Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

Disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:

Nama : Bintang Herlambang


Kelas : Teknik Sipil B 2021

PROGRAM STUDI TEKNIK


SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah Critical
bookini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pendidikan Agama Islam” Adapun
criticalbook ini penulis mengambil buku yang berjudul “Metodologi Pendidikan Agama
Penulis juga berterima kasih pada Bapak Sugianto , selaku Dosen mataIslam”.
kuliah
“Pendidikan Agama Islam” yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah critical book ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengetahuan tentang agam islam.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan tugas ini terdapat banyak
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah critical book sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri
maupun orang yang membacanya. Demi kesempurnaan makalah ini, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pengampuh dan pembaca.

Medan,20 februari 2022

Bintang Herlambang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran yang harus
dimasukkan dalam proses pembelajaran. Hal ini karena kehidupan beragama merupakan
salah satu dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujudnya secara terpadu. Pendidikan
agama diharapkan mampu mewujudkan dimensi kehidupan beragama tersebut sehingga
mampu mewujudkan individu yang utuh dengan sejalan pandangan hidup bangsa.
Pembahasan tentang pembuatan Book Report ini yang ada didalam
buku“Metodelogi Pendidikan Agama Islam” karangan Prof. DR. Ramayulis akan dibahas
tentang Pengajaran Al Qur’an, Pengajaran hadis, Pengajaran Aqidah, Pengajaran Akhlak,
Pengajaran Syariah. Pengajaran Ibadah, Pengajaran Muamalah, Pengajaran Sejarah Islam,
dan Pengajaran Kebudayaan Islam.
Untuk itu dengan demikian Pendidikan Agama juga terbagi menjadi beberapa bab
yang akan dipelajari seperti halnya Bab Hadis, Akhlak, dan Muamalah dan sebagainya.
Untuk itu dengan dibuatnya Book Report untuk memenuhi tugas Metodologi Studi Islam
pokok dan gagasan yang terpenting di dalam buku ini adalah tentang Bab Al-Qur’an dan Bab
Hadis.
Bab-bab dan gagasan penting pada pernyataan di atas akan dibahas dalam book
reportini. Akan tetapi selain dengan mengemukakan isi buku dan gagasan penting penulis,
analisis tidak lupa ditambahkan agar artikulasi (pemaknaan) dari isi buku dapat lebih jelas
dan nampak dinamis.
Tujuan untuk pembuatan Book Report ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Pendidika Agama Islam” untuk mengetahui dan menjelaskan isi buku dan
menganalisis buku tersebut. Serta untuk mengetahui gagasan yang terdapat pada isi buku
“Metodologi Pendidikan Agama Islam”.
B. Tujuan
1. Menyimpulkan isi dari buku
2. Mencari keunggulan dan kekurangan dari buku
3. Mencari perbedaan dari buku yang dikritik

C. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
2. Untuk menambah pengetahuan atas perbandingan terhadap buku
3. Untuk mengasah kemampuan dalam hal kritik terhadap buku

BAB II
PEMBAHASAN
IDENTITAS BUKU

1. Judul Buku : Metodologi Pendidikan Agama Islam


2. Pengarang : Prof. DR. Ramayulis
3. Penerbit : Pustaka Pelajar
4. Tahun Terbit : 2004
5. Kota Terbit : Semarang
6. Jumlah Halaman:256 halaman
7. ISBN : 979-9075-23-8
RINGKASAN ISI BUKU
METODOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Oleh : Prof. DR. Ramayulis

PEMBAHASAN
A. Isi Buku Secara Umum
BAB I
Pendekatan Keberagaman
dalam Pemilihan Metode Pengajaran Pendidikan PAI

Dalam pembahasan ini dijelaskan tentang, fungsi pengajaran PAI yang dimana
Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi yang berbeda dari subyek pelajaran yang lain,
Secara umum menurut John Sealy, Pendidikan Agama, termasuk Pendidikan Agama Islam,
dapat diarahkan untuk mengemban salah satu atau gabungan dari beberapa fungsi, yaitu:
konfesional, neo konfesional, konfesional tersembunyi, implisit, dan konfesional.
Disini juga diterangkan tentang Tujuan pendidikan agama di Indonesia yang
merupakan untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama yang dianut oleh orang yang bersangkutan dengan mempertimbangkan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan anatar umat beragama
dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Dengan kata lain pendidikan
agama memiliki dua tujuan diantaranya yaitu: meningkatkan keberagaman dan
mengembangkan sikap toleransi hidup antar umat beragama. Dengan demikian, sosok lulusan
dari pendidikan agama diharapkan memiliki tingkat keberagaman tertentu dan sikap toleransi
tertentu pula.
Pada bab ini dijelaskan juga tujuan Pendidikan Agama Islam dapat digambarkan
sebagai sosok individu yang memiliki keimanan, komitmen, ritual, dan sosial pada tingkat
yang diharapkan. Yang menerima tanpa keraguan sedikitpun akan kebenaran ajaran Islam itu
sendiri dan bersikap atau berperilaku keagamaan secara positif, melakukan ritual dan sosial
keagamaan sebagaimana yang digariskan dalam ajaran agama Islam.
Materi pendidikan agama Islam tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu ke-Islaman
semata, tetepi juga ilmu lain yang dapat membantu pencapaian keberagaman Islam secara
Komprehensif. Di pendidikan Agama Islam juga diajarkan materi meliputi pembahasan ilmu-
ilmu tauhid atau aqidah, fiqih atau ibadah, Akhlak, study al-qur’an dan hadis, bahasa arab,
dan tarikh Islam, dan lain sebagainya.
BAB II
Pengajaran Al-Qur’an

Dalam pembahasan ini dijelaskan tentang pengertian Al-Qur’an, metode pengajaran


Al-Qur’an dan tujuan mengajar Al-Qur’an. Bahwa pengertian Al-Qur’an adalah wahyu atau
firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT. Dan perlu diketahui bahwa Al-Qur’an sebagai kitab suci dan
sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar dan tidak seorangpun yang mampu
membuat atau menulis yang seperti Al-Qur’an itu.
Menurut para Pakar dan Ulama mengenai pengertian Al-Qur’an yaitu Al-Qur’an
adalah wahyu Allah atau firman Allah SWT. Yang diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW,
dengan perantara Malaikat Jibril, atau dengan cara lain. Tulisan dan bacaan Al-Qur’an sudah
dipastikan berbahasa Arab. Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia yang
merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang terbesar yang diterima oleh umat manusia
secara Muttawattir.
Dalam metode pembelajaran Al-Qur’an sebisa mungkin seorang pengajar
mengajarkan murid didiknya dengan membaca Al-Qur’an secara pelan-pelan. Agar dapat
dimengerti dan dipahami oleh para peserta didik. Tujuannya itu sendiri mampu mengarah
kepada kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, kemantapan membaca dan
menghafal ayat-ayat atau surat yang mudah dihafal, menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-
Qur’an, dan kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problema
kehidupan sehari-hari.

BAB III
Pengajaran Al-Hadis
Dalam bab ini dijelaskan pengajaran hadis yang merupakan suatu bidang pengajaran
agama yang berisi teks bertuliskan arab yang pernah disabdakan atau dikatakan oleh nabi.
Dalam bab ini juga dijelaskan tentang pengertian Hadis. Hadis mempunyai tiga istilah al-
jadid (sesuatu yang baru), lawan kata Al-qodim (sesuatu yang lama). Bentuk
jamaknya,hidats, hudatsa’, dan haduts. Kedua hadis berarti al-qorib (sesuatu yang dekat,
belum lama terjadi), seperti perkataan “dia adalah orang yang baru saja memeluk agama
islam”.
Yang ketiga hadis berarti al-khabar (sesuatu berita), yaitu sesuatu yang
dipercakapkan dan dipindahkan seseorang kepada orang lain. Tujuan menagajar hadis, hadis
mempunyai tujuan yang jelas dan berguna akan membuat orang giat, lebih terarah, dan
sungguh-sungguh. Tujuan yang lebih jelasnya adalah kemampuan menerapkan ajaran islam
dalam menyelesaikan problema kehidupan sehari-hari. Untuk menetapkan sah atau tidaknya
dalam suatu hadis adalah melihat pada sanadnya yaitu orang orang yang meriwayatkan hadis.
Dan melihat pada matannya yaitu pada teks hadis itu sendiri. Dalam bab ini juga dijelaskan
bagaimana cara untuk mengajar materi hadis untuk para peserta didik yaitu dengan materi
yang ada dalam pembahasan harus sesuai dengan ketentuan dan acuan dalam kurikulum
pembelajaran. Jadi, harus sesuai materi yang ada pada kurikulum.

BAB IV
Pengajaran Aqidah Islamiyah

Pada bab ini dijelaskan bahwa islam merupakan agama yang menitikberatkan pada
aqidah yaitu iman dan amal. Dan pengertian aqidah itu sendiri adalah berasal dari
kataaqoid jamak dari aqidah yang berarti kepercayaan. Maksudnya ialah hal-hal yang
diyakini oleh orang-orang islam, artinya mereka menetapkan atas kebenarannya seperti
disebutkan dalam al-quran dan hadis Nabi Muhammad SAW. Aqidah Islamiyah selalu
berkaitan dengan Iman, seperti halnya iman kepada Allah, iman kepada Malaikatnya, iman
kepada Kitab-kitab Allah, dan Rasuln-Nya.
Dan jika seorang mukmin bila imannya sepenuh dengan hati akan mengambil suri
tauladan Akhlak Rasulullah SAW, karena Rasululllah memiliki siafat-sifat yang mulia yaitu:
sifat shidiq (jujur) yang berlawan dengan shidqun (pembohong), sifat amanah(terpecaya)
yang berlawan dengan khianat (tidak dapat dipercaya), sifat tabligh(menyampaikan), dan
sifat fhatonah (cerdas dan pandai) yang mustahil ersifat bodoh. Dijelaskan pula tujuan
pengajaran Aqidah Islamiyah yaitu bertujuan untuk mengajarkan rasa cinta terhadap
Rasulullah yaitu cinta yang tumbuh secara alamiah.

BAB V
Pengajaran Akhlak

Dalam pembahasan ini dijelaskan pengertian tentang akhlak, jenis-jenis akhlak,


manfaat mempelajari akhlak dan ciri-ciri akhlak islam. Langsung saja penulis jelaskan
pengertian akhlak berasal dari kata bahasa arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat. Kata khalqun yang berarti kejadian,
yang erat hubungannya dengan khaliqun yang berarti pencipta dan makhluqunyang berarti
diciptakan.
Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah
karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Jenis-jenis akhlak
menurut Moh. Ibnu Qoyyim diantaranya yaitu: Akhlak Dlarury yaitu akhlak yang asli yang
merupakan pemberian Allah secara langsung. Akhlak Mukhtasabah yaitu akhlak atau budi
pekerti yang harus dicari dengan jalan melatih, mendidik dan membiasakan kebiasaan yang
baik serta cara berpikir yang tepat.
Manfaat memepelajari Akhlak yaitu: memperoleh kemajuan rohani, sebagai
penuntun kebaikan, memperoleh kesempurnaan iman, memperoleh keutamaan dihari akhir,
dan memperoleh keharmonisan rumah tangga. Ciri-cicri akhlak islam yaitu: kebajikan yang
mutlak, kebaikan yang menyeluruh, kemantapan, kewajiban yang dipatuhi, dan pengawasan
yang menyeluruh. Tujuan pokok akhlak adalah agar setiap orang berbudi (berakhlak),
bertingkah laku (tabiat), berperangai atau beradat istiadat yang baik atau yang sesuai dengan
ajaran islam.

BAB VI
Pengajaran Syari’ah
Dalam pembahasan ini dijelaskan bahwa pengertian syari’at adalah segala aturan
yang ditetapkan Allah untuk kepentingan hamban-Nya, yang disampaikan oleh para Nabi dan
oleh Nabi kita Muhammad SAW baik berkenaan dengan perbuatan lahir manusia yang
disebut amaliyah praktis dan kemudian disusun menjadi ilmu fiqih maupun berkenaan
dengan persoalan aqidah yang disebut I’tiqadiyah dan Asliyah yang disusun menjadi ilmu
kalam atau yang berkenaan dengan aturan tingkah laku manusia yang disusun menjadi ilmu
Akhlak dan Adab.
Dengan demikian dapat dibedakan bahwa syari’at itu adalah materi hukumnya,
sedangkan tasyri’ adalah penetapan materi syari’at tersebut. Ini berarti bahwa pengetahuan
tentang tasyri’ didalamnya menyangkut cara, prosedur, proses, dasar dan tujuan Allah
menetapkan hukum bagi perbuatan manusia dalam kehidupan keagamaan dan keduniaan
mereka. Penegetahuan tentang syari’at berarti pengetahuan tentang hakikat dan rahasia dari
hukum-hukum syara’ yang telah ditetapkan oleh Allah, baik yang tersurat maupun tersirat.

BAB VII
Pengajaran Ibadah

Pembahasan ini dijelaskan bahwa pengertian Ibadah yaitu taat, tunduk, turut,
mengikut, dan do’a bisa juga diartikan menyembah. Ibadah yang dibahas disini adalah pola
dan tata cara hubungan manusia dengan Allah semata, yang dalam bahasa agama dikenal
dengan sebutan ibadah mahdah (ibadah murni). Ibadah bentuk ini mengambil bentuk ini
mengambil bentuk vertikal (tegak lurus dari bawah ke atas). Menurut Amin Abdullah,
dimensi ibadah merupakan aspek normativitas (wahyu), yang lebih menekankan aspek
legalitas formalitas-eksternal.
Dalam ibadah mahdah berlaku asas: tidak boleh ditambah atau dikurangi. Tata
hubungan ini tetap, tidak boleh diubah-ubah. Ketentuannya sudah diatur oleh Allah dan
dijelaskan oleh Rasul, contohnya sholat dhuhur empat roka’at tidak boleh diubah menjadi dua
atau tiga roka’at. Kecuali ada kententuan lain seperti qasar maka sholat dhuhur yang tadinya
empat bisa menjadi dua roka’at.
Secara garis besar ibadah dibagi menjadi dua macam yaitu yang pertama Ibadah
Mahdah (ibadah yang kententuannya pasti) atau Ibadah Khassah (ibada murni, ibadah
khusus) yakni, ibadah yang ketentuan dan pelaksanaannya telah ditetapkan oleh manusia dan
merupakan sari ibadah kepada Allah, seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. KeduaIbadah
Ghairu Mahdah yangseperti sosial, politik, dan budaya, ekonomi, politik, pendidikan
lingkungan hidup, kemiskinan, dan sebagainya.
Tujuan dan pengajaran Ibadah yaitu untuk mengetahui teori (aspek kognitif) tentang
ibadah yang diajarkan seperti tentang sholat, zakat, puasa dan haji. Untuk mengamalkan
(aspek psikomotorik-skill) yaitu keterampilan menjalankan ibadah yang diajarkan seperti
terampil dan hafal dalam bacaan-bacaan sholat, gerakan sholat, menjalankan sholat secara
rutin dan berjamaah. Dan yang terakhir adalah untuk mngembangkan apreasatif terhadap
ibadah (aspek afektif) yaitu bersikap saling menghargai dan senang menjalankan iabadah
spiritualnya. Seperti, melakukan perilaku amalan sholeh, dan mencegah segala bentuk
kemungkaran dsb.

BAB VIII
Pengajaran Muamalah

Pada bab ini dijelaskan kata Muamalah dari segi bahasa adalah bentuk Isim
Masdardari fi’il madhii ‘amala yang berarti social intercouse (hubungan sosial), social life
(kehidupan sosial), association (with another) (hubungan dengan orang lain), mutual relation
(saling berhubungan), bussines relation (hubungan bisnis). Secara umum dapat diartikan
hubungan atau pergaulan. Secara luasnya, Mu’amalah mencakup hubungan antara manusia
dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia.
Dengan demikian, seorang pengajar muamalah disamping mempunyai keahlian
didalam memilih pendekatan, metode, sumber, dan alat pembelajaran untuk mencapai tujuan
pengajaran yang bermuara dari ajaran islam itu sendiri, juga harus berkepribadian muslim
yang luhur. Dengan kata lain, disamping sebagai mu’allim yang bertugas mentransfer ilmu,
juga sebagai muaddib yang berfungsi mentransfer nilai.

BAB IX
Pengajaran Sejarah Islam
Dalam bab ini dijelaskan bahwa sejarah dianggap salah satu bidang studi pendidikan
agama. Pengertiannya sendiri adalah studi tentang riwayat hidup Rasulullah SAW, sahabat-
sahabat dan imam-imam pemberi petunujuk yang diceritakan kepada mahasiswa sebagai
contoh teladan utama dari tingkal laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan sosial.
Sejarah Nabi SAW, merupakan riwayat yang terpenting karena beliau adalah
terjemahan dari ajaran islam dan merupakan contoh yang telah hidup bagi orang islam
disetiap tempat dan zaman. Sejarah beliau dimulai dari kelahiran sampai dengan masa
kenabian, dan sampai beliau menjumpai ajalnya. Dengan demikian riwayat hidup beliau
menjadi sempurna. Para ahli sejarah membagi sejarah beliau menjadi dua bagian yaitu
riwayat hidup beliau sebelum nubuwwah yakni sejak beliau lahir sampai masa kenabian. Dan
yang kedua adalah sejarah beliau sejak masa kenabian sampai beliau wafat.

BAB X
Pengajaran Kebudayaan Islam

Dijelaskan pada bab ini bahwa Kebudayaan pada umumnya seing diartikan secara
sederhana sebagai hasil budi daya manusia, hasil cipta, rasa dan karsa dengan menggunakan
simbol-simbol serta artefak. Sejalan dengan pengertian ini, kebudayaan meliputi cara hidup
seluruh masyarakat yang mencakup cara bersikap, menggunakan pakaian, bertutur bahasa,
ibadah, norma-norma tingkah laku, serta sistem kepercayaan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan kebudayaan Islam adalah cara pandang
komunnitas Muslim yang telah berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke
waktu, satu generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang
cangkupannya cukup luas tapi tetap menampilkan satu bentuk budaya, tradisi, seni, yang khas
islam.

B. Gagasan Penting Penulis


Gagasan penting penulis yang lebih banyak dituangkan di dalam bukunya terletak
pada Bab 2 dan Bab 3, yaitu mengenai Pengajaran Al-Qur’an dan Pengajaran Al-Hadis
seperti yang dijelaskan diatas bahwa Al-Quran sebagai wahyu atau firman Allah SWT untuk
menjadi petunjuk dan pedoman bagi umat manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT. Al-Quran adalah benar-benar diturunkan oleh Allah dan bukan buatan manusia ataupun
malaikat.
Dan Hadis merupakan bagian dari pengajaran Agama. Pengajaran ini memuat
informasi disekitar teks yang dikaitkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yakni, informasi
bahan-bahan yang bertuliskan huruf Arab yang pada zaman sekarang hadis sudah dapat
dibukukan. Hadis merupakan segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi baik berupa perkataan,
perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan hukum Syara’. Pengajaran hadis
sekarang sudah dikemas dengan periwayatan, yaitu sanad, matan, dan perawi.
Pengajaran Hadis mirip dengan pengajaran Al-Qur’an. Perbedaan keduanya terletak
pada cara penyampaian dan materinya yang didalam hadis cukup dengan pola mencatat
bahan dan penyampaiannya. Untuk itu mengetahui status hadis adalah penting dalam rangka
menambah keyakinan atas kualitas hadis. Pengajaran hadis pada dasarnya adalah
sebagaimana pengajaran agama Islam yang lain.
Jadi, dalam buku tersebut gagasan yang terpenting adalah pada Bab 2 dan Bab 3
tersebut yang membahas Al-Qur’an dan Hadis. Yang merupakan menjelaskan tentang
pengertian dan tentang tata cara pengajaran Al-qur’an dan Hadis. Untuk itu yang paling
menonjol pada buku tersebut adalah pada Bab 2 dan Bab 3.

C. Analis
Menurut saya buku ini memiliki materi yang cukup bagus dan menarik. Hal ini dapat
dilihat dari segi penulis menerapkan penjelasan yang mudah dipahami dan mudah dimengerti
bagi yang membacanya. Materi-materinyapun cukup lengkap dan mudah dipahami. Penulis
juga selalu memberikan pendahulan terlebih dahulu sebelum memaparkan pembahasannya
dan selalu memberikan kesimpulan setelah memaparkan materinya. Jadi, akan mudah
dipahami.
Penyampaian materi dan bahasa yang digunakan juga sangat mudah dipahami.
Penulis buku ini menyampaikan materi yang ada dengan sistematis sehingga pembaca mudah
memahami materi yang disampaikan. Isi semua buku ini atau materi yang ada pada buku ini
sangat bermanfaat bagi yang ingin belajar memahami dan memperdalam pembelajaran
Agama Islam sesuai dengan judul buku ini yang berjudul “Metodologi Pendidikan Agama
Islam”.
Akan tetapi tata cara penulisan penulis buku ini masih ada yang kata-katanya salah
atau salah pengetikkan ketika mengetik suatu kata. Mungkin penulis kurang teliti dalam
mengetik atau terlalu terburu-buru dalam mengetik sehingga terjadi kesalahan pengetikkan
kata. Dan dalam penulisan arab atau hadis didalam buku tersebut kurang baik karena tidak
adanya syakal atau harokat pada setiap penulisan arabnya. Sehingga menyulitkan bagi
pembaca yang belum bisa membaca arab tanpa adanya syakal atau harokat pada penulisan
hadis atau penulisan arab yang lainnya.

D. Kekurangan dan Kelebihan Buku


Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa didalam buku Metodologi
Pendidikan Agama Islam Oleh : Prof. DR. Ramayulis memiliki keunggulan dan kelemahan.
Dengan tugas dalam membuat critical book ini maka, terciptalah dalam diri kita rasa ingin
tahu dan ilmu pengetahuan yang baru untuk mengetahui isi dari buku tersebut. Dan tanpa kita
sadari rasa mau dalam diri kita dalam belajar keras akan muncul demi mendapatkan hasil
yang memuaskan.
Setelah dirangkumkan isi buku pengelolaan pengajaran seperti diatas, bukan berarti
sudah sempurna dalam penyajian buku ini, ada beberapa kekurangan dan kelebihan dari buku
ini, diantara kekurangannya adalah:
1. Bahasanya terlalu kaku sehingga sulit untuk dipahami, ada beberapa kata yang dalam
penyusunannya kurang enak dibaca sehingga menjadikan pembaca harus mengulang
kembali membaca untuk bisa memahaminya.
2. Ada 2 (kata) yang gandeng, padahal seharusnya dipisah. (hal.31) saya menyadari
bahwa hal itu mungkin kekhilafan penulis dan editor, namun alangkah lebih baiknya
jika disempurnakan.
3. Ada beberapa kalimat yang masih membutuhkan penjelasan namun tidak dijelaskan.
Misalnya ketika ada pendapat dari orang luar Indonesia yang disitu menggunakan
bahasa inggris tentu dibutuhkan penjelasan mengingat para pengkonsumsi buku ini
mayoritas adalah orang Indonesia.
4. Dibutuhkan catatan kaki dalam buku ini, karena banyak istilah-istilah yang masih asing
dan masih butuh penjelasan.
5. Cover buku kurang menarik, terlalu kalem sehingga kurang bisa menstimulus para
pemilik buku untuk membacanya. Alangkah lebih baiknya jika cover dibuat menarik
sehingga menjadikan para pemilik bahkan orang yang baru melihatnya tertarik untuk
membaca.
Dengan beberapa kekurangan diatas bukan berarti buku ini tidak layak untuk di
konsumsi, buku ini sangat bagus dipelajari bagi para pendidik dan peserta didik.

Beberapa kelebihan dari buku ini adalah:


1. Penulis dalam menyajikan buku ini selalu disertai dengan sumber, jadi setiap teori
ataupun pendapat selalu disertai dengan sumber. Hal ini tentu menjadi nilai plus bagi
buku ini, penyertaan sumber bisa menjadikan para pembaca yakin bahwa buku ini
sangat terpercaya dan layak untuk dikonsumsi berbagai kalangan.
2. Buku ini memaparkan mengenai seluk beluk metodologi pendidikan agama islam
dengan baik. Sehingga cocok untuk dijadikan sumber informasi bagi pembaca
sebagaimana judul buku ini.
3. Dalam penyajian, penulis menggunakan bahasa formal dengan pemilihan ukuran huruf,
margin sesuai dengan jenjang usia dan sasaran pembaca sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami isi buku. Dalam buku ini, sebuah masalah dikupas dengan
baik oleh penulis.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan isi buku yang berjudul “Metodologi
Pendidikan Agama Isam” karya Ramayulis berisi tentang bagaimana dan tata cara pengajaran
secara baik dan benar. Didalam buku tersebut terdapat pengajaran-pengajaran tentang
Pengajaran Al-Qur’an, Pengajaran Al-Hadits, Pengajaran Aqidah, Pengajaran Akhlak,
Pengajaran Syari’ah, Pengajaran Ibadah, Pengajaran Muamalah, Pengajaran Sejarah Islam,
dan Pengajaran Kebudayaan Islam.
Dibuku tersebut dijelaskan pula tentang pengertian-pengertiannya dan tujuan-
tujuannya dalam pembelajaran setiap Babnya. Penjelasan dalam setiap Babnya cukup dan
mudah dipahami. Penulis juga dapat menyimpulkan bahwa buku tersebut sangat bermanfaat
bagi orang-orang pembaca yang ingin mendalami ilmu agamanya karena setiap judul
pembahasannya menarik.
Secara keseluruhan isi didalam buku tersebut terdapat gagasan yang paling
terpenting dan yang paling menonjol adalah terdapat pada Bab 2 dan Bab 3 yaitu mengenai
Pengajaran Al-Qur’an dan Pengajaran Al-Hadis seperti yang dijelaskan diatas bahwa Al-
Quran sebagai wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi
umat manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Al-Quran adalah benar-benar
diturunkan oleh Allah dan bukan buatan manusia ataupun malaikat. Dan Hadis merupakan
bagian dari pengajaran Agama. Pengajaran ini memuat informasi disekitar teks yang
dikaitkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yakni, informasi bahan-bahan yang bertuliskan
huruf Arab yang pada zaman sekarang hadis sudah dapat dibukukan.

B. Saran
Buku ini memiliki materi yang cukup bagus dan bermanfaat bagi pembaca.
Bahasanya cukup mudah dipahami dan dimengerti. Namun dalam penulisan katanya terdapat
kesalahan pengetikan sehingga membingungkan pembaca. Dan dalam penulisan arabnya
tidak dilengkapi dengan syakal atau harokat sehingga menyulitkan bagi pembaca yang masih
belum fasih dan belum lancar membaca tulisan arab.

Menurut saya, cover buku sangatlah penting untuk menarik minat calon
pembaca,ketika calon pembaca kurang suka membaca buku , hal utama yang dilihat pembaca
yang malas adalah tampilan buku.Karna akan percuma jika isi buku itu sangat lengkap tapi
daya tarik untuk menimbulkan minat pembaca untuk membaca buku tersebut kurang
,pembaca yang malas tidak akan membaca buku yang tampilannya kurang bagus , dan lebih
memilih membaca buku dengan tampilan bagus walaupun isi dari buku tersebut kurang
lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nur. Book Report Metodologi Studi Islam. Cirebon. Institut Agama Islam Negeri.
2015
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Semarang. Pustaka Pelajar. 2004

Anda mungkin juga menyukai