Disusun Oleh:
FAUZIAH SIAGIAN
SUMATERA UTARA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyusun makalah untuk
dapat menyelesaikan tugas CBR ini tepat pada waktunya.
Pembuatan CBR bertujuan sebagai tugas individu pada mata kuliah Ilmu
Pendidikan Islam. Penulis menulis dengan pemikiran bahwa penulisan Critical Book
Report ini tidak harus melakukan ringkasan pada satu buku maupun artikel yang akan
dikritisi, melainkan melakukan analisis pada setiap unsur dari artikel yang akan di
kritisi. Critical Book Report ini membahas tentang analisis kritisi penulis pada satu
artikel tentang peningkatan aktivitas pembelajaran. Mengenai penjelasan lebih lanjut
dipaparkan dalam bagian pembahasan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan
terbuka kami terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Fauziah Siagian
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas Buku
IDENTITAS BUKU I
IDENTITAS BUKU 2
BUKU PERTAMA
Bab I
Tauhid sebagai landasan ilmu, islam yang memberikan kedudukan yang tinggi
kepada akal manusia, Pendapat-pendapat pakar islam sebagai agama memiliki ajaran-
ajaran yang bersumber dari Allah SWT untuk keperluan masyarakat manusia melalui Nabi
Muhammad SAW sebagai rasul, Dimensi keilmuan pendidikan islam yang menerangkan
Allah adalah pendidik yang Maha Agung bagi Manusia. Dia maha pengasih dan maha
penyayang kepada semua mahluk-Nya. Ilmu pendidikan islam dan guru professional, umat
islam yang saat ini telah terlanda penyakit jumud dan penyakit kemunduran atau penyakit
dekadensi, atheism, faham-faham hokum rimba,dengan label kemajuan.
Obat penyembuhan semua penyakit ini dapat diperoleh dari ajaran islam, bila
dipahami cahaya ilmu dan perkembangannya (Al-Djamali,1993:13). Pendidikan sebagai
suatu sistem, sistem yang berarti suatu kesatuan dari komponen-komponen yang masing
masing berdiri sendiri tetapi saling terikat satu dengan yang lain, sehingga terbentuk suatu
kebetulan yang utuh dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Bab II
Konsep dasar ilmu pendidikan islam yang didalamnya akan menjabarkan defenisi
pendidikan islam secara menjabar, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah.
Dengan kata lain, ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode
tertentu secara sistematis, logis dan objektif. Dasar dan tujuan pendidikan islam yang
menjelaskan sumber utama ajaran islam yang disebutkan adalah al-qur’an sebagai
pedoman hidup umat islam. Dan dasar-dasar ideal pendidikan islam yang dikembangkan
dalam pemahaman para ulama dalam bentuk al-qur’an, sunnah nabi saw, kata-kata sahabat
nabi, kemaslahatan masyarakat, nilai-nilai dan adat-istiadat masyarakat (urf), dan hasil
pemikiran muslim (ijtihad).
Bab III
Anak didik, pendidikan dan aspek pendidikan islam yang menjelaskan didalamnya
defenisi Peserta didik yang berarti adalah makhluk yang sedang berada dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan menurut fitrahnya masing-masing. Pendidik dalam
perspektif islam, Pendidik dalam pendidikan islam adalah setiap orang dewasa yang
karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain.
Aspek aspek pendidikan islam terbagi atas pendidikan keimanan, pendidikan akhlak,
pendidikan intelektual dalam islam, dan pendidikan sosial dalam islam.
Bab IV
Pada mulanya istilah kurikulum digunakan dalam dunia olahraga, yang berasal dari
bahasa latin. Secara istilah, kurikulum berarti a running course or race course especially a
chariot race curse (Nasution,1988:9). Pada bab ini terdapat defenisi kurikulum yang
banyak dipaparkan. Dan didalam bab ini terdapat Peranan dan fungsi kurikulum yang
dijelaskan secara detail dalam isi bab ini terdapat Peranan konservatif, Peranan kreatif,
Peranan kritis dan penilaian. Dan juga terdapat fungsi kurikulum yang telah dikemukakan
dalam isi buku yaitu Fungsi penyesuaian, Fungsi keterpaduan, Fungsi perbedaan, Fungsi
persiapan, Fungsi pemilihan dan Fungsi diagnostic.
Bab V
Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang berfungsi mendukung tercapainya
tujuan pendidik. Secara sederhana alat pendidikan dipahami bahwa alat yang terkait
dengan perlengkapan dalam pelaksanaan pendidikan. Disekolah misalnya, alat yang
berupa buku teks, alat praga, alat klasikal diantaranya white board,papan tulis dan kapur
tulis. Orang yang bertanggung jawab melaksanakan pendidikan islam adalah orang tua dan
guru. Keberadaan guru adalah berperan sebagai manajer dalam pengorganisasian didalam
kelas. Dengan demikian guru bertanggung jawab pembelajaran didalam kelas.
Bab VI
Pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan sebagai suatu proses, tidak hanya
berlangsung pada suatu saat, melainkan harus berlangsung secara bertahap dan
berkesinambungan. Dari sinilah kemudian muncul istilah pendidikan seumur hidup (life
long education), dan ada juga yang menyebutkan dengan pendidikan terus-menerus
(continuing education). (Ramayulis, 2004:255).
Pendidikan prantal (Tarbiyah Qabil Al-Wiladah) : Masa Pra Konsepsi dan Masa
Pasca Konsepsi. Pendidikan pasca natal (Tarbiyah Ba’da Al-wiladah) : Pendidikan bayi,
Pendidikan Kanak-kanak, Pendidikan anak-anak, Pendidikan remaja dan Pendidikan
dewasa.
Bab VII
Eksistensi keluarga, keluarga adalah salah satu unit sosial yang sangat menentukan
masa depan anak. Karena dalam keluarga, setiap anak pertama kali mendapat
perlindungan, perhatian, bimbingan dan pendidikan yang mempengaruhi perkembangan
kepribadiannya. Keluarga adalah suatu struktur yang bersifat khusus, satu sama lain dalam
keluarga mempunyai ikatan baik karena hubungan darah maupun karena pernikahan yang
menyebabkan adanya rasa saling harap yang sesuai dengan ajaran islam, memiliki
kekuatan hukum dan memiliki ikatan bathin (Al-Ati,1984:29).
BUKU KEDUA
BAB I : PERKEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendahuluan. (h.1)
Perkembangan pendidikan dewasa ini mengalami krisis, disebabkan ada dua
orientasi yang berbeda yakni pendidikan umum dan pendidikan islam. Namun dalam
islam universal dan tidak mengenal dikonomi ilmu pengetahuan. Dalam situasi kritis
para ilmuwan islam terus mencari solusi dari problematika pendidikan. Salah satu
usahanya ialah lahirnya Konsep pendidikan Pendidikan Islam yang mandiri, dengan
harapan mampu melahirkan konsep yang ideal dan realistic serta dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman dalam dunia pendidikan Islam.
BAB III
GURU DAN SERTIFIKASI
A. Pendahuluan. (h.61-63)
Guru adalah actor utama dalam praksis pendidikan. Guru adalah salah satu
komponen dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.
Kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah rendahnya kualitas dan
kualifikasi guru dalam proses belajar mengajar, hal ini terjadi pada pendidikan
dasar hingga pendidikan tinggi. Dalam menghadapi persaingan globalisasi, guru
dituntut bersaing dengan pekerja professional lainnya.
Problematika yang dihadapi pendidikan Islam saat ini adalah masih
banyaknya para guru yang mengajar di sekolah-sekolah tidak berdasarkan pada
kualifikasi dan kompetensi dasar, atau bidang keahlian pada mata pelajaran yang
diajarkan, karena dalam proses pembelajaran mereka hanya menekankan pada
materi pelajaran sementara teknik dan metode mengajar cenderung diabaikan,
sehingga akhirnya kegiatan belajar mengajar menjadi vakum dan monoton
sehingga guru kehabisan bahan materi pelajaran dan siswa tidak memiliki
kemampuan atau keterampilan yang sangat diharapkan.
BAB V
METODE PEMBELAJARAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendahuluan. (h. 105-106)
Model pembelajaran yang semakin berkembang di abad 21 ini, khususnya di
Indonesia dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi, maka beragam model
pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru sebuah keniscayaan. Hal ini bertujuan
untuk mempercepat penguasaan kompetensi oleh peserta didik setelah mempelajari
suatu mata pelajaran. Untuk itu diperlukan berbagai model pembelajaran yang
memberikan kontribusi penting bagi kurikulum berbasis kompetensi.
BAB VI
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Pengertian Evaluasi. (H. 121-122)
Secara harfiyah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evalution; dalam
bahasa Arab : al-Tadir, dalam bahasa Indonesia: penilaian. Sedangkan akar
katanya yaitu : value dalam bahasa Arab al-Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti
nilai. Secara Harfiyah evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai
penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Adapun menurut Istilah bahwa evaluasi
pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat
diketahui mutu dan hasil-hasilnya (Sudijono 2006:1).
Untuk evaluasi pendidikan Islam Zuhairini dkk (1981:139) mengemukakan
yaitu suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam
pendidikan Islam.
B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam. (h. 122-124)
M. Athiyah al-abrasyi menyebutkan tujuan evalusi pendidikan yang dikutip
oleh Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir (2006:211) adalah untuk mengetahui
kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih kebaranian dan
mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan , dan
mengetahui tingkat perubahan prilakunya.
C. Prinsip-prinsip Evaluasi. (124-125)
Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila
dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar yaitu :
Prinsip Keseluruhan (al-Kalam, al-Tamam). Prinsip Kesinambungan
(Istimrar), Prinsip Objektivitas (Maudlu’yyah) (Sudijono 2006 dan Mujib dan
Mudzakkir 2000:213)
D. Sasaran Evaluasi. (h. 125-126)
Menurut A Thabrani ada tiga sasaran pokok dalam evaluasi, yaitu : Segi
Tingkah Laku, artinya segi-segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian,
keterampilan murid sebagai akibat dari proses belajar mengajar Segi Pendidikan,
artinya penguasaan materi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses belajar
mengajar. Segi-segi yang menyangkut proses belajar mengajar dan mengajar itu
sendiri, yaitu bahwa proses belajar mengajar perlu diberikan penilaian secara
obyektif dari guru. Seab baik tidaknya proses belajar mengajar akan menentukan
baik tidaknya hasil belajar yang dicapai oleh murid (2000: 218)
BAB III
PERBANDINGAN
1. BUKU UTAMA
Kelebihan Buku:
1. Pembahasan yang disampaikan pada buku mudah dipahami.
2. Kelengkapan isi beruntut atau nyambung.
3. Menggunakan kata-kata yang ringan dan mudah dipahami secara tatak
letak atau penyusunan.
4. Pembahasannya diulas secara mendalam.
Kekurangan Buku:
Perlu di sertakan gambar atau animasi dalam menghidupakan suasana
pendidikan itu
1. BUKU KEDUA
Kelebihan Buku:
1. Buku ini sagat bagus karena dapat menambah pengetahuan tentang
bagaimana hakikat pendidikan menurut islam
2. Bahasanya komunikatif
3. Tulisannya rapi dan teratur
Kekurangan Buku:
1. Tata bahasanya masih kurang diperhatikan
2. Bahasa yang terlalu komunikatif jadi agak sulit untuk dipahami
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Pendidikan Islam yang telah dijadikan disiplin ilmu di lingkungan
perguruang Tinggi Islam pada khususnya, dan dalam lingkungan ilmu pengetahuan
pendidikan pada umumnya, masih berada dalam tahap permulaan perkembangan.
Ilmu Pendidikan Islam masih terbuka kepada pemikiran-pemikiran kreatif analitis
para ilmuwan muslim untuk penyempurnaannya lebih lanjut sepanjang pemikiran-
pemikiran tersebyt sejalan atau sejiwa dengan tuntutan nilai Islami yang
terkandung di dalam sumber pokoknya yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Sebagai disiplin ilmu, Pendidikan Islam mengandung potensi ideal yang
dapat dikembangkan kepada dua arah yaitu menjadi ilmu yang teoritis dan ilmu
yang praktis. Khususnya dalam perkembangan ilmu pendidikan, pemikiran teoritis
yang berlandaskan pada konsepsi, hipotesa dan asumsi yang bernilai pedegogis
mendapatkan tempat yang luas. Krena Ilmu Pendidikan Islam tidak bersikap
kaku terhadap pemikiran-pemikiran baru dari manapun datangnya, baik pemikiran
yang aspiratif dari kedua sumber pokoknya maupun dari ide-ide yang non Islami
yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip pandangan dari kedua sumber
pokok tersebut.
Berkaitan antara ilmu pendidikan teoritis dengan yang praktis nampak jelas
dalam proses oprasionalisasi kependidikan Islam. Ilmu pendidikan Islam teoritis
dan praktis saling mengembangkan sehingga teori-teori kependidikan yang
ditetapkan oleh para ilmuawan pendidikan Islam baru memiliki validitasnya jika
telah teruji kebenarannya dalam praktek (pengalaman ).
Demikianlah seterusnya sehingga terjadi siklus yang berkesinambungan
dalam proses perkembangannya. Siklus yang demikian itulah yang
menjadikan Ilmu Pendidikan Islam tidak akan mengalami stagnasi perkembangan,
yang sekaligus menjadi ciri khas dari dinamika ilmu pengetahuan yang akademis.
B. Saran
Setelah meriview kedua CBR ini maka penulis dapat memberikan saran
bahwa kedua penelitian ini hendaknya dilanjuti oleh penelitian agar hasil yang di
dapatkan akan konkrit.