Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Manajemen Kelas Dr. Suci Yuniati, S.Pd., M.Pd

PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN KELAS

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4

1. Adelia Javiarma ( 12110521535 )


2. Dhea Ayu Devi Mayang Sari ( 12110521894 )
3. Fitria Vatinka ( 12110523260 )
4. Hafizhah Khairunnisa ( 12110521328 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip Disiplin
Kelas” dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telahmemberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas Ibu Dr. Suci Yuniati,
S.Pd., M.Pd. dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun
bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Pekanbaru, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

2.1 Sumber Pelanggaran Disiplin ...................................................................................... 3


2.2 Peraturan dan Tata Tertib kelas ................................................................................... 5
2.3 Hak, Kebutuhan Siswa dan Tampilan Guru dalam Hubungannya dengan Disiplin .... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 11


3.2 Saran ............................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Disiplin berasal dari kata disciple yang artinya belajar secara sukarela mengikuti
pemimpin dengan tujuan dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Pokok utama disiplin adalah peraturan. Peraturan adalah pola tertentu yang diterapkan
untuk mengatur perilaku seorang. Peraturan yang efektif untuk anak adalah peraturan yang
dapat dimengerti, diingat dan diterima, disiplin merupakan titik pusat dalam pendidikan,
tanpa disiplin tidak akan ada kesepakatan antara guru dan siswa yang mengakibatkan hasil
belajar yang dicapai kurang optimal.
Sebelum membicarakan defenisi disiplin kelas, perlu diketahui apa yang dimaksud
dengan kelas. Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding
tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya,
disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam satu kelas yang didalamnya tergabung guru dan
siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Hadari Nawawi
disiplin kelas adalah suasana tertib dan teratur akan tetapi penuh dengan dinamika dalam
melaksanakan program belajar.
Terpeliharanya disiplin tidak lepas dari terpenuhinya kepentingan atau kebutuhan para
pihak Peserta didik memiliki banyak kepentingan, guru memiliki banyak kepentingan,
demikian kepala sekolah Permasalahannya adalah bagaimana kepentingan-kepentingan
dari masing-masing pihak dapat terpenuhi dan dapat diselaraskan agar tidak terjadi
bentrokan.
Tidak terpenuhi kepentingan/kebutuhan oleh para pihak akan timbul gangguan yang
mengganggu tatanan hidup dalam berinteraksi atau dalam berproses misalnya, dalam
proses pembelajaran. Disamping itu, para guru/kepala sekolah perlu mencermati
kepentingan/kebutuhan dalam memahami sumber-sumber pelanggaran disiplin maka akan
diketahui pula secara teoritis cara penanggulangannya.
Dalam makalah ini akan membahas terkait prinsip-prinsip disiplin kelas yang meliputi
sumber pelanggaran disiplin kelas, peraturan dan tata tertib kelas, dan hak, kebutuhan siswa
dan tampilan guru dalam hubungannya dengan disiplin.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut diantaranya:
1. Apa sumber pelanggaran disiplin?
2. Bagaimana peraturan dan tata tertib kelas?
3. Mengapa hak, kebutuhan siswa dan tampilan guru berhubungan dengan disiplin?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan pada makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan sumber pelanggaran disiplin
2. Untuk mendeskripsikan peraturan dan tata tertib kelas
3. Untuk mendeskripsikan hak, kebutuhan siswa dan tampilan guru dalam hubungannya
dengan disiplin

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Pelanggaran Disiplin

Pada dasarnya kedisiplinan dibentuk karena adanya kebutuhan dari diri individu.
Pengenalan terhadap kebutuhan seorang peserta didik secara baik merupakan andil yang
paling besar bagi pengendalian disiplin. Maslow mengemukakan teori "Hierarki
Kebutuhan Manusia" sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisik manusia merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidupnya
seperti makan, minum, perlindungan, fisik, dan sebagainya
2. Kebutuhan akan rasa aman baik fisik, dan perasaan keamanan terhadap masa depan
yang dihadapi.
3. Kebutuhan akan cinta kasih, mencintai orang lain dan dicintai orang lain, penerimaan,
pembenaran, dan cinta kasih orang lain pada dirinya.
4. Kebutuhan akan penghargaan dan untuk dikenal oleh orang lain, merasa berguna bai
orang lain, mempunyai pengaruh terhadap orang lain, dan sebagainya.
5. Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, terhadap berbagai hal agar individu
dapat mengambil berbagai kputusan yang bijaksana terhadap beberapa hal dalam
menghadapi dunianya secara efektif.
6. Kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan untuk
berpengalaman mengaktualisasikan dirinya dalam dunia nyata secara langsung agar
dari pengalamannya ia akan lebih korektif, toleran, dan spontan.
Bila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui cara-cara yang ada dalam
masyarakat, maka akan terjadi ketidakseimbangan pada diri individu, dan yang
bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain yang kurang diterima
masyarakat. Sama halnya dengan pelanggaran disiplin di sekolah yang bersumber pada
lingkungan sekolah itu sendiri. Misalnya:
1. Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah yang otoriter senantiasa mendiktekan
kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan subjek didik akan mengakibatkan
peserta didik jadi submisif, apatis, atau sebaliknya. agresif ingin berontak terhadap
kekangan dan perlakuan tidak manusiawiyang mereka terima.
2. Kelompok besar anggota dikurangi hak-haknya sebagai peserta didik yang seharusnya
menentukan rencana masa depannya dibawah bimbingan guru,

3
3. Tidak atau kurang memperhatikan kelompok minoritas baik yang ada di atas atau di
bawah rata-rata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan
sekolah
4. Kurang dilibatkan dalam diikutsertakan dalam tanggung jawab sekolah
5. Latar belakang kehidupan dalam keluarga yang kurang diperhatikan dalam kehidupan
sekolah.
6. Sekolah kurang mengadakan kerja sama dengan orang tua, dan antara keduanya juga
saling melepaskan tanggung jawab
Pelanggaran disiplin itu sangat unik, bersifat sangat pribadi, kompleks dan kadang-kadang
mempunyai latar belakang yang mendalam lain. Sebab-sebab secara umum yaitu ;
1. Kebosanan dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin. siswa tidak tahu
apalagi yang harus mereka kerjakan karena yang dikerjakan itu ke itu saja. Harus
diusahakan agar peserta didik tetap sibuk dengan kegiatan bervariasi dengan taraf
perkembangannya.
2. Perasaan kecewa dan tertekan karena peserta didik dituntut untuk bertingkah laku yang
kurang wajar sebagai remaja.
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengenalan atau status.1
Menurut Ekosiswoyo dan Rahman, contoh-contoh sumber pelangaran disiplin antara lain:2
1. Keadaan sekolahan
a. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan
kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu
mengakibatkan siswa menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal ini
akan menjadikan siswa agresif yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan
perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka terima.
b. Guru yang membiarkan siswa berbuat salah lebih mementingkan mata pelajaran
daripada siswanya.
c. Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan
libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran.pergantian guru,jadwal yang kaku
atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat,suasana yang gaduh,dll.
2. Dari keluarga

1
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta 2004), cet. Ke-2, hlm 136-
137
2
Ekosiswoyo dan Rahman ,Manejemen kelas ( Semarang : IKIP Semarang Press ) hlm 100-
105

4
a. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian, ketidak teraturan,
pertengkaran, masa bodoh, tekanan dan sibuk urusan masing-masing.
b. Lingkungan atau situasi tempat tinggal,seperti lingkungan kriminal, lingkungan
bising dan lingkungan minuman keras.
Prayitno dan Erman Amti dalam bukunya Dasar-dasar Bimbingan dan konseling
memberikan gambaran tentang sebab-sebab melanggar tata tertib adalah sebagai
berikut:
1. Tidak begitu memahami kegunaan masing-masing atau tata tertib yang berlaku di
sekolah, aturan tersebut tidak didiskusikan dengan siswa sehingga siswa hanya
terpaksa mengikutinya
2. Siswa yang bersangkutan terbiasa hidup terlalu bebas, baik di rumah maupun di
masyarakat
3. Tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran terlalu keras sehingga siswa
mereaksi secara tidak wajar (negatif)
4. Ciri khusus perkembangan remaja yang agak "sukar diatur" tetapi "belum dapat
mengatur diri sendiri"
5. Ketidaksukaan mata pelajaran tertentu dilampiaskan pada pelanggaran terhadap tata
tertib sekolah.3
Dengan demikian, setiap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh siswa, sudah
tentu ada sebab musababnya. Dengan demikian, siswa yang melakukan hal-hal yang
melanggar ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah dapat menimbulkan
akibat yang bukan hanya dirasakan oleh pihak sekolah tetapi dampaknya sangat besar
terhadap siswa yang melakukan pelanggaran tersebut.

2.2 Peraturan dan Tata Tertib kelas


2.2.1 Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku, di mana pola
tersebut ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman bermain. Tujuannya adalah
untuk membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi
tertentu. Peraturan ialah patokan yang dibuat untuk membatasi tingkah laku

3
H. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan konseling, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 60.

5
seseorang dalam lingkup suatu organisaisi yang jika melanggar maka akan
mendapatkan sanksi.
Tujuan peraturan adalah membekali siswa bahwa setiapperilakunya disetujui
dalam situasi tertentu. Hal lain seperti peraturan sekolah misalnya, peraturan
memberi pengertian kepada siswa mengenai apa yang harus dan apa yangtidak
boleh dilakukan sewaktu ia berada di dalam kelas, dalam koridor sekolah, ruang
makan sekolah, kamar kecil ataupun di lapangan bermain sekolah
Menurut Hurlock peraturan mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam
membantu anak menjadi makhluk bermoral yaitu
1. Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada
anak perilaku yang disetujui anggota kelompok tersebut
2. Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar
peraturan dapat memenuhi kedua fungsi tersebut, maka peraturan itu haruslah
dapat dimengerti, diingat dan diterima oleh siswa untuk bertindak sesuai dengan
peraturan yang telah ada
2.2.2 Tata Tertib Kelas
Ditinjau dari asal katanya, tata tertib berasal dari dua kata yaitu tata dan tertib.
Tata menurut kamus umum bahasa indonesia diartikan aturan, sistem dan
susunan.sedangkan tertib mempunyai arti peraturan. Arikunto menjelaskan bahwa,
peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang
diharapkan terjadi pada diri siswa. Peraturan mennjuk pada patokan atau standar
yang sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa.
Menurut Rifai’i tata tertib adalah kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara
tertulis dan mengikat anggota masyarakat. Tata tertib kelas adalah aturan yang
sengaja dibuat untuk dipatuhi oleh semua orang yang berada di dalam kelas
tersebut, baik guru maupun siswa dan akan dikenakan sanksi bagi yang
melanggarnya. Dengan adanya tata tertib di dalam kelas, kegiatan belajar mengajar
dapat berlangsung lebih efisien dan efektif. Siswa juga merasa lebih nyaman untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini tentu berbeda dengan kelas yang tidak
memiliki tata tertib di dalamnya. Suasana belajar tentu akan terasa tidak nyaman,
berantakan, dan siswa pun menjadi tidak disiplin. Akibatnya, tujuan dan capaian
pembelajaran akan sulit untuk dicapai..
2.2.3 Tujuan Tata Tertib kelas

6
Pada dasarnya, tata tertib kelas dibuat dengan tujuan utama agar setiap siswa di
kelas mengetahui apa yang menjadi tugas, hak, dan kewajibannya serta
melaksanakannya dengan baik. Dengan begitu, kegiatan pembelajaran di kelas dapat
berjalan dengan lancar. Adapun tujuan lain dari adanya tata tertib kelas, antara lain:
1. Agar siswa mengetahui tugas, hak, dan kewajibannya di kelas.
2. Mewujudkan rasa aman, tentram, dan bebas dari rasa takut, baik lahir maupun
batin bagi seluruh penghuni kelas.
3. Terciptanya suasana belajar yang nyaman, kondusif, efektif, dan efisien sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar.
4. Melatih dan menumbuhkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab pada diri
siswa.
5. Membatasi perilaku siswa selama berada di lingkungan kelas maupun sekolah
2.2.4 Manfaat Tata Tertib Kelas
Tentunya, dengan mematuhi tata tertib di kelas ada berbagai manfaat yang bisa
didapatkan oleh siswa maupun guru. Berikut adalah beberapa manfaat tata tertib
kelas.
1. Bagi guru
Adapun manfaat tata tertib di kelas bagi guru, antara lain:
a. Memberikan ketentraman di lingkungan kelas sehingga proses belajar
mengajar berlangsung dengan lancar.
b. Memudahkan guru dalam memperhatikan kondisi siswa di kelas.
c. Membantu guru dalam membimbing siswa agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
d. Memudahkan guru dalam mendidik siswa akan pentingnya kedisiplinan dan
rasa tanggung jawab.
2. Bagi siswa
Sementara bagi siswa, adanya tata tertib di kelas dapat memberikan manfaat,
seperti:
a. Membuat siswa merasa lebih nyaman, tenang, aman, dan tentram selama
belajar di dalam kelas.
b. Tata tertib menjadikan suasana belajar lebih terkendali sehingga
memudahkan siswa untuk memahami pelajaran.
c. Melatih siswa untuk menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.

7
d. Membantu siswa memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
serta konsekuensi jika melanggar aturan yang telah dibuat.

2.3 Hak, Kebutuhan Siswa dan Tampilan Guru dalam Hubungannya dengan Disiplin
Banyak guru baru kurang menyadari bahwa peserta didik memiliki hak-hak tertentu di
dalam lingkungan sekolah. Hak-hak tersebut senmuanya diatur dan diperkut oleh peraturan
dan kelaziman atau tradisi yang dipelihara oleh lingkungan sekolah dan mansyarakat.
Masyarakat: orang tua, wali murid, kelompok kemasyarakatan sering membawa sejumlah
kasus pelanggaran terhadap hak-hak para siswa ke sekolah, ke persatuan orang tua wali,
atau ke pengadilan. Beberapa hak siswa yang penting dan perlu dijamin adalah:
1. Hak menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya,
2. Hak persamaan kedudukan atau kebebasan dari diskriminasi dalam kelompok
3. Hak berekspresi secara pribadi
4. Hak keleluasaan pribadi
5. Hak menyelesaikan (studi) secara cepat.

Hak-hak itu semua adalah hak-hak umum yang dimiliki para siswa. Dalam kaitan ini
guru harus berusaha menerapkan dalam praktik-praktik disiplin baik pada kebijakan
sekolah maupun peraturan atau hukum. Untuk hal tersebut, perlu ada garis sinkronisasi
antara disiplin yang seharusnya ditegakkan dengan pe rimbangan peraturan yang dibuat.

Kebutuhan para siswa adalah faktor yang relevan dalam menentukan banyaksistem
disiplin kelas atau sekolah. Satu contoh adalah hak dan kebuuthan tertentu dari siswa cacat
dan siswa yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya, anak cacat tidak dapat
dikeluarkan dari sekolah kecuali kalau Dewan Pertimbangan Kualifikasi Provesional
menentukan lain. Penentuan itu sepeti bahwa penanganan terhadap mereka kalu diteruskan
di sekolah tersebut akan merugikan kedua belah pihak.

Berkaitan dengan sejumlah besar kebutuhan para siswa, guru perlu


mempertimbangkan dalam menentukan program disiplin kelas yang relevan dengan mata
pelajaran yang sedang diajarkan, tingkat kemampuan umum para siswa, dan latar belakang
kondisi sosio-ekonomi para siswa. Dalam beberapa kelas tingkat perhatian para siswa tidak
sepenting seperti kelas lainnya, tetapi dilain kelas, terutama pada kelompok kelas yang
berkemampuan rendah, guru dapat memperbaiki pola disiplin lebih baik, cermat dan
seksama. Sebagai contoh siswa yang datang dari kelas berkarakter yang pola disiplinnya

8
bertemperamen kasar, maka kondisi seperti itu akan terbawa keruang kelas. Juga banyak
guru yang mengalami problem disiplin ketika para siswa gagal melihat keterkaitan
pelaksanaan antara materi yang disajikan kepada kehidupan mereka.

Dalam hal ini guru memerlukan pertimbangan tentang hubungan program disiplin
yang dibuat dengan motivasi individu siswa dalam menegakkan seperangkat ketentuan
disiplin sekolah, guru perlu mengkomunikasikan bagaimana para siswa seyogyanya
bertingkah laku dan apa yang akan terjadi bila siswa berkelakuan lain. Beberapa problema
yang akan mengganggu disipli seyogyanya dapat diperkirakan sejak dini. Contoh dari
problema tersebut adalah siswa melawan. Terhadap hal tersebut, apakah guru membiarkan
perilaku siswa yang keluar dari ketentuan uang diharapkan. Tentu saja tidak, oleh karena
itu, kalau terjadi hal seperti itu tindakan preventif segera dapat diterapkan.

Keberadaan guru dikelas tidak hanya bertugas menyampaikan kurikulum/materi yang


direncanakan kepada para siswa, tetapi kondisi persoalan disiplin para guru itu sendiri
dikelas perlu ditampilkan. Materi dan disiplin harus dikaitkan dengan pemahaman umum
dari apa yang diharapkan para siswa. Program yang cukup efektif dalam memberi
pemahaman disiplin misalnya, dapat dilaksanakan sekolah dengan cara melibatkan para
siswa untuk mendiskusikan topik-topik yang menjadi kepedulian sekolah.

Faktor disiplin penting lain dapat berkembang pada sejumlah guru ditingkat sekolah
dasar dan menengah yang mengajar secara tim. Walaupun guru tersebut tidak secara riil
mengajar bersama. Mereka membuat perencanaan bersama dan menyampaikan kepada
para siswa dalam bahasan yang sama pada ruang/waktu pada saat para guru mengajar.
Karena para siswa diajar oleh masing-masing guru dalam kelompok tim, maka komponen
penting dari disiplin harus dirumuskan. Karena kalau tidak dirumuskan akan terjadi ketidak
konsistenan antara siswa satu dengan siswa lain dalam menangkap makna materi.
Misalnya, seorang guru membiarkan seorang siswa menyontek, sementara yang lain tidak
diijinkan. Perlakuan yang diskriminatif ini akan menimbulkan ketidak konsistenan diantara
mereka. Lebih lanjut harus ada respon yang saling menguntungkan diantara mereka. Lebih
lanjut harus ada respon yang saling menguntungkan diantara para profesional sekolah
mengenai pelaksanaan pemeliharaan disiplin dikelas.

Guru harus memandang mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok atau tim yang
bertanggung jawab menyampaikan perencanaan pendidikan tentang disiplin. Mereka

9
hendaknya tidak sebagai seorang akhli yang erpraktik dalam kelas yang terisolasi,
melainkan perlu keterpaduan antara teori dan praktik.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap
bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental, yang pada hakikatnya sebagai
pencerminanan rasa ketaatan dan kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk
menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Kaitannya
dengan disiplin kelas, dalam menerapkan disiplin itusendiri harus memperhatikan hak,
kebutuhan dan tampilan guru hubungannya dengan disiplin itu sendiri.
Sikap disiplin yang dilakukan sebenarnya merupakan suatu tindakan untuk memenuhi
tuntutan nilai tertentu, yaitu nilai keagamaan, nilai tradisional, nilai kekuasaan, nilai
subjektif dan nilai rasional.
Dalam menyusun aturan/tata tertib guna memunculkan disiplin kelas, guru harus
melibatkan siswa dalam pembuatannya, memperhatikan hak, dan kebutuhan peserta
didikitusendiri, serta peran guru dalam disiplin kelas adalah sebagai salah satu komponen
yang harus juga mematuhi peratuaran yang dibuatnya, bukan hanya sebagai pengatur tanpa
ikut melaksanakan.
3.2 Saran
Setelah menyusun makalah terkait penjelasan mengenai prinsip-prinsip disiplin, penulis
mengharapkan agar audiens semua dapat memahami nya. Tak hanya itu , menyadari bahwa
penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail
dalam menjelaskan materi diatas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat dipertanggungjawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rohani. Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta). cet. Ke-2.
Ekosiswoyo dan Rahman. Manejemen kelas. ( Semarang : IKIP Semarang Press )
H. Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan konseling, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta). Cet. Ke-2
Afriza. 2014. Manajemen Kelas. Pekanbaru: Kreassi Edukasi (Publishing and Consulting
Company)
Aslamiah, Pratiwi Diani Ayu,dkk. (2022). Pengelolaan Kelas. Depok: PT Raja Grafindo
Persada

12

Anda mungkin juga menyukai