Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL BOOK REPORT (CBR)

TEOLOGI PENDIDIKAN

Nama Pengarang : Prof.Dr.H.Jalaluddin


Tahun Terbit : Februari 2021

DISUSUN OLEH:

Nama ; Nur Ashifah

Npm : 19.02.0016

Dosen Pengampu : Fidaus Fauzi M.Pd.I

Mata Kuliah : Metode Penelitian Kuantitatif

Prodi : PAI (Pendidikan Agama Islam )

Semester : VI/1 PAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM UISU

PEMATANG SIANTAR

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis mendapat kemudahan dan kelancaran dalam
menyelesaikan tugas Critical Book Report yang berjudul “Teologi Pendidikan karya
Prof.Dr.H.Jalaluddin.
Rasa terima kasih juga tak lupa penulis ucapkan kepada dosen mata kuliah “Metode
Penelitian Kuantitatif”yaitu Bapak Firdaus Fauzi,M.Pd.I Atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan tugas ini sehingga Critical Book Report ini dapat disusun dengan baik. Juga
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah ikut andil dalam penyusunan tugas ini, sehingga
tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Saya
juga menyadari bahwa Critical Book Report ini juga masih memiliki banyak kekurangan.
Maka dari itu saya mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi
penyusunan Critical Book Report dengan tema serupa yang lebih baik lagi dan membangun.

Pematangsiantar, 6 Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.....................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Alasan Akademis Mengambil Judul Buku.................................................................1

C. Identitas Buku...............................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Deskripsi.........................................................................................................................3

B. Interprestasi...................................................................................................................3

BAB I (Kedudukan Manusia dalam Alam semesta)......................................................3

BAB II (Hakikat pendidikan islam)................................................................................4

BAB III (Kepribadian muslim dan pembentukannya).................................................5

C. Evaluasi..........................................................................................................................6

D. Rekomendasi..................................................................................................................6

BAB III......................................................................................................................................7

PENUTUP.................................................................................................................................7

KESIMPULAN.....................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical book report adalah hasil kritik atau bandingan tentang suatu topic
materi yang umumnya ada pada perkuliahan, terhadap buku yang berbeda. Critical
book report tidak hanya bertujuan untuk mengetahui isi buku, tetapi lebih menitik
beratkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi, dan analisis) mengenai keunggulan
dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku
tersebut dapat mempengaruhi cara berpikir dan pemahaman pembaca.

Setiap buku yang ditulis oleh penulis pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Suatu buku dengan kelebihan yang lebih dominan dibandingkan
dengan buku lainnya menandakan buku tersebut sudah layak untuk dipakai dan
dijadikan sumber resensi oleh khalayak ramai.

B. Alasan Akademis Mengambil Judul Buku


Pendidikan islam di indonesia masih sulit diidentifikasikan secara jelas. Karel
Adrian Steenbrink, melihat pendidikan islam di Indonesia mengalami perubahan dan
perkembangan atas dasar kebutuhan zamannya. Kajian tentang pendidikan islam di
Indonesia ini, tergambar dari judul bukunya, yaitu pesantren, Madrasah dan sekolah.
Pendidikan islam dalam kurun modern (1986). Streenbrink dalam buku tersebut
menjelaskan bagaimana perkembangan institusi dan sistem pendidikan islam dari
zaman ke zaman, dengan segala perubahan yang terjadi didalamnya.

Oleh karena itu penulis ingin mengetahui apakah dengan demikian perlu
dilakukan pembaharuan dalam berbagai bidang yaitu pendidikan islam akan tetap
mempertahankan sistem pendidikan lama, atau untuk mengejar ketertinggalan ummat
islam, maka pendidikan islam harus menerima sistem pendidikan barat, dan
mengambil nilai-nilai yang bermanfaat bagi pendidikan islam.

1
C. Identitas Buku
Judul Buku : Teologi Pendidikan

Pengarang : Prof.Dr.H.Jalaluddin

Penerbit : PT.Rajagrafindo Persada

Tahun Terbit : Cetakan pertama Februari 2001

Cetakan kedua Januari 2002

Tebal : 252 Lembar

ISBN : 979-421-816-2

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi
Buku ini ditulis oleh Prof.Dr.H.Jalaluddin yang berjudul “Teologi Pendidikan” Buku
ini berisi tentang pembahasan yang menyangkut pendidikan islam yang tampaknya
memang belum berhasil memberi rumusan mengenai pendidikan islam secara utuh.
Pendidikan islam diselenggarakan oleh tokoh masyarakat (individu) yayasan atau
organisasi islam.Bila dilihat dari sudut pandang ini, maka yang dimaksud dengan
pendidikan islam adalah, pendidikan yang diselenggarakan oleh tokoh ulama ,yayasan
islam seperti muhammadiyah, Nahdhatul ulama dan sebagainya. Jika digunakan
pendekatan kurikulum maka yang dimaksud pendidikan islam adalah pendidikan islam
yang diselenggarakan oleh Madrasah dan pondok pesantren.

B. Interprestasi

BAB I (Kedudukan Manusia dalam Alam semesta)


Manusia dikenal sebagai makhluk alternative juga dikenal sebagai makhluk
potensial yang dapat berkembang dan dikembangkan. Dimkasud sebagai makhluk
alternative adalah karena manusia di anugerahkan kemampuan untuk menentukan
arah dan pilihan hidupnya. Semuanya itu menjadi mungkin, karena manusia
dianugerahkan oleh penciptanya sebuah potensi yang bepeluang untuk dikembangkan
dan sekaligus mampu mengembangkan potensi dirinya. Dengan demikian manusia
mampu untuk mengembangkan dirinya sebagai makhluk yang berperadaban.

Manusia pada hakikatnya diciptakan untuk mengemban tugas tugas pengabdian


kepada penciptanya. Agar tugas tugas yang dimaksud dapat, maka sang pencipta telah
menganugerahkan manusia seperangkat ptensi yang dapat ditumbuh kembangkan.
Potensi yang siap pakai tersebut dianugerahkan dalam bentuk kemampuan dasar, yang
mungkin hanya berkembang secara optimal melalui bimbingan dan arahanyang
sejalan dengan petunjuk sang penciptanya.

Mengacu kepada prinsip penciptaan ini maka menurut filsafat pendidikan islam
manusia adalah makhluk yang berpotensi dan memiliki peluang untuk dididik.

3
Pendidikan itu sendiri, pada dasarnya adalah aktivitas sadar berupa bimbingan bagi
penumbuh kembangan potensi ilahiyat. Agar manusia dapat memerankan dirinya
selaku pengabdi allah secara tepat guna dalam kadar yang optimal. Dengan demikian
pendidikan merupakan aktivitas yang bertahap, terprogram, dan berkesinambungan.

Hubungan antara manusia dengan pendidikan diawali dari pertanyaan :


“Apakah manusia dapat dididik?. Apakah manusia dapat bertumbuh dan berkembang
sendiri dan menjadi dewasa tanpa perlu di didik ?” Kedua pertanyaan itu sejak lama
telah menjadi bahan kajian para ahli didik barat, yaitu sejak zaman yunani kuno.
Pendapat yang umumnya dikenal dalam pendidikan barat mengenai mungkin
tindakannya manusia di didik terangkum dalam tiga aliran filsafat pendidikan. Aliran
aliran tersebut adalah nativisme, empirisme, dan kovergensi.

Adapun filsafat pendidikan islam meletakkan hubungan manusia dengan


pendidikan atas dasar prinsip penciptaan, peran, dan tanggung jawab. Dalam kaitan
ini manusia dilihat sebagai makhluk ciptaan allah yang terikat oleh ketentuan
ketentuan yang telah di atur oleh penciptanya. Dengan demikian manusia adalah
makhluk yang terikat oleh nilai nilai ilahiyat, yaitu tatanan nilai yang telah ditetapkan
oleh sang pencipta.

BAB II (Hakikat pendidikan islam)


Islam menekankan pendidikan pada tujuan utamanya yaitu pengabdian kepada
allah secara optimal. Dengan berbekalan ketaatan itu, diharapkan manusia dapat
menempatkan garis kehidupannya sejalan dengan pedoman yang telah ditentukan
sang pencipta. Kehidupan yang demikian itu akan member pengaruh pada diri
manusia, baik selaku pribadi maupun makhluk social, yaitu berupa dorongan untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang aman, damai, sejahtera, dan berkualitas
dilingkungannya.

Proses pendidikan sebenarnya telah berlangsung lama, yaitu sepanjang sejarah


manusia itu sendiri, dan seiring pula dengan perkembangan social budayanya. Secara
umum memang aktivitas pendidikan sudah ada sejak manusia diciptakan. Berapa pun
sederhana bentuknya, manusia memang memerlukan pedidikan. Sebab manusia bukan
termasuk makhluk instinktif.

4
Menurut pandangan islam pendidikan sebagai sebuah proses, berawal dari saat
allah sebagai rabb al-‘alamin menciptakan alam ini. Selanjutnya tugas tugas
kependidikan itu dilimpahkan kepada para nabi dan rasul untuk mendidik manusia
dimuka bumi. Sehubungan dengan hal itu, maka para ahli didik muslim, kemudian
berusaha menemukan kembali pedoman tersebut dengan menyusun konsep
pendidikan islam dalam konteks zamannya.

Berangkat dari pemahaman ini, maka pendidikan islam sebagai sebuah sistem
akan dilihat dari pendekatan tersebut. Dalam uraian berikut komponen yang akan
dibahas, dibatasi pada dasar dan tujuan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan
kurikulum. Dengan menggunakan filsafat pendidikan islam sebagai acuan utamanya,
maka pembahasan mengacu pada hakikat pendidik, peserta didik, dan hakikat
kurikulum dalam kaitan dengan dasar, tujuan,alat, batas dan lapngan pendidikan.

Menurut pendekatan filsafat pendidikan islam, semua komponen dimaksud


terkait dengan nilai nilai ajaran islam. Dengan demikian penempatan komponen dari
sistem pendidikan islam, akan dikaitkan dengan nilai nilai ajaran tersebut, dengan
menempatkan hakikat dari setiap komponen yang dimaksud sebagai dasar
pembahasannya.

BAB III (Kepribadian muslim dan pembentukannya)


Secara individu kepribadian muslim mencerminkan cirri khas yang berbeda.
Cirri khas tersebut diperoleh berdasarkan potensi bawaan. Dengan demikian secara
potensi (pembawaan) akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang
muslim dengan muslim lainnya. Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi
yang mereka miliki berdasarkan factor bawaan masing masing, meliputi aspek
jasmani dan rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit
dan cirri cirri fisik lainnya. Sedangkan pada aspek rohaniyah seperti sikap mental,
bakat, tingkat kecerdasan maupun sikap emosi.

Kepribadian secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh


lingkungan, khususnya pendidikan. Adapun sasaran yang dituju dalam pembentukan
kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia. Tingkat
kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Pembentukan nilai nilai

5
islam dalam keluarga di nilai penting. Keluarga paling berpotensi untuk membentuk
nilai nilai dasar, karena lingkungan social yang prrtama kali di kenal anak, adalah
keluarga. Selain itu aktivitas rutin dalam kehidupan keluarga dapat di jadikan dasar
bagi pembentukan kebiasaan yang baik. Demikian dominannya fungsi dan peran
keluarga dalam pembentukan nilai, hingga gilbert higbest menyatakan, bahwa sekitar
sembilam puluh persen dari kebiaaan anak anak berasal dari pendidikan yang di
peroleh nya dalam keluarga. Keluarga membentuk kebiasaan pada diri anak sejak
bangun tidur hingga kembali ke tempat tidut, hingga pengaruh nya cukup dominan.

C. Evaluasi
Kelebihan dan kelemahan dari buku yang berjudul teologi pendidikan ini adalah:

A. Kelebihan
Kelebihan dari buku ini adalah bahasa yang digunakan cukup memenuhi EYD
sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti dari kalangan manapun. Dalam
buku ini pula memiliki banyak ilmu ilmu baru yang mudah dipahami.
B. Kekurangan
Keurangan buku ini adalah ada beberapa kata yang masih asing untuk dimengerti
dan dalam buku ini pula terdapat istilah istilah yang tidak dijelaskan secara rinci.

D. Rekomendasi
1. Buku dengan judul teologi pendidikan karya Prof.Dr.H.Jalaluddin diharapkan dapat
menyediakan informasi lengkap tentang konsep pendidikan islam. Untuk memenuhi
target dimaksud perlu dilakukan pembenahan bertahap.
2. Untuk langkah langkah penyempurnaan perlunya koreksi dan revisi terhadap
berbagai kesalahan dan kekurangan yang ada.
3. Perlunya penambahan bahan bahan baru sebagai pengayaan materi bahasan.

6
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Tujuan pendidikan islam memiliki karakteristik yang ada kaitannya dengan sudut
pandang tertentu. Secara garis besarnya tujuan pendidikan islam dapat dilihat dari
tujuh dimensi utama. Setiap dimensi mengacu kepada tujuan pokok yang khusus. Atas
dasar pandangan yang demikian, maka tujuan pendidikan islam mencakup ruang
lingkup yang luas.

Pendidikan islam pada prinsipnya tak dapat dilepaskan dari nilai nilai ilahiyat.
Oleh karena itu pendidikan islam pada dasarnya merupakan teologi pendidikan. Yaitu
pendidikan yang didasarkan pada upaya menanamkan sifat sifat allah pada diri
manusia sesuai dengan kadar kemampuan manusiawi masing masing, dan sekaligus
mengaplikasikannya dalam kehidupan, sebagai realisasi dari pengabdian kepada sang
pencipta, dengan kepatuhan yang maksimal. Upaya ini diawali dengan cara
menanamkan nilai nilai akhlak karimah dalam diri peserta didik, serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan melalui peran tugas kekhalifaan, yaitu sebagai
pemelihara dan pemakmur kehidupan dibumi.

Secara garis besarnya, pendidikan islam dapat diartikan sebagai bimbingan


yang diberikan guna meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia sejalan
dengan fithrahnya selaku makhluk ciptaan allah secara maksimal, agar mampu
menguasai kemampuan professional unggulan kompetitif untuk kemashlahatan hidup
manusia, serta mampu berperan secara tepat sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
lingkungannya, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai khalifah
dan pengabdi allah yang setia.

Anda mungkin juga menyukai