(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Bencana dan KLB G)
Dosen Pengampu:
Yennike Tri Herawati, S.KM., M.Kes.
Disusun Oleh:
Aliyafani Cherisha 202110101115
Fitri Laela Annur 202110101121
Lutfi Dwi Fitriyanti 202110101144
Falisa Naura Selvani 202110101148
Pengumpulan limbah medis pada saat bencana ebola dilakukan sesuai dengan
jenis limbah dengan membedakan wadah setiap limbah medis. Selama tahap
pengumpulan, penting untuk memastikan bahwa limbah medis yang mungkin
terkontaminasi Ebola tidak mencemari lingkungan atau berpotensi menyebabkan
penyebaran penyakit. Semua tindakan yang dilakukan sesuai dengan pedoman
dan regulasi yang berlaku untuk pengelolaan limbah medis selama wabah.
3. Pengangkutan Limbah Medis
Limbah medis ebola yang berupa biohazard harus berupa kantong anti
bocor. Satu kantong biohazard dapat menampung limbah medis. Kantong
biohazard harus kokoh dan tahan bocor agar pada saat dilakukan pengangkutan
dan pembuangan tidak akan mencemari bagian luar dari kantong. Limbah padat
yang tajam harus dipisah dan dan dimasukkan ke wadah tahan tusukan. Semua
kantong berisi limbah harus tertutup rapat sebelum dilakukan pengangkutan dan
pembuangan. Petugas yang melakukan proses pengangkutan harus menggunakan
APD seperti sarung tangan dan sepatu boots. Pengangkutan limbah medis ebola
dapat disesuaikan dengan proses inaktivasi yang akan dilakukan di rumah sakit
atau di luar lokasi rumah sakit. Transportasi yang digunakan dalam pengangkutan
limbah medis ebola harus aman dan tertutup. Limbah ebola yang akan diangkut ke
luar lokasi harus dilakukan pengemasan dan pengangkutan berdasarkan
Hazardous Materials Regulations. Limbah media tersebut semua benda yang
terkontaminasi virus ebola. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit harus bekerja
sama dengan pengangkut yang berkualifikasi apabila dilakukan proses inaktivasi
limbah di luar lokasi rumah sakit. Virus ebola termasuk dalam zat menular
kategori A dalam peraturan mengenai bahan berbahaya di AS. Limbah ebola yang
akan diangkut ke luar lokasi harus dilakukan pengemasan dan pengangkutan
berdasarkan Hazardous Materials Regulations. Limbah media tersebut semua
benda yang terkontaminasi virus ebola. Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit
harus bekerja sama dengan pengangkut yang berkualifikasi apabila dilakukan
proses inaktivasi limbah di luar lokasi rumah sakit.
Limbah medis ebola yang akan dilakukan pengangkutan harus dilakukan dikemas
dengan kantong atau wadah yang tahan bocor dan rusak agar tidak adanya proses
kontaminasi. Wadah limbah tersebut harus disegel. Kantong limbah harus dilabel
untuk mengetahui limbah padat maupun cair, dan limbah yang terkontaminasi
dengan virus ebola. Pelatihan petugas pengangkut harus dilakukan seperti
penggunaan APD. Petugas juga harus melakukan pengangkutan dengan alat atau
menghindari adanya kontak dengan limbah. Transportasi yang digunakan dalam
pengangkutan limbah medis ebola harus aman, dapat menampung limbah,
tertutup, dan sesuai dengan standar. Rute yang akan dilalui dalam pengangkutan
harus dipastikan aman dan tidak menimbulkan kebocoran maupun insiden yang
berbahaya.
Istiqomah, A. N., Prasetyo, E., & Suwandi, J. F. (2023). Perilaku Tenaga Kesehatan Dalam
Pemilahan Limbah Medis Padat. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 5(3), 479–488.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-46294-5.00028-5
Kemenkes RI. (2017). Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Penyakit Ebola (R. B. Hapsari,
Rosmaniar, E. Muhiriyah, L. Aziza, M. Ihsan, A. Aqmarina, … D. A. Fajria, eds.).
Jakarta.
National Security Council (NSC)-led Domestic Resilience Group (DRG). (2019). Managing
Solid Waste Contaminated with a Category A Infectious Substance. (August). Retrieved
from https://www.phmsa.dot.gov/sites/phmsa.dot.gov/files/docs/transporting-infectious-
substances/6821/cat-waste-planning-guidance-final-2019-08.pdf