas, dan mencapai tujuan mereka dengan lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Lesmana, G. (2021). Dinamika Kelompok. Kumpulan Buku Dosen, 2(1).

Amir, A. M. (2009). Penerapan Dinamika Kelompok. Academica, 1(1).

Damanik, I. P. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok dan


hubungannya dengan kelas kemampuan kelompok tani di desa Pulokencana
kabupaten Serang. Jurnal Penyuluhan, 9(1).

manggala Rimbawati, D. E., Fatchiya, A., & Sugihen, B. G. (2018). Dinamika


kelompok tani hutan agroforestry di Kabupaten Bandung. Jurnal
Penyuluhan, 14(1), 92-103.

Tambas, J. S. (2018). Dinamika Kelompok Tani Kalelon Di Desa Kauneran Kecamatan


Sonder. Agri-Sosioekonomi, 14(3), 55-66.

Susetyo, D. P. B. (2021). Dinamika Kelompok: Pendekatan Psikologi Sosial. SCU


Knowledge Media.

13

Anda mungkin juga menyukai