Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENCIPTAKAN RUANG KELAS YANG BERKARAKTER


DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS PERKULIAHAN
PENDIDIKAN KARAKTER

DISUSUN OLEH:

KELAS/SEMESTER : PGSD 1 / 5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM KEGURUAN
UNIVERSITAS GARUT
2020

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
a. Hakikat pendidikan karakter
b. Tujuan pendidikan karakter
c. Implementasi pendidikan karakter
d. Indikator keberhasilan pendidikan karakter
e. Menciptakan ruang kelas yang berkarakter
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak anak baik
lahir maupun batin dari sifat kodratnya menuju kearah peradaban yang manusiawi dan lebih baik.
Sebagai contoh dapat dikemukakan misalnya: anjuran atau surahan terhadap anak anak untuk duduk
yang baik, tidah bertriak triak agak tidak mengganggu orang lain, bersih badan, rapih pakean, hormat
terhadap orang tua, menyayangi yang muda, menghormati yang tua, menolong teman, dan seterusnya
merupakan proses pendidikan karakter. Hal tersebut serupa dengan uangkapan orang sunda di jawa
barat bahwa pendidikan karakter harus merujuk pada adanya keselarasan atara tekad ucap lampah
(niat,ucapan,dan perbuatan).

RUMUSAN MASALAH
Pokok persoalan yang akan di bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana Hakekat pendidikan karakter?
2. Bagaimana Tujuan pendidikan karakter ?
3. Bagaimana implementasi pendidikan karakter?
4. Bagaimana Indikator keberhasilan pendidikan karakter?
5. Bagaimana menciptakan ruang kelas yang berkarakter?

TUJUAN:
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengajak kita semua agar mengerti pendidikan karakter
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karkter dan
akhlak mulia pesertadidik secara untuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi
lulusan pada setiap satuan pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena
pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah, tetapi
bagaimana menanmkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan,
sehingga peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta
kepedulisn dsn komitmen. Untuk menerapkan kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang
dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata
melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat kepada orang lain dan nilai-
nilai karakter mulia lainnya. Dalam konteks pemikiran islam, karakter berkaitan
dengan iman dan ikhsan. Hal ini sejalan dengan ungkapan Aris Toteles,
bahwakarakter erat kaitannya dengan “ habit’ atau kebiasaan yang terus menerus
diamalkan.

Wynne ( 1991). Mengemukakan bahwa karakter berasaldari Bahasa yunani yang


berarti “ To Mark” ( Menandai ). Dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan
nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementrian Agama Republik
Indonesia ( 2010), Mengemukakakn bahwa karakter dapat diartikan sebagai totalitas
ciri-ciri pribadi yang melekat dan dapat di identifikasi pada perilaku individu yang
bersifat unuk, dalam arti secara khusus ciri-ciri ini membedakan antara satu individu
dengan individu yang lain. Meskipun karakter setiap individu ini besifat unik
karakteristik umum yang menjadi stereotif dari sekelompok masyarakat dan bangsa
dapat diidentifikasi sebagai karakter suatu komunitas tertentu atu bahkan dapat pula
dipandang sebagai karakter suatu bangsa. Dengan demikia
n istilah karakter berkaitan dengan kepribadian seseorang sehingga ia bisa disebut
orang yang berkararakter jika perilakunya sesuaai dengan etika atau kaidah moral.
Dalama pendidikan karakter diperlukan juga aspek perasaan (emosi), yang oleh
lickona(1992) disebut “ desiring the good” atau keinginan untuk melakukan
kebijakan.
dalam hal ini ditegaskan dalam pendidikan karakter yang baik harus melibatkan
bukan saja aspek “knowing the good” tetapi juga “ desiring the good” atau “loving
the good” dan “ acting the good” sehingga manusia tidak berprilaku seperti robot
yang di indroktrinasi oleh paham tertentu.
Melengkapi uraian diatas, Megawangi, pencetus pendidikan karakter di Indonesia
telah menyusun 9 pilar karakter yang mulia yang selayaknya dijadikan acuan dalam
pendidikan karakter baik disekolah maupun di luar sekolah, yaitu sbb:
1. Cinta allah dan kebenaran
2. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri
3. Amanah
4. Hormat dan santun
5. Kasihsayang peduli dan kerja sama
6. Percaya diri kreatif dan pantang menyerah
7. Adil dan berjiwa kepemimpinan
8. Baik dan rendahati
9. Toleran dancinta damai
Manajeman pendidikan Karakter BAB I hal: 3-5

B. Tujuan pendidikan karakter


Pendidikan karakter bertujaun untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan
yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara
utuh terpadu dan simbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap
satuan pendidikan.
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan
budaya sekolah yaitu nilai nilai melandasi perilaku,tradisi,kebiasaan sehari hari, serta
symbol symbol yang dipraktekan oleh semua warga sekolah dan masyarakat
sekitarnya. Budaya sekolah merupan ciri khas,karakter atau watak, dan citra sekolah
dimata masyarakat luas.
Manajeman pendidikan Karakter Bab I hal: 9

C. Implementasi pendidikan karakter


Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan
lingkungan dan pembiasaan melalui berbagai tugas keilmuan dalam kegiatan
kondusif. Dengan demikian apa yang dilihat didengar dirasakan dan dikerjakan oleh
peserta didik dapat membentuk karakter mereka. Selain menjadi keteladanan dan
pembiasaan sebagai metode pendidikan utama,penciptaan iklim dan budaya serta
lingkungan yang kondusif juga sangat penting, dan turut membentuk karakter peserta
didik.
Penciptaan lingkungan yang kondusif dapat di lakukan melalui berbagai variasi
metode sebagai berikut :

1) Penugasan
2) Pembiasaan
3) Pelatihan
4) Pembelajaran
5) Pengarahan dan
6) Keteladanan

Berbagai metode tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam


pembentukan karakter peserta didik. Pemberian tugas di sertai pemahaman akan
dasar-dasar filosofinya, sehingga peserta didik akan mengerjakan berbagai tugas
dengan kesadaran dan pemahaman, kepedulian dan komitmen yg tinggi. Setiap
kegiatan mengandung unsur-unsur pendidikan, sebagai contoh dalam kegiatan
kepramukaan, terdapat pendidikan kesederhanaan, kemandirian, kesetiakawanan, dan
kebersamaan, kecintaan pada lingkungan dan kepemimpinan. Dalam kegiatan
olahraga terdapat pendidikan kesahatan jasmani, penanaman sportifitas, kerja sama
(team work) dan kegigihan dalam berusaha.
Manajeman pendidikan Karakter Bab I hal: 9-10

D. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter


Ada beberapa indikaator keberhasilan pendidikan karakter, Antara lain :
 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
anak
 Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
 Menunjukkan sikap percaya diri
 Mematuhi aturan-aturan sosialyang berlaku dalam lingkungan yang lebih
lauas.
 Menghargai keberaggaman agama, budaya, suku, ras dan golaongan sosial
ekonomi dalam lingkap nasional.
 Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-
sumber lain
secara logis, kritis, inovatif dan kreatif.
 Menunjukkan Kemampuan berfikir logis, kritis, inovatif dan kreatif.
 Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang
dimiliknya.
 Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mendeskripsikan gejala alam dan sosial.

Selain itu, indikator keberhasilan Program pendidikan karakter di sekolah dapat


diketahui dari berbagi perilaku sehari-hari yang tampakdalam setiap aktivitas sebagai
berikut :

 Kesadaran
 Kejujuran
 Keikhlasan
 Kesederhanaan
 Kemandirian
 Kepedulian
 Kebebasan dalam bertindak
 Kecermatan atau ketelitian
 Komitmen
Manajeman pendidikan Karakter Bab I hal: 10-12

E. Menciptakan ruang kelas yang berkarakter


Untuk menciptakan ruang kelas yang berkarakter dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain sebagai berikut :
 cintakan lingkungan yang kondusif
yang perlu diperhatikan dalam menyukseskan pendidikan yang berkarakter di
kelas adalah lingkungan yang kondusif-akademik, baik secara fisik maupun
non fisik lingkungan yang aman,nyaman dan tertib dipadukan dengan
optimism dan harpan yang tinggi,serta kegiatan kegitan yang terpusat pada
peserta didik merupakan iklim yang membangkitkan nafsu gairah dan
semangat belajar. Iklim yang demikian akan mendorang terciptanya
masyarakat belajar disekolah, karena iklim belajar yang kondusif merupan
tulang punggung dan factor pendorang yang dapat memberikan daya Tarik
tersendiri bagi proses belajar sebaliknya, iklim belajar yang kurang
menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan
lingkungan ynag kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang
menyenangkansepertisarana,laboratorium,pengaturan lingkungan,penampilan
dan sikap guru,hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru
dan diantara peserta didik itu sendiri.
Lingkungan yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai
layanan dan kegiatan sbb:
1. memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat
dalam tugas pembelajaran
2. memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang
berprestasi
3. mengembangkan organisasi kelas yang efektif,menarik,nyaman,dan
aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal
4. menciptakan kerjasama saling menghargai, baikantara peserta didik
maupun antara peserta didik dengan guru
5. melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan
pembelajaran
6. mengembankan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama
antara peserta didik dan guru sehingga guru lebih banya bertindak
sebagai fasilitator dan sumber belajar
 dukung dengan fasilitas dan sumber belajar yang memadai
fasilitas dansumber belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung
suksesnya implementasi pendidikan karakter antara lain laboratorium,pusat
sumber belajr dan perpusatkaan,serta tenaga pengelola dan peningkatan
kemampuan pengelolaannyafasilitas dan sumber belajr tersebut perlu didaya
gunakan seoptimal mungkin,dipelihara dan disimpan dengan sebaikbaiknya.
Selain itu kreatifitas guru dan peserta didik perlu senantiasa ditingkatkan
untuk mebuat dan mengembangkan alat alat pembelajaran serta alat peraga
lainnya yang berguna bagi penigkatan kwalitas belajar. Kratifitas tersebut
diperlukan bukan semata mata karena keterbatasan fasilitas dan dana dari
pemerintah, tetapi merupakan kwajiban yang harus melekat pada setiap guru
untuk berkreasi,berimprofisasi, berinisiatif dan inovatif. Pendayagunaan dan
sumber belajar perlu dikaitkan dengan kompetensi dasar yang ingin dipacap
dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain fasilitas dan sumber belajr
dipilih dan digunakan dalam proses beljar apabila sesuai dan menunjang
tercapinya kompetensi dasar. Dalam menyukseskan implementasi pendidikan
karakter pendaya gunaan dan sumber belajar memiliki kegunaan sbb:
1. merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses
pembelajaran yang akan ditempu
2. merupakan pemandu secara teknis dan langkah langkah oprasional untuk
menelusuri secara lebih teliti menuju pada pembentukan kompetensi
secara tuntas
3. memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh contoh yang berkaitan
dengan kompetensi dasar yang akan dikembangkan
4. memberikan petunjuk dan gambaran kaitan kompetensi dasar yang
sedang dikembangkan dengan kompetensi dasar lainnya
5. menginformasikan sejumblah penemuan baru yang pernah diperoleh
orang lain yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu
6. menunjukan berbagai permasalahan yang timbul sebagai konsekuensi
logis dalam pengembangan kompetensi dasar yang menuntut adanya
kemampuan pemecahan dari peserta didik yang sedang belajar

 tumbuhkan disiplin peserta didik


disiplin diri peserta didik bertujuan untuk membantu menemukan diri serta
berusaha menciptakan suasana aman nyamandan menyenangkan bagi
kegiatan pembelajaran.
Sehingga mereka menaati segala peraturan yang ditetapkan.
Soelaeman (1985: 77) mengemukakan bahwa guru berfungsi sebagai
pengemban ketertiban yang patut digugu dan ditiru tetapi tidak diharapkan
sikap yang otoriter.
Memerhatikan pendapat reisman dan payne (1987 :239-241) dapat
dikemukaan 9 strategi untuk mendisiplikan pesrta didik sbb:
1. konsep diri
2. ketrampilan berkomunikasi
3. konsekuensi logis dan alami
4. klarifikasi nilai
5. analisis trassaksional
6. terapi realitas
7. disiplin yang terintegrasi
8. modifikasi perilaku
9. tantangan bagi disiplin
 wujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru
guru adalah sosok yang dapat digugu dan ditiru karena guru merupakan
factor penting yang besar pengaruhnya bahkan sangat menentukan berhasil
tidaknya peserta didik belajar . guru sebagai penganti peran orang tua
disekolah perlu memiliki kesadaran,pemahaman ,kepedulian dan komitmen
untuk membimbing peserta didik menjadi manusia soleh dan bertaqwa. Fitrah
kecintaan guru kepada peserta didik telah mendorong berbagai upaya untuk
menjadikan peserta didik menjadi makhluk yang lebih baik. Allah swt
berfirman “ sesungguhnya hartamu dan anak anakmu hanyalah ujian
( bagimu) dan disisi allah lah pahala yang besar” ( Q.S ath- thaghabumd : 14-
15)
Guru sebagai vasilitator setidaknya harus memiliki tujuh sikap seperti yang
diidentifikasikan oleh Rogers (dalam Knowles,1984) Sebagai berikut :
1. Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya atau
kurang terbuka
2. Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan
perasaannya.
3. Mau dan mampu menerima ide peserta dddidik yang inovatif dan kreativ
bahkan yang sulit sekalipun.
4. Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta
didik seperti halnya terhadap bahan pembelajaran.
5. Dapat menerima (feedback) baik yang positif mauapun negatif.
6. Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses
pembelajaran.
7. Menghargai prestasi peserta didik.

 libatkan seluruh warga sekolah


Keberhasilan pendidikan karakter sangat ditentukan oleh keterlibatan seluruh
warga sekolah. Dalam hal ini warga sekolah harus terlibat dalam
pembelajara, diskusi dan rasa memiliki dalam upaya pendidikan karaktaer.
 penataan ruang kelas
Seorang guru harus bisa menata kelas dangan bailk, yang bertujuan supaya di
dalam proses pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien, dalam
penataan kelas yang menciptakan suasana kondusif.
Manajeman pendidikan Karakter BabII hal: 19-37

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan


moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah
benar-salah, tetapi bagaimana menanmkan kebiasaan tentang hal-hal yang
baik dalam kehidupan, sehingga peserta didik memiliki kesadaran, dan
pemahaman yang tinggi, serta kepedulisn dsn komitmen. Untuk menerapkan
kebijakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter bertujaun untuk meningkatkan mutu proses dan


hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh terpadu dan simbang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan,
penciptaan lingkungan dan pembiasaan melalui berbagai tugas keilmuan
dalam kegiatan kondusif.

Setiap kegiatan mengandung unsur-unsur pendidikan, sebagai contoh


dalam kegiatan kepramukaan, terdapat pendidikan kesederhanaan,
kemandirian, kesetiakawanan, dan kebersamaan, kecintaan pada lingkungan
dan kepemimpinan.

Ada beberapa indikaator keberhasilan pendidikan karakter, Antara


lain :
 Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan
anak
 Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
 Menunjukkan sikap percaya diri
 Mematuhi aturan-aturan sosialyang berlaku dalam lingkungan yang lebih
lauas.

Menciptakan ruang kelas yang berkarakter


 cintakan lingkungan yang kondusif
 dukung dengan fasilitas dan sumber belajar yang memadai
 tumbuhkan disiplin peserta didik
 tumbuhkan disiplin peserta didik
 wujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru
 libatkan seluruh warga sekolah
 penataan ruang kelas
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa,H.E..2013.ManajemenPendidikan Karakter.Bumi.Akasara.(Jakarta:hal 1-281).

Anda mungkin juga menyukai