Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL PENELITIAN
KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PEMIKIRAN
MUHAMMAD THOLHAH HASAN

B. KONTEKS PENELITIAN
Pendidikan merupakan nyawa dari peradaban, dan sampai
sekarang tidak ada satu bangsa dan satu negara pun yang tidak berusaha
secara serius untuk memajukan pendidikannya sesuai dengan tantangan
yang dihadapinya. Mengapa Amerika Serikat, Inggris, Kananda, dan
Jepang menjadi negara-negara yang maju dengan peradapan modernnya?.
Mengapa Sebagian besar negara-negara di Asia dan Afrika sampai
sekarang ini belum dapat mencapai kemajuan sebagaimana yang dicapai
negara-negara tersebut, tidak lain adalah karena tingkat kemajuan
pendidikanya belum semaju mereka. Dan akhirnya letak masalahnya
adalah pada system Pendidikan.1

Pendidikan terus berlanjut pada era madinah. Di antara kegiatan


pertama Rasulullah SAW setelah hijrah adalah membangun masjid yang
tidak saja berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat
pendidikan. Di masjid ini pula terdapat apa yang disebut Shuffah. Yang
berfungsi sebagai tempat pendidikan, sekaligus tempat tinggal bagi orang
yang tidak memiliki rumah atau pendatang baru atau orang yang datang ke
sana khusus untuk menuntut ilmu. Keberadaan Shuffah sebagai sarana
Pendidikan dan Dakwah sangat terasa penting bagi umat islam terdahulu .

Islam memandang pendidikan Islam sebagai inti dari Pendidikan


itu sendiri. Karena negeri-negeri yang maju menggunkan metode yang di
pakai oleh orang islam, dan mereka mengembangkan Pendidikan itu
sendiri, sehingga mereka menjadi negeri yang maju. Tujuan pendidikan
1
Muhammad Tholhah Hasan, Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan Islam (Jakarta : Lantabora Press,
2006)

1
Islam yang merupakan untuk mengubah perilaku umat manusia agar
mereka tetap berada di jalan Allah SWT.

Dan Agama Islam adalah al-din pada dasarnya bermakna


menyerahkan, mematuhi, dan mengakui keagungan Allah SWT. islam juga
dimaknai agama yang suci karena berasal dari Allah yang maha suci dan
diamanahkan kepada nabi muhammad sebagai utusan melalui Malaikat
jibril diwahyukan atasnya kitab Al-Qur’an sebagai sumber utama dan
paling utama dari agama islam. Islam juga bermakna agama yang
mengajarkan berbagai macam aspek kehidupan.

Permasalahan dari Pendidikan Islam iyalah banyaknya yang


kurang memahami dan kurang mendalami tentang ilmu Pendidikan Islam
sehingga Pendidikan itu sendiri tidak di kembangkan dan merasa
Pendidikan Islam tidak lagi di butuhkan.

Saya mengambil tokoh tholhah hasan di karenakan beliau sering


membuat buku yang mana di dalam buku-buku beliu mendalami tentang
Pendidikan islam dan permasalan Pendidikan Islam yang lain.

Berangkat dari sini, peneliti tertarik untuk meneliti penelitian


dengan judul KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PENURUT PEMIKIRAN
MUHAMMAD THOLHAH HASAN dengan alasan ingin mengetahui
bangaimana muhammad tholhah hasan menanggapi permasalahan
Pendidikan Islam.

C. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan pada konteks penelitian tersebut, maka terdapat
beberapa pokok permasalahan yang dapat dikaji sebagai berikut :
1) Bagaimana Pendidikan Islam menurut pemikiran tholhah hasan?
2) Bagaimana muhammad tholhah hasan menanggapi tentang
Pendidikan Islam?

D. TUJUAN PENELITIAN

2
Seiring dengan fokus penelitian di atas, peneliti dapat menyimpulkan
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pemikiran muhammad tholhah hasan tentang
Pendidikan Islam.
2) Untuk mengetahui tanggapan tentang Pendidikan Islam menurut
muhammad tholhah hasan.
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun kegunaan penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a) Penelitian ini diharapkan dapat memancing lahirnya berbagai
macam riset, perhatian, tindakan, dan pentingnya sebuah
pendidikan islam.
b) Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu
reverensi untuk membagi pemahaman terkait Pendidikan Islam.
2. Secara Praktis
a) Sebagai media formal bagi peneliti dalam rangka
menyelesaikan tugas dan kewajiban peneliti sebagai santri
Niha’ie TMI Al-Amien Prenduan.
b) Bagi peneliti, bahwa sesungguhnya seluruh masyarkat luas
harus mengetahui dibalik adanya Pendidikan Islam.
Dilihat dari kehidupan sehari-hari penelitian dapat menjadi
sumber motivasi untuk menumbuhkan rasa berpendidikan dalam
Islam.
F. ALASAN MEMILIH JUDUL
1. Alasan Objektif:
a. Pentingnya masalah ini untuk dikaji, mengingat banyaknya
orang yang belum mengetahui tentang Pendidikan Islam.
b. Agar peneliti dan seluruh kalangan dapat menjadi pribadi yang
berpendidikan islam.
2. Alasan Subjektif:

3
a. Karena ketertarikan peneliti terhadap Pendidikan Islam.
b. Judul ini sesuai dengan minat dan rasa ingin tahu peneliti
tentang Pendidikan Islam.
G. DEFINISI ISTILAH
Peneliti perlu mencantumkan definisi istilah dalam judul penelitian
ini. Dengan maksud untuk menghindari perbedaan pengertian atau
ketidak jelasan makna agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami
maksud yang peneliti tetapkan.

1. Konsep: Ide atau pengertian yang di abstrakkan dari peristiwa


konkret 2
2. Pendidikan: Upaya membantu dan mengarahkan anak didik agar
mampu mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya
ke arah yang optimal.3
3. Islam: Agama sekaligus peradapan yang di dalamnya terdapat
berbagai macam aturan.4
H. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Kajian peneliti terdahulu ini dimaksudkan sebagai suatu kebutuhan
ilmiah yang berguna untuk memberikan kejelasan dan Batasan
pemahaman informasi yang digunakan peneliti melalui khasanah dan
sebatas jangkauan yang didapat untuk memperoleh data-data dalam
penelitian. Penelitian ini memusatkan pada beberapa buku yang
dianggap sangat berkaitan pada penelitian ini. Peneliti tahu dan sadar,
penelitian pustaka ini bukanlah yang pertama dalam dunia karya
ilmiah. Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Saudari Hilda
Anissyifa dalam Jurnal Penelitian tentang “PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM ”

2
KBBI Offline
3
KH.Muhammad Idris Jauhari, ilmu jiwa pendidikan (Mutiara Press Al-amien Printing ), hal 1
4
M.Mansyur Amin, Dahwah islam dan pesan moral (Jakarata : Al-amien Press ,1997), hal 8

4
Yang membahas tentang Pendidikan Islam sebagai sebuah sistem
tentunya memiliki ruang lingkup tersendiri yang dapat
membedakannya dengan sistem-sistem yang lain. Ruang lingkup
Kependidikan Islam adalah mencangkup segala bidang kehidupan
manusia di dunia dimana manusia mampu memanfaatkan sebagai
tempat menanam benih-benih amaliah yang buahnya akan dipetik di
akhir nanti, maka pembentukan sikap dan nilai-nilai amaliah yang
dalam pribadi manusia baru dapat efektif bilamana dilakukan melalui
proses Kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan Kependidikan.

Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Saudara Muhammad Ali


Ramdhani ‘‘LINGKUNGAN PENDIDIKAN DALAM
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER ’’ Yang membahas
tentang Secara sederhana pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha
membantu peserta didik mengembangkan seluruh potensinya (hati,
pikir, rasa, dan karsa, serta raga) untuk menghadapi masa depan. Pada
sisi lain, Pendidikan karakter pada dasarnya mencakup pengembangan
substansi, proses, dan suasana atau lingkungan yang menggugah,
mendorong, dan memudahkan seseorang untuk mengembangkan
kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti akan mengkaji tentang hal yang sama yaitu bagaimana


pandangan Agama Islam tentang Pendidikan yang baik dan benar.

I. METODE PENELITIAN
Metodologi yang penulis gunakan dalam penyusunan karya
ilmiah ini metodologi penelitian kualitatif dengan penjabaran sebagai
berikut:

1. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenisnya, karya ilmiah ini merupakan penelitian
kepustakaan (Library Reasearch) yang berisi deskriptif analisis, yaitu
berusaha untuk mengumpulkan dan menyusun data, kemudian

5
diusahakan adanya analisis dan interpretasi atau pengisian terhadap
data tersebut. Pembahasan ini merupakan pembahasan naskah, dimana
datanya diperoleh melalui sumber literatur, yaitu memulai riset
kepustakaan.5
2. Sumber Data
Sumber yang penulis gunakan dalam penyusunan karya ilmiah
dibawah ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Sumber data yang menjadi sumber utama yang menjadi acuan
peneliti untuk mendapatkan refrensi,6 yaitu buku-buku yang berkaitan
dengan Pendidikan Islam.
b. Sumber Data Sekunder
Dalam penelitian ini yaitu, studi kepustakan yang dilakukan
dengan membaca dan mengutip sumber-sumber tertulis seperti buku,
arsip, artikel, jurnal, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pertama-tama penulis mengumpulkan informasi-informasi dari
buku-buku maupun media-media yang membahas tentang
PendidikanIslam. Kemudian, penulis menyusun penelitian berdasarkan
informasi, baik dari buku ataupun dari media-media menyangkut
masalah yang penulis teliti.
4. Analisis Data

Analisis adalah serangkaian upaya sederhana bagaimana data


penelitian pada gilirannya dikembangkan. Proses metode analisis,
yaitu metode yang berdasarkan pada isi (makna) suatu teks. Metode ini
peneliti gunakan dalam penelitian ini yang mengubah data yang
kurang bernilai menjadi bernilai.

5
Muhtadi Abdul Mun’im, Metode Penelitian untuk Pemula, (Sumenep: Pusdilam, 2014),
hal. 6.
6
Ibid, 52.

6
J. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, maka
peneliti ingin menyampaikan pemikiran (Sistematika Pembahasan )

secara sistematis dan untuk mempermudah pembaca menyimpulkan


pengertian dan pemahaman terhadap unsur-unsur pokok antar bab.

BAB I : PENDAHULUAN
Yang menerangkan tentang konteks penelitian, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, alasan
memilih judul, defenisi istilah, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini, berisi tinjauan pustaka tentang fakta dibalik
Pendidikan Islam.
BAB III : BIOGRAFI TOKOH
Pada bab ini peneliti akan membahas dan memaparkan
tentang riwayat hidup dan Pendidikan Muhammad
Tholhah Hasan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti dari penelitian, analisis data.
peneliti akan menguraikan paparan data dan temuan data,
analisis data serta temuan penelitian yang merupakan
jawaban dari fokus penelitian.
BAB V : PENUTUP
Inilah bab terakhir. Penelitian akan menguraikan
kesimpulan secara keseluruhan serta meminta saran bagi
pembaca. Mengingat keterbatasan peneliti sebagai
peneliti pemula.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan Islam di sini tidak terbatas pada pengertian adanya label
‘‘Islam’’, atau lembaga -lembaga ke-Islaman seperti madrasah atau pondok
pesantren, juga tidak terbatas pada pembelajaran ilmu-ilmu agama (al-‘ilum as-
syariyah) seperti tauhid, tafsir, hadits, fiqih atau tashawuf. Pendidikan Islam
mencangkup semua proses pemikiran, penyelenggaraan dan tujuan,mulai dari
gagasan, visi, misi, institusi (pranata), kurikulum, buku pelajaran, metodologi,
SDM, proses belajar mengajar, lingkungan pendidikan, yang di semangati dan
bersumber pada ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam, yang secara built-in
(menyatu)mewarnai proses Pendidikan tersebut.7
2. Manfaat-manfaat Pendidikan Islam
a) Untuk menyelamatkan dan melindungi fithrah manusia .Dalam
pengertian yang lebih luas , bahwa menurut aqidah Islamiyah,
setiap manusia yang lahir di bumi ini selalu berada dalam kondisi
fitrah, kondisi kemurnian yang original, yang memiliki naluri dan
kecenderungan beriman terhadap ke-Esaan Allah.
b) Untuk mengembangkan potensi-potensi fithrah manusia. Menurut
ajaran Islam, manusia dibekali seperangkat potensi dan
kemampuan yang luar biasa oleh Allah, berupa fisik, naluri,
pancaindera, akal fikiran, hati nurani, di tambah lagi dengan
agama.
c) Menyelaraskan langkah perjalanan fithrah muallaqah (manusia
fithrah) dengan rambu-rambu fithrah munazzalah (agama fithrah/
agama Islam) dalam semua aspek kehidupannya, sehingga manusia

7
Muhammad tholhah hasan, Dinamika pemikiran tentang Pendidikan Islam (Jakarta: Lantabora Press, 2006)
hal 26

8
dapat lestari hidup di atas jalur kehidupan yang benar, atau di atas
jalur as-shirath al-mustaqim.8
B. KEUTAMAAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
3. Tentang Pendidikan Islam
a) Pendidikan Islam seringkali dikesankan sebagai pendidikan yang
tradisional dan konservatif, hal ini wajar karena orang memandang
bahwa kegiatan pendidikan Islam dihinggapi oleh lemahnya
penggunaan metodologi pembelajaran yang cenderung tidak
menarik perhatian dan memberdayakan.
b) Pendidikan Islam terasa kurang concern terhadap persoalan
bagaimana mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif
menjadi suatu “makna dan nilai” yang perlu di internalisasikan
dalam diri seseorang lewat berbagai cara, media dan forum.
c) Metodologi pengajaran agama berjalan secara
konvensionaltradisional, yakni menitikberatkan pada aspek
korespondensitekstual yang lebih menekankan yang sudah ada pada
kemampuananak didik untuk menghafal teks-teks keagamaan
daripada isu-isu sosial keagamaan yang dihadapi pada era modern
seperti kriminalitas, kesenjangan sosial dan lain lain.
d) Pengajaran agama yang bersandar pada bentuk metodologi yang
bersifat statis indoktrinatif-doktriner.9
C. SASARAN PENDIDIKAN ISLAM
Adapun sasaran pendidikan atau yang lebih tepat dikatakan sisi-sisi
yang hendak digarap oleh pendidikan menurut murabbi (guru) yang agung
ini sangat banyak macamnya, diantaranya adalah: pendidikan imaniyah,
pendidikan ruhyiyah, pendidikan fikriyah, pendidikan ‘athifiyyah
( perasaan), pendidikan khulukiyyah (akhlak), pendidikan ijtimaiyyah,
pendidikan iradiyah (kehendak), pendidikan badaniyyah dan pendidikan
jinsinyyah.
8
Ibid, hal 28-34
9
Moh. Wardi, Problematika Pendidikan Islam dan solusi alternatifnya (Sekolah Tinggi Agama Islam
Nahdlatut Thullab Sampang) hal 59-60

9
1. Pendidikan Imaniyyah. Pendidikan imaniyyah itu ialah sejumlah
kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh murabbi terhadap anak
didiknya dalam menjaga iman mereka, meningkatkan kualitas dan
menyempurnakannya.
2. Pendidikan Ruhiyyah. Ibnu Qayyim memiliki perhatian yang besar
pada pendidikan ruhiyyah. Hal ini terbukti dari beberapa kitab
karangannya ada yang berjudul “Ar-Ruh” yang khusus membahas
selukbeluk ruh atau dari lembaran-lembaran kitab karangannya
yang lain beliau meyelipkan di dalamnya bahasan Ar-Ruh.
3. pendidikan fikriyah. Akal adalah alat yang menggerakan badan dan
seluruh anggota tubuh dan yang menentukan baik dan rusaknya
badan. Jika ia baik maka baiklah seluruh badan tetapi jika rusak
maka rusaklah seluruh badan.
4. Pendidikan Khulikiyah. Yang dimaksud dengan pendidikan
khulukiyah adalah melatih anak untuk berakhlak mulia dan
memiliki kebiasaan terpuji. Sehingga akhlak dan adat kebiasaan
tersebut terbentuk menjadi karakter dan sifat yang tertancap kuat
dalam diri anak tersebut.
5. Pendidikan Iradiyyah (kehendak). Menurut Ibnu Qayyim
Rahimullah, kedudukan iradah (kehendak) bagi jiwa manusia
sangat agung dan menentukan, karena iradah berperan sebagai
sebagai mesin penggerak untuk beramal.
6. Pendidikan Badaniyyah.Pendidikan badaniyyah yaitu usaha dalam
mendidik badan dengan memberi gizi, pengobatan dan olah raga
gizi harus diperhatikan macam dan jumlah yang dibutuhkan dan
pengobatan bisa terjadi dari gizi yang diberikan atau dengan obat
yang berdosis sedang. 10

10
Sarifah Fitriani, Pemikiran Pendidikan Islam menurut tholhah hasan (Kota Bekasi Pondok pesantren al-
mumtazah jatiluhur jatiasih kota Bekasi, 2021) hal 11-13

10
D. KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
Konsep Pendidikan adalah nilai didalam Islam yang mempunyai
dua istilah yang dapat digunakan yaitu nilai menurut bahasa Arab, yaitu
“fadilah” atau“qimah”, yang dapat dipakai dan berkaitan dengan nilai-nilai
moral yaitu: “fadilah” sedangkan “qimah” yaitu lebih dipakai untuk
menyatakan nilai dalam konteks ekonomi dan hal-hal yang berhubungan
dengan benda materi. (Muhmidayeli, 2013) Mengatakan nilai dalam
pendidikan agama Islam, berarti berbicara tentang hakikat nilai pendidikan
agama Islam , yang memiliki proses, dan bertujuan kepada Pendidikan
agama Islam itu tersebut . Hakikat Pendidikan agama Islam mempunyai
arti yang sama dengan tujuan pendidikan Islam. Achmadi menjelaskan
bahwa Pendidikan agama Islam adalah segala usaha untuk memelihara
fitrah manusia, serta sumber daya insani yang pada umum nya bertujuan
untuk membentuk manusia yang sempurna (Insan kamil) sesuai dengan
norma Islam.11

11
Ade Imelda Frimayanti, Implementasai Pendidikan nilai dalam Pendidikan Agama Islam (Lampung: Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8 No. II 2017) hal 237

11
BAB III
BIOGRAFI TOKOH

A. Kelahiran

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan lahir pada 10 Oktober 1936, di Tuban,
Jawa Timur. Beliau merupakan putra pertama dari dua bersaudara, dari pasangan
Tholhah dan Anis Fatma. Adik beliau bernama Afif Najih.

Sejak usia kanak-kanak beliau sudah ditinggal oleh ayahnya untuk menghadap
Sang Kholiq (wafat), kemudian beliau ikut kakek dan neneknya di Lamongan.
Sejak saat itu nama ayah dan kakeknya digunakan menjadi satu kesatuan dengan
nama beliau yang semula hanya Muhammad, sehingga menjadi Muhammad
Tholhah Hasan, yang sekarang panggilan akrab beliau yaitu Kiai Tholhah.

B. Wafat

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan menghadap Sang Khaliq pada Rabu 29
Mei 2019 bertepatan dengan 24 Ramadhan 1440 H di RS Syaiful Anwar Malang
pukul 14.10 WIB, beliau dimakamkan di Pemakaman Bungkuk Singosari,
Malang.

C. Keluarga

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan melepas masa lajangnya dengan
menikah Hj. Solichah Noor (anak angkat KH. Masykur yang sebetulnya masih
keponakannya sendiri).

Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai tiga anak, diantaranya, Dr. Hj. Fathin
Furaida Alumni Fakultas Kedokteran Universitas YARSI (Yayasan Rumah Sakit
Islam Jakarta). Ir. Nadya Nafis Alumni Fakultas Peternakan/ Jurusan Produksi
Ternak Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Ir. Mohammad Hilal Fahmi Alumni
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Malang (UNISMA).

12
D. Pendidikan

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan memulai pendidikanya dengan belajar
di Pesantren Keranji dibawah asuhan KH. Mustofa yang sekarang bernama
Pesantren Tarbiyatul Waton. Beliau mengaji al-Qur’an dan kitab-kitab dasar,
antara lain Kitab Jurumiahy, Hadits Arba’in Nawawi dan Taqrib. Sewaktu beliau
mondok di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, saat itu di asuh
KH. Abdul Fatah, beliau hanya sempat mengaji kitab Fathul Mu’in dan kitab-
kitab lainnya tetapi tidak sempat khatam, karena beliau hanya sempat belajar
selama 6 bulan saja.

Kemudian beliau pindah ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, di pondok


pesantren ini Tholhah mengaji kepada beberapa Kiai antara lain KH. Adlan Aly,
Kiai Baidlowi, KH. Mahfud, KH. Anwar, KH. San

suri Badawi, KH. Samsun, dan KH. Idris. Beliau sempat mempelajari beberapa
kitab, antara lain Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Chozin, Tafsir Jalalain, Tafsir Fatkhul
Wahab dan Fiqh Kifayatul Ahyar.

Kitab-kitab lainnya yang merupakan Ilmu Nahwu, Sorof, Ushul Fiqih, Ilmu Hisab
dan Ilmu Mantiq. Lebih spesifik lagi, beliau banyak mendalami secara khusus,
yakni Tafsir dan Hadits di bawah bimbingan KH. Idris dan KH. Adlan Ali (Al-
Maghfurlah) sejak 1951 hingga 1956 di Pesantren Tebuireng Jombang.

Tholhah Hasan juga pernah mondok posoan di pesantren Al-Hidayah Lasem Pati
Jawa Tengah, pada waktu itu diasuh oleh Kyai Ma’sum. Kitab-kitab yang yang
dipelajari antara lain Tajridu as-Sharih, Riyadu as-Shalihin, Shahih Bukhori dan
Al-Hikam, kemudian beliau juga bertahun- tahun berada di pondok pesantren
Miftakhul Ulum Bungkuk Singosari Malang, tetapi statusnya di pesantren ini
bukan sebagai santri melainkan sebagai pengajar.

Kontribusi Kiai Tholhah turut mewarnai dinamika Bangsa ini. Seorang Kiai
dengan latar belakang pendidikan pesantren, yang kemudian melanjutkan

13
pendidikan sarjana mudanya dalam bidang ilmu administrasi, dan mendapat gelar
Doctor Honoris Causa (DHS) dalam kajian pendidikan, yang selanjutnya gelar
Profesor beliau peroleh dalam bidang Ilmu Wakaf.

Aktif di Nahdlatul Ulama (NU)

Dalam organisasi, ia merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang memulai


karirnya sejak dari Ranting sampai Pengurus Besar. Ia pernah menjabat sebagai
Ketua Tanfidliyah PBNU (1989-1994) dan sekarang menjabat sebagai Wakil Rais
‘Aam Syuriah PBNU (2004-sekarang). Selain di NU, ia juga sebagai Anggota
Dewan Penasehat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) pusat (1994-
sekarang) dan juga sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Pusat (2000-sekarang).

Sejak kecil, Kiai Tholhah sudah memiliki kemauan keras untuk mencapai cita-
cita. Terbukti, sebagian besar waktu beliau dihabiskan membaca dan mempelajari
berbagai ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Kiai Tholhah gemar
bermukim di lingkungan yang membuat beliau dapat belajar ilmu dan organisasi.
Bahkan beliau kerap ditunjuk sebagai ketua beberapa organisasi kepemudaan dan
kemasyarakatan. Misalnya, ketika masih berstatus siswa MTs Tebuireng, Kiai
Tholhah mengikuti organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Ketika
menjadi mahasiswa, Kiai Tholhah berkiprah di organisasi Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI). Setelah lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kiai
Tholhah beralih ke PMII.

Semakin dewasa, semakin kaya pengalaman berorganisasi. Di bidang pendidikan,


Kiai Tholhah dipercaya memegang jabatan: Kepala Sekolah PGA Al-Ma’arif
(1962-1965); Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Sunan Giri di Singosari (1978-
1982); Pembantu Rektor I (Bidang Akademik) Universitas Islam Malang atau
UNISMA (1981-1985 dan 1985-1989); Rektor UNISMA (1989-1992 dan 1992-
1998); serta Dewan Pembina BKS-BTIS (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Islam Swasta Pusat).

14
Di bidang pemerintahan, Kiai Tholhah pernah dipercaya menjadi anggota Badan
Pemerintahan Harian Pemerintah Daerah (BPH-PEMDA) Kabupaten Malang
(1967-1973); Anggota DPRD Kabupaten Malang; hingga akhirnya beliau
menorehkan prestasi yang mengagumkan di bidang pemerintahan, yaitu dilantik
sebagai Menteri Agama oleh PresidenAbdurrahman Wahid (Gus Dur), pada
tanggal 28 Oktober 1999. Beliau menjabat sebagai Menteri Agama pada tahun
1999-2001.

E. Jasa-Jasa

Pada bulan Agustus 2008, dalam rangka HUT ke-63 RI, sebanyak 18 tokoh
Nasional mendapat anugerah tanda jasa kehormatan dari Presiden SBY, karena
dinilai berjasa di berbagai bidang. Kiai Tholhah termasuk salah satu tokoh yang
mendapatkan tanda jasa kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana.

Kiai Tholhah dikenal mewariskan banyak yayasan di banyak tempat. Antara lain:
Yayasan Universitas Islam Malang (UNISMA), Yayasan Pendidikan Islam
Almaaarif Singosari; Yayasan Hizbullah Singosari, Yayasan Sabilillah Blimbing,
Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Babus Salam, Yayasan Pondok Pesantren
Teknologi “Ummatan Wasathan”. Adapun warisan yang berupa madrasah atau
sekolah, antara lain: TK, SDI, MI, SMPI, MTs, SMAI, MA dan SMK di bawah
Yayasan Almaarif Singosari; TK dan SDI Sabilillah (inisiator konsep Full Day
School / FDS) di bawah Yayasan Sabilillah Blimbing; SMAI di Nongkojajar
Pasuruan hingga Madrasah Aliyah Plus di Pekanbaru Riau.

Kiai Tholhah juga berhasil mendirikan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA)
pada tahun 1970 di Singosari yang sekarang menjadi Rumah Sakit Bersalin
(Muslimat Medical Center) di bawah Yayasan Kesejahteraan Ummat dan
mendirikan Rumah Sakit Islam UNISMA Malang pada tahun 1994 di bawah
naungan Yayasan UNISMA. Beliau juga mendirikan Aswaja Center di Batu
Malang, Pondok Pesantren Modern dan Lembaga Pendidikan Unggulan di Riau,
serta Lembaga Pendidikan Unggulan di Kalimantan.

15
Lebih dari itu, Kiai Tholhah merupakan sosok ulama multitalenta dan produktif
menulis, baik berupa buku, artikel ilmiah, apalagi makalah seminar.

F. Karya-Karya

Karya-karya beliau tak hanya berupa tulisan, akan tetapi juga berupa fisik yang
telah berhasil beliau kembangkan dari nol. Karya-karya tulis Kiai Tholhah
adalah :

1. Islam dan Sosio Kultural (Jakarta: Lantabora Press, 2000)


2. Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman (Jakarta: Lantabora
Press, 2000).
3. Kado Untuk Tamu-tamu Allah (Jakarta: Lantabora Press, 2000).
4. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia (Jakarta: Lantabora Press
2004).
5. Dinamika Kehidupan Religius (Jakarta: Listarafiska Putra, 2004)
6. Diskursus Islam Kontemporer (Jakarta: Listarafiska Putra, 20004).
7. Ahlusunnah Wal Jama‟ah dalam Persepsi dan Tradisi NU (Jakarta,
Lantabora Press, 2004).
8. Agama Moderat: Pesantren dan Terorisme (Jakarta: Listarafiska Putra,
2004).
9. Apabila Iman Tetap Bertahan (Jakarta: Listarafiska Putra, 2004).12

BAB IV
12
https://www.laduni.id/post/read/66484/biografi-prof-dr-kh-muhammad-tholhah-hasan#Kelahiran di akses
pada tanggal 10 Oktober 2022.

16
LAPORAN PENELITIAN

A. PAPARAN DATA
Pendidikan Islam adalah menciptakan manusia yang baik dan benar, yang
berbakti kepada Allah dalam pengertian yang sebanar-benarnya, serta
menumbuhkan kepribdian manusia yang menyeluruh secara seimbang
melalui latihan jiwa, intelek, perasaan, fisik, dan indera. Karena itu
Pendidikan Islam harus mencapai pertumbuhan manusia dalam segala aspek :
spiritual, intelectual, imajinatif, fisik, ilmiah, bahasa, baik secara individual
maupun secara kolektif, dan mendorong semua aspek ini kearah kebaikan dan
mencapai kemaslahatan yang sempurna.13
1. Manfaat-manfaat Pendidikan Islam
a) Untuk masa depan dapat menambah atau memperluas pengetahuan
kita mengenai Allah dan ciptaan-Nya, dalam ilmu agama atau ilmu
umum.
b) Dapat menguatkan dan menambah keimanan para peserta didik
dalam menanamkan ilmu ajaran islam dan dapat secara langsung
mempraktekkan keislaman dalam kehidupan sehari-hari, seperti
mengkaji Al-Qur‟an dan AsSunnah, mempelajari dan
mengembangkan apa saja yang dikaji dalam kehidupannya, dan
masih banyak lagi14.
c) Dapat menguatkan dan menambah keimanan para peserta didik
dalam menanamkan ilmu ajaran islam dan dapat secara langsung
mempraktekkan keislaman dalam kehidupan sehari-hari, seperti
mengkaji Al-Qur‟an dan AsSunnah, mempelajari dan
mengembangkan apa saja yang dikaji dalam kehidupannya, dan
masih banyak lagi15.

13
Muhammad tholhah hasan, Dinamika pemikiran tentang Pendidikan Islam (Jakarta: Lantabora Press, 2006)
hal 26
14
Asnil Aidah Ritonga, Zulfahmi Lubis, Abdul Latif Hutagaol, Sri Rezeqi Rafiqah Wardah Manurung,
Manfaat Pendidikan Islam (Sumatra selatan: Universitas Negeri Islam Sumatera Utara Medan 2021 )
hal10704
15
Ibid hal 10706

17
2. Keutamaan dan tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam di sini tidak terbatas pada pengertian adanya
label Islam atau lembaga-lembaga ke-Islaman seperti madrasah atau
pondok pesantren, juga tidak terbatas pada pembelajaran ilmu-ilmu
agama (al-ulum as-syar’iyah) seperti tauhid, tafsir, hadits, fiqih atau
tasawwuf. Pendidikan Islam mencangkup semua proses pemikiran,
penyelenggaraan, dan tujuan, mulai dari gagasan, visi, misi, institusi
(pranta), kurikulum, buku pelajaran, metodologi, SDM, proses belajar-
mengajar, lingkungan pendidikan, yang di semangati dan bersumber
pada ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam, yang secara built-in (menyatu)
mewarnai proses Pendidikan tersebut.16
Tujuan Pendidikan Islam secara Makro :
1) Untuk menyelamatkan dan melindungi fithrah
manusia .Dalam pengertian yang lebih luas , bahwa
menurut aqidah Islamiyah, setiap manusia yang lahir di
bumi ini selalu berada dalam kondisi fitrah, kondisi
kemurnian yang original, yang memiliki naluri dan
kecenderungan beriman terhadap ke-Esaan Allah.17
2) Untuk mengembangkan potensi-potensi fithrah manusia.
Menurut ajaran Islam, manusia dibekali seperangkat
potensi dan kemampuan yang luar biasa oleh Allah, berupa
fisik, naluri, pancaindera, akal fikiran, hati nurani, di
tambah lagi dengan agama.18
3) Menyelaraskan langkah perjalanan fithrah muallaqah
(manusia fithrah) dengan rambu-rambu fithrah munazzalah
(agama fithrah/ agama Islam) dalam semua aspek
kehidupannya, sehingga manusia dapat lestari hidup di atas

16
Muhammad Tholhah Hasan, Dinamika pemikiran tentang Pendidikan Islam (Jakarta: Lantabora Press 2006)
hal 26
17
Ibid hal 28
18
Ibid hal 30

18
jalur kehidupan yang benar, atau di atas jalur as-shirath al-
mustaqim.19
B. TEMUAN DATA
1. TENTANG PENDIDIKAN ISLAM
Allah pertama kali mewahyukan ayat tentang dasar pendidikan dalam surat
al-‘Alaq, 96: 1-5 dengan perintah membaca dan memberi informasi bahwa
Rabb yang mulia yang mengajarkan manusia apa yang belum diketahui
dengan perantara kalam.5 Kata ‘ilm dalam berbagai bentuk dan artinya yang
terdapat dalam al-Qur’an sebanyak 854 kali dan menurut Mahdi Ghulsyani
sebanyak 780 kali.6 Di antaranya sebagai “ proses pencapaian pengetahuan
dan obyek pengetahuan” (QS.2:31-32).7 Kemudian manusia pertama yang
diajarkan ilmu pengetahuan adalah nabi Adam.8 Kata rabb yang menjadi asal
usul kata tarbiyah di dalam buku al-Mu’jam al-Mufahras li Alfas al-Qur’an
al-Karim terdapat kata dan yang serumpun dengannya sebanyak 872 kali.9
Kata tersebut selanjutnya digunakan al-Qur’an untuk menerangkan sifat atau
perbuatan Tuhan, yaitu rabb al-‘alamin yang diartikan sebagai pemelihara,
pendidik, penjaga, penguasa dan penjaga alam semesta. (lihat QS. al-Fatihah,
1:2; al-Baqarah, 2: 131; al-Maidah, 5:28; al-An’am, 6:45, 71, 162 dan 164;
al-A’raf, 7:54)10 Ayat-ayat tersebut menggambarkan kepada manusia sifat-
sifat Tuhan yang kemudian akan diserahkan kepada manusia sifat-sifat itu
sebagai khalifah atau wakil Tuhan di muka bumi. Hal ini sebagai substansi
keberadaan manusia.20
Hadis baik secara struktural maupun fungsional disepakati oleh mayoritas
kaum muslim dari berbagai mazhab Islam, sebagai sumber ajaran Islam dan
sebagai sumber hukum Islam. Hadis sebagai sumber hukum Islam menjadi
salah satu latar belakang pentingnya penelitian Hadis Maudu’i.16
Menetapkan suatu hukum dalam Islam mutlak memiliki dasar dalil yang kuat,
baik yang bersumber dari Al-Qur’an maupun yang bersumber dari Hadis
19
Ibid hal 34
20
Hasbi Siddik, Konsep dasar Pendidikan Islam Perspektif Al-Quran, Al- Hadis, Filosofis, Yuridis Formal,
Psikologis, Dan Sosiologis (Institut Agama Islam Negeri Bone, 2022) hal 37-38

19
yang berkualitas. Ada beberapa hadis yang menunjukkan nilai-nailai dasar
pendidikan Islam, di antaranya: Hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah:
“Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah) “Wahai Aba
Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari kitabullah lebih baik bagimu
daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab ilmu
pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat
seribu rakaat”. (HR. Ibnu Majah). Had³£ yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:
Kelebihan orang ‘alim (ilmuan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat
bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud) Barangsiapa
ditanya tentang sesuatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada
hari kiamat dengan kendali dari api neraka. (HR. Abu Dawud) Hadis
diriwayatkan oleh Imam Muslim: Barang siapa merintis jalan mencari ilmu
maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. (HR. Muslim)
Beberapa contoh hadis di atas menggambarkan bahwa pada dasarnya seorang
muslim dan muslimat diperintahkan untuk menyelenggarakan pendidikan dan
dijelaskan beberapa manfaat mengajarkan ilmu pengetahuan kepada oarang
lain. Kemudian di samping digambarkan berita gembira bagi yang mengajar
atau menuntut ilmu juga ada ancaman bagi yang tidak mengajarkan
ilmunya.21
C. PEMBAHASAN
Setelah peneliti mengkaji buku Dinamika pemikiran tentang Pendidikan
Islam karya Muhammad Tholhah Hasan, ternyata buku ini memaparkan ayat-
ayat tentang pentingnya ilmu Pendidikan Islam. Penafsiran para ulama’ dan
kiai-kiai terkait ayat-ayat tersebut bahwa Al-Qur’an selaras dengan fakta-fakta
yang diungkap oleh para peneliti.
Tak hanya lengkap, dan sistematika buku ini menjelaskan setiap tema
secara logis. Informasi-imformasi dalam buku ini menjelaskan sejarah
pendidikan Islam, tujuan pendidikan secara Makro, tokoh-tokoh islam,
tantangan Pendidikan Islam.

21
Ibid hal 40-41

20
BAB V
A. KESIMPULAN

21
Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya setelah melakukan
penelitian yang panjang, peneliti dapat menyimpulkan penelitian yang sedang di
teliti oleh peneliti, dengan judul penelitian konsep Pendidikan Islam menurut
pemikira Muhammad Tholhah Hasan, dan kesimpulan tersebut sebagai berikut:
1) Islam mempunyai pandangan yang komprehensif terhadap hidup dan ilmu
pengetahuan. Ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
kehidupan. Untuk itu. Islam memandang bahwa sebaik-baiknya manusia,
lebih-lebih ulama ialah orang yang dapat menguasai sebanyak mungkin
cabang-cabang ilmu pengetahuan.
B. SARAN

Demikian yang dapat penulis paparkan sedikit tentang pemikiran pendidikan


islam menurut muhammad tholhah hasan. Semoga bisa menjadi ilmu yang
bermanfaat bagi banyak orang. Dan juga bisa menjadi suatu perantara agar kita
bisa memiliki pemikiran yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

22
Ainissyifa, Hilda. 2014 Jurnal Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan
Islam Garut : Universitas Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan.

Amin, M. Mansyur.1997 Dakwah Islam Dan Pesan Moral Jakarta.

Hasan, Muhammad Tholhah. 2006 Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan


Islam Jakarta : Lantabora Press.

Jauhari, Muhammad Idris. 2009 Ilmu Jiwa Pendidikan Prenduan: Al-amien


Printing.

Mun’im,Abdul Muhtadi. 2014 Metode Penelitian untuk Pemula, Sumenep:


Pusdilam.

23

Anda mungkin juga menyukai