Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TESIS

“PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK TERHADAP KEMAMPUAN


BERSOSIAL ANAK YATIM PIATU USIA 15-18 TAHUN DI LEMBAGA
KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) YAYASAN TAMAN
PENDIDIKAN ANAK (YTPA) KABUPATEN MAJALENGKA”

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Magister Sarjana Pendidikan (M.Pd)
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Oleh:

RAMA RAMDANI GUMILAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH
NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon-Jawa Barat 45132 Telp. (0231) 480262
1443 H/2022 M

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal tesis ini, shalawat serta salam
semoga Allah tetap melimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya,
sahabatnya, serta kepada kita selaku umatnya.
Proposal skripsi ini mengangkat judul “PENGARUH PENDIDIKAN AKHLAK
TERHADAP KEMAMPUAN BERSOSIAL ANAK YATIM PIATU USIA 15-18
TAHUN DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK (LKSA) YAYASAN
TAMAN PENDIDIKAN ANAK (YTPA) KABUPATEN MAJALENGKA” ucapan
terima
kasih kepada Allah SWT. yang telah memudahkan dalam pembuatan proposal ini.
Orang tua, yang telah mendo’akan dan memberikan dukungan berupa materi dan
nonmateri. Bapak dan ibu dosen yang telah banyak membantu pembuatan proposal ini
serta rekan-rekan mahasiswa, yang telah membantu dalam bentuk apapun.

Dengan rahmat dan karunia-Nya saya bisa menyelesaikan proposal ini dengan
berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi saya menyadari proposal ini jauh dari
kesempurnaan, karena itu saya menerima kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan proposal thesis ini.

Cirebon, Juli 2022

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak yang ditinggal wafat oleh ayahnya terutamanya dari kalangan

keluarga yang tidak mampu terkadang hidupnya kurang diperhatikan, selain itu,

banyak diantara anak-anak yatim hidup dijalanan, sehingga pada akhirnya

berdampak pada akhlaknya. Anak yatim yang banyak menghabiskan hidup

dijalanan, dan bergaul dengan anak jalanan lainnya umumnya mempunyai prilaku

yang buruk, tata cara bicaranya kasar, tidak tahu caranya menghormati orang yang

lebih tua bahkan kesehariannya dipenuhi dengan perbuatan yang dilarang agama,

seperti mabuk-mabukan, meninggalkan shalat, berbuat kriminal dan lain

sebagainya sehingga pada akhirnya mereka tidak mampu bermasyarakat dan

dianggap sebagai sampah masyarakat.

Uraian di atas, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlina Astri

(2014:145) yang menghasilkan kesimpulan jika keberadaan anak jalanan

disebabkan oleh kemiskinan, penyimpangan kepribadian, dan faktor luar dari anak

tersebut. Mereka memiliki tatanan hidup sendiri dan seringkali dianggap sebagai

sampah masyarakat. Kehidupan jalanan yang tidak kondusif dan kurangnya

pengawasan dari keluarga menjadikan anak jalanan sangat rentan terhadap berbagai

bentuk tindak kekerasan.

Akhlak yang demikian itu salah satunya didorong atau dipengaruhi oleh

pergaulan dan lingkungan disekitarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Abu bakar

3
Jabir Al Jazairy (Mahjuddin, 1991: 3), yang menyatakan akhlak adalah bentuk

kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia yang menimbulkan perbuatan baik dan

buruk, terpuji dan tercelah dengan cara yang disengaja.

Semakin anak bergaul dengan orang-orang yang tidak berakhlak baik tentu

akhlaknya menjadi buruk, sebaliknya jika anak bergaul dengan orang-orang yang

berakhlak mulia, maka sudah barang tentu ahlaknya juga menjadi mulia.

Anak-anak yatim yang hidup dijalanan pada prinsipnya memerlukan

pendidikan, terutamanya pendidikan akhlak, agar mereka dapat kembali hidup dan

diterima ditengah-tengah masyarakat, menurut Ibnu Faris, pendidikan adalah

perbaikan, perawatan, dan pengurusan terhadap pihak yang dididik dengan

menggabungkan unsur-unsur pendidikan di dalam jiwanya sehingga ia menjadi

matang dan mencapai tingkat sempurna yang sesuai dengan kemamuannya.

(Mahmud, 2004: 23)

Sementara itu, menurut Mahmud (2004:121), bahwa pendidikan akhlak

dalam Islam adalah pendidikan yang mengakui bahwa dalam kehidupan manusia

menghadapi hal baik dan hal buruk, kebenaran dan kebatilan, keadilan dan ke

dzaliman, serta perdamaian dan peperangan. Untuk menghadapi hal-hal yang serba

kontra tersebut, Islam telah menetapkan nilai-nilai dan prinsip- prinsip yang

membuat manusia mampu hidup didunia. Dengan demikian manusia mampu

mewujudkan kebaikan didunia dan diakhirat, serta mampu berinteraksi dengan

orang-orang yang baik dan jahat.

4
Memahami penjelasan di atas, pendidikan akhlak apabila

diimplementasikan kepada anak-anak yatim yang telah lama tidak mendapatkan

pendidikan yang memadai serta lama menjadi anak jalanan dengan pergaulan yang

memprihatinkan dapat mempengaruhi mereka untuk menjadi manusia-manusia

yang berkahlak mulia, karena di dalam pendidikan akhlak diajarkan mengenai

perilaku kebaikan dan keburukan serta dampaknya apabila kedua perbuatan

tersebut dilakukan, sehingga seseorang yang mendapatkan bimbingan melalui

kegiatan pendidikan akhlak hidupnya dapat berubah menjadi baik, dan hal itu

pulalah yang nantinya dapat mempengaruhi akhlaknya dalam kehidupan sehari-

hari, termasuk di dalam bermasyarakat.

Masyarakat Indonesia, pada prinsipnya adalah masyarakat yang

menjungjung budi pekerti atau akhlak yang baik, sehingga semakin seseorang

memiliki akhlak yang baik dalam kehidupan kesehariannya, semakin ia dapat

diterima ditengah-tengah masyarakat. Dengan kata lain, semakin sesorang

berakhlak baik semakin tinggi pula kemampuannya dalam bermasyarakat.

Kemampuan bermasyarakat, bermaksud kapasitas seseorang individu dalam

melakukan aktivitsnya ditengah-tengah masyarakat, seperti bertegur sapa, berbicara

dan berkativitas bersama masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins dan

Judge (2009: 57) yang menyatakan bahwa kemampuan (ability) berarti kapasitas

seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Sedangkan yang dimaksud dengan bermasyarakat menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2007: 345) adalah hidup bersatu di dalam masyarakat.

5
Salah satu lembaga pendidikan non formal yang peduli terhadap

kesejahteraan dan pendidikan akhlak anak-anak yatim, terutamanya anak yatim dari

keluarga tidak mampu yang hidupnya dihabiskan di jalanan adalah Lembaga

Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang bergerak dibawah naungan Yayasan

Taman Pendidikan Anak (YPA). Lembaga ini dirikan dan berpusat di Kabupaten

Majalengka.

Guna mengimplementasikan cita-citanya LKSA YTPA Majalengka serius

mencari dan menampung anak-anak yatim yang tidak beruntung, mereka

menampung anak-anak yatim untuk kemudian di asuh, dilatih dan diberikan

pendidikan akhlak agar dikemudian hari, anak-anak tersebut dapat menjadi anak

yang berakhlak baik dan kelak dapat diterima dan berguna ditengah-tengah

masyarakatnya.

Meskipun demikian, berdasarkan observasi awal tepatnya melalui kegiatan

wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada 7-08-2021 dengan beberapa pengurus

LKSA YPA Majalengka didapati jawaban bahwa, pendidikan akhlak yang di

impelemtasikan kepada anak-anak Yatim, khususnya anak-anak usia 15-18 tahun

(Anak usia sekolah SMP-SMA) tidaklah mudah, apalagi sebelumnya mereka telah

lama hidup dalam lingkungan yang tidak baik di jalanan, diperlukan kesabaran dan

teknik-teknik pendidikan akhlak yang memadai guna dapat mempengaruhi anak-

anak tersebut agar terlepas dari etika dan prilaku lamanya yang telah mengakar

lama dalam jiwanya.

6
Berdasarkan temuan di atas, dalam penelitian ini, peneliti ingin menggali

lebih dalam mengenai pendidikan akhlak di LKSA YPA Majalengka serta juga

mendeskripsikan apakah pendidikan akhlak yang diterapkan, khususnya pada anak-

anak usia 15-18 tahun berpengaruh terhadap kemampuan bermasyarakat. Oleh

karena itu, dalam penelitian ini, peneliti mengangkat tema penbelitian seputar

pengaruh pendidikan akhlak terhadap kemampuan bermasyarakat anak yatim piatu

usia 15-18 tahun di Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman

Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diurakan sebelumnya,

maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Belum tergambar secara jelas dan terperinci mengenai pendidikan akhlak yang

diterapkan pada anak yatim piatu usia 15-18 tahun di Lembaga Kesejahteraan

Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten

Majalengka sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan

kaidah-kaidah penelitian yang ditetapkan para ahli.

2. Belum diketahui secara pasti mengenai kemampuan bermasyarakat anak yatim

piatu usia 15-18 tahun di Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak (LKSA)

Yayasan Taman Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka selepas

memperoleh pendidikan akhlak di lembaga tersebut, sehingga diperlukan

penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kaidah-kaidah penelitian yang

ditetapkan para ahli.

7
3. Belum diketahui secarai pasti, apakah pendidikan akhlak berpengaruh terhadap

kemampuan bermasyarakat anak yatim piatu usia 15-18 tahun di Lembaga

Kesejahteraan Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman Pendidikan Anak (YTPA)

Kabupaten Majalengka

C. Pembatasan Masalah

Penelitian yang baik, tentunya memiliki batasan masalah yang jelas, adapun

batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan akhlak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan akhlak

Islam yang dipersempit pada ruang lingkup akhlak terhadap sesama manusia,

yang meliputi akhlak kepada orang tua, akhlak kepada saudara,

akhlak kepada tetangga, akhlak kepada sesama muslim, akhlak kepada

kaum lemah, termasuk juga akhlak kepada orang lain yaitu akhlak kepada

guru-guru dan masyarakat umum.

2. Kemampuan bermasyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

kemampuan intelektual dan kemampuan fisik anak yatim piatu usia 15-18 tahun

di Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman Pendidikan

Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka dalam bermasyarakat.

3. Anak yatim piatu usia 15-18 tahun yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah mereka yang menjadi anak didik di lembaga Kesejahteraan Soasial Anak

(LKSA) Yayasan Taman Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka pada

usia 15-18 tahun.

8
D. Perumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah serta pembatasan

masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seperti apa pendidikan akhlak yang diterapkan pada anak yatim piatu usia 15-18

tahun di Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman

Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka ?

2. Bagaimana kemampuan bermasyarakat anak yatim piatu usia 15-18 tahun di

Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman Pendidikan

Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka ?

3. Sejauh mana pengaruh pendidikan akhlak terhadap kemampuan bermasyarakat

anak yatim piatu usia 15-18 tahun di Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak

(LKSA) Yayasan Taman Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tiga macam, yaitu untuk;

1. Mendeskripsikan pendidikan akhlak yang diterapkan pada anak yatim piatu usia

15-18 tahun di Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman

Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka.

9
2. Mendeskripsikan kemampuan bermasyarakat anak yatim piatu usia 15-18 tahun

di Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman Pendidikan

Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka.

3. Mendeskripsikan pengaruh pendidikan akhlak terhadap kemampuan

bermasyarakat anak yatim piatu usia 15-18 tahun di Lembaga Kesejahteraan

Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten

Majalengka.

1
0
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang

sedang dilakukan oleh peneliti, adapun penelitian terdahulu yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hafifah Sita Dewi (2012), mahasiswa IAN

Syekh Nurjati Cirebon yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak

Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-

Munawwaroh Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon”. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah pendidikan Aqidah Akhlak di MTs Al-Munawwaroh Pabedilan

Kabupaten Cirebon dalam ketegori baik dengan skor terbesar 78,27% karena

berada pada rentangan prosentase keberpengaruhan 76% - 100%, 2. Perilaku

sosial siswa di MTs Al-Munawwaroh Pabedilan Kabupaten Cirebon dengan

indikasi dinilai dalam kategori baik 88,78%. Dengan kata lain perilaku sosial

siswa banyak dipengaruhi pola pergaulan yang melingkupi kehidupan di

luarnya, 3. Pengaruh proses pendidikan Aqidah Akhlak terhadap perilaku sosial

siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Munawwaroh Pabedilan Kabupaten

Cirebon termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil

perhitungan koefisien korelasi dengan nilai 0,21 yang berada pada rentangan

0,20- 0,40. Terdapat persamaan penelitian antara penelitian terdahulu dengan

penelitian yang sedang dilakukan peneliti karena sama-sama membahas

mengenai pendidikan akhlak, namun di dalamnya juga terdapat perbedaan,

1
1
penelitian terdahulu membahas prilaku sosial siswa secara keseluruhan akan

tetapi dalam penelitian ini hanya membahas kemampuan bermasyarakat siswa

secara khusus.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Resky Pratiwi (2018), mahasiswi UIN Alauddin

Makassar yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap

Perilaku Peserta Didik Kelas V di MIN 2 Makassar”. Hasil penelitian ini adalah

terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran Aqidah akhlak terhadap

perilaku peserta didik kelas V di MIN 2 Makassar. Hal ini tercermin dalam

output SPSS Berdasarkan tabel Anova dapat kita ketahui bawa sig. deviation

from linierity sebesar 0,235 dalam hal ini nilai 0,235 > 0,05 yang merupakan

standar signifikansi maka dapat kita simpulkan bahwa diterima yang artinya

terdapat hubungan linier atara variabel pembelajaran aqidah dengan perilaku

peserta didik. Adapun itu untuk mengetahui pengaruh dari variabel x dan y

peneliti menggunakan Uji hipotesis atau Uji F dengan menggunakan output

SPSS Dari tabel ANOVA, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh signifikan

antara pembelajaran akidah akhlak terhadap perilaku peserta didik, karena nilai

p-value lebih kecil daripada taraf signifikansi 5% (0,027 > 0,05). Dengan

demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Terdapat persamaan penelitian antara

penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti karena

sama-sama membahas mengenai pendidikan akhlak, namun di dalamnya juga

terdapat perbedaan, penelitian terdahulu membahas prilaku sosial siswa secara

1
2
keseluruhan akan tetapi dalam penelitian ini hanya membahas kemampuan

bermasyarakat siswa secara khusus.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Annor Saputra dan Ahmad Rifa’i (2020) yang

berjudul “Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Karakter Disiplin

Siswadi MI Darul Falah Pematang Benteng Hilir”. Hasil penelitian ini adalah

bahwa berdasarkan hasil analisis data maka diperoleh hasil bahwa analisis

pengolahan data yang terkumpul dari nilai variabel pembelajaran akidah akhlak

dan karakter disiplin siswa dengan menggunakan teknik regresi, untuk

mengetahui seberapa jauh pengaruh pembelajaran akidah akhlak terhadap

karakter disiplin siswa yang di variabelkan menjadi X dan Y sehingga diketahui

hasil perhitungannya. Selanjutnya dilakukan pembuktian analisis uji hipotesis

yaitu dengan menggunakan program SPSS versi 22.0 for windows dan

didapatkan nilai r 0,976 dan nilair 2 0,954 yang berarti hasil perhitungan yang

telah diketahui bahwa pengaruh pembelajaran akidah akhlak terhadap karakter

disiplin siswa mencapai 95,4%, dengan kata lain karakter disiplin siswa MI

Darul Falah Pematang Benteng Hilir dipengaruhi oleh pembelajaran akidah

akhlaksebesar 95,4%, sedangkan yang 4,6% lagi yaitu karakter disiplin siswa

dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya baik dari dalam siswa itu sendiri maupun

dari luar siswa itu sendiri. Dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka hal ini

menunjukkan bahwa adanya regresi antara variabel X dan variabel Y. Maka

dapat di simpulkan bahwa pembelajaran akidah akhlak memiliki pengaruh yang

signifikan dengan karakter disiplin siswa.Terdapat persamaan penelitian antara

1
3
penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti karena

sama-sama membahas mengenai pendidikan akhlak, namun di dalamnya juga

terdapat perbedaan, penelitian terdahulu membahas karakter disiplin siswa,

sementara dalam penelitian ini membahas kemampuan bermasyarakat siswa.

B. Kerangka berfikir

Menurut Sugiono kerangka berpikir adalah sintesa tentang hubungan antar


variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono,
2015:60). Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi, secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antar variabel dependen dan independen (Sugiyono, 2015:60).
Berikut hubungan antar variabel dependen dan independen ini dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1
Kerangka Pemikiran

Pendidikan Akhlak Kemampuan Bermasyarakat


(Variabel X) (Variabel Y)

Ahlak kepada tuhan, sesama Kemampuan Intelektual


manusia dan lingkungan Kemampuan Fisik

Anwar (2010: 97-98) Robbins dan Judge (2009: 57-61)

C. Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t. Uji t digunakan

untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat

pada tabel coefficients pada kolom sig (significance).

1
4
Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara

parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Menurut Arikunto (2010: 110), hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Ha =Terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan akhlak terhadap kemampuan


bermasyarakat
H0 =Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan akhlak terhadap
kemampuan bermasyarakat

1
5
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan judul dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang
bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan
antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan
hasilnya (Ahmad Tanzeh, 2011:10). Seperti yang dijelaskan Sugiyono bahwa
metode kuantitatif adalah metode yang datanya berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2015:7). Rancangan penelitian
kuantitatif ini merupakan penelitian noneksperimen yang artinya penelitian
dilakukan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya
B. Tempat penelitian
Tempat penelitian dalam penelitiian ini dilakukan di Lembaga Kesejahteraan

Soasial Anak (LKSA) Yayasan Taman Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten

Majalengka.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian


Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey dengan deskriptif analisis. Menurut Singarimbun (2009:3),

mengemukakan bahwa “metode survey adalah penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul

data yang pokok”. Melihat pernyataan di atas, metode survey merupakan metode

pengumpulan data yang menggunakan instrumen untuk memperoleh jawaban

dari responden.

1
6
Surakhmad (2005:140) mengemukakan bahwa metode survey dengan

analisis deskriptif mempunyai ciri-ciri, yaitu merumuskan diri pada pemecahan

masalah yang ada pada waktu sekarang pada masalah yang aktual. Data yang

dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis karena itu

metode ini sering disebut metode analitik. Adapun dalam penelitian survey yang

dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh pendidikan akhlak

terhadap kemampuan bermasyarakat anak yatim piatu usia 15-18 tahun di

lembaga kesejahteraan soasial anak (LKSA) yayasan taman pendidikan anak

(YTPA) Kabupaten Majalengka.

1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kauntitatif. Menurut Azwar (2007:43) pendekatan penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical/angka yang

diolah dengan metoda statistika. Adapun metode statistika yang digunakan

adalah untuk mengukur pengaruh pendidikan hakhlak terhadap kemampuan

bermasyarakat anak yatim piatu usia 15-18 tahun di lembaga kesejahteraan

soasial anak (LKSA) yayasan taman pendidikan anak (YTPA) Kabupaten

Majalengka.

D. Penentuan Populasi dan Sampel


1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

1
7
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah

anak yatim piatu usia 15-18 tahun di Lembaga Kesejahteraan Soasial Anak

(LKSA) Yayasan Taman Pendidikan Anak (YTPA) Kabupaten Majalengka

yang berjumlah 20 orang.

2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dan diteliti dari

sampel kesimpulanya akan dapat diperlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel

yangt dipilih dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengacu kepada teori

yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:104) yang menyatakan bahwa apabila

subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya, tetapi apabila

jumlah subyek lebih dari 100 dapat diambil antara 5 – 15 % atau 20 – 25 % atau

lebih. Oleh karena itu karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 (20),

maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 responden, dengan

kata lain sampel dalam penelitian juga merupakan populasi.

E. Variabel Penelitian
Menurut Sekaran (2014:116), variabel adalah apapun yang dapat

membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel dalam penelitian ini

terdiri dari satu variabel independen dan satu variabel dependen. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1
8
1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari

satu macam yaitu “pendidikan akhlak” variabel ini dilambangkan dengan X.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel bebas dalam penelitian ini hanya terdiri

dari satu variabel yaitu “kemampuan bermasyarakat” variabel ini dilambangkan

dengan Y.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Angket

Menurut Sugiyono (2006:156) yang dimaksud dengan angket

adalah daftar sejumlah pertanyaan dan jawaban tersedia untuk

menjawab permasalahan penelitian.

Penysunan dan perhitungan angket menggunakan skala likert

(sikap) dengan pilihan jawaban sangat setuju (SS) dengan skoring 4,

setuju (S) dengan skoring 3, tidak setuju (TS) dengan skoring 2 dan

sangat tidak setuju (STS) dengan skoring 1, angket dalam penelitian

ini seluruhnya dalam bentuk peryataan positif.

2. Panduan Wawancara (Interview Guide)

1
9
Panduan wawancara adalah instrument penelitian yang digunakan

peneliti untuk melakukan wawancara pada pihak-pihak terkait guna

mendapatkan data awal penelitian yang meliputi latar belakang penelitian,

kondisi objek penelitian dan hal-hal lain yang terkait dengan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik-teknik yang

digunakan oleh penulis dalam menganalisis data-data kuantitatif yang terkumpul

dari jawan responden setelah pengisian angket variabel X dan Y. Adapun teknik

analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Analisis Pra Syarat


Analisis pra syarat yang dimaksud adalah uji instrument angket variabel

X dan Y. Angket dalam analisis pra syarat ini diuji validitas dan realibilitasnya,

sehingga nantinya betul-betul dapat dijadikan sebagai instrument penelitian yang

layak digunakan. Adapun penjelasan mengenai uji validitas dan reablitias adalah

sebagai berikut:

a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas instrumen.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat

(Arikunto, 2010:211). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah.

2
0
Rumus yang digunakan dalam uji validitas dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan rumus korelasi produk moment sesuai dengan

pendapat Pearson (Arikunto, 2010:211), pada setiap butir alat ukur dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor butirAdapun rumusnya adalah

sebagai berikut:

N ∑ XY −( ∑ X ) ( ∑ Y )
rxy=
√¿¿¿

Keterangan
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
N : Number of cases (Jumlah siswa uji coba)
∑XY : Jumlah hasil penelitian antara skor X dan skor Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Validitas
No Nilai xy Interprestasi
1 0,800 <rxy≤ 1,00 Sangat Tinggi
2 0,600 <rxy≤ 0,800 Tinggi
3 0,400 <rxy≤ 0,600 Cukup
4 0,200 <rxy≤ 0,400 Rendah
5 0, 00 <rxy≤ 0,200 Sangat Rndah
(Arikunto, 2010:75)

Rumus uji validitas dalam penelitian ini berlaku untuk instrument

penelitian variabel X dan Y. Agar nantinya dalam melakukan perhitungan

dapat lebih efesien dan cepat maka penulis menggunakan program SPSS

(Statistical product and Service solution).

2
1
b. Uji Reabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban

tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya yang reliabel akan

menghasilkan data yang dipercaya juga. Instrumen dikatakan reliabel apabila

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Rumus yang

digunakan dalam mengukur reliabilitas adalah:

r 11 = ( )(
k
k−1
σ 2b
1−∑ 2
σ1 )
(Arikunto, 2010: 239).
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya item pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σ 2b = Jumlah varians butir

σ 21 = Varians total.
Sedangkan untuk menghitung varians skor digunakan rumus:
2
( ∑ xi)
2
∑ xi 2
N
Si =
N
Keterangan
N = Banyaknya sampel/peserta tes
Xi = Skor butir soal ke-i
i = Nomor soal

2
2
Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
No Nilai Realibilitas Interprestasi

1 0,80 < r11 ≤ 1,00 Derajat Reliabilitas Sangat Tinggi


2 0,60 < r11 ≤ 0,80 Derajat Reliabilitas Tinggi
3 0,40 < r11 ≤ 0,60 Derajat Reliabilitas Cukup
4 0,20 < r11 ≤ 0,40 Derajat Reliabilitas Rendah
5 0,00 < r11 ≤ 0,20 Derajat Reliabilitas Sangat Rendah

(Suheman dan Sukjaya,1990:177)

Namun demikian dalam penelitian ini, penulis menggunakan program

SPSS (Statistical product and Service solution) 16, dengan pendekatan

Cronbach’s Alpha.

2. Uji Skor Angket


Soal-soal angket yang disebarkan penulis, seluruhnya dibuat dengan

menggunakan pernyataan positif dimana penilaianya adalah apabila

responden menjawab pilihan jawaban :

a. Sangat Setuju (SS) diberikan bobot nilai 4

b. Setuju (S) diberikan bobot nilai 3

c. Tidak Setuju (TS) diberikan bobot nilai 2

d. Sangat Tidak Setuju (STS) diberikan bobot nilai 1

Selain itu dalam penafsiran dan penilaian angket selanjutnya penulis

menggunakan rumus penghitungan skor angket sebagaimana berikut :

2
3
JumlahSkor
×100 %
SkorMaksimal
Skor Angket =

(Habibah, 2013: 26)

Hasil skor angket kemudian dikonversikan kedalam tabel prosentase berikut :

Tabel 3.4
Skla Prosentase Angket
Prosentas
Keterangan
e
86%-100% Sangat baik
76%-85% Baik
60%-75% Cukup Baik
55%-59% Kurang Baik
<54% Kurang Sekali
(Riduwan, 2010: 29)

3. Uji Regresi Sederhana


Analisis regresi sederhana adalah rumus yang berfungsi untuk

meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas diketahui.

Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional

atau sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

(Riduwan, 2010:224) Dengan kata lain bahwa uji regresi dalam penelitian ini

untuk menguji besaran pengaruh variabel X (Pendidikan Akhlak) terhadap

variabel Y (Kemampuan Bermasyarakat) setelah sebelumnya diketahui bahwa

2
4
kedua variabel adalah variabel yang mempunyai hubungan fungsional atau

sebab akibat (kausal). Adapun rumus regresi sederhana sebagai berikut:

Penggunaan rumus regresi ý = a + bx


Keterangan :

Ý Subyek Variabel terikat yg diproyeksikan


Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
x
diprediksikan
a Nilai konstanta harga y jika x = 0
Nilai arah sebagai prediksi yang menunjukan nilai
b
peningkatan atau penurunan ( Positif / negative )

n ∑ xy−∑ y ∑ y−b . ∑ x
b= a=
n . x 2−( ∑ x ) 2 n

Selanjutnya untuk memudahkan penulis dalam melakukan analisis

penulis nantinya menggunakan program SPSS (Statistical product and Service

solution) 16.

2
5
DAFTAR PUSTAKA
_______, (2017). Metode Penelitan Kuantitati, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabeta
________. 2003. Pendidikan Hati. Jakarta: Kalam Mulia
Al-Abrasi, Muhammad (1994). Dasar-Dasar Pendidikan Islam. terj Bustami.
Abdul Ghani. Jakarta: Bulan Bintang
Al-Munawar, Said Aqil Husni. (2005). Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani Dalam
Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press
Amin, (1996). Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang
Aminudin, (2006). Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan
Agama Isalam. Yogyakarta: Graha Ilmu
Annor Saputra dan Ahmad Rifa’i (2020). Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak
Terhadap Karakter Disiplin Siswadi MI Darul Falah Pematang Benteng
Hilir. Jurnal. Volume 2. No 2
Anwar, Rosihan. (2010). Akhlak tasawuf. Bandung: Pustaka Setia
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Shafiuddin. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Depag RI, 2010. Alquran dan Terjamahannya. Edisi Penyempurnaan. Jakarta:
Depag RI
Hafifah Sita Dewi (2012). Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku
Sosial Siswa Di Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL-Munawwaroh Kecamatan
Pabedilan Kabupaten Cirebon. Skripsi. IAIN Syekh Nurjati
Hamid dan Saebani, Ahamad. (2010). Ilmu Akhlak. Cet.1 Bandung: Pustaka Setia.
Herlina Astri (2014). Kehidupan Anak Jalanan Di Indonesia: Faktor Penyebab,
Tatanan Hidup Dan Kerentanan Berperilaku Menyimpang. Jurnal.
Volume 5. No 2
Ilyas, Yunahar. (2006). Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

2
6
Pengamalan Islam
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke
3. Jakarta: Balai Pustaka
Kurniawan, Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter Konsepsi dan
Implementasinya Secara Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah,
Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Mahjuddin. (1991). Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia
Mahmud, Ali Abdul Halim. (2004). Tarbiyah al-khuluqiyah. Akhlak Mulia, ter. Abdul
Hayyie al-Kattani, dkk. Jakarta: Gema Insani
Masy’ari, Anwar. (1990). Akhlak Al-Qur'an. Surabaya. Bina Ilmu
Musthofa, Ahmad. (200)5. Akhlak Tasawuf. Bandung, Pustaka Setia
Nata, Abuddin. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers
Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Klaam Mulia
Resky Pratiwi (2018). Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadap Perilaku
Peserta Didik Kelas V di MIN 2 Makassar. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Riduwan. (2010). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Robbins, Sthapen dan Judge, Thimoty A. (2009). Organizational Behavior. 13
Three Edition, USA: Pearson International Edition, Prentice -Hall.
Saebani, Beni Ahamad dan Hamid, Abdul. (2012). Ilmu Akhlak. Bandung:
Pustaka Setia
Sekaran, Uma. (2014). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Research Methods
for Business) Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Singarimbun, Masri & Effendi Sofian. (2009). Metode Penelitian Survai.Edisi
Revisi. Jakarta : LP3ES
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabeta
Sukjaya dan Herman. (1990). Petunjuk Evaluasi untuk Melaksanakan Evaluasi.
Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah
Surakhmad, Winarno. (2005). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan
Teknik. Bandung: Tarsito
Yunus, Mahmud. (1990). Pokok-Pokok Pendiidkan dan Pengajaran. Jakarta:
Hida Karya Agung
Zainuddin, Ali. 2005. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara

2
7

Anda mungkin juga menyukai