Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT:

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU: Dr. Usiono, MA

DISUSUN OLEH:

RAJU MAHENDRA NIM 0304183184

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

TA 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan critical book report yang berjudul “Filsafat Pendidikan Islam”
dengan tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.

Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Dr. Usiono, MA selaku dosen mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam yang telah memberikan kepercayaannya kepada penulis dalam penyelesaian critical book
report ini.

Tidak ada gading yang tidak retak, begitu juga dengan critical book review ini. Penulis menyadari
dalam penyusunan critical book report ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Karena
itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan critical book
report selanjutnya.

Semoga apa yang ada di dalam critical book report ini dapat bermanfaat bagi teman sekalian. Akhir
kata, penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang tidak berkenan. Terima kasih.

Medan, 3 Juni 2021

Penulis,

Raju Mahendra

i
I. PENGANTAR
Buku dengan judul Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh Dr. Usiono, MA ini terdiri dari 5
bab pokok pembahasan. Dari 5 pokok pembahasan tersebut, Saya akan meriview pembahasan- pembahasan
yang ada di buku tersebut.

INFORMASI BUKU
Buku yang dijadikan sebagai bahan Critical Book Report adalah:
Identitas Buku

Judul buku : Filsafat Pendidikan Islam

Pengarang : Dr. Usiono, MA

Penerbit : Perdana Publishing

Tahun terbit/cetakan : Cetakan pertama: Agustus 2018

Nomor ISBN : 978-602-5674-47-1

Tebal buku : 206 halaman

Harga Buku : Rp60.000,00

ii
II. RINGKASAN ISI BUKU

BAB I

ONTOLOGI FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

A. DEFINISI FILSAFAT
Filsafat merupakan kecintaan kepada ilmu dan hikmah dibarengi dengan upaya logika yang
sistematis untuk mengetahui segala yang ada guna menyerupai Tuhan dalam hal ilmunya dan
kemutlakannya dari segala yang bersifat fisik untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Filsafat membentuk ide-ide dan keyakinan serta prinsip-prinsip dasar dalam menyikapi segala
sesuatu mewarnai berbagai tindakan dan perilakunya dalam berbagai aspek kehidpan seperti berpolitik,
berekonomi, bersosial, berbudaya, berpendidikan dan lain sebagainya. Filsafat merupakan hal yang paling
fundamental dalam kehidupan.
B. DEFINISI PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan Islam adalah sekumpulan upaya tindakan dan perkataan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengembangkan segala potensi dan aspek peserta didik berpedoman kepada al-Qur’an dan Hadis
ataupun ijtihad berlandaskan atas keduanya untuk mewujudkan tugas dan fungsi manusia di bumi ini
sebagai hamba dan sebagai khalifah Allah Swt.
C. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Filsafat Islam bermakna segala prinsip-prinsip dasar dan konsep-konsep yang fundamental yang
dituangkan dalam sekumpulan upaya tindakan dan perkataan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengembangkan segala potensi dan aspek peserta didik berpedoman kepada al-Qur’an dan Hadis ataupun
ijtihad yang berlandaskan atas keduanya untuk mewujudkan tugas dan fungsi manusia di bumi ini sebagai
hamba dan sebagai khalifah Allah Swt.

1
BAB II

TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM

A. TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM


Di dalam al-Qur’an, Allah Swt menegaskan beberapa tujuan dari penciptaan manusia juga
menjelaskan fungsi dan tugas manusia diciptakan di permukaan bumi ini:
1. Tujuan untuk merealisasikan ibadah keta’atan yang mutlak kepada Allah Swt dan Rasul-
Nya
Pendidikan Islam bertujuan untuk menciptakan generasi yang senantiasa ta’at kepada Allah Swt
secara totalitas dengan menjalankan segala perintah-Nya dan anjuran-Nya serta meninggalkan segala
larangan dan segala yang Allah Swt benci dengan tidak menyekutukan Allah Swt dengan sesuatupun dalam
mengabdi kepada-Nya.
2. Menjadikan manusia sebagai khalifah yang berperan dalam menerapkan syari’at Allah dan
memakmurkan dunia
Jelas hal yang salah jika seorang berpandangan pendidikan Islam hanya terkait dengan akidah,
syari’at dan tasauf hal ini menyempitkan tujuan penciptaan manusia itu sendiri. Salah jika ada dikotomi
pembedaan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Namun nilai-nilai agama harus diintegrasikan dalam
seluruh disiplin ilmu. Seluruh ilmu harus menghantarkan kepada hakikat kebenaran yaitu Allah Swt dan
harus didasari atas landasan Tauhid, al-Qur’an, dan Sunnah.
3. Tujuan mengemban Amanah Ilahiyah
Pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan teori-teori dalil-dalil naqli maupun aqli ataupun ayat-
ayat kauniyah. Namun pendidikan Islam juga mengajarkan bagaimana bermujahadah mengalahkan nafsu,
muraqabah merasakan kehadiran Tuhan sehingga tersingkap tabir ghaib dan iapun dapat menyaksikan
Allah Swt.
4. Tujuan Mengenal Allah Swt dan Mengesakan-Nya
Allah Swt tidak dapat dijangkau dengan akal logika manusia namun kita butuh kepada para utusan
Allah Swt yang menjelaskan kepada kita mengenai sifat-sifat Allah Swt. Hal yang dapat dijangkau akal
hanyalah bahwa ada Maha Pencipta dari alam semesta ini dan Dia bersifat Esa dan Maha Kuasa dan Maha
Mengatur segalanya. Pendidikan Islam juga selayaknya bertujuan untuk mengenalkan mengenai Allah dan
mendekatkan peserta didik kepada Allah Swt.
5. Tujuan untuk menggali potensi manusia yang begitu hebat
Tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan insan-insan yang kamil dengan berupaya
mengejewantahkan segala potensi yang ada dalam diri peserta didik yang begitu besar dimana termuat di
dalamnya rahasia-rahasia Ketuhanan dan rahasia dari alam semesta. Dengan potensi ini dia mampu

2
mengemban amanah dan mampu menjadi khalifah sekaligus menjadi hamba bagi Allah Swt yang telah
menciptakannya.
6. Tujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia
Pendidikan Islam haruslah bertujuan mencapai pertumbuhan kepribadian manusia yang
menyeluruh, secara seimbang melalui latihan jiwa, intelek, diri manusia yang rasional, perasaan, dan indera.
Karena itu, pendidikan harus mencapai pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya; spiritual, intelektual,
imajinatif, fisik, ilmiah, dan bahasa secara individual maupun kolektif. Mendorong semua aspek kearah
kebaikan dan mencapai kesempurnaan. Tujuan akhirnya adalah dengan perwujudan ketundukan yang
sempurna kepada Allah, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.
B. TUGAS DAN FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM
Tugas pendidikan Islam setidaknya dapat dilihat dari tiga pendekatan. Ketiga pendekatan tersebut
adalah: pendidikan Islam sebagai pengembangan potensi, proses pewarisan budaya, serta interaksi antara
potensi dan budaya. Sebagai pengembangan potensi, tugas pendidikan Islam adalah menemukan dan
mengembangkan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik sehingga dapat diaktualisasikan dalam
kehidupannya sehari-hari.
Secara struktural, pendidikan Islam menuntut adanya struktur organisasi yang mengatur jalannya
proses pendidikan, baik pada dimensi vertikal maupun horizontal.
Sebagai pengembangan, berarti kegiatan Pendidikan Agama Islam berusaha untuk
menumbuhkembangkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah Swt yang
telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Sebagai penyaluran, berarti Pendidikan Agama Islam berusaha menyalurkan peserta didik yang
memiliki bakat khusus yang ingin mendalami bidang agama, agar bakat tersebut dapat berkembang secara
optimal, sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Sebagai perbaikan, berarti kegiatan Pendidikan Agama Islam berusaha untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam hal
keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai pencegahan, berarti kegiatan Pendidikan Agama Islam berusaha untuk mencegah dan
menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang dapat membahyakan peserta
didik dan mengganggu perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

3
BAB III

KONSEP ILMU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

A. DEFINISI ILMU
Ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan
mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu
banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif
2. Metodis
3. Sistematis
4. Universal
5. Klasifikasi Ilmu
B. KLASIFIKASI ILMU
Menurut imam Ghazali dalam bukunya ihya ulmuddin beliau menerangkan secara khusus tentang
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tatanan sosial masyarakat. Ia mengklasifikasikan ilmu
pengetahuan berdasarkan tiga kriteria, yaitu:
1. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut tingkat kewajibannya
a. Ilmu pengetahuan yang fardhu ‘ain, ialah segala macam ilmu pengetahuan yang dengan
dapat digunakan untuk bertauhid.
b. Ilmu pengetahuan fardhu kifayah, ialah setiap ilmu pengetahuan yang tidak dapat
dikesampingkan dalam menegakkan kesejahteraan dunia.

2. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut sumbernya


a. Sumber dari pengetahuan Syari’ah, yaitu ilmu pengetahuan yang diperoleh dari para nabi
as.
b. Pengetahuan Ghairi Syari’ah (akliyah), yakni sesuatu yang dapat diganti (dicari) dan
tercapai oleh persepsi dan ilmu pengetahuan ini ada yang terpuji, dan yang tercela, da nada
yang mubah.
3. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut fungsi sosialnya
a. Ilmu pengetahuan yang terpuji, yakni pengetahuan yang bermanfaat dan tidak dapat
dikesampingkan.
b. Ilmu pengetahuan yang terkutuk, yaitu pengetahuan yang merugikan dan merusak
manusia.

4
C. SUMBER ILMU
Dalam ajaran Islam sumber ilmu pengetahuan utama adalah wahyu yang tertuang dalam al-Qur’an
dan Hadis, kemudian akal, indera, hati, intuisi, dan mimpi yang benar.
D. KEUTAMAAN ILMU

Al-Qur’an dan iman keduanya adalah cahaya yang dijadikan Allah di dalam hati hamba yang Dia
kehendaki dan keduanya adalah sumber segala kebaikan di dunia dan akhirat. Ilmu mengenai keduanya
adalah ilmu yang paling mulia dan paling utama bahkan tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya
kecuali ilmu mengenai keduanya.

E. PERGULATAN ANTARA ILMU DAN AGAMA


Pergulatan antara ilmu dan agama dimulai pada abad pertengahan. Kaum ilmuwan yang dikenal
dengan kaum secular menggugat kaum agama pemuka gereja yang bersikap tirani yang berbuntut pada
revolusi yang terjadi di berbagai negara-negara.
Gerakan sekular ini berawal di Eropa dan menyebarluas di seluruh dunia setelah terjadinya revolusi
Prancis dengan bantuan kaum Imprialis dan misionaris. Setelah terjadinya revolusi inibada dua sikap kaum
secular terhadap agama. Pertama sebagian mereka membenci agama dan bertujuan memusnahkannya.
Sebagian lagi masih menganggap agama sebagai suatu hal yang penting untuk menata moral masyarakat
namun mereka sepakat agama tidak boleh mengatur negara.

F. DAMPAK NEGATIF SEKULARISASI BAGI ILMU PENGETAHUAN


Paham sekular ini mewarnai semua aspek kehidupan manusia seperti kehidupan berpolitik,
berekonomi, besosial, berbudaya, berpendidikan, dan mengikis agama sedikit demi sedikit dari hati dan
pikiran manusia. Agama hanya tinggal sebuah seremonial yang tidak dianggap penting dalam kehidupan
manusia.
G. PENTINGNYA ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN
Islamisasi adalah reformasi dan rekonstruksi ilmu pengetahuan hingga sesuai dengan tuntunan
Islam dan kebutuhan modern dengan menghilangkan dikotomi antara ilmu dan agama.
Ada beberapa langkah yang kiranya perlu diambil untuk mewujudkan program Islamisasi ilmu
pengetahuan ini:
1. Merekonstruksi konsep pendidikan dan filsafat ilmu.
2. Mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam berbagai disiplin ilmu.
3. Menggali berbagai teori ilmiah baru dari sumber ajaran Islam dan warisan intelektual ulama-ulama
muslim.

5
4. Mengakui dan mengadopsi teori-teori ilmuan yang benar dan baik.
5. Mengoreksi hipotesa-hipotesa yang salah yang bertentangan dengan ajaran Agama.
6. Menentukan nilai-nilai akhlak Islam bagi pendidik, peserta didik, dan ilmu pengetahuan.

6
BAB IV

PENGERTIAN AT-TARBIYAH, AT-TA’DIB, AT-TAHZIB, AT-TADRIS, AT-TA’LIM, DAN


DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM

A. DEFINISI TARBIYAH
Ibnu Sina berpendapat bahwa arti tarbiyah adalah kebiasaan, yaitu melakukan suatu perbuatan
dengan berulang-ulang kali dalam jangka waktu yang panjang dalam senggang waktu yang berdekatan.
Ada beberapa kata yang digunakan semakna dengan tarbiyah, seperti: ta’dib, tahzib, tazkiyah, dan
ta’lim.

B. DEFINISI TA’DIB
Kata ta’dib seperti yang ditawarkan al-Attas ialah pengenalan dan pengakuan tentang hakikat
bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hirarkis sesuai dengan berbagai tingkatan dan derajat
tingkatannya, serta tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta
dengan kapasitas dan potensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang.
C. DEFINISI TAHZIB
Kata tahzib mengandung makna salah satu makna dari kata tarbiyah khususnya aspek akhlak. Jika
tarbiyah bermakna menanamkan nilai-nilai akhlak dalam diri peserta didik maka sebelum itu harus dicabut
dan dibersihkan segala kotoran dan penyimpangan yang ada pada kepribadiannya.
D. DEFINISI TAZKIYAH
Kata tazkiyah muncul di dalam al-Qur’an bermakna pembelajaran dalam aspek kognitif yang dapat
menghantarkan kepada pensucian diri dan kesalehan.
E. DEFINISI TA’LIM
Ta’lim adalah proses pembelajaran secara terus menerus sejak manusia lahir melalui
pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan, dan hati.
F. DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM
Dasar pertama dari konsep pendidikan Islam adalah sumber ajaran yang disepakati yang terdiri dari
4 macam:
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam yang pertama dan yang paling pokok juga sebagai
argument dari berbagai hukum-hukum agama.
Ada lima maksud dari al-Qur’an, yaitu:

7
a. Pesan tauhid dan perintah mengesakan Allah.
b. Perintah beribadah yang dapat menghidupkan hati dan mengukuhkannya di dalam jiwa.
c. Janji dan ancaman berupa surge dan neraka.
d. Penjelasan mengenai jalan kebahagiaan dan bagaimana menjalaninya begitupula mengenai jalan
kesesatan.
e. Kisah dan sejarah.

2. Sunnah
Sunnah adalah segala sesuatu yang dihubungkan kapada Rasulullah Saw baik itu perkataan,
perbuatan, maupun persetujuannya begitupula akhlaknya. Sunna ini memiliki empat fungsi terhadap al-
Qur’an, yaitu:
a. Mengukuhkan dan menguatkan hukum-hukum yang ada di dalam al-Qur’an.
b. Menjelaskan dan merincikan hukum-hukum yang ada di dalam al-Qur’an.
c. Menetapkan hukum yang tidak tertera di dalam al-Qur’an.
d. Menghapus hukum yang ada di dalam al-Qur’an namun fungsi keempat ini masih menjadi bahan
perdebatan.
3. Ijma
Ijma adalah consensus atau kesepakatan seluruh mujtahid umat Islam dalam satu hukum pada satu
masa. Ijtima ini tentunya juga bukanlah tidak berdasarkan kepada dalil syar’I namun ia berdasarkan dalil
syara’ yang ada.
4. Qiyas
Qiyas ini berarti menyamakan atau memperkirakan satu kasus yang tidak ada nash menjelaskan
mengenai hukumnya kepada satu kasus yang ada nash syara’ menjelaskan mengenai hukumnya karena
adanya persamaan kedua kasus tersebut dalam hal sebab atau illah bagi hukum ini.

8
BAB V

UNSUR-UNSUR DASAR PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM


Kode Etik Pendidik
Pendidik dalam perspektif Islam adalah seorang yang diteladani oleh sebab itu imam Nawawi
menetapkan beberapa adab bagi pendidik, di antaranya:
1. Hendaklah ia mengikhlaskan niatnya dalam mengajar semata-mata untuk mengharapkan keridhaan
Allah Swt.
2. Hendaklah seorang pendidik berakhlak mulia sebagaimana yang dijelaskan dalam hukum syara’
dan dianjurkan olehnya serta bersifat terpuji dan disukai seperti berzuhud di dunia, membatasi
keinginan dunia, tidak susah jika kenikmatan dunia luput darinya, dermawan, berakhlak mulia,
bersabar, berwibawa, besikap tenang, dsb.
3. Waspada dari sifat dengki, ria, angkuh, menghina manusia meskipun manusia tersebut lebih rendah
derajatnya darinya.
4. Hendaknya ia senantiasa bertasbih, bertahlil, dan zikir-zikir lainnya serta berbagai doa dan berbagai
adab-adab syari’at.
5. Hendaknya ia senantiasa merasakan kehadiran Allah Swt baik dalam kesunyian maupun
keramaian.
6. Janganlah ia menghina dan merendahkan ilmu.
B. PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM
Kode Etik Murid
1. Murid harus membersihkan hatinya dari segala kotoran agar hatinya siap untuk menerima ilmu dan
menghafalnya serta mengambil manfaat darinya.
2. Hendaknya penuntut ilmu memutuskan hubungan dengan segala sesuatu yang menyibukkannya
dari penyempurnaan upayanya dalam mencari ilmu.
3. Hendaklah seorang penuntut ilmu merendahkan hatinya kepada ilmu dan kepada gurunya karena
dengan kerendahan hatinyalah ia dapat memperoleh ilmu.
4. Janganlah ia menimba ilmu melainkan dari seorang yang sempurna keahlian ilmunya, jelas
keta’atan beragamanya, benar ma’rifatnya, dan terkenal memelihara dirinya dan kepeloporannya
dalam keilmuan.
5. Tidak mengambil ilmu dari orang yang hanya belajar dan membaca buku-buku saja tanpa
membacakan buku tersebut di hadapan beberapa orang syaikh atau di hadapan syaikh yang cerdas.

9
6. Hendaknya seorang penuntut ilmu memandang kepada gurunya dengan penuh hormat dan
meyakininya memiliki kesempurnaan, kelayakan, dan kelebihan di atas kebanyakan ulama yang
semasa dengannya.

C. KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM


Kurikulum merupakan suatu program untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Ada
jenis tujuan yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah:
1. Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan
2. Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap studi
Hal ini akan dijelaskan dalam berbagai hadis Nabi Saw menguatkan kepada kita pentingnya segala
aspek pendidikan ini:
1. Pendidikan keimanan
2. Pendidikan akhlak
3. Pendidikan jasmani
4. Pendidikan jiwa
5. Pendidikan akal
6. Pendidikan sosial
7. Pendidikan sexual

D. STRATEGI DAN METODOLOGI PENDIDIKAN ISLAM


1. Mendidik dengan keteladanan
2. Mendidik dengan pembiasaan
3. Mendidik dengan nasehat
4. Mendidik dengan pengawasan

E. EVALUASI PENDIDIKAN
Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran,
melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan.

10
III. KEUNGGULAN BUKU
a) Keterkaitan Antar Bab
Kelebihan buku ini adalah memberikan penjelasan tentang konsep dan praktik dimensi normatif
yang telah memenuhi syarat sebagai acuan dalam pendidikan agama Islam sehingga menciptakan disiplin
ilmu yang bisa di terapkan dalam kehidupan sehari mengetetahu seluk beluk nilai edukasi dalam Islam yang
bersumber Al-Qur’an, Hadist dan Ijtihad Ulama. Selain itu setiap bab nya memiliki keterkaitan khusus
sehingga pembaca nya memahami apa isi dari bab pertama hingga bab terakhir.
Bab 1 yaitu “Ontologi Filsafat Pendidikan Islam Filsafat Islam” bermakna segala prinsip-prinsip
dasar yang dituangkan dalam sekumpulan upaya tindakan dan perkataan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengembangkan segala potensi dan aspek peserta didik berpedoman kepada al-Qur’an dan Hadis
ataupun ijtihad. Dengan demikian secara ontologis pemahaman terhadap pendidikan Islam tidak dapat
dipisahkan dengan Allah selaku Pencipta manusia. Karena pendidikan Islam ditujukan pada terbentuknya
kepribadian Muslim yang dapat memenuhi hakikat penciptaannya, yakni menjadi Pengabdi Allah. Maka
hal itu sangat bemanfaat bagi kita semua.
Bab 2 yaitu “Tujuan dan Fugsi Filsafat Pendidikan Islam”, pada materi ini memberikan keunggulan
tersendiri berdasarkan pemahaman yang disajikan, dengan mengetahui tujuan beserta fungsi dari filsafat
pendidikan islam kita jadi lebih paham makna dari setiap tujuan dan fungsi filsafat pendidikan islam
tersebut yang dapat kita aplikasikan kedalam diri kita di kehidupan sehari-hari. Adapun tujuannya yaitu (1)
Tujuan untuk merealisasikan ibadah keta’atan yang mutlak kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, (2)
Menjadikan manusia sebagai khalifah yang berperan dalam menerapkan syari’at Allah dan memakmurkan
dunia, (3) Tujuan mengemban Amanah Ilahiyah, (4) Tujuan untuk mengenal Allah Swt dan
MengesakanNya, (5) Tujuan untuk menggali potensi manusia yang begitu hebat, (6) Tujuan untuk
menyempurnakan akhlak manusia.
Di Bab 3 yang berjudul “Konsep Ilmu dalam Perspektif Pendidikan”. Pada Bab ini menjelaskan
tentang Ilmu yang merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu
dan mengapa. Konsep ilmu perspektif pendidikan, dalam ajaran Islam sumber ilmu pengetahuan utama
adalah wahyu yang tertuang dalam al-Qur’an dan Hadis, kemudian akal, indera, hati, intuisi, dan mimpi
yang benar.
Tidak hanya sampai disitu, pada Bab 4 materi yang disajikan untuk pembaca masih berkaitan
dengan bab-bab sebelumnya, yang membahas tentang “Pengertian At’Ta’lim, At’Tarbiyah. At-Tadris,

11
At’Ta’dib, dan Dasar-dasar Pendidikan Islam”. Dasar pertama dari konsep pendidikan Islam adalah sumber
ajaran yang disepakati yang terdiri dari 4 macam yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Ijma, dan Qiyas. Dengan ini
kita tidak lagi sulit untuk mencari tahu sesuatu, karena sumber ajaran telah disepakati.
Dan pada Bab terakhir yaitu bab 5, tentang “Unsur-Unsur Dasar Pendidikan Islam” materi ini juga
masih berkaitan dengan bab-bab sebelumnya. Pendidik dalam konsep Islam adalah orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan
psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. Dalam bab ini dijelaskan bahwa dalam pendidikan
islam, beberapa hal yang perlu dikembangkan terkait dengan komponen peserta didik (input) antara lain
adalah persyaratan penerimaan (rekrutmen) siswa baru. Selain itu juga perlu diperhatikan mengenai
rumusan kualitas output peserta didik yang di inginkan akan dibawa kemana anak didiknya harus secara
jelas dan tegas dirumuskan.
b) Kemutakhiran isi buku
Dalam buku ini memiliki peran yang sangat membangun bagi kita pelajar dan kaum muslimin
dalam memberikan wawasan serta ide tentang pentingnya mempelajari Filsafat Pendidikan Islam kepada
para pembaca. Karena buku ini memiliki materi yang cukup lengkap sehingga mudah untuk dipahami.

IV. KELEMAHAN BUKU


a) Keterkaitan Antar Bab
Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh Dr. Usiono, MA, yang telah saya rangkum
memiliki kekurangan antar Bab namun tidak banyak. Jadi dari beberapa Bab hanya saya simpulkan
kekurangannya menjadi satu bahasan, tidak melalui penglihatan setiap Bab. Kekurangannya yaitu,
kesalahan penulisan kata pada setiap Bab yang terjadi secara berulang, lalu kurangnya rangkuman sebagai
inti dalam setiap Bab, pada bagian judul Bab, menurut saya terlalu banyak ruang kosong. Namun,
selebihnya buku ini sudah bagus untuk dibaca.
b) Kemutakhiran buku
Buku ini tidak memberikan dampak negatif bagi para pembaca bahkan memberikan pelajaran yang
sangat berkmakna tentang Filsafat Pendidikan Islam dan memberi wawasan yang positif dan membangun
karakter yang lebih kuat dalam mempelajari filsafat pendidikan Islam yang berarti memasuki pemikiran
yang mendasar, sistematis, logis, dan menyeluruh tentang konsep pendidikan Islam yang bersumber kepada
ajaran Islam.

V. IMPLIKASI TERHADAP
a) Teori/Konsep

12
Buku ini memiliki beberapa teori dan konsep seperti membangun dan member wawasan leih
tentang Filsafat Pendidikan Islam yang dapat di temukan dalam pembelajaran setiap materi antar Bab (I-V)
yang ada, teorinya melalui konsep-konsep mengenai ontologi filsafat pendidikan isam, tujuan dalam
perspektif pendidikan islam, pengertian At-Ta’lim, At-Tarbiyah, At-Tadris, At-Ta’dib, dan dsar-dasar
pendidikan islam serta unsure dasar pendidikan islam.
b) Program Pembangunan di Indonesia
Buku ini sangat bagus dalam membangun sebagai media pengetahuan yang lebih luas untuk para
pelajar di Indonesia khususnya di era globalisasi sekarang bahwa pembelajaran Filsfat Pendidikan Islam
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan bagaimana cara mejadi seorang pendidik yang
bertanggung jawab yang sesuai dalam Islam dengan bersumber Al-Qur’an, Hadist dan Ijtihad Ulama. Hal
pokok yang dibahas dalam buku ini memberikan landasan sekaligus mengarahkan kepada proses
pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam. Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses
pelaksanaan pendidikan Islam. Sekaligus memberikan pengarahan mendasar bagaimana metode tersebut
dapat didayagunakan agar efektif untuk mencapai tujuan.
c) Analisis mahasiswa (posisi kritis mahasiswa)
Buku Filsafat Pendidikan Islam merupakan buku pertama yang di cetak pada tahun 2018 di bidang
Filsafat Pendidikan Islam, penulisan buku ini menjadi tantangan yang menarik bagi penulis, sekaligus
proses belajar yang sangat bermakna. Proses pendidikan Islam yang total dan meliputi segala aspek
kemampuan manusia memerlukan landasan falsafah pendidikan yang menjangkau pribadi setiap peserta
didik. Model buku yang diperlihatkan tidak lain digunakan untuk pelajaran bagi kita dalam mempelajari
Filsafat Pendidikan Islam. Model buku ini juga memberikan banyak sumber refrensi, yang memudahkan
pembaca dalam mencari informasi-informasi selain yang ada di buku.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


a) Kesimpulan
Filsafat merupakan kecintaan kepada ilmu dan hikmah dibarengi dengan upaya logika yang
sistematis untuk mengetahui segala yang ada guna menyerupai Tuhan dalam hal ilmunya dan
kemutlakannya dari segala yang bersifat fisik untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat
Adapun tujuan Filsafat Pendidikan Islam yaitu, tujuan untuk merealisasikan ibadah keta’atan yang
mutlak kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, menjadikan manusia sebagai khalifah yang berperan dalam
menerapkan syari’at Allah dan memakmurkan dunia, tujuan mengemban Amanah Ilahiyah, tujuan untuk
mengenal Allah Swt dan MengesakanNya, tujuan untuk menggali potensi manusia yang begitu hebat,
tujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia.

13
Tugas pendidikan Islam setidaknya dapat dilihat dari tiga pendekatan. Ketiga pendekatan tersebut adalah:
pendidikan Islam sebagai pengembangan potensi, proses pewarisan budaya, serta interaksi antara potensi
dan budaya
Al-Qur’an dan iman keduanya adalah cahaya yang dijadikan Allah di dalam hati hamba yang Dia
kehendaki dan keduanya adalah sumber segala kebaikan di dunia dan akhirat. Ilmu mengenai keduanya
adalah ilmu yang paling mulia dan paling utama bahkan tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya
kecuali ilmu mengenai keduanya.
Dasar pertama dari konsep pendidikan Islam adalah sumber ajaran yang disepakati yang terdiri dari
4 macam yaitu Al-Qur’an, Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam yang pertama dan yang paling pokok
juga sebagai argument dari berbagai hukum-hukum agama. Sunnah, Sunnah adalah segala sesuatu yang
dihubungkan kapada Rasulullah Saw baik itu perkataan, perbuatan, maupun persetujuannya begitupula
akhlaknya. Ijma, Ijma adalah consensus atau kesepakatan seluruh mujtahid umat Islam dalam satu hukum
pada satu masa. Dan Qiyas, Qiyas ini berarti menyamakan atau memperkirakan satu kasus yang tidak ada
nash menjelaskan mengenai hukumnya kepada satu kasus yang ada nash syara’ menjelaskan mengenai
hukumnya.
Pendidik dalam konsep Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi efektif,
kognitif maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

b) Saran
Saran atau harapan penulis adalah kita sebagai calon pendidik dituntuk untuk lebih memperdalam
ilmu dan berakhlak mulia, sehingga mampu menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi dan
memandang gurunya denga penuh hormat.

14
KEPUSTAKAAN

Usiono. 2018. Filsafat Pendidikan Islam. Medan: Perdana Publishing.

15

Anda mungkin juga menyukai