Anda di halaman 1dari 25

Proposal Skripsi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU


DISIPLIN PADA SANTRI PUTRI TINGKAT MADRASAH ALIYAH DI
PONDOK PESANTREN AL-MAHRUSIYAH 1 ASRAMA AR-RASYIDAH
LIRBOYO KEDIRI

OLEH
FATIMA KAMALIA
NPM. 18.06.0.0258
NIRM. 2018.4.008.0425.1.000216

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI


FAKULTAS DAKWAH
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

i
DESEMBER 2021

ii
Proposal Skripsi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU


DISIPLIN PADA SANTRI PUTRI TINGKAT MADRASAH ALIYAH DI
PONDOK PESANTREN AL-MAHRUSIYAH 1 ASRAMA AR-RASYIDAH
LIRBOYO KEDIRI

Proposal
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan skripsi

Oleh
Fatima Kamalia
NPM. 18.06.0.0258
NIRM. 2018.4.008.0425.1.000216

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI

FAKULTAS DAKWAH

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

DESEMBER 2021

1
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU


DISIPLIN PADA SANTRI PUTRI TINGKAT MADRASAH ALIYAH DI
PONDOK PESANTREN AL-MAHRUSIYAH 1 ASRAMA AR-RASYIDAH
LIRBOYO KEDIRI

FATIMA KAMALIA

NPM. 18.06.0.0258

NIRM. 2018.4.008.0425.1.000216

Proposal skripsi ini telah di seminarkan pada tanggal, dan disetujui untuk
pembimbing

Kediri,

Penguji proposal

(…………………………..)

2
A. Latar Belakang

Setiap lembaga pasti tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan


yang membutukan jalan penyelesaiannya, termasuk lembaga pondok
pesantrenpun juga tidak terkecuali, dimana permasalahan yang sedang
marak-maraknya di pondok pesantren Al-Mahrusiyah ini adaah pelanggaran-
pelanggaran yang sering di abaikan oleh santri terutama santri yang
tingkatan formalnya Madrasah Aliyah.
Keseharian di pondok pesantren di isi dengan rangkaian kegiatan yang
di lengkapi dengan peraturan-peraturan yang di berlakukan baik pada
kegiatan formal maupun non formal. Semua diatur dan di tata peraturan-
peraturan sesuai dengan ketentuan yang sudah di tetapkan oleh pengurus
pondok. Namun perbedaan tingkatan formal dan usia di antara santri itu
menimbulkan perbedaan pula bagi santri dalam melaksanakan peraturan-
perturan yang sudah di tetapkan.
Perbedaan antara santri putri tingkat formal Madrasah Aliyah dan
santri tingkat formal mahasiswi dalam melaksanakan peraturan-pertauran
sangat terlihat, dimana santri tingkat formal Madrasah Aliyah yang sering
sekali melakukan pelanggaran mulai dari pelanggaran yang tarafnya masih
rendah yang parah, seperti bolos sekolah atau ngaji, menggunakan pakaian
yang tidak sesuai ketentuan pondok, keluar pondok tanpa izin (kabur),
membaca novel, memakai baju yang terlarang di pondok, mandi di atas jam
21: 00 WIB, mengoperasikan Hp di dalam pondok, sambangan di luar waktu
yang sudah di tentukan bahkan ketahuan pacaran.Berbeda dengan santri putri
tingakat formal mahasiswi yang tingkat pelanggaaran yang di lakukan jauh
lebih redah dari pada santri putri tingkat formal Madrasah Aliyah.
Santri yang bermasalah dengan lingkungan pondok pesantren akan
berdampak pada motivasi mereka dalm belajar. Mereka akan terliht bosan
tau kurang bersemangat ketika belajar dan tidak termotivasi dalam menjalani
program di pondok pesantren. Dampak paling serus di permasalahn ini

3
adalah dimana prestasi belajar santri dapat menjadi terus menurun da bahkan
dapat berakibat pada terancamnya mereka untuk tidak naik kelas.
Fenomana permasalahan ini tentu membutuhkan sosuli untuk penyelesaian
bagi santri tingkat formal Madrasah Aliyah yang sedang marak-maraknya menjadi
perbincangan karena banyaknya pelanggran yang telah di lakukan, di mana Hal
tersebut dapat di buktikan pada wawancara awal peneliti dengan koordinator
pengurus kemananan pondok, didapatkan bahwa fenomena pelanggaran yang sering
terjadi di lapangan memang sebagian besar dilakukan oleh santri yang berda pada
fase remaja yaitu santri pada jenjang madrasah Aliyah. Perilaku tidak disiplin pada
fenomena di pondok pesantren banyak dilakukan oleh santri pada fase remaja.
Penyebab permasalahan-permasalahan kedisiplinan pada santri fase remaja
ini di jelaskan oleh Hurlock yaitu di karenkan masa remaja merupakan msa
labil dimana individu berusaha mencari jati dirinya dan mudah sekali
menerima informasi dari luar dirinya tanpa ada pemikiran yang lebih lanjut,
hal ini yang membuat remaja cenderung melakukan beberapa pelanggaran
kedisiplinan di pondok pesantren karena mereka cenderung melakukan
tindakan tanpa memikirkan sebabdan akibatnya, karean pada masa remaja
rata-rata individu belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk bisa
membuat keputusan yang tepat dan matang dalam semua bidang
kehiduapan.1
Oleh karena itu, salah satu solusi yang dapat di lakukan untuk
mengurangi peanggaran-pelanggran yang di lakukan santri putri tingkat
formal Madrasah Aliyah adalah adanya dukungan sosial.
Sebagiamana yang di jelaskan oleh Saputri, bahwa dukungan sosial di
pondok pesantern berupa pengertian dan perhatian dari orang-orang sekitar
dapat memberikan semangat bagi santri yang mulai bosan menjalani
kegiatan rutinitas pondok pesantren, sedangkan memberikan saran pada
santri untuk bersikap terbuka dalam mengkomunikasikan permaslahan yang
dialaminya dan memberikan bantuan yang dibutuhkan akan mendorong

1
Kumalasari, Fani., & Latifah Nur A. (2012). Hubungan Antar Dukunagn Social Dengan
Penyesuaian Diri Remaja Di Pant Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. No.1. Vol. 0. 21-31.

4
santri mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang sekitar,
memiliki pandangan tentang masa depan, mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan berusaha untuk berperilaku disiplin.2
Pondok pesantren Al- Mahrusiyah merupakan situs penelitian yang
akan peneliti gunakn untuk mengkaji hubungan anatara dukungan sosial
dengan perilaku disiplin santri tingkat madrasah aliyah. Pondok pesantren ini
berlokasi di jalan KH. Abdul Karim No. 09 Lirboyo Kediri jawa
timur.pesantren yang memiliki jumlah santri kurang lebih 400 orang yang
meliputi santri ienjang formal Madrasah Aliyah dan mahasiswi.

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penelitian, maka perlu dirumuskan masalah apa yang


menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini penulis mencoba merumuskan masalah
penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana dukungan sosial pada santri pondok pesantren putri tingkat


Madrasah Aliyah HM Al-Mahrusiyah Asrama Ar-Rasyidah 1 Lirboyo
Kediri?
2. Bagaimana perilaku disiplin pada santri putri tingkat Madrasah Aliyah
dipondok pesantren putri HM Al-Mahrusiyah 1 Asrama Ar-Rasyidah
Lirboyo Kediri?
3. Apakah ada hubungan antara dukungan social dengan perilaku disiplin santri
putri tingkat Madrasah Aliyah di pondok pesantren putri HM Al-Mahrusiyah
Asrama Ar-Rasyidah 1 Lirboyo Kediri?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari peneliti ini adalah :

2
Saputri, S. A. Hubungan antar religiusitas dan dukungan sosial dengan psychological
wellbeing pada santri kelas VII pondok pesantren tahfidzul qur‟an ibnu „abbas klaten. Jurnal ilmiah
Candrajiwa, Vol. 2 no. 3. Hal 22-31.

5
1. Untuk mengetahui dukungan social pada santri pondok pesantren putri
tingkat Madrasah Aliyah HM Al-Mahrusiyah 1 Lirboyo Kediri.
2. Untuk mengetahui perilaku disiplin pada santri dipondok pesantren putri
tingkat Madrasah Aliyah HM Al-Mahrusiyah 1 Lirboyo Kediri.
3. Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan perilaku disiplin pada
santri pondok pesantren putri tingkat Madrasah Aliyah HM Al-Mahsrusiyah
1 Lirboyo Kediri.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang


baik, sebagaimana berikut :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik
terhadap pengembangan kajian ilmu psikologi,
Serta dapat berkontribusi baik terhadap sebuah teori yang sangat berkaitan
erat dengan hubungan social dan perilaku disiplin pada santri pondok
pesantren putri tingkat Madrasah Aliyah HM Al-Mahrusiyah 1 Lirboyo
Kediri.

2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diterapkan dan dimanfaatkan dalam konteks yang
lebih luas diantaranya :
a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini dapat membantu memahami tentang
pentingnya hubungan social dan perilaku disiplin pada santri pondok
pesantren putri tingkat Madrasah Aliyah HM Al-Mahrusiyah 1 Asrama Ar-
Rasyidah Lirboyo Kediri.
b. Bagi fakultas, penelitian ini diharapakan mempu memberikan kontribusi
sebagai upaya pembekalan bagi mahaiswa tentang pentingnya hubungan
social dan perilaku disiplin pada santri pondok pesantren putri tingkat

6
Madrasah Aliyah HM Al-Mahrusiyah 1 Asrama Ar-Rasyidah Lirboyo
Kediri.
c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan agar dijadikan sebagai referensi
dan pertimbangan ataupun perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan hubungan social dan perilaku disiplin pada santri pondok
pesantren putri tingkat Madrasah Aliyah HM Al-Mahrusiyah 1 Asrama Ar-
Rasyidah Lirboyo Kediri.

E. Hipotesis Penelitian

Ada hubungan yang signifikan antara hubungan sosial dan perilaku


disiplin pada santri pondok pesantren putri tingkat Madrasah Aliyah HM Al-
Mahrusiyah 1 Asrama Ar-Rasyidah Lirboyo Kediri.

F. Definisi Operasional
1. Dukungan Sosial
Dukungan sosial merupakan pengalaman menerima pertolongan dari

orang lain, seperti dari keluarga dan teman-teman. Dukungan sosial

terjadi ketika merasakan sikap dan tindakan orang lain yang tanggap dan

mau memperhatikan apa yang diperlukan.

2. Perilaku Disiplin

Disiplin merupakan kepatuhan seseorang dalam melaksanakan

peraturan yang berlaku yang menjadi tanggung jawabnya baik secara

tertulis maupun tidak tertulis dan sanggup menerima sanksi apabila

melanggar peraturan yang sudah ditetapkan.

7
3. Santri Putri

Menurut Haedari, “santri” berasal dari bahasa Jawa dari kata “cantrik”

yang artinya seseorang yang mengikuti seorang guru ke mana guru ini

menetap, tentunya dengan tujuan dapat belajar darinya mengenai suatu

keahlian.3 Sedangkan menurut Munir Mulkhan kata santri mempunyai arti

"...murid atau orang yang belajar di pondok pesantren."4

Adapun yang dimaksud santri dalam penelitian ini adalah seseorang

yang belajar Agama Islam lebih mendalam dengan ilmu tertulis maupun

tersirat (buku maupun pengalaman) dan tinggal sementara di Pondok

Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri. Dengan beberapa indikator

diataranya: Mentadhimi guru (abah, umi, serta ustadz/ ustadzah),

melaksanakan kegiatan wajib yang sudah ada di dalam pondok pesantren,

serta mentaati peraturan pondok pesantren.

4. Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri

Kata pondok berasal dari funduq (bahasa arab) yang artinya ruang
tidur, asrama atau wisma sederhana, karena pondok memang sebagai
tempat penampung sederhana dari para pelajar/santri yang jauh dari tempat
asalnya.1Pesantren merupakan bagian dari pendidikan nasional yang
memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia.5 Dengan
kemandirian yang dimiliki, pesantren akan menjadi lembaga pendidikan
yang otonom, baik dari sistem pembelajaran maupun pendanaan.Jadi,

3
Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina,
1997), hlm. 20.
4
Abdul Munir Mulkhan, Moral Politik Santri-Agama dan Pembelaan Kaum Tertindas,
(Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 300.
5
Irwan, Zain dan Hasse, Agama, Pendidikan Islam dan Tanggung Jawab Sosial Pesantren,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, h.124

8
pondok pesantren dapat diartikan yaitu tempat tinggal sekaligus tempat
para santri menimba ilmu khususnya ilmu agama.
Dan pondok pesantren yang akan di jadikan penelitian oleh peneliti
adalah pondok pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri, dimana di
pondok pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri selain mengajarkan
tentang ilmu agama atau non formal, juga mengajarkan ilmu umum atau
formal yang meliputi jentang TK, SD, MTS, SMP, SMK, dan juga MA
(Madrsah Aliyah).

G. Kajian Teori
1. Dukungan Sosial

Dukungan sosial merupakan pengalaman menerima pertolongan dari

orang lain, seperti dari keluarga dan teman-teman. Dukungan sosial

terjadi ketika merasakan sikap dan tindakan orang lain yang tanggap dan

mau memperhatikan apa yang diperlukan. Taylor, berpendapat bahwa

dukungan sosial adalah informasi dari orang lain yang memberikan

perhatian dan merupakan bagian dari jaringan komunikasi serta saling

memiliki kewajiban. Katc dan Kahn berpendapat bahwa dukungan sosial

adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, perhatian, pengakuan,

dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu dari orang lain, yaitu orang

yang berarti dalam kehidupan individu yang bersangkutan. Dukungan

sosial merupakan transaksi interpersonal yang mencakup afeksi positif,

penegasan dan bantuan.6

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

6
Ellyazar, Y. (2013). Hubungan antara orientasi religius dan dukungan sosial dengan
kedisiplinan beribadah pada warga gereja. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No.1, 39-53

9
dukungan sosial adalah dukungan atau perhatian yang berasal dari orang

lain memberikan pengaruh terhadap orang yang mendapatkan dukungan

tersebut.

2. Perilaku Disiplin

Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu

dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena

didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya.

Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang

muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu.

Istilah tata tertib berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk

menciptakan kondisi yang tertib dan teratur . Berdasarkan pengertian

diatas, dapat disimpulkan disiplin merupakan kepatuhan seseorang dalam

melaksanakan peraturan yang berlaku yang menjadi tanggung jawabnya

baik secara tertulis maupun tidak tertulis dan sanggup menerima sanksi

apabila melanggar peraturan yang sudah ditetapkan.

3. Kenakalan Remaja

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kenakalan dengan kata dasar

nakal adaiah suka berbuat tidak baik, suka mengganggu, dan suka tidak

menurut Sedangkan kenakalan adaiah perbuatan nakal, perbuatmi tidak

10
baik dm bersifat mengganggu ketenangan orang lain, tingkah laku yang

melanggar norma kehidupan masyarakat.7

Pada masa remaja teijadi pertumbuhan fisik yang besar karena disini

sering terjadi kesalah pahaman antar orang dewasa dengan remaja, ia

mengira bahwa ia sudah merasa dewasa dan mampu untuk disertai

tanggung jawab, Perubahan jasmani yang menyebabkan kegoncangan

perasaan remaja terutama perubahan yang dialaminya itu tidak

dipahaminya, sehingga menimbuikan kecemasan ketidakpuasan dan

kebingungan. Pertumbuhan itulah yang kemudian dapat menimbuikan pula

dorongan-dorongan baru yang belum dikenalnya.8

H. Peneitian Terdahulu

Pertama, Jurnal penelitian oleh Admaja Dwi Herlambang dan Satrio


Hadi Wijoyo “Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Kedisiplinan
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI TKJ Mata Pelajaran Teknologi
Jaringan Berbasis Luas (WAN) di SMK Negeri 6 Malang” hasil analisis yang
di peroleh menyatakan bahwa Dukungan sosial teman sebaya dan kedisiplinan
belajar siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 6 Malang tidak mempengaruhi hasil
belajar Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN), dibuktikan dengan
signifikansi 0,233 > 0,05 dengan demikian maka H03 diterima, dan besar
kontribusinya 0,044 atau 4,4%. Pendekatan kuantitatif dan model penelitian
korelasional dipilih sebagai metode penelitian. Data penelitian dikumpulkan
dari hasil kuesioner dan dokumentasi.
Populasi penelitian sebanyak 68 orang siswa kelas XI TKJ dan
menjadikan semua anggota populasi menjadi sampel penelitain (teknik
7
Desi, Anwar, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya : Amelia. 2003 ) Hal. 98
8
Sri rahayu, "konflik sosial remaja di tinjau dari segl pendidikan. Skripsi sarjana pendidikan
islam. ( Palembang: Perpustakaan Fai UMP, 2005 ) hal 15

11
sampling jenuh). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari
variabel dukungan sosial teman sebaya dan kedisiplinan belajar terhadap
kedisiplinan hasil belajar siswa XI TKJ pada mata pelajaran WAN di SMKN 6
Malang tahun ajaran 2019/2020.
Kedua, Berdasarakan hasil penelitian oleh Ani Marni, Rudy Yuniawati,
“Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan Diri Pada Lansia Di
Panti Wredha Budhi Dharma Yogjakarta” dari hasil penelitiannya dapat di
ambil kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara
dukungan sosial dengan penerimaan diri pada lansia di Panti Wredha Budhi
Dharma Yogjakarta. Metode pengambilan data yang di gunakan dalam
penelitian adalah metode skala sikap. Penelitian ini akan di analisi
menggunakan teknik analisi korelasi product moment dari person. Hasil
pengujian koefisien korelasi yaitu (r) sebesar 0,604 da F sebesar 23,764 dengan
tarif signifikan (p) sebesar 0.000 (p<0,01) yang menunjukkan bahwa adanya
hubungan positif yang sangat signifikan antar dukungan sosial dengan
penerimaan diri pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogjakarta.9
Ketiga, penelitian selanjutnya di lakukan oleh isnawati dan suhariadi
dengan judul “Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri
Masa Persiapan Pension Pada Karyawan PT Pupuk Kaltim” penelitian ini
menjelaskan bahwa ada hubungan anatar dukungan sosial dengan penyesuaian
diri masa persiapan pensiun, artinya semakin tinggi dukungan sosial, maka akan
semakin tinggi penyesuaian diri.penelitian ini menggunakan kuantitatif
inferensial dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
datanya.10
Keempat, dari Penelitian yang dilakukan oleh Noviana meneliti tentang
”Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Penerimaan Diri
Individu yang Mengalami Asma” Penelitian ini merupakan penelitian
9
Marni,A., Yuniawati, R (2015). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan
Diri Pada Lansia Di Panti Wredha Budhi Dharma Yogjakarta. Jurnal fakultas psikologi, 3, (1).
10
Isnawati, D., Suhariadi, F, (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian
Diri Masa Persiapan Pension Pada Karyawan PT Pupuk Kaltim. Jurnal psikologi industry dan
organisasi, 02. (1).

12
kuantitatif dengan metode korelasi. Sampel pada penelitian ini adalah 105
individu yang mengalami asma di Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar yang dipilih
dengan teknik sistematik random sampling. Alat pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner. Uji validitas kuesioner dukungan sosial
keluarga menunjukkan terdapat 5 pernyataan gugur dan 27 pernyataan valid
dari 32 pernyataan, dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,896. Uji validitas
kuesioner penerimaan diri menunjukkan terdapat 12 pernyataan gugur dan 30
pernyataan valid dari 42 pernyataan, dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,899.
Analisis data menggunakan analisis Pearson Product Moment. Hasil penelitian
menunjukkan nilai r sebesar 0,687 dengan p sebesar 0,000. Berdasarkan hasil
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
dukungan sosial keluarga dengan penerimaan diri individu yang mengalami
asma.11
Kelima, berdasarkan hasil analisis penrlitian yang di lakuakn oleh wida
megawati dan prabandini Mulyana, dengan judul “ Hubungan antara Dukungan
Sosial Dengan Semangat Kerja Dalam Berorganisasi Pada Pegurus Osis SMA”
penelitian menjelaskan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial
dengan semangat kerja dalam berorganisasinya.penelitian ini menggunakan
kuantitatif asosiatif, yaitu menghubungkan antara 2 variable atau lebih dengan
menggunakan analisis korelasi.

Table 1.1. Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

N JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN


O
1 Pengaruh Menggunakan metode 1) Populasi penelitian
Dukungan Sosial penelitian kualitatif dan sebanyak 68 orang
Teman Sebaya menggunakan analisis siswa kelas XI TKJ
dan Kedisiplinan korelasi untuk dan menjadikan
Belajar Terhadap mmengetahui pengaruh semua anggota
Hasil Belajar dari variabel dukungan populasi menjadi
11
Noviana (2013), Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Penerimaan Diri
Individu yang Mengalami Asma. Jurnal Psikologi Udayana 2013, Vol. 1, No. 1, 12-21.

13
Siswa Kelas XI sosial teman sebaya dan sampel penelitain
TKJ Mata kedisiplinan belajar 2) Terdapat tiga buah
Pelajaran terhadap kedisiplinan variabel yang diteliti
Teknologi hasil belajar siswa XI TKJ yakni Dukungan
Jaringan Berbasis pada mata pelajaran WAN sosial teman sebaya
Luas (WAN) di di SMKN 6 Malang tahun teman sebaya,
SMK Negeri 6 ajaran 2019/2020. kedisiplinan belajar
Malang dan hasil belajar.
2 Hubungan Antara 1) Menguji antara 1) Subjek yang diteliti
Dukungan Sosial hubungan 2 Variable yaitu Pada Lansia Di
Dengan dengan metode Panti Wredha Budhi
Penerimaan Diri peneitian kuantitatif Dharma Yogjakarta
Pada Lansia Di dengan analisis 2) teknik pengambilan
Panti Wredha koreasi. sampel nya yaitu
Budhi Dharma 2) Variable Y yang di 3) menggunakan teknik
Yogjakarta gunakan juga berupa analisi korelasi
dukungan sosial product moment
dari person
4) variable yang kedua
yakni variabel X
berbeda yaitu
Penerimaan Diri
3 Hubungan Antara 1) Menguji antara 1) Subjek yang diteliti
Dukungan Sosial hubungan 2 Variable Karyawan PT Pupuk
Dengan dengan metode Kaltim yang dalam
Penyesuaian Diri peneitian kuantitatif masa persiapan
Masa Persiapan dengan analisis pensiun
Pension Pada koreasi. 2) Variable yang kedua
Karyawan PT 2) Variable Y yang di yakni variabel X
Pupuk Kaltim gunakan juga berupa nya adalah
dukungan sosial penyesuaian diri
3) Menggunakan
teknik kuantitatif
inferensial
4 Hubungan Antara 1) Menguji antara 1) Terletak pada
Dukungan Sosial hubungan 2 Variable Subjek penelitian
Keluarga dengan dengan metode nya yaitu Individu
Penerimaan Diri peneitian kuantitatif yang Mengalami
Individu yang dengan analisis Asma
Mengalami koreasi. 2) Variable kedua yaitu
Asma” 2) Variable Y yang di variable X nya
gunakan juga berupa adalah penerimaan
dukungan sosial diri
5 Hubungan antara 1) Menguji antara 1) Variable X yang

14
Dukungan Sosial hubungan 2 Variable digunakan adalah
Dengan dengan metode semangat kerja
Semangat Kerja peneitian kuantitatif daam berorganisasi
Dalam 2) Variable Y yang di 2) Analisis penelitian
Berorganisasi gunakan juga berupa yang di gunakan
Pada Pegurus dukungan sosial adalah teknik
Osis SMA analisis sistematik
random sampling
3) Subjek penelitian
adalah pengurus
Osis SMA

I. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode

penelitian kuantitatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab

masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka dan program

statistik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi

yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable Y (Perilaku

Disiplin) terhadap Variable X (Dukungan Sosial).

2. Populasi dan Sampel


a) Populasi
Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk melakukan penelitian di
Asrama Ar-Rosyidah Pondok Pesantren Putri HM Al-Mahrusiyah 1
Lirboyo Kediri . Jumlah populasi siswi MA (Madrasah Aliyah) di asrama
ar-rosyidah pondok pesantren Al-Mahrusiyah putri 1 pusat berjumlah 257
orang.
b) Sampel

15
Menurut Arikunto, sampel adalah wakil populasi yang diteliti. Bila
sampel yang diambil jumlahnya kecil, maka besar kemungkinan akan
diperoleh sampel yang tidak representatif dibandingkan bila sampel yang
diambil jumlahnya besar. Sampel yang tidak representatif mengandung
pengertian bahwa sampel tersebut tidak dipercaya menghasilkan
kesimpulan yang tidak akurat.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang sedang di teliti.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan jika populasi penelitian
kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun jika
lebih dari 100 maka diambil 15%, 20% atau 25%12.
Subjek dalam penelitian ini adalah santri tingkat Madrasah Aliyah
Pondok Pesantren Al-Mahrusiyah putri Lirbyo. Sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, yang
mana populasinya mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proposional. Jumlah populasi santri Pondok
Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo sebanyak 257 terdiri dari 78 santri
kelas 10 Madrasah Aliyah, 87 santri kelas 11 Madrasah Aliyah dan 92
santri kelas 12 tingkat Madrasah Aliyah. Dari 257 santri 9kan diadakan
uji skala pada 51 santri. Sampel yang akan digunakan sebanyak 177 santri
dengan taraf keslahan 5 % dalam Sugiyono, jumlah sampel.

Table 1.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Kelas

No. Kelas Jumlah Santri Hasil sample


stratified
1. 10 Madrasah 78 0,24 77
Aliyah
2. 11 Madrasah 87 0,35 59
Aliyah
3. 12 Madrasah 92 0,41 41
Aliyah
Jumlah 257 177

12
Arikunto, “prosedur penelitian suatu pendekatan praktik”, (Jakarta : rineka, 2011),

16
Sample di bawah didapat dengan pengelompokan jumlah santri
perkelas dibagi dengan jumlah santri keseluruan lalu dikalikan jumlah
sampel.

3. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a) Wawancara

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data awal


tentang variabel Dukungan Sosial dan Perilaku Disiplin.

b) Skala

1) Skala Dukungan Sosial


Skala Dukungan Sosial ini berjumlah 34 item terdiri dari 15
butir favourable dan 19 butir unfavourable dengan 4 pilihan respon
(Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju).
Adapun skor yang didapat pada butir favourable adalah Sangat Setuju
= 4; Setuju = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1.
Begitupula sebaliknya untuk skor yang didapatkan pada butir
unfavourable adalah Sangat Setuju = 1; Setuju = 2, Tidak Setuju = 3
dan Sangat Tidak Setuju = 4.

Table 1.3 Skala Dukungan Sosial

No Aspek Indikator Perilaku


1. Emosional 1) Mendapatkan perhatian dari orang tua,
teman, ustadz, dan pengasuh
2) Mendapatkan kepedulian dari orang
tua, teman, ustadz, dan pengasush
3) Mendapatkan kasih sayang dari orang

17
tua, teman, ustadz, dan pengasuh
2. Nstrumental Menerima fasilitas pendidikan yang layak
1) Mendapatkan nasehat dari orang tua,
teman, ustadz, dan pengasush
2) Mendapatkan bimbingan dari orang
3. Informational
tua, teman, ustadz, dan pengasuh
3) Adanya komunikasi aktif dengan orang
tua, teman, ustadz, dan pengasuh
1) Mempunyai hubungan erat dengan
teman
4. Companionship 2) Terlibat dengan suatu keanggotaan
3) Mendapatkan kebahagian dari kegiatan
bersama

2) Skala Perilaku Disiplin

Skala Perilaku Disiplin ini berjumlah 40 item terdiri dari 18 butir


favourable dan 22 butir unfavourable dengan 4 pilihan respon (Sangat
Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju). Adapun skor
yang didapat pada butir favourable adalah Sangat Setuju = 4; Setuju =
3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Begitupula
sebaliknya untuk skor yang didapatkan pada butir unfavourable adalah
Sangat Setuju = 1; Setuju = 2, Tidak Setuju = 3 dan Sangat Tidak
Setuju = 4.

Table 1.4 Skala Prilaku Disiplin

No Aspek Indikator Perilaku


1) Mentaati segala peraturan yang
ditetapkan oleh pesantren
Ketaatan atau
2) Bersungguh-sungguh mengikuti aturan
1. kepatuhan
pesantren
terhadap peraturan
3) Tidak melanggar peraturan yang berlaku
di pesantren
2. Kesadaran untuk 1) Melaksanakan tugas dengan sendirinya
melaksanakan tanpa harus diperintah
tugas sesuai 2) Menyadari bahwa mematuhi peraturan
dengan pedoman adalah untuk kebaikannya sendiri
3) Mengikuti kegiatan belajar mengajar

18
sesuai prosedur
1) Bersedia menerima hukuman ketika
melakukan kesalahan
Tanggung 2) Melakukan kewajiban dengan baik
3.
Jawab 3) Ikut memlihara kebersihan,
kenyamanan, dan ketertiban lingkungan
pesantren
1) Berkata jujur kepada ustadz, pengurus,
pengasuh ataupun teman
2) Tidak mengambil sesuatu yang bukan
4. Kejujuran
hak miliknya
3) Tidak melaksanakan kecurangan dalam
kegiatan pesantren atau lainnya

Adapun kuesioner penelitian menggunakan skala model Likert,


dimana model ini tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau
paling salah. Cara menjawabnya dengan memberikan tanda checklist
(√) pada salah satu alternative pilihan jawaban yang sudah diberikan.
Item disusun dalam bentuk pernyataan Favourable (positif) dan
Unfavourable (negatif). Skor untuk pernyataan ini dapat dilihat di
table berikut.

Table 1.5 Model Skala Linkert

Skor
No Alternatif Jawaban Skor Favourable
Unfavourable
1. Sangat Setuju 4 1

2. Setuju 3 2

3. Tidak Setuju 2 3

4. Sangat Tidak Setuju 1 4

4. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data,langkah-langkah dan teknik yang digunakan
peneliti sebagai berikut :
a) Peneliti melakukan wawancara pra penelitian untuk mendapatkan
permalahan yang terjadi

19
b) Untuk mendapatkan data dukungan dan perilaku disiplin santri pondok
pesantren putri tingkat Madrasah Aliyah HM Al-Mahrusiyah 1 Lirboyo
Kediri dengan menyebar kuesioner/angket, yang ditargetkan diisi oleh 100
orang santri.

5. Teknik Analisis Data


1) Uji coba alat ukur
Dalam penelitian ini, baik skala Dukungan Sosial, dan skala
perilaku disipin akan dilakukan uji coba (try out) terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk penelitian yang sebenarnya. Uji coba tersebut dilakukan
untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Setelah
melakukan uji coba maka selanjutnya di skor dan melakukan pengujian
validitasdan reabilitas dengan bantuan SPSS.
Uji coba alat ukur (try out) dilakukan dengan cara memberikan
sekala penelitian kepada subjek penelitian.Dalam hal ini jumlah subjek
yang digunakan untuuk try out adalah sebanyak 100 santri putri tingkat
Madrasah Aliyah dipondok pesantren HM Al-Mahrusiyah 1 Lirboyo
Kediri Asrama Ar-rosyidah.
2) Uji Linearitas
Ujian linieritas dilakukan untk mengetahui apakah masing masing
variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) mempunyai hubungan
linier atau tidak. Hasil dari uji linearitas menunjukkan adanya kolerasi
yang linier antara variabel kualitas persahabatan dengan kebahagiaan.
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisis variansi terhadap
garis regresi yang nantinya akan diperoleh harga F.

Kriteria yang digunakan yaitu Nilai F hitung dibandingkan


dengan F tabel. Apabila F hitung kurang dari F tabel maka Hipotesis nol
akan diterima yaitu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
dikatakan linier. Begitu juga sebaliknya, apabila F hitung lebih dari F

20
tabel maka Hipotesis nol tidak dapat diterima yaitu hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat dikatakan tidak linier.

Uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan


bantuan software SPSS.

a) Uji Analisis regresi linier sederhana


Uji Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada variabel dependent (variabel Y), nilai
variabel dependent berdasarkan nilai independent (variabel X) yang
diketahui. Analisis regersi linier sederhana ini dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh yang di perkirakan antara dukungan
sosial dengan perilaku disiplin.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda untuk mengetahui hubungan dukungan sosial
denganperilaku disipin santri tingkat Madrasah Aliyah. Analisis regresi
berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent
variabel dengan dua atau lebih independent variable. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah perilaku disiplin. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah dukunan sosial.

J. Sistematika Penulisan

Adapun sistem penulisan yang penulis gunakan dalam proposal ini


adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan yang membahas tentang:
A. Latar Belakang Masalah
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Definisi Operasional
Bab II: Kajian Teori, Yang Membahas Tentang:

21
A. Pengertian Dukungan Sosial
B. Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial
C. Sumber-Sumber Dukungan Sosial
D. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Sosial
E. Pengertian Disiplin
F. Fungsi Disiplin
G. Aspek-Aspek kedisiplinan
Bab III: Metodelogi Penelitian, yang membahas tentang:
A. Jenis Penelitian
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
C. Instrumen Penelitian
D. Tehnik Pengumpulan Data
E. Tehnik Analisis Data
Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan, yang membahas tentang hasil
penelitian meliputi:
A. Latar Belakang Objek
B. Penyajiaan Data
C. Uji Hipotesis
D. Pembahasan Penelitian
Bab V: Penutup yang membahas tentang:
A. Kesimpulan
B. Saran

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Munir Mulkhan, Moral Politik Santri-Agama dan Pembelaan Kaum


Tertindas, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 300.

Arikunto, “prosedur penelitian suatu pendekatan praktik”, (Jakarta : rineka,


2011),

Desi, Anwar, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya : Amelia. 2003 ) Hal. 98

Ellyazar, Y. (2013). Hubungan antara orientasi religius dan dukungan sosial


dengan kedisiplinan beribadah pada warga gereja. Jurnal Penelitian
Humaniora, Vol. 18, No.1, 39-53.

Irwan, Zain dan Hasse, Agama, Pendidikan Islam dan Tanggung Jawab Sosial
Pesantren, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, h.124

Isnawati, D., Suhariadi, F, (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan


Penyesuaian Diri Masa Persiapan Pension Pada Karyawan PT Pupuk
Kaltim. Jurnal psikologi industry dan organisasi, 02. (1).

Kumalasari, Fani., & Latifah Nur A. (2012). Hubungan Antar Dukunagn Social
Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di Pant Asuhan. Jurnal Psikologi
Pitutur. No.1. Vol. 0. 21-31.

Marni,A., Yuniawati, R (2015). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan


Penerimaan Diri Pada Lansia Di Panti Wredha Budhi Dharma Yogjakarta.
Jurnal fakultas psikologi, 3, (1).

Noviana (2013), Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Penerimaan


Diri Individu yang Mengalami Asma. Jurnal Psikologi Udayana 2013,
Vol. 1, No. 1, 12-21.

Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:


Paramadina, 1997), hlm. 20.

Saputri, S. A. Hubungan antar religiusitas dan dukungan sosial dengan


psychological wellbeing pada santri kelas VII pondok pesantren tahfidzul
qur‟an ibnu „abbas klaten. Jurnal ilmiah Candrajiwa, Vol. 2 no. 3. Hal
22-31.

Sri rahayu, "konflik sosial remaja di tinjau dari segl pendidikan. Skripsi sarjana
pendidikan islam. ( Palembang: Perpustakaan Fai UMP, 2005 ) hal 15.

23

Anda mungkin juga menyukai