Anda di halaman 1dari 20

1

Proposal Skripsi

A. Konteks Penelitian

Islam merupakan agama yang begitu memperhatikan pola hidup umatnya


sejak manusia dalam kandungan hingga lahir dan berkembang. Islam telah
menetapkan tata cara kehidupan umatnya, maka tidak heran jika Nabi Muhammad
SAW diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak 1. Sepanjang sejarah,
pembahasan mengenai akhlak masih menjadi topik persoalan yang terus dibahas,
karena secara tidak lansung perilaku manusia menjadi tolak ukur dalam penilaian
baik buruknya sifat seseorang. Akhlak dalam kehidupan manusia menjadi hal yang
begitu penting, baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara ataupun
bermasyarakat, karena jatuh bangunnya suatu negara tergantung akhlak atau
perilaku dari masyarakatnya. Apabila akhlaknya baik maka baik pula batinnya,
dan begitu sebaliknya.
Masalah akhlak menjadi perhatian utama dalam Islam, sebagaimana
penjelasan diatas, bahwa Allah SWT mengutus Rasulullah SAW turun ke bumi
sebagai gambaran khalifah dengan tujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia
dan menjadi suri tauladan bagi seluruh manusia di dunia. 2Adapun di dalam firman
Allah SWT Q.S Al-Azhab ayat 21, didalam ayat itu menjelaskan bahwa
Rasulullah adalah suri tauladan, atau sebagai contoh yang baik, panutan seluruh
manusia bagi mereka yang mengharap rahmat Allah, beriman kepada hari akhir
dan bagi mereka yang selalu berdzikir mengingat Allah.
Sejajar dengan penjelasan berikut, pembentukan akhlak menempati urutan
yang sangat penting dalam pendidikan, bahkan menjadi tujuan utama untuk
dicapai. Hal ini karena dalam kehidupan, akhlak dijadikan sebagai tolak ukur atau
pembeda antara manusia dengan makhluk Allah yang lain. Jika manusia tidak

1
“Konsep Adab Belajar (Studi Komparasi Kitab Tanbihul Muta’alim Dengan Kitab Taysir
Al- Khollaq) | Ilmuna: Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam.”
2
“Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisirul Khallaq Karya Syaikh
Khafidh Hasan Al-Mas'udi | Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman.”
2

berakhlak, maka akan hilang derajat kemuliaanya sebagai makhluk Allah yang
paling mulia, karena ia lepas dari nilai-nilai yang seharusnya dijadikan pedoman
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Fokus Penelitian
Melihat dari konteks penelitian diatas, maka rumusan masalah yang diangkat
diantaranya :
1. Bagaimana Penerapan Pendidikan Akhlak Kitab Taisir Al Khollaq di Pondok
Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I Lirboyo Kota Kediri?
2. Bagaiaman Kendala Penanaman Pendidikan Akhlak Melalui Pengajian Kitab
Taisir Al Khollaq di Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I Lirboyo Kota
Kediri?
3. Bagaiaman Keberhasilan Penanaman Pendidikan Akhlak Melalui Pengajian
Kitab Taisir Al Khollaq di Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I Lirboyo
Kota Kediri?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam
melakukan penelitian. Hal ini harus mengacu pada masalah-masalah yang sesuai
dengan fokus masalah yang telah dirumuskan sebelumya 3. Adapun tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Penerapan Pendidikan Akhlak Kitab Taisir Al Khollaq di
Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I Lirboyo Kota Kediri?
2. Untuk Mengetahui Kendala Penanaman Pendidikan Akhlak Melalui Pengajian
Kitab Taisir Al Khollaq di Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I Lirboyo
Kota Kediri?
3. Untuk Mengetahui Keberhasilan Penanaman Pendidikan Akhlak Melalui
Pengajian Kitab Taisir Al Khollaq di Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I
Lirboyo Kota Kediri?

3
“Tujuan Penelitian - Universitas Raharja.”
3

4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini, diharapakan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak
terkait. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini bermanfaat guna memperluas wawasan tentang
pendidikan akhlak yang terdapat di dalam kitab taisir al khollaq. Dan dapat
digunakan sebagai bahan masukan atau menambah khazanah keilmuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Sebagai bagain dari syarat untuk memenuhi Studi Sastra Satu (SI)
2) Dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan yang kritis,
khususnya tentang sumbangsih yang terdapat dalam kitab taisir al
khollaq dalam pendidikan akhlak.
3) Sebagai bentuk pelatihan tentang bagaimana menulis sebuah karya
ilmiah yang baik guna bekal mengadakan penelitian dan penulisan karya
ilmiah selanjutnya.
b. Bagi Santri Pondok Pesantren Al-mahrusiayah
Diharapakan bagi santri putri Al mahrusiyah untuk dapat mengambil
manfaat, menerapkan, menjadikan pedoman, dari sumbangsih yang telah
diberikan kitab taisir al khollaq, yang mana itu sangat berperan dalam
pendidikan akhlak.
c. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan
karya ilmiah, yang dengan tema yang terkait dan mempermudah para
pembaca untuk mengetahui lebih dalam tentang sumbangsih dari kitab Taisir
Al Khollaq yang begitu berperan dalam pendidikan akhlak.

5. Definisi Operasional
4

Dalam pembahasan penelitian ini, agar lebih terfokus pada pembahsan yang
akan dibahas dan menghindari terjadinya persepsi yang berbeda mengenai istilah-
istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi yang berkaitan
dengan judul dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kitab Taisir Al Khollaq
Kitab taisir al khollaq adalah kitab karya Al Hafidz Hasan Al-
Mas’udi, beliau adalah ulama Al-Azhar. Kitab ini merupakan sebuah kitab
yang meringkas tentang ilmu dan akhlak, untuk para pelajar tingkat dasar,
yang terdiri dari 31 pasal pembahasan akhlak dasar, yang kemudian di ringkas
menjadi 5 pokok pembahasan akhlak dasar, yaitu akhlak kepada Allah SWT,
kepada sesame manusia, kepada diri sendiri, akhlak yang harus dilakukan dan
ditinggalkan.4

2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak adalah pendidikan yang mengarah pada terciptanya
perilaku lahir dan batin manusia, sehingga menjadi manusia yang seimbang
dalam arti terhadap dirinya dan diluar dirinya.5
Pendidikan akhlak dalam islam adalah suatu proses usaha sadar yang
dilakukan seorang guru atau pendidik untuk membentuk akhlak yang baik
kepada peserta didik yang sesuai dengan ajaran Islam sehingga terbentuklah
pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.6

3. Pondok Pesantren
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan penyiaran
agama islam, itulah identitas pesantren pada awal perkembangannya.
Pesantren adalah lembaga pendidikan dimana santri belajar kepada kyai untuk

4
“Latifatul Maesaroh,Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisīr Al-Khallaq Fī ‘Ilmi
Al-Akhllaq Karya Ḥāfiz Ḥasan Al-Mas’udī(Institut Agama Islam Negri Purwokerto)2021.”
5
“Latifatul Maesaroh,Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisīr Al-Khallaq Fī ‘Ilmi
Al-Akhllaq Karya Ḥāfiz Ḥasan Al-Mas’udī(Institut Agama Islam Negri Purwokerto)2021.”
6
“Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisirul Khallaq Karya Syaikh
Khafidh Hasan Al-Mas'udi | Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi Keislaman.”
5

memperdalam ilmu agama sehingga mampu melatih para santri untuk siap
mandiri dan menghadapi problematika masyarakat.

6. Kajian Pustaka
1. Sumbangsih Kitab Taisir Al Khollaq
Pengertian sumbangsih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) ‘sokongan, bantuan, (berupa pemberian, karangan, uang dan
sebagainya) sebagai tanda kasih. Penulisan ‘sih’ berasal dari kata ‘kasih’.
Sumbangsih terbentuk dari sumbang dan kasih. Contoh kalimatnya
‘Dikirimnya seberkas bunga mawar sebagai sumbangsih untuk kawannya
yang sedang berulang tahun’.7
Sumbangsih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bantuan,
dorongan yang diberikan oleh kitab taisir al khollaq dalam pendidikan akhlak
di Pondok Pesantren Putri Al-mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri, yang
seharusnya pembelajaran akhlak di pondok pesantren sudah tidak diragukan
lagi, namun sumbangsih dari kitab taisir al khollaq sangat diperlukan untuk
mendukung perkembangan ilmu akhlak yang di ajarkan di Pondok Pesantren
Putri Al-Mahhrusiyah Lirboyo Kota Kediri. Sumbangsih disini bukan bantuan
secara material melainkan berupa teori ilmu, dan nilai-nilai yang ada di dalam
kitab taisir al khollaq.
Kitab taisir al khollaq menjadi salah satu kitab salafi yang diajarkan di
Pondok Pesantren Putri Al Mahrusiyah I, tepatnya kitab taisir al khollaq ini
diajarkan pada siswi tingkatan dasar yaitu kelas 1 Tsanawiyah. Kitab ini dikaji
di tingkatan dasar karena untuk menanamkan dijiwa para santri bahwa ilmu
pertama yang harus dipelajari adalah ilmu tentang akhlak, karena ilmu akhlak
menepati posisi yang sangat penting dalam agama islam, akhlak juga sebagai
dasar alat ukur baik buruknya seorang tersebut.
Di dalam kitab taisir al khollaq membahas tentang kaidah-kaidah atau
biasa disebut aturan-atuaran memperbaik hati dan semua anggota. Subjek

7
“Arti kata sumbangsih - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.”
6

dalam kitab ini adalah tingkah laku baik atau buruk. Adapun buah dari ilmu
akhlak adalah kebaikan hati dan semua anggato badan ketika di dunia dan
keberhasilan mencapai derajat mulia di akhirat.8
Adapun materi yang terdapat dalam kitab taisir al khollaq karya Al
Hafidz Hasan Al Mas’udi adalah sebagai berikut:
a. Berhubungan dengan Allah SWT
1) Taqwa (at-taqwa)
b. Berhubungan dengan sesame manusia meliputi:
1) Tata krama seorang guru (adabu al-muallim)
2) Tata krama seorang pelajar (adabu al muta’allim)
3) Hak-hak dan kewajiban orang tua (huququ al-walidaini)
4) Hak-hak dan kewajiban kepada kerabat (huququ al-qarabah)
5) Hak-hak dan kewajiban kepada tetangga (huququ al-jirani)
6) Tata krama dalam pergaulan (adabu al- mu’asyarati)
7) Kerukunan dan kasih saying (al-ulfah)
8) Persaudaraan (al-akha)
9) Tata karma dan pertemanan (adabu al-majalisi)
c. Berhubungan dengan diri sendiri
1) Tata cara makan (adabu al-akil)
2) Tat cara minum (adabu asy-syurbi)
3) Tata cara tidur (adabu an-naumi)
4) Tata karma di dalam masjid ( adabu al masjid)
5) Kebersihan (an-nazafah)
d. Akhlak yang harus dilakukan (mahmudah)
1) Jujur dan dusta (al-sidqu wa al kazibu)
2) Amanah (al-amanah)
3) Terjaga (al-iffah)
4) Harga diri (al-muru’ah)
5) Ramah (al-hilmu)

8
Abi Medan, Terjemahan Taisir Akhlaq.
7

6) Kedermawanan (as-sakha)
7) Merendahkan diri (at-tawadhu)
8) Ketinggian jiwa (izzah an-nafsi)
9) Keadilan (al-adlu)
e. Akhlah yang harus dihindari (mazmumah)
1) Dendam (al-hiqdu)
2) Dengki (al-hasadu)
3) Ghibah (al-gibah)
4) Adu domba (an-namimah)
5) Sombong (al-kibru)
6) Tertipu oleh diri sendiri (al-gurruru)
7) Aniyaya atau dholim (al-zulmu)
2. Pendidikan Akhlak
a. Pengertian Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak berasal dari dua kata yaitu pendidikan dan
akhlak. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah suatu
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.9
Adapun pengertian akhlak secara terminologi menurut para ulama
seperti Ibnu Maskawaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan melalui pertimbangan pikiran
lebih dulu. Menurut Al Ghazali, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa, sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran lebih dulu.10

9
“Definisi Pendidikan Menurut UU No.20 Th 2003 | Dinas Pendidikan Pemuda Dan
Olahraga.”
10
“Pengertian Akhlak Secara Epistemologi Dan Terminologi Dan Kaitannya Dengan Etika,
Moral, Kesusilaan Atau Kesopanan.”
8

Setelah penjelasan secara terpisah mengenai pegertian pendidikan


dan akhlak, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah suatu
kegiatan secara sadar dan disengaja untuk memberikan bimbingan, baik
jasmani maupun rohani, melalui perubahan nilai-nilai islam, latihan moral,
fisik serta menghasilkan perubahan ke arah positif, yang nantinya dapat
diartikulasikan dalam kehidupan, dengan kebiasaan bertingkah laku,
berpikir dan berbudi pekerti yang luhur menuju terbentuknya manusia yang
berakhlak mulia, di mana dapat menghasilkan perbuatan atau pengalaman
dengan mudah tanpa harus direnungkan dan disengaja atau tanpa adanya
suatu pertimbangan dan pemikiran, yakni tidak karena adanya tekanan dari
orang lain atau bahkan pengaruh-pengaruh yang indah, dan perbuatan itu
harus konstan (stabil) dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sering
sehingga dapat menjadi kebiasaan.11
Pendidikan akhlak bisanya diterapkan dilingkungan pesantren,
salah satunya adalah Pondok Pesantren Putri Al Mahrusiyah. Disini para
santri dibimbing oleh kyai mengenai pendidikan akhlak dan juga melalui
kitab-kitab salafi, yang salah satu kitabnya adalah kitab taisir al khollaq.
Kitab ini berisi tentang ringkasan dasar ilmu akhlak. Yang mana kitab ini
menjadi salah satu pendorong pendidikan akhlak di pondok pesantren
tersebut.

b. Tujuan Pendidikan Akhlak


Menurut Barwany Umari, bahwa tujuan pendidikan akhlak secara
umum meliputi :
a) Agar terbiasa melakukan hal baik, indah, mulia, terpuji serta dapat
menghindari hal yang buruk, jelek, hina, dan tercela
b) Agar hubungan kita dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk
selalu terpelihara dengan baik dan harmonis.

11
“Latifatul Maesaroh,Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisīr Al-Khallaq Fī ‘Ilmi
Al-Akhllaq Karya Ḥāfiz Ḥasan Al-Mas’udī(Institut Agama Islam Negri Purwokerto)2021.”
9

Adapun tujuan khusus pendidikan akhlak meliputi:


a) Menanamkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat
kebiasaan yang baik.
b) Memantapkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri
berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang rendah.
c) Membiasakan bersikap rela, optimis, percaya diri, emosi, tahan
menderita, dan sabar.
d) Membiasakan bersopan santun dalam berbicara dan bergaul dengan
baik.
e) Selalu tekun beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt dan
bermuamalah yang baik.

a. Pondok Pesantren Al Mahrusiyah


Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang
secara nyata telah melahirkan banyak ulama. Banyak tokoh islam yang lahir
dari pesantren. Bahkan Prof. Dr. Mukti Ali pernah mengatakan bahwa tidak
pernah ada ulama yang lahir dari selain lembaga pesantren. Menurut Van
Bruinessen pesantren tertua di Jawa adalah pesantren Tegalsari yang didirikan
tahun 1742. Namun survey Belanda 1819, dalam Van Bruinessan lembaga
yang mirip dengan pesantren hanya ditemukan di priangan, pekalongan,
rembang, kedu, dan madiun. Mashutu memberikan kesimpulan lain, bahwa
pesantren nusantara telah ada sejak abad ke 13-17 dan di Jawa sejak abad 15-
16 M, bersamaan dengan masuknya islam ke Indonesia. Pendapat ini
dikuatkan oleh Dhafier bahwa dalam serat senthini dijelaskan pada abad 16
telah banyak pesantren-pesantren mashur di Indonesia yang menjadi pusat
pendidikan islam. Akan tetapi pendapat dari Mashutu dan Dhofier ditolak oleh
Van Bruinessan dimana serat senthini tersebut disusun pada abad 19, oleh
karena itu tidak bisa dianggap sebagai sumber yang dapat dipercaya mengenai
penjelasan kejadian abad 17 M. Maka dari itu para sejarahwan menyimpulkan
10

bahwa lembaga pendidikan islam di Indonesia belum ada sebelum abad ke 18


M dan baru muncul pada akhir abad 18 M.12
Istilah pesantren berasal dari kata “pe-santri”-an, dimana kata “santri”
berarti murid dalam bahasa Jawa. Istilah “pondok” berasal dari bahasa Arab
“funduuq” yang berarti penginapan.13 Menurut Abdullah Syurki Zarkasyi
berpendapat bahwa pesantren dikategorikan menjadi tiga macam bentuk,
yaitu: Pertama, pesantren tradisional Kedua, pesantren semi modern Ketiga,
pesantren modern. Menurut Djamaluddin, pondok pesantren adalah suatu
lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh dan diakui oleh masyarakat
sekitar, dengan system asrama yag santrinya menerima pendidikan agama
melalui system pengajian dan madrasah yang seperti dibawah kedaulatan dan
kepemimpinan seorang kyai.
Salah satu pondok pesantren di Jawa adalah Pondok Pesantren Putri Al
Mahrusiayah, pondok ini dirintis sejak tahun 1987. Lembaga pendidikan ini
adalah penampung siswa, mahasiswa dan mahasiswi yang belajar dibawah
naungan Yasayasan Islam Tribakti (YPIT). Pondok Pesantren Putri Al
Mahrusiyah diresmikan pada tanggal 06 Januari 2001. Lokasi Pondok
Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I Lirboyo Kediri yang disingkat P3LAM.
Pesantren ini terletak di Jalan K.H Abdul Karim No.09 Lirboyo Kota Kediri
PO.BOX 141 Kediri Jatim 64117.14
Pondok pesantren ini memiliki beberapa lembaga, diantaranya;
Madrasah diniyah Al Mahrusiyah, lembaga ini adalah lembaga pendidikan
keagamaan yang diharapkan mampu secara terus menerus dapat memberikan
pendidikan keagamaan yang tidak terdapat atau tidak terpenuhi di sekolah-
sekolah umum.15 Di Madrasah Diniyah Al Mahrusiyah terdapat kurikulum
yang mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama, khusunya melalui kitab-kitab
salafi, yang salah satunya adalah kitab taisir al khollaq. Kitab tersebut sebagai

12
Imam Syafi’i, “Pondok Pesantren Lembaga Pendidikan Pembentukan Karaketer.”
13
Imam Syafi’i.
14
“SEJARAH – Ponpes Al Mahrusiyah Lirboyo Kediri.”
15
“Madrasah Diniyah - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.”
11

pendorong pengembangan ilmu akhlak di Pondok Pesantren Putri Al


Mahrusiyah I Lirboyo Kota Kediri.

3. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan tema yang dijadikan tema oleh peneliti mempunyai
penelitian terdahulu walaupun belum ada tema yang sesuai dengan ranah
mengenai “Sumbangsih Kitab Taisir Al-Khollaq Dalam Pendidikan Akhlak”
tetapi peneliti menghubungkan penelitian terdahulu untuk dijadikan tendensi
peneliti agar sesuai.
Pertama, adalah Skripsi yang ditulis oleh Neli Rohani Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto, tahun
2021 dengan judul “Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisir Al Khollaq
Karya Hafidz Hasan Al Mas’udi Dan Implementasinya Dalam Desain
Pemebelajaran”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep
pendidikan akhlak dalam kitab taisir al khollaq karya Hafidz Hasan Al Mas’udi
dan implementasinya dalam pembelajaran akidah akhlak di MI. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran akidah akhlak di MI
yaitu peserta didik mampu memahami dan mempraktikkan akhlak yang baik
yang diantaranya adalah akhlak kepada Allah, Adab guru dan murid, akhlak
kepada orang lain, adab sehari-hari, akhlak mahmudah, dan akhlak madzumah
serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.16.Persamaann
dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai implementasi kitab
taisir al khollaq. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada referensi acuan
sumber utama yang digunakan dan tempat yang diteliti.
Kedua, Skripsi Latifatul Maisaroh Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Iain Purwokerto tahun 2021 dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam
Kitab Taisir Al Khollaq Fi Ilmi Al Akhlaq Karya Hafiz Hasan Al Mas’udi”.
16
“Neli Rohani, Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisir Kholaq Karya Hafidz Hasan
Al-Mas’udi Dan Implementasinya Dalam Desain Penvelajaran Pendidikan Aqidah Akhlak Di Mi,
(Purwokerto, Universitas Islam Negeri K.H. Saifuddin Zuhri) 2021.”
12

Penelitian ini bertujuan untuk membahas lebih dalam mengenai nilai-nilai


pendidkan akhlak dalam kitab taisir al khollaq fii ilmi akhlaq karya Hafidz
Hasan Al Mas’udi dan relefansinya dengan pendidikan agama islam.17 Persamaan
dengan penelitian ini, terletak pada sama-sama membahas tentang kitab taisir al
khollaq. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada fokus penelitian yang
membahas mengenai nilai-nilai dalm kitab taisir al khollaq, sedangkan dalam
penelitian yang dilakukan peneliti lebih fokus pada sumbangsih dan
implementasi dari kitab taisir al khollaq.
Ketiga, Skripsi Fitriani Faisatin Nisa, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institute Agama Islam Negri Jember, tahun 2020 dengan judul “Kajian Kitab
Taisir Al Khollaq Pada Kegiatan Kelompok Kerja (POKJA) Agama Dalam
Membina Akhlak Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruannegri (SMKN) 1 Tegal
Sari- Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini untuk mendiskripsikan mengenai
kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti kajian kitab taisir al khollaq pada
kegiatan Kelompok Kerja (POKJA) agama dalam membina akhlak siswa di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tegal Sari- Banyuwangi 18.
Persamaan terletak pada sama-sama membahas kitab taisir al khollaq.
Perbedaanya terletak pada fokus penelitian yang membahas bagaimana kegiatan
pendahuluan dan penutup kajian kitab taisir al khollaq sedangkan penelitian
yang diteliti peneliti lebih terfokus pada penerapan dan sumbangsih kitab taisir
al khollaq.

4. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan
deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
17
“Latifatul Maesaroh,Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisīr Al-Khallaq Fī ‘Ilmi
Al-Akhllaq Karya Ḥāfiz Ḥasan Al-Mas’udī(Institut Agama Islam Negri Purwokerto)2021.”
18
Fitriani Faisatin Nisa, “Kajian Kitab Taisirul Khollaq Pada Kegiatan Kelompok Kerja
(Pokja) Agama Dalam Membina Akhlak Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (Smkn) 1
Tegalsari-Banyuwangi (Institut Agama Islam Negeri Jember) Jember 2020.”
13

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara heoristik, dan


dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah19..
Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti.

2. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi penelitian di Pondok Pesantren Putri HM Al-
Mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri. Pesantren ini terletak di Jalan K.H Abdul
Karim No.09 Lirboyo Kota Kediri PO.BOX 141 Kediri Jatim 64117. Hal ini
dikarenakan lokasi merupakan tempat tinggal dan tempat untuk menuntut
ilmu peneliti. Lokasi ini juga cocok dengan tema skripsi yang diambil oleh
peneliti karena merupakan salah satu pondok pesantren yang mengkaji kitab
taisir al khollaq, dan peneliti akan meneliti tentang sumbangsih dari kitab
taisir al khollaq dalam pendidikan akhlak di Pondok Pesantren Putri Al
Mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri.

3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber yang memungkinkan untuk
memperoleh keterangan penelitian atau data 20. Adapun subjek penelitian ini
yaitu, Kepala Madrasah Diniyah, Pengajar Madrasah Diniyah tingkat 1
Tsanawiyah (Mustahiq/Oh), Ketua Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I
Lirboyo Kota Kediri Dan Santri Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah .
Dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling yaitu “pengambilan
sampel berdasarkan tujuan”. Namun apabila penelitian sudah mengarah
kepada jawaban yang sama diantara responden maka pengambilan sampel
akan dihentikan dan dirasa cukup.

19
Nursapia Harahap, Metodologi penelitian kualitatif.
20
“Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Fakultas Syari’ah Dan Hukum,
2005).”
14

4. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian deskriptif kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan
sangat diperlukan karena menjadi pendukung peneliti sebagai tugas
instrument Instrument penelitian sebaai wawancara dan observasi serta
kehadiran peneliti harus dilaporkan secara eksplisit21. Dengan kehadirannya,
peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan tema skripsi yang peneliti
gunakan.
Kemudian peneliti meminta izin kepada pihak yang berwenang seperti
peneliti meneliti tentang sumbangsih kitab tasir al khollaq, peneliti meminta
izin kepada Kepala Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Putri HM Al
Mahrusiyah. Karena untuk mempermudah peneliti dalam pengambilan data
dan hasil penelitian ini akan dipubliksikan maka harus adanya keterbukaan
dan tujuan penelitian.

5. Sumber Data
Sumber data peneliti diperoleh untuk subjek data-data yang
diperlukan. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang sumber utmanya
diperoleh dari kata-kata (wawancara) dan tindakan (pengumpulan data).
22
Keduanya diperoleh dari :
a. Library Research, adalah data yang diperoleh dari literature-literature
baik dari buku, internet, jurnal maupun referensi lainnya, yang sesuai
dengan masalah penelitian yang diangkat.
b. Field Reseacrch, adalah data yang diperoleh dari lapangan selain library
research. Peneliti mencari data dengan terjun lansung ke objek yang
diteliti untuk memperoleh data yang konkret tentang segala sesuatu yag
diteliti. Adapun yang menjadi field reseacrch sumber penelitian adalah:

21
“Sugiono, Metode Penelitian kualitatif, Kuantitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta
2008)Hal 223.”
22
“Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Rosdakarya.
Ofisiet.2007).”
15

1) Sumber data primer, yaitu sumber data pokok yang menjadi sumber
dalam penelitian, dalam hal ini yang bertindak sebagai sumber data
primer adalah Kepala Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Putri Al-
Mahrusiyah Dan Ketua Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I.
2) Sumber data sekunder, adalah data yang diperoleh dengan
dokumentasi atau arsip madrasah diniyah yang dibutuhkan oleh
peneliti, data ini digunakan untuk memperkuat data sekunder.

6. Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur pengumpulan data
merupakan teknik sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan oleh peneliti guna untuk mendapatkan data yang objektif.
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis, mengenai fenomena social dengan gejala-gejala psikis untuk
kemudian dilakukan p encatatan. Observasi sebagi alat pengumpulan data
dapat dilakukan secara spontan, dapat pula dilakukan dengan daftar isian
yang telah disiapkan23. Dalam penelitian ini peneliti mengamati secara
lansung penerapan dan sumbangsih penanaman pendidikan akhlak
melalui kitab taisir al khollaq di Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah I
Lirboyo Kota Kediri. Dengan begitu, peneliti dapat menembah informasi
yang mendukung rumusan masalah dalam penelitian.
b. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih
dimana pertanyaan diajukan oleh seorang yang berperan sebagai
pewawancara. Dilakukan dengan mewawancarai orang yang terlibat
didalamnya.
c. Dokumentasi

23
“Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011).”
16

Adapun dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk mempelajari


berbagai informasi yang berkaitan dengan penelitian, dimana informasi
tersebut melalui Kepala Madrasah Diniyah dan Ketua Pondok Pesantren
Putri Al Mahrusiyah I, dalam melaksanakan penelitian yang dipimpinnya
dan melalui foto-foto implementasi dan hasil dari bentuk sumbangsih dari
kitab taisir al khollaq dalam pendidikan akhlak di Pondok pesantren Al-
Mahrusiyah I.

7. Analisis data
Analis data adalah rangakaian kegiatan penelaahan, pengelompokan,
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki
nilai social, akademis, dan ilmiah.24 Analisis data untuk penelitian kualitatif
dimulai sejak sudah dilapangan.

8. Pengecekan keabsahan data


Kebasahan data penelitian adalah kegiatan penting bagi peneliti dalam
upaya jaminan dan meyakinkan pihak lain bahwa temuan penelitian tersebut
benar-benar valid. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik
pemeriksaan. Pelaksanaan teknis pemeriksaan atau sejumlah kriteris tertentu.
Ada empat cara yang digunakan, yaitu kepercayaan (credibility), keteralihan
(transfererability), ketergantungan (dependability), dan kepastian
(confirmability).25

9. Tahap-tahap penelitian
Tahap penelitian dilakukan dengan tiga tahap sebagai berikut:
a. Tahap pra lapangan

24
“Nana Syaodih Sikmadinata, Mteodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2010).”
25
“Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data pada Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan
Masyarakat | Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan
Masyarakat.”
17

Tahap ini upaya peneliti untuk mempersiapkan skema penelitian yang


diambil, diantaranya seperti konsultasi fokus penelitian, legitimasi
perizinan terhadap objek yang diteliti dan mempersiapkan alat atau bahan
penelitian.
b. Tahap Lapangan
Pada tahap ini peneliti mencari informasi terhadap fokus penelitian
yang sesuai dengan metode yang diambilnya dengan cara observasi,
wawancara, penyebaran pertanyaan dan pengelolaan data dan
dokumentasi, sehingga menjadi kumpulan data yang dapat sesuai dengan
fokus penelitian.
c. Tahap analisis
Pada tahap ini peneliti berupaya mengelola data, seperti mengurutkan,
mengkategorikan, dan membuat seluruh data yang diperoleh menjadi
analisis yang sistematis dan terstruktur untuk memudahkan peneliti dalam
pengambilan data.
18

1. Sistematika Penulisan
Agar lebih memudahkan dalam penulisan, dan supaya skripsi ini dapat
terarah secara sistematis, maka penulis menggunakan sistematika pembahasan
sebagai berikut:
1. BAB I: Pendahuluan yang terdiri dari; a) konteks penelitian, b) fokus
penelitian, c) tujuan penelitian, d) kegunaan penelitian, e) definisi
operasional, f) sistematika penulisan.
2. BAB II: Kajian pustaka yang membahas tentang kajian yang berkaitan
dengan topic pembahasan antara lain; a) Sumbangsih kitab Taisir Al Khollaq,
b) Pengertian pendidikan akhlak, c)pengertian pondok pesantren.
3. BAB III: Metode penelitian yang membahas tentang; a) jenis Penelitian, b)
lokasi penelitian, c) subjek penelitian, d) kehadiran peneliti, e) sumber data,
f) pengumpulan data, g) analisis data, h) pengecekan keabsahan data, i)
tahap-tahap penelitian.
4. BAB IV: Hasil penelitian yang membahas tentang; a) paparan data, b)
temuan penelitian, c) pembahasan.
5. BAB V: Penutup, yang membahas tentang ; a) kesimpulan, b) kritik, c) saran-
saran.
19

DAFTAR PUSTAKA
Abi Medan. Terjemahan Taisir Akhlaq, 2016.

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Fakultas Syari’ah Dan Hukum,
2005),” .

Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011),”

Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisirul Khallaq Karya Syaikh
Khafidh Hasan Al-Mas'udi | Intelektual: Jurnal Pendidikan Dan Studi
Keislaman.”

Arti Kata Sumbangsih - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.”

Definisi Pendidikan Menurut Uu No.20 Th 2003 | Dinas Pendidikan Pemuda Dan


Olahraga.”

Fitriani Faisatin Nisa. “Kajian Kitab Taisirul Khollaq Pada Kegiatan Kelompok Kerja
(POKJA) Agama Dalam Membina Akhlak Siswa Di Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tegalsari-Banyuwangi (Institut Agama Islam
Negeri Jember) Jember 2020.

Imam Syafi’i. “Pondok Pesantren Lembaga Pendidikan Pembentukan Karaketer.


Konsep Adab Belajar (Studi Komparasi Kitab Tanbihul Muta’alim Dengan Kitab
Taysir Al- Khollaq)

Latifatul Maesaroh,Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisīr Al-Khallaq Fī


‘Ilmi Al-Akhllaq Karya Ḥāfiz Ḥasan Al-Mas’udī(Institut Agama Islam Negri
Purwokerto)2021,” Hal 8.

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Pt Rosdakarya.


Ofisiet.2007),”.

Madrasah Diniyah - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.”

Nana Syaodih Sikmadinata, Mteodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja


Rosdakarya,2010),”
20

Neli Rohani, Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Taisir Kholaq Karya Hafidz
Hasan Al-Mas’udi Dan Implementasinya Dalam Desain Penvelajaran
Pendidikan Aqidah Akhlak Di Mi, (Purwokerto, Universitas Islam Negeri
K.H. Saifuddin Zuhri) 2021,”

Nursapia Harahap. Metodologi Penelitian Kualitatif.

“Pengertian Akhlak Secara Epistemologi Dan Terminologi Dan Kaitannya Dengan


Etika, Moral, Kesusilaan Atau Kesopanan.”

“Sejarah – Ponpes Al Mahrusiyah Lirboyo Kediri.”

“Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R & D,(Bandung: Alfabeta


2008)Hal 223,”

“Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian Kualitatif Di Bidang


Kesehatan Masyarakat | Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media
Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat.”.

“Tujuan Penelitian - Universitas Raharja.”

Observasi di Pondok Pesantren Putri Al-Mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri

Anda mungkin juga menyukai