Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Tata Tertib Sekolah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Tata Tertib Sekolah ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan Makalah Tata Tertib Sekolah ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Tata
Tertib Sekolah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Wa’alaikumussalamwarahmatullahiwabarakatuh.
(Kelompok 6)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan dan hidup tidak terpisahkan satu sama lain, melainkan
berkelompok. Hidup berkelompok ini merupakan kodrat manusia dalam
memenuhi kebutuhannya. Selain itu juga untuk mempertahankan hidupnya, baik
terhadap bahaya dari dalam maupun yang datang dari luar. Setiap manusia akan
terdorong melakukan berbagai usaha untuk menghindari atau melawan dan
mengatasi bahaya-bahaya itu. Dalam hidup berkelompok itu terjadilah interaksi
antar manusia.
Sebagai manusia yang menuntut jaminan kelangsungan hidupnya, harus
diingat pula bahwa manusia adalah makhluk sosial. Menurut Aristoteles, manusia
itu adalah Zoon Politikon, yang dijelaskan lebih lanjut oleh Hans Kelsen “man is a
social and politcal being” artinya manusia itu adalah makhluk sosial yang
dikodratkan hidup dalam kebersamaan dengan sesamanya dalam masyarakat, dan
makhluk yang terbawa oleh kodrat sebagai makhluk sosial itu selalu
berorganisasi. Kehidupan dalam kebersamaan (ko-eksistensi) berarti adanya
hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
Ketertiban didukung oleh tatanan yang mempunyai sifat berlain-lainan
karena norma-norma yang mendukung masing-masing tatanan mempunyai sifat
yang tidak sama. Oleh karena itu, dalam masyarakat yang teratur setiap manusia
sebagai anggota masyarakat harus memperhatikan norma atau kaidah, atau
peraturan hidup yang ada dan hidup dalam masyarakat. Ketertiban dapat membuat
seseorang disiplin, Ketertiban dan Kedisiplinan sebagai Landasan Kemajuan.
Tertib dan disiplin adalah matra yang amat menentukan keberhasilan sebuah
proses pencapaian tujuan. Dengan ketertiban, seseorang berusaha mengetahui dan
mencermati aturan agar perjalanan menjadi lebih lancar. Disiplin adalah sikap
yang diperlukan untuk menjalani proses tersebut.1
1
https://doc.lalacomputer.com/makalah-tata-tertib-sekolah/ dikutip pada selasa 26 april 2022
pukul 05:40
1
Tata tertib adalah salah satu norma dasar dalam kerangka konseptual yang
berisi kebijakan yang mengatur ketimpangan psikologis siswa yang dalam
perkembangannya menimbulkan penyimpangan-penyimpangan dalam hubungan
interaksi antar siswa dengan siswa lain, siswa dengan guru, siswa dengah kepala
sekolah dan berbagai pola interaksi dengan komponen yang ada dalam organisasi
sekolah. Dalam penyelesaian masalah dalam sekolah dengan merumuskan suatu
pelaksanaan aturan untuk menghentikan penyimpangan-penyimpangan yang
berpotensi akan selau muncul dalam perkembangan psikologi siswa dalam
aktivitas belajar dan juga banyak dipengaruhi oleh lingkungan juga perkembangan
pertumbuhan usia anak membuat siswa semakin sadar akan keberadaannya.
Pelakasanaan tata tertib sekolah mempunyai dua fungsi yang sangat penting
dalam membantu membiasakan anak mengendalikan dan mengekang perilaku
yang diinginkan, seperti yang dikemukakan oleh Hurlock, yaitu: pertama,
peraturan mempunyai nilai pendidikan dan kedua, peraturan membantu
mengengkang perilaku yang tidak diinginkan, sedangkan pelanggaran tata tertib
adalah bentuk kenakalan siswa yang dilakukan menurut kehendaknya sendiri
tanpa menghiraukan peraturan yang telah dibuat.2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah:
1. Apa pengertian tata tertib?
2. Apa tujuan tata tertib sekolah?
3. Apa isi tatatertib sekolah?
4. Bagaimana peran dan fungsi tata tertib sekolah?
5. Bagaimana sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah?
2
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 19 Tahun 2007, Standar Pendidikan Nasional: Oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tentang Stuktur Organisasi Sekolah, h. 27.
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian tata tertib
2. Untuk mengetahui tujuan tata tertib sekolah
3. Untuk mengetahui isi tata tertib sekolah
4. Untuk mengetahui peran dan fungsi tata tertib sekolah
5. Untuk mengetahui sikap kepatuhan siswa terhadap tata tertib sekolah
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Muhammad Rifa‟i, Sosiologi Pendidikan: Struktur @ Interaksi Sosial di dalam Institusi
Pendidikan‟, ( cet. I. Jogjakarta. AR-RUZZ MEDIA. 2011) h.140.
4
Ayu Diyah Marliana dan M. Turhan Yani, “Strategi Sekolah dalam Menangani Pelanggaran
Tata Tertib Sekolah pada Siswa di Smp Negeri I Papar Kediri”, Penelitian, Kajian Moral dan
Kewarganegaraan No 1 Vol 1 Tahun 2013 Kediri, 2013. h. 235
4
larangan. Tata terib sekolah merupakan patokan atau standar untuk hal-hal
tertentu. Ketertiban berarti kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian,
keselarsan, dan keseimbangan dalam tata hidup bersama makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Ketertiban seklah tersebut dituangkan dalam senbuah tata tertib
sekolah (Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
158/C/Kep/T.81 Tanggal 24 September 1981.5
5
Tim Depdikbud, Disiplin Murid SMTA di Lingkungan Formal pada Beberapa Propinsi di
Indonesia, ( Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989), h. 39.
6
ibid.
7
Muhammad Rifa‟I, op. cit., h. 141
5
C. Isi Tata Tertib Sekolah
Tata tertib sekolah sebagaimana tercantum di dalam Instruksi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14/4/1974 Tanggal 1 Mei 1974 mencakup
aspek-aspek sebagai berikut.
a. Tugas dan kewajiban.
1) Dalam kegiatan intrakurikuler.
2) Dalam kegiatan ekstrakurikuler.
b. Larangan-larangan bagi para siswa.
c. Sanksi-sanksi bagi siswa.8
Tata tertib sekolah termasuk dalam administrasi ko-kurukulum, yaitu
merupakan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di sekolah untuk menunjang
dan meningkatkan daya dan hasil guna kegiatan kurikulum. Suharsismi Arikunto
(dalam Muhammad Rifa‟i,) berpendapat bahwa batasan antara peraturan dan tata
tertib sekolah adalah Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya
umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Misalnya, peraturan tentang kondisi yang
harus dipenuhi oleh siswa di dalam kelas pada waktu pelajaran sedang
berlangsung. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto menegaskan penjelasan tentang
pembatasan peraturan dengan tata tertib sebagai berikut. Tata tertib sekolah
menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya khusus yang harus dipenuhi
oleh siswa. Tata tertib sekolah menunjuk pada patokan atau standar untuk
aktivitas khusus, seperti penggunaan pakaian seragam, penggunaan laboratorium,
mengikuti upacara bendera, mengerjakan tugas rumah, pembayaran SPP, dan
sebagainya.9 Isi tata terib sekolah secara garis besar adalah berupa tugas dan
kewajiban siswa yang harus dilaksanakan, larangan dan sanksi. Pada hakikatnya,
tata tertib sekolah, baik yang berlaku umum maupun khusus, meliputi tiga unsur
berikut.
1. Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang .
2. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab palaku atau pelanggar
peraturan.
8
Muhammad Rifa‟I, op., cit., h. 141.
9
Muhammad Rifa‟I, op., cit., h. 142.
6
3. Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai
tata tertib sekolah tersebut10
10
ibid., h. 142.
7
Tata tertib sekolah mempunyai dua fungsi yang sangat penting dalam
membantu membiasakan anak mengendalikan dan mengekang perilaku yang
diinginkan, seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1990: 85), yaitu:
1. Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada
anak perilaku yang disetujui oleh anggota kelompok tersebut. Misalnya anak
belajar dari peraturan tentang memberi dan mendapat bantuan dalam tugas
sekolahnya, bahwa menyerahkan tugasnya sendiri merupakan satu-satunya cara
yang dapat diterima di sekolah untuk menilai prestasinya.
2. Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar tata
tertib dapat memenuhi kedua fungsi di atas, maka peraturan atau tata tertib itu
harus dimengerti, diingat, dan diterima oleh individu atau siswa. Bila tata tertib
diberikan dalam kata-kata yang tidak dapat dimengerti, maka tata tertib tidak
berharga sebagai suatu pedoman perilaku.11
11
https://doc.lalacomputer.com/makalah-tata-tertib-sekolah/ dikutip pada selasa 26 april 2022
pukul 06:35
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar
kehadiran atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada
pembentukan sebuah lingkungan yang di dalamnya ada aturan bersama yang
dihormati, dan siapa pun yang melanggar mesti berani mempertanggungjawabkan
perbuatannya.
Setiap pelanggaran atas kepentingan umum di dalam sekolah mesti diganjar
dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami bahwa nilai
disiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan
lain yang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama.
Masa remaja sebagai masa penuh keguncangan, taraf mencari identitas diri
dan merupakan periode yang paling berat. Masa remaja menunjukkan dengan
jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memiliki status
dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak, karena secara fisik mereka
sudah seperti orang dewasa. Perkembangan fisik dan psikis menimbulkan
kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang barat
sebagai periode sturm und drung dan akan membawah akibat yang tidak sedikit
terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja.
Berlangsungnya proses belajar mengajar di dalam kelas dengan suasana
yang harmonis di mana guru dapat menyampaikan bahan pelajaran dengan baik
dan murid dapat belajar atau mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru
dengan baik pula tergantung sekali kepada disiplin kelas. Kelas yang tidak
berdisiplin sudah tentu kegiatan belajar mengajarnya pun akan menjadi kacau dan
tidak menentu pula.
9
B. Saran
Siswa hendaknya berusaha untuk memahami tata tertib sekolah dan
melaksanakan semua aturan tata tertib tersebut serta menjaga kedisiplinan dalam
kegiatan pembelajaran untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12