Anda di halaman 1dari 17

Critical Book Report

Potret Baru Pendidikan Pancasila


“CBR ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Pancasila”

Dosen pengampu: Dr. Usiono, MA

Dibuat oleh:

Nama: Poppy Andriani


Nim: 0703191043
Kelas: matematika 2

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


Prakarta

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dimana atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas “Critical Book Report” ini sebatas kemampuan dan
pengetahuan yang saya miliki.

Saya sangat berharap “Critical Book Report” ini dapat berguna dalam hal untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai mata kuliah pancasila. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa
yang diharapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang. Karena dengan mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran dan kritik yang membangun.

Semoga “Critical Book Report” sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang
kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan ini.

Medan, 22 Oktober 2019

Poppy andriani

NIM 0703191043

2
Kata pengantar

Identitas buku:

Judul buku : Potret Baru Pendidikan Pancasila

Penulis : Dr. Usiono, MA

Tahun pembuatan :2018

Tebal buku :207 halaman

ISBN : 978-602-5674-40-2

Penerbit :Perdana Publishing

3
I. Ringkasan isi buku
1. Bab I Pendahuluan
a. Landasan Hukum dan Sejarah Pendidikan Pancasila

Pancasila adalah “Warisan jenius” para pendiri bangsa. Pancasila merupakan fakta
sejarah sebagai bagian dari proses berbangsa dan bernegara Indonesia. Pancasila adalah hasil
sejarah yang sangat berharga sehingga kita mampu bersepakat mendirikan dan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai dengan saatini.

Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk digunakan sebagai Dasar
Negara Indonesia Merdeka. Dasar yang dimaksud merupakan pengakuan pancasila sebagai
dasar negara dan dijadikan filsafah negara, dalam proses perumusannya berasal dari nilai-nilai
pandangan hidup masyarakat Indonesia yang dituangkan dan dilembagakan menjadi
pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa dan dilembagakan menjadi pandangan
hidup negara dan dasar negara.

b. Definisi dan Ruang Lingkup Pendidikan Pancasila

Pendidikan pancasila merupakan pendidikan kewarganegaraan dalam kemasan kuliner


diperguruan tinggi di Indonesia. Sebagaimana telah dinyatakan dalam Undang-Undang No. 12
tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, bahwa mata kuliah umum terkait dengan pendidikan
kewarganegaraan diwadahi dalam 2 mata kuliah, yakni Pancasila dan Kewarganegaraan. Mata
kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup Pancasila, UUD 1945, Negara
Kesatuan Replublik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk karakter
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam
praktiknya perguruan tinggi menggunakan nomenklatur mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaran.

c. Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila


Kompetensi diartikan sebagai kumpulan rencana dalam tindakan mencerdaskan.
Dimana isinya menyangkut kepada tanggung jawab, kecerdasan mental, dan rasa keberanian
yang harus dimiliki seseorang sehingga ia dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam
bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi warga negara yang telah mempelajari Pendidikan
Pancasila adalah seperangkat tindakan cerdas dan rasa tanggung jawab, dengantujuan
memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui
pemikiran yang berlandaskan falsafah bangsa. Sifat cerdas tersebut tampak pada kemahiran,
ketetapan dan keberhasilannya, sedangkan aplikasi dari rasa tanggung jawab adalah terlihat
dari kebenaran tindakannya bila dipandang dari segi iptek, etika, maupun dari ajaran agama
dan budaya yang dianut oleh setiap elemen masyarakat.

2. Bab II Pancasila Dalam Lintas Sejarah Bangsa Indonesia


a. Era Pra Kemerdekaan
Menurut sejarah pada kira-kira abad VII-XII, bangsa Indonesia telah mendirikan
kerajaan sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian pada abad XIII-XVI didirikan pula kerajaan
Majapahit di Jawa Timur. Kedua zaman itu merupakan tonggak sejarah bangsa Indonesia
karena bangsa Indonesia masa itu telah memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa yang
mempunyai negara. Kedua kerajaan itu telah merupakan negara-negara berdaulat, bersatu

4
serta mempunyai wilayah yang meliputi seluruh Nusantara ini, kedua zaman kerajaan itu telah
mengalami kehidupan masyarakat yang sejahtera.

Menurut Mr, Muhammad Yaamin berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa
Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu: Pertama, zaman
Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra (600-1400). Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit
(1293-1525). Kedua tahap negara kebangsaan tersebut adalah negara kebangsaan lama.
Ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka 17 Agustus 1945.

b. Era Kemerdekaan
Adapun penyusunan UUD 1945 berlangsung pada waktu menjelang akhir perang dunia
II dan setelah berakhirnya perang dunia tersebut. Sebelum itu perlu kiranya diketahui, bahwa
pemerintah Hindia Belanda yang menduduki Indonesia selama beratus-ratus tahun lamanya
pada tanggal 8 maret 1942 telah menyerah kepada tentara Jepang yang memnyerbu
Indonesia.dan semenjak saat itu seluruh daerah Hindia Belanda berada dibawah kekuasaan
tentara Jepang sebagai Terra Bellica (daerah perang) dan sejak itu pula habislah masa
penjajahan Belanda tanah air, namun dimulai pula masa penjajahan Pemerintahan Jepang di
Indonesia.

c. Era Orde Lama

Pada tanggal 5 juli 1959 dengan Dekrit Presiden, Uud 1945 telah dinyatakan berlaku
kembali dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950 di Indonesia. Ketentuan ayat 2 aturan tambahan
UUD 1945 tidak juga dapat dilaksanakan dengan segera, karena MPR belum dapat dibentuk.

MPRS yang dibentuk berdasarkan Dekrit Presiden tanggal 5 juli 1959, kemudian dengan
ketetapan No. XX/ MPRS/ 1966 telah menyatakan Dekrit Presiden tersebut sebagai sumber
tertib hukum bagi berlakunya kebali UUD 1945.

d. Era orde baru


Dengan dipelopori oleh pemuda atau mahasiswa, rakyatmenyampaikan Tri Tuntutan
Rakyat yaitu:

a) Bubarkan PKI
b) Bersihkan kabinet dari unsur-unsur PKI
c) Turunkan harga-harga atau perbaikan ekonomi

e. Era Reformasi (kini)

Amandemen (perubahan) Undang-Undang Dasar 1945

1. Cara melakukan Amanden UUD 1945


2. Jenis perubahan UUD 1945
3. Proses perubahan UUD 1945
4. Pokok-pokok materi dalam perubahan UUD 1945
5. Lembaga-lembaga baru hasil Amandemen 1945

5
3. Bab III Kedudukan, Peran dan Fungsi Pancasila
a. Pancasila sebagai sistem filsafat

Secara etimologi, kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yakni panca yang
memiliki arti lima dan sila berarti dasar, prinsip atau asas. Jadi Pancasila berarti lima dasar.
sedangkan secara terminologi, Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara republik
Indonesia. Selain itu Pancasila juga memiliki makna rumusan dan pedoman fundamental baggi
segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mengetahui Pancasila sebagai falsafah, atau tepatnya mengetahui Pancasila dari sudut
pandang falsafah, merupakan langkah paling awal ketika seseorang hendak memahami atau
mengkaji Pancasila lebih dalam di samping sebelumnya telah dibekali ilmu pengetahuan
mengenai Pancasila secara emitologi maupun terminologi. Karena setiap negara didirikan atas
dasar falsafah tertentu untuk mengetahui arah dan tujuan yang ingin tercapai.

b. Kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat


Secara folosofis makna pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar
secara ontologis, dasar epistomologig, dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem
folsafat, seperti materialisme, liberalisme, pramatisme, komunisme, idealisme dan lain-lain.

c. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara


secara terminologi, ideologi berrti keseluruhan prinsip atau norma yang berlaku dalam
suatu masyarakat yang meliputi berbagai aspek, seperti sosial-politik, ekonomi, budaya dan
lain-lain. Disini ideologi berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan kehidupan kenegaraan.
Istilah ideologi juga sering mendapatkan konotasi negatif. Dikalangan akademis maupun awam
seiring menyamakan istilah ideologi dengan berbagai cara, gaya taua buah pikir paham totaliter
yang tidak begitu disukai masyarakat.

d. Nilai-nilai pancasila
Dalam berbagai kesempatan sering terdengar bahwa nilai-nilai pancasila digali dari
bumi Indonesia sendiri ataudari budaya bangsa sendiri. Terhadap pernyataan ini tentunya
harus dapat dibkikan bahwa kenyataan itu memang secara historis besar adanya.

4. Bab IV Pancasila Sebagai ideologi Nasional


a. Definisi dan fungsi ideologi nasional
Ideologi berasal dari kata “idea” dari bahasa Yunani ‘eidos’, yang berarti ‘gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita’ dan logos yang berarti ilmu. Kata ‘eidos’ berasal dari kata
Yunani yang artinya bentuk. Ada lagi kata “idein” yang artinya melihat. Secara harfiah, ideologi
dapat di artikan ilmu pengetahuan tentang ide-ide atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar.

Pengertian lain secara harfiah, ideologi berarti “a system of idea” suatu perangkat ide
yang terpadu menjadi satu. Dalam penggunakannya istilah ini dipakai secaa khas dalam bidang
politik untuk menunjukan “seperangkat nilai yang terpadu, berkenaan dengan hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.

b. Pengertian pancasila sebagai ideologi dan dasar negara

6
Hazairin beragumen bahwa dasar bagi sesuatu susunan mestilah sesuatu yang kokoh
dan dapat di geser-geser, dirongrong atau diombangambing, sedangkan tujuan pokok
merupakan kewajiban utama yang berkepanjangan yang mesti diselenggarakan dan dicapai.

c. Pancasila sebagai ideologi terbuka dan ideologi tertutup

Effendy mendefinisikan bahwa ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi
dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika interval.

d. Ideologi pancasila dan ideologi lain


Ideologi lain adalah liberalisme, komunisme, fasisme, dan marxisme.

5. Bab V hubungan agama dan negara


a. Konsep agama dan negara
Selama ini, mengkaji tentang hubungan agama dan negara, terus berbenak di kalangan
para ilmuan maupun keagamaan. Sampai timbulnya pertanyaan, adakah hubungan antara
agama dan negara? Dan apakah agama itu bagian dari negara atau negara itu bagian dari
agama? Hal ini merupakan persoalan lampau akan tetapi masih diperbincangkan hingga saat
ini. Persoalan ini bukan hanya berlaku bagi atau dalam agama tertentu saja, melainkan seluruh
agama di dunia ini memiliki persoalan yang sama.

Dalam perkembangannya, kajian lama dan panjang tersebut telah melahirkan dialektika
dan polarisasi pandangan yang bermayoritas berpola dan tidak banyak berubah bahkan tidak
ada melahirkan pemikiran baru. Seperti pandangan teokrasi, sekularis, komunis, dan moderasi.

b. Agama dan negara dalam sudut pandang islam

Islam pertama kali datang ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat dan
Handramaut di sekitar abad ke 13. Kedatangan islam ke Nusantara berlangsung secara damai
tanpa melalui cara peperangan. Islam dapat diterima di masyarakat karena para pedagang
menggunakan pendekatan budaya, adat, dan bahasa penduduk setempat sebagai pintu masuk
dakwah mereka.

c. Indonesia melihat islam dan negara


Hubungan islam dan negara di Indonesia dapat dipisahkan ke dalam 2 bagian, pertama
hubungan yang bersifat antagonistik. Hubungan ini mencirikan adanya ketegangan antara
negara dan islam sebagai suatu agama. Kedua, hubungan yang bersifat akomodatif. Hubungan
model ini setidaknya terjadi tahun 1980-an.

6. Bab VI pancasila dalam kajian sistem filsafat


a. Konsep dan urgensi pancasila sebagai suatu sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk
satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya.
Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain, dan
memiliki fungsi seta tugas masing-masing. Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan,
yang bagian dan unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan
saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang
utuh.

b. Pancasila sebagai sistem filsafat


7
Objek kajian filsafat adalah seluruh realitas, sedangkan objek material ilmu
pengetahuan lainnya senantiasa khusus dan terbatas. Ilmu-ilmu pengetahuan lainnya
senantiasa memiliki menyelidiki bagaimana struktur objeknya, sedangkan selalu mencari
sebab-sebab yang terdalam dan mencari hakikat yang realita.

c. Kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat


Meskipun pancasila terdiri dari lima sila, tetapi kelimanya merupakan suatu kesatuan
yang bulat danutuuh. Masing-masing sila tidak dapat berdiri sendiri, maksudnya sila yang satu
tidak terlepas dari sila yang lainnya. Kelima sila tersebut bersama-sama menyusun pengertian
yang satu, bulat dan utuh.

d. Nilai-nilai pancasila

Dalam berbagai kesempatan sering terdengar bahwa nilai-nilai pancasila di gali dari
bumi Indonesia sendiri atau budaya bangsa sendiri. Terhadap pernyataan ini tentunya harus
dapat dibuktikan bahwa pernyataan itu memang secara historis besar adanya.

7. Bab VII pancasila sebagai pilar etika politik


a. Pengertian nilai, moral dan norma
Pancasila yang di tetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai leluhur dan
mendalam, yang menjadi pandangan hidup dan dasar negara. Nilai-nilai Pancasila secara
bertahap harus benar-benar diwujudkan dalam perilaku kehidupan negara dan masyarakat.

b. Hubungan nilai, norma dan moral


Tuntutan perilaku warga negara didasarkan pada nilai-nilai yang dijadikan pedoman
sesuai dengan ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan
pengalaman pancasila (p4). Namun, sebelum kita membahas tentang hubungan konsep, nilai,
moral, dan norma sengan tuntutan prilaku warga negara, kita perlu mengetahui apa yang
dimaksud warga negara.

c. Etika politik

Etika diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, bisa
jugadiatikan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
sedangkan etika adalah ilmu tentang yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral atau akhlak (Ali, 1996: 271).

d. Hubungan etika politik dan pancasila

Pancasila juga berkembang menjadi suatu konsesus filsafat yang mengandung


komitmen-komitmen tresendental yang menjanjikan kesatuan sikap dan pandangan bangsa
Indonesia dalam menyonsong masa depan. Meskipun ilmu politik telah banyak mengalami
perkembangan namun tidak dapat disangkal bahwa bagaimanapun juga ilmu politik tidak dapat
melepaskan diri dari nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat setempat di mana ilmu
tersebut tumbuh dan berkembang.

8. Bab VIII pancasila menuju masyarakat madani


a. Pengertian masyarakat madani
Indonesia sering menyebut masyarakat madani dengan istilah civil society yang
diterjemahkan oleh beberapa ahli yaitu masyarakat sipil, masyarakat madani, masyarakat

8
kewargaan, korporatisme masyarakat. perbedaan terjemahan mengenai civil society
berdasarkan perbedaan diantara mereka dalam penggunakan sudut pandang. Selain itu,
banyak pengaruh atas pendapat-pendapat para ahli tentang masyarakat madani, khususnya
ilmuwan dari Barat. Untuk lebih mengetahui konsep civil society yang telah berkembang
sebelumnya, maka akan dikemukakan oleh beberapa ilmuwan, baik ilmuwan bidang politik
maupun sosiologi.

b. Pilar penegak masyarakat madani


Di Indonesia terdapat banyak pilar bagi berdirinya masyarakat madani. Pilar disini
dimaksudkan lembaga-lembaga atau institusi-institusi penegak yang menjadi bagian dari sosial
control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta
mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat tertindas. Dalam penegakan civil society, pikar-
pilar tersebut menjadi pra-syarat mutlak terwujudnya kekuatan civil society.

c. Pancasila sebagai sumber nilai

Pancasila sebagai sistem nilai, didalamnya mengandung nilai-nilai universal (umum)


yang dikembangkan dan berkembang dalam pribadi manusia-manusia sesuai dengan
kodratnya, sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial.

d. Revitalisasi nilai-nilai pancasila

Upaya untuk merevitalisasikan kembali nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa


dan bernegara perlu ada upaya agar tingkat degradisasi dapat dikendali dengan cara
memnghidupkan atau mengiatkan kembali menanankan nilai-nilai pancasila.

9. Bab IX hubungan pancasila dengan undang-undang dasar 1945


a. Pembukaan UUD 1945
Apabila Undang-Undang Dasar itu merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang
berlaku di Indonesia, maka pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sumber
motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari
cita hukm dan cita moral yang ingin ditegakkan baik dalam lingkungan nasional, maupun dalam
pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Pembukaan telah dirumuskan secara padat dan khidmat
dalam empat alinea itu, setiap alinea dan kata-katanya mengandung arti dan makna yang
sangat dalam, mempunyai nilai-nilai yang universaldan lestari. Universal, karena mengandung
nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi. Lestari,
karen aia mampu menampung dinamika masyarakat, akan tetapi menjadi landasan perjuangan
bangsa dan negara selama bangsa Indoneasia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus
1945.

b. Hubungan antara pancasila dengan UUD 1945


Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa
pancasila terkait oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara
formal,dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar negara.

c. Pancasila dan amandemen UUD 1945


Beberapa ahli menyebutkan pancasila, selain berpredikat sebagaimana disebutkan pada
pembahasan sebelumnya, sebagai sistem filsafat. Artinya pancasila, bila merujuk kepengertian

9
filsafat itu sendiri, merupakan sistem pemikiran atau pengetahuan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya ketika kita berbangsa dan bernegara.

10. Bab X sistem pemerintahan berdasarkan demokrasi pancasila


a. Pengertian sistem pemerintah
Sistem merupakan sekumpulan bagian yang dilengkapi dengan fungsi, dan sistem juga
dapat diartikan sebagai suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.
Sementara itu, pengertian pemerintah adalah prinsip yang membentuk satu kesatuan yang
berhubungan satu sma lain dengan negara dan hubungan negara dengan negraa lain.
Pemerintah merupakan fungsi poliik dalam ketatanegraan. Tata cara pemerintahan, dasar-
dasar pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan negara tertuang dalam sebuah konsesus
awal pembentukan negara.

b. Demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan

Pemerintahan dikatakan demokratis, jika keuasaan negara ada ditangan rakyat dan
segala tindakan negara ditentukan oleh rakyat.

c. Bentuk-bentuk demokrasi
Formal democrasy menunjukan pada demokrasi dalam arti sistem pemerintahan. Hal ini
dapat di lihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai negara. Dalam uatu negara
misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan menerapkan sistem presidensial atau
parlemeter.

10
II. Keunggulan buku
a) Keterkaitan antar bab
1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I buku Potret Baru Pendidikan Pancasila yang ditulis oleh Dr. Usiono,
MA seperti yang dipaparkan pada buku ini materi tersebut sudah memenuhi mata
kuliah pancasila dalam prodi matematika. Pada bab ini diawali dengan dasar
pendahuluan serta dasar-dasar pancasila.
Bab ini menjelaskan dasar pacasila yang menjadi landasan utama dalam
kehidupan sehari-hari. Dan materi ini mengajarkan hidup bermartabat jika kita
mnegamalkan nilai pancasila dengan baik. panccasila di tetapkan sebagai landasan
hukum supaya tidak ada lagi tindak kejahatan.
Secara historis, pnacasila dirumuskan dengan tujuan untuk digunakan sebagai
Dasar Negara Indonesia Merdeka. Dasar yang dimaksud merupakan pengakuan
pancasila sebagai dasar negara dan dijadikan sebagai falsafah negara, dalam proses
perumusannya berasal dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia yang
dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa.
2. BAB II PANCASILA DALAM LINTAS SEJARAH BANGSA INDONESIA
Pada bab II ini masih berkaitan dengan bab sebelumnya yang membahas
pancasila. Dan dalam bab ini pancasila di kaitkan dengan sejarah Indonesia. Banyak
kerajaan yang mendukung berdirinya kejayaan Indonesia terutama kerajaan Sriwijaya
dan Kerajaan Majapahit.
Menurut Mr. Muhammad Yamin berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak
dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek
moyang bangsa Indonesia. Dari sini kita bisa jelas mengetahui bahwa sejak dulu
Indonesia sudah menerapkan pemerintahan. Dan dasar pemerintahan tersebut sudah
menanamkan dasar-dasar atau landasan hukum.
3. BAB III KEDUDUKAN, PERAN DAN FUNGSI PANCASILA
Dalam bab ini pancasila di jabarkan deangan memiliki kedudukan, peran dan
fungsi pada suatu negara indonesia. Kedudukan pancasila sangat tertinggi dibnadingkan
dengan yang lain. Mengapa bisa begitu? Karena pancasila itu lima dasar dalam
membangun negara. Kedudukan pancasila sebagai falsafah harus kita jalani dengan
sebaiknya.
Dalam sudut pandang falsafah, pancasila dapat dipahami sebagai sistem filsafat
(system philosophical atau philosophical way of thingking). Mengapa demikian? Karena
pancasila bersifat ilmiah dengan uraiannya sangat bersifat logis dan dapat diterima oleh
pandangan hidup lainnya.
4. BAB IV PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Pada bab ini dijabarkan kembali pancasila sebagai ideologi nasional. Materi ini
diminta para pembaca untuk bisa memahaminya secara detail. Karena banyak terkecok
kata yang sulit diartikan dan dipahami oleh orang-orang awam. Keterkaiatan dari bab
sebelum pun masih melekat kuat pada bab ini yaitu masih menjelaskan pancasila.
Ideologi merupakan rangkuman gagasan. Pada umumnya ideologi erat
kaitannya dengan politik sehingga sering kita dengar adanya ideologi politik. Erat
hubungannya dengan politik ini adalah ideologi nasional, ideologi bangsa. Dalam
ideologi terkandung tiga unsur, yaitu: (1) adanya suatu penafsiran atau pemahaman

11
terhadap kenyataan, (2) memuat seperangkat nilai-nilai ataupreskripsi moral, dan (3)
memuat suatu oarientasi suatu tindakan.

5. BAB V HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA


Pada bab ini ada kaitannya agama dengan negara. Dalam pancasila pun agama
menjadi tonggak awal dalam bernegara. Pada bulir pertama pancasila yang bunyinya
“Ketuhanan Yang Maha Esa” yang memiliki makna setiap masyarakat wajib memilih
agama yang dianutnya.
Dalam perkembangannya, kajian lama dan panjang tersebut telah melahirkan
dialketika dan polarisasi pandangan yang bermayoritas berpola dan tidak banyak
berubah bahkan tidak ada melahirkan pemikiran baru. Seperti pandangan teokrasi,
sekularis, komunis, dan moderasi.
6. BAB VI PANCASILA DALAM KAJIAN SISTEM FILSAFAT
Dalam bab ini pancasila dalam kajian sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang
saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu, dan saling berkualifikasi yang tidak
terpisahkan satu dengan lainnya. Jadi, pada dasarnya pancasila bagian dari unit-unit
yang saling berkaitan satu sama lain, danmemeiliki fungsi serta tugas masing-masing.
Untuk itu, secara folosofis makna pancasila sebagai suatu kesatuan sistem
filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistimologi dan dasar aksiologis sendiri berbeda
dengan sistem filsafat, seperti materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme,
idealisme dan lain-lain.
7. BAB VII PANCASILA SEBAGAI PILAR ETIKA POLITIK
Di dalam bab ini pancasila kembali di singgung kembali sebagai pilar etika
politik. Pancasila yang ditetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai luhur dan
mendalam, yang menjadi pandangan hidup dan dasar negara. Nilai-nilai pancasila
secara bertahap harus benar-benar diwujudkan dalam perilaku kehidupan negara dan
masyarakat.
Sumber nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia adalah sila Ketuhanan Yang Maha
Esa. Sila ini juga merupakan norma dasar yang mengatur hubungan antara manusia
sebagai individu dan anggota kelompok dan sesamanya, negara, pemerintah, serta
bangsa lain di dunia.
8. BAB VIII PANCASILA MENUJU MASYARAKAT MADANI
Pada bab ini pancasila bergerak mneuju masyarakat madani atau yang disebut
dengan civil society. Masyarakat madani atau civil society adalah sekelompok
masyarakat yang memiliki sifat demokratis dan saling menghargai satu sama lainnya,
dimana dallam mengambil keputusan selalu mendepankan prinsip keterbukaan,
toleransi, musyawarah untuk menjaga soaialisme antara sesama indiviidu suatu
masyarakat.
Pendidikan merupakan cara yang ampuh untuk menanamkan nilai-nilai
Pancasila yang kini terindikasi sudah mulai dilupakan. Sebaiknya pengamalam nilai-nilai
pancasila harus selalu dipegah teguh oleh peserta didik dalam menghadapi tantangan
era globalisasi.
9. BAB IX HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Bab ini pun masih menyinggung pancasila namun bedanya di bab kali ini
manjabarkan tentang hubungan dengan UUD 1945. Apabila Undang-Undang Dasar itu
merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di Indonesia, maka
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sumber motivasi dan aspirasi
perjuangan dan tekad bangsa Indonesia.

12
Beberapa ahli menyebutkan Pancasila, selain berpredikat sebagaimana
disebutkan pada pembahasan sebelumnya, sebagai sistem filsafat. Artinya pancasila,
bila di merujuk pada pengertian filsafat itu sendiri, merupakan sistem pemikiran atau
pengetahuan dengan akal dan budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan
hukumnya ketika kita berbangsa dan bernegara.
10. BAB X SISTEM PEMERINTAHAN BERDASARKAN DEMOKRASI PANCASILA
Pada baba terkahir ini membahas sistem pemerintahan yang berdasarkan
demokrasi pancasila. Masih ada keterkaitan antara bab sebelumnya dan masih
berhubungan erat dengan pancasila.
Partai politik secara mendasar adalah sebuah organisasi atau institusi yang
mewakili beberapa golongan rakyat yang memiliki tujuan yang sama yang kemudian
bersama-sama berusaha untuk mencapai tujuannya tersebut dan memiliki kegiatan
yang bersinambungan, beusaha memperoleh dan mempertahankan kekuasaan dalam
pemerintahan dan ikut serta dalam pemilihan umum.
b) Kemuktahiran isi buku
Buku ini sudah mencakup secara luas materi yang diajukan. Banyak kata-kata
asing yang melengkapi sehingga bagi pembaca yang tidak tau bisa menambah kosakata
yang tersedia. Susunan bentuk tatanan materi sudah sangat rapi sehingga menimbulkan
minat para pembaca. Terdapat footnote yang memudahkan para pembaca mengerti
sumber refrerensi.
Buku ini memiliki ketebalan sebanyak 208 halaman lengkap dengan bab yang
jelas. Setiap bab memiliki subjudul yang menarik pembaca. Tulisan dan tata letak yang
rapi memudahkan dalam mencari materi yang diinginkan. Bahasa yang lugas dan
mmenampilkan beberapa jenis komponen-komponen dalam penulisan yang efektif.
Buku ini yang langsung dikarang oleh Dr. Usiono,MA sangat bagus dan sangat
melengkapi mata kuliah pancasila. Dengan buku ini juga kita mampu memenuhi sks
yang di minta oleh prodi. Dengan tampilan cover berwarna putih mampu
menumbuhkan minat baca para mahasiswa.

13
III. Kelemahan buku
a) Keterkaiatan antar bab
1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini tidak menjelaskan secara detail tentang sejarah pendidikan pancasila dan
hanya terpaku kepada landasan hukum pancasila. Kata yang di gunakan banyak yang kurang
dipahami sehingga memicu kesalahpahaman pembaca. Bahasa yang terlalu kaku sehingga
membuat para pembaca sedikit tidak memngetahui makna yang dimaksudkan. Sebagai bagian
pendahuluan cukup bagus dan cukup mendasar materi yang di perlukan.

2. BAB II PANCASILA DALAM LINTAS SEJARAH BANGSA INDONESIA


Pada bab ini banyak menggunakan nama tokoh pahlawan yang jaraknya cukup dekat
sehingga membuat keliru pembaca. Dan keterkaitan dari bab sebelumnya sedikit tidak
meneruskan materi sebelumnya. Terlalu banyak menggunakan nomor pada pembagiannya
sehingga membuat para pembaca tidak mengerti.

3. BAB III KEDUDUKAN, PERAN DAN FUNGSI PANCASILA


Pada bab ini ketidak nyambungan antara sub judul dengan materi terjadi pada bab ini.
Yang mana terkait disini adalah filsafat sedangkan pada subjudul diminta kedudukan, peran
dan fungsi pancasila. Dari sini para pembaca kebingungan dalam memahami materi yang
terkait.

4. BAB IV PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Di bab ini hanya di jelaskan ideologi terbuka saja dan tidak menjelaskan ideologi
tertutup secara detail. Perbandingan antara ideologi pancasila dengan ideologi lainnya pun
tidak secara menyeluruh.

5. BAB V HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA

Pada bab ini hanya di sebut islam saja tidak menyandang agama lain sedangkan pada
sub judul dibuat hubungannya pada agama. Secara luasnya agama ada berbagai macam di
Indonesia seperti: Hindu, Budha, Kristen, Kristen protestan, dan Islam. Seharusnya
dicantumkan sedikit pandangan pada agama lainnya.

6. BAB VI PANCASILA DALAM KAJIAN SISTEM FILSAFAT

Pada bab III sudah di jelaskan pancasila sebagai filsafat dan pada bab ini kembali di
ulang. Ada beberapa kalimat yang sama dengan bab sebelumnya. Keterkaitan dengan itu para
pembaca merasa asing dengan kalimat yang sudah di ulang.

7. BAB VII PANCASILA SEBAGAI PILAR ETIKA POLITIK

Pada bab ini juga banyak materi yang ulang secara bersamaan. Dan banyak typo yang
membuat para pembaca bingung maksud dari bacaan tersebut. Bahasanya yang kaku
membuat pembaca sangat sulit memahami apa yang dibahas dalam materikali ini.

14
8. BAB VIII PANCASILA MENUJU MASYARAKAT MADANI
Bab ini banyak menggunakan bahasa yang membuat pembaca yang awam sedikit
kebingungan akan arti dan maksud. Bahasa nya yang terlalu kaku sehingga kurang minat para
pembaca pada bab ini.

9. BAB IX HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945


Dibab ini pun masih menyinggung tentang pancasila sebagai filsafat. Pada bagian
landasan pancasila sebagai filsafat pun kemabli diulang pada bab ini. Dan pembukaan UUD
1945 beserta isinya di tulis pada bab ini sehingga membuat isi dari materi ini cukup banyak.

10. BAB X SISTEM PEMERINTAHAN BERSADARKAN DEMOKRASI PANCASILA

Dibab ini cukup lengkap terkait dalam sub judul yang di minta. Namun di perhatikan
kekurang rapinya peletakan susunan bagian sistem pemerintahan sehingga para pembaca
kebingungan dalam memahaminya.

b) Kemuktahiran buku

Penggunaan bahasa dalam buku ini masih ada beberapa yang kurang sesuai dengan
tingkat intelektual peserta didik. Bahasa yang digunakan seharusnya dapat menjelaskan konsep
atau ilustrasi sampai contoh yang abstrak sesuai dengan tingkat intelektual peserta didik (yang
cara imajinatif dapat dibayangkan oleh peserta didik).

Pada bagian fisik buku sangat buruk. Sebelum waktunya rusak sudah lepas duluan
covernya. Di usahakan untuk memili tempat percetakan yang bagus agar tidak terjadi
kerusakan di fisik buku.

15
IV. Implikasi terhadap:
a. Teori/konsep
Pendidikan pancasila merupakan pendidikan kewarganegaraan dalam kemasan kuliner
diperguruan tinggi di Indonesia. Sebagaimana telah dinyatakan dalam Undang-Undang No. 12
tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, bahwa mata kuliah umum terkait dengan pendidikan
kewarganegaraan diwadahi dalam 2 mata kuliah, yakni Pancasila dan Kewarganegaraan. Mata
kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup Pancasila, UUD 1945, Negara
Kesatuan Replublik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk karakter
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam
praktiknya perguruan tinggi menggunakan nomenklatur mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaran.

Secara etimologi, kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yakni panca yang
memiliki arti lima dan sila berarti dasar, prinsip atau asas. Jadi Pancasila berarti lima dasar.
sedangkan secara terminologi, Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara republik
Indonesia. Selain itu Pancasila juga memiliki makna rumusan dan pedoman fundamental baggi
segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mengetahui Pancasila sebagai falsafah, atau tepatnya mengetahui Pancasila dari sudut
pandang falsafah, merupakan langkah paling awal ketika seseorang hendak memahami atau
mengkaji Pancasila lebih dalam di samping sebelumnya telah dibekali ilmu pengetahuan
mengenai Pancasila secara emitologi maupun terminologi. Karena setiap negara didirikan atas
dasar falsafah tertentu untuk mengetahui arah dan tujuan yang ingin tercapai.

b. Program membangun di Indonesia

Program membangun di Indonesia sangat dibutuhkan mata kuliah pendidikan pancasila


dan kewarganegaraan karena ini adalah modal awal dalam membentuk etika moral dan sopan
santun setiap masyarakat. tanpa adanya mata kuliah ini kemungkinan besar akan terjadi
perpecahan di belahan bumi Indonesia. Dan kita lihat sekarang sudah miris generasi sekarang
kurangnya menanamkan nilai-nilai pancasila.

Sejak duduk di bangku dasar kita sudah diperkenalkan dengan pelajaran pendidikan
kewarganegaraan dan sudah di minta untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang
sudah tertera. Namun, masih banyak anak-anak sekarang yang sudah bergantungan pada
android dan melupakaan dunia sosialnya.

c. Analisis mahasiswa
Orang tua sebagai guru yang utama berperan penting dalam menanamkan pendidikan
kewarganegaraan sejak dini. Membangun generasi yang memiliki etika berbobot dalam
membangun mada depan negeri ini. Di buku ini juga telah dijabarkan bagaimana pentingnya
menjada etika dan menanamkan nilai-nilai pancasila.

16
Undang-Undang Dasar 1945 adalah hukum utama di Indonesia. Dengan adanya
Undang-Undang Dasar tersebut kita mesti mengerti bagaimana keteraturan hidup dalam
berbangsa dan bernegara.

V. Kesimpulan dan saran


a. Kesimpulan

Pendidikan pancasila merupakan pendidikan kewarganegaraan dalam kemasan kuliner


diperguruan tinggi di Indonesia. Sebagaimana telah dinyatakan dalam Undang-Undang No.
12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, bahwa mata kuliah umum terkait dengan
pendidikan kewarganegaraan diwadahi dalam 2 mata kuliah, yakni Pancasila dan
Kewarganegaraan. Mata kuliah kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup
Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Replublik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika
untuk membentuk karakter mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam praktiknya perguruan tinggi menggunakan
nomenklatur mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaran.

b. Saran
Pendidikan pancasila seharusnya ditekankan pada generasi milenial sejak dini agar
menjadi masyarakat yang taat aturan dan disiplin dalam berbangsa dan bernegara.
Pendidikan pancasila mebentuk karakter yang sangat penting setiap masyarakat. etika dan
moral dari pancasila sudah cukup sebagai pedoman sserta pandangan hidup masyarakat.

Daftar pustaka

Usiono. 2018. Potret baru pendidikan pancasila. Medan: Perdana publishing.

17

Anda mungkin juga menyukai