Anda di halaman 1dari 22

1

JUDUL : UPAYA GURU DALAM MENAMPILKAN NILAI-


NILAI AKHLAKUL KARIMAH MELALUI PENERAPAN KITAB BUDI
LUHUR DI MADIN AR-RIDLO DESA BENCE KAB.BLITAR

NAMA PENULIS : M SAMSUL MUGHISIRSYADUL IBAD,

DOSEN PEMBIMBING I : Dr. ALI ANWAR, M.Ag.

II : IMRON MUZAKKI, M.Psi.

ABSTRAK

Banyak sekali keruskan akhlak yang terjadi dimana-mana tidak terkecuali


para murid yang mengenyam pendidikan baik di lembaga formal atau lembaga
non formal. Sehingga seorang guru di tuntun untuk menekan kerusakan akhlak
tersebut. Kitab budi luhur adalah salah salah satu kitab yang bisa memandu upaya
guru untuk mewujudkan akhlakul karimah pada murid dengan cara memberikan
keteladanan, nasehat, pembiasaan, dan hukuman.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adalah pengumpulan


data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan paparan atau penyajian dan
penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: 1. Cara guru memberikan


keteladanan yaitu: a) senantiasa menggunakan bahasa kromo inggil, b) senantiasa
datang tepat waktu, c) berpakaian yang sopan, rapi dan serasi. 2. Dalam
memberikan nasehat yaitu dengan menjelasan isi dari kitap Budi Luhur. 3. Dalam
memberi pembiasaan yaitu: a) menulis materi pelajaran yang diajarkan, b)
senantiasa berjabat tangan dengan guru, c) menghafalkan materi yang telah
diajarkan, 4. Dalam memberikan hukuman yaitu: a) mengingatkan dengan suara
keras, b) membersihkan kelas selama seminggu, c) menghafalkan surat pendek
didepan kelas, d) tidak boleh pulang, e) mencubit bila diperlukan. 5. Adapun
faktor pendukung dan penghambatnya adalah 1) faktor pendukung diantaranya:
satu kelas maksimal 20 murid, kerjasama antara guru, lingkungan yang kondusif
materi yang diajarkan singkat tapi sudah mencangkup berbagai aspek, sarana dan

1
2

prasarana belajar yang memadai. 2) faktor penghambat diantaranya: waktu proses


belajar mengajar yang singkat, kurangnya dukungan dari wali murid.

Kata kunci : Upaya guru, Akhlakul karimah, kitab budi luhur .

PENDAHULUAN

A. Kondisi
Syari’at Islam datang untuk menuntun umat manusia kejalan yang
lurus, membimbing mereka untuk menuju kebahagian di dunia dan
akhirat, serta memandu mereka agar berperilaku dengan akhlakul karimah
yang diajarkan dalam Al-quran dan sunnah.
Dalam bukunya Muhammad Alim, dijelaskan bahwa akhlak
merupakan gambaran tingkah laku dalam jiwa yang dari padanya lahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan1,. Adapun nilai-nilai akhlakul karimah tersebut dapat
dikategorikan sebagai berikut :
a. Nilai akhlak kepada Allah SWT.
b. Nilai alhlak sesama manusia.
c. Nilai akhlak kepada lingkungan.2

Berperilaku dengan akhlak mulia atau akhlakul karimah adalah


dambaan setiap manusia, terutama bagi umat islam, dalam hubungan
sosial masyarakat, keadaan ini menjadi penting, karena apa bila dalam
suatu masyarakat terdapat kerusakan akhlak, maka tidak mungkin terjalin
ketentraman, dan kenyamanan dalam masyarakat tersebut.

Kerusakan akhlak didalam peserta didik diantaranya: tidak


mentaati perintah guru, menyepelekan seorang guru, bahkan ketika
bergaul dengan teman-temanya sering mengolok-ngolok, bertengkar atau
tawuran antar pelajar, dan banyak lagi masalah-masalah yang dilakukan
diluar kelas.

1
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 151.
2
Ibid. 155-157

2
3

Pada masa dua tahun ini kerusakan akhlak tidak lagi sekedar
tawuran, tapi lebih parah lagi, Mahasiswa dan pelajar (sampai sekolah
dasar) telah di racuni oleh narkoba. Suatu hal yang mungkin dulu tidak
mungkin terbayangkan. Bahkan banyak diantara mereka yang sudah
sampai kecanduan dan sudah sangat sulit untuk diobati.

B. Alasan
Masalah akhlak adalah suatu masalah yang menjadi perhatian
orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju maupun
masyarakat yang masih terbelakang. Karena kerusakan akhlak seorang
mengganggu ketentraman yang lain. Jika dalam suatu masyarakat banyak
orang yang rusak akhlaknya, maka akan guncang keadaan masyarakat itu3.
Maka dari pada itu perlu dirubah guna untuk memperbaiki
masalah-masalah akhlak guna untuk menyesejahterakan masyarakat.
C. Fakta
Contoh kerusakan akhlak di masyarakat dalam bentuk kejahatan
adalah seperti berjudi, berzina, minum-minuman keras,
mencuri,merampok, membunuh, dan sebagainya. secara umum akan
berakibat fatal bagi kehidupan manusia dan akan mempengaruhi terhadap
kemajuan dan perkembangan hidup mereka4.
Begitu juga dalam pendidikan seorang murid yang berani dengan
gurunya, berbicara tidak sopan terhadap guru dan teman-temanya, dan
ketidak jujuran dalam mengerjakan sesuatu
D. Mengapa menarik diteliti
Disini penulis memiliki sebuah pemikiran bahwa alangkah
indahnya dunia pendidikan ini, apabila siswa memiliki akhlakul karimah
dalam menuntut ilmu. Sehingga mereka mendapatkan apa yang mereka
cita-citakan dan dapat bermanafaat baik dirinya sendiri atau orang lain
Karena dunia pendidikan merupakan satu-satunya cara untuk dapat
mengembangkan pemikiran, mengankat derajat, menuntun manusia
kejalan yang lebih baik dan juga salah satu sarana untuk meningkatkan
3
Nur Abid, Pendidikan Keluarga Perspektif Islam (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), 122.
4
Hariono Ahmad Joiz, Sumber-sumber penghancur Akhlak Islam (Jakarta : Pustaka Nahi Munkar
2010), 178-255

3
4

perilaku manusia menuju pada perilaku yang mulia. Oleh sebab itu,
penulis tertarik untuk membuat penelitian dalam permasalahan ini.
E. Teori
Disini penulis menggunakan metode-metode yang menuru sang
penulis adalah metode yang tepat untuk dalam penelitianya, metodenya
adalah sebagai berikut :
1. Metode keteladanan
2. Metode nasehat
3. Metode pembiasaan
4. Metode hukuman
F. Rumusan msalah
1. Bagaimana cara gur Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Teladan
dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur ?
2. Bagaimana cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Nasehat
dalam menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur ?
3. Bagaimana cara Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Pembiasaan
dalam menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur ?
4. Bagaimana cara Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Hukuman
dalam menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur ?
5. Apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru Madrasah Diniyah Ar-
Ridlo dalam menerapkan Kitab Budi Luhur Di Madrasah Diniyah Ar-
Ridlo ?
6. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menerapkan Kitab Budi
Luhur ?
G. tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui cara guru dalam menerapkan Kitab Budi Luhur secara
mendetail, sehingga dapat diperoleh suatu gambaran cara-cara yang sesuai
dalam menanamkan nilai-nilai akhlaku karimah.

4
5

2. Untuk mengetahui faktor pendukung serta pengambat dalam menerapkan


kitab budi luhur secara terperinci, sehingga dapat dijadikan rambu-rambu
dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah.

METODE

A. Jenis penelitian

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini


adalah: “pendekatan kualitatif”, yakni suatu pendekatan penelitian yang
mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara
benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan data dan analisis
data yang relevan yang diperoleh dari situasi dari situasi alamiah.”5

Kemudian menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah, menjelaskan


bahwa karakteristik penelitian kualitatif meliputi :

1. Penelitian kualitatif memiliki latar alamiah dengan sumber data yang


langsung dan instrumen kuncinya adalah peneliti.
2. Peneliitian kualitatif bersifat deskriptif
3. Penelitian kualitatif bekerja dengan fokus pada proses dan hasil
merupakan suatu keniscayaannya.
4. Peneliti kualitatif dalam cara analisis datanya dilakukan secara induktif.
5. Peneliti kualitatif menjadikan “makna” sebagai yang esensial.
6. Peneliti kualitatif desain awalnya besifat tentatif dan verifikatif.
7. Peneliti kualitatif menggunakan kriteria khusus untuk ukuran keabsahan
data.
8. Peneliti kualitatif untuk kepentingan grounded teory.6

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


studi kasus yaitu “suatu penelitian yang dilakukan secara intentif, terperinci

5
Jama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfa Beta,
2011),?
6
Ibid,25-33

5
6

dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala-gejala


tertentu”.7

B. Pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek
penelitian masih belum jelas dan belum pasti masalahnya, sumber datanya, hasil
yang diharapkan, semuanya belum jelas. Rancangan penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki objek penelitian.8

Oleh sebab itu peneliti nharus mempunyai alat atau instrumen yang sesui
dengan karakteristik penelitian kualitatif. Adapun instrumen yang tepat dalam
penelitian kualitatif ini, tidak lain adalah peneliti itu sendiri. Karena kehadiran
peneliti dalam penelitian ini mutlak dilakukandan disegala sesuatu yang terjadi
dalam penelitian ini tergantung kecakapan peneliti dalam mengolah data
dilapangan.

C. Teknis analisis data

Untuk dapat mengumpulkan data dengan makimal dalam sebuah


penelitian yaitu dengan memahami teknik pengumpulan dat. Hal ini sudah
menjadi syarat penting utnuk melaksanakan sebuh penelitian, kerana sebuah
penelitian tidak mungkin lepas dari data, bahkan data tersebut merupakan ruh dari
sebuah penelitian. Tanpa data penelitian tidak mungkin berhasil. Oleh sebab itu
mengetahui teknik pengumpulan data adalah syarat mutlak yang harus dikuasai
oleh peneliti. Apabila ada seorang peneliti yang tidak memahami teknik
pengumpulan data, maka sudah dapat dipastikan data yang diperoleh peneliti
tersebut tidak memenuhi syarat kredibilitas data.9

7
Suharsmi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Citra,
1998),120.
8
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfa Beta, 2005), 60.
9
ibid, 62.

6
7

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data lapangan dalam


mendeskripsikan dan menjawab permasalahan yang diteliti, peneliti menggunakan
meode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Metode Observasi : pengamatan langsung terhadap objek.


2. Metode Wawancara : melalui percakapan atau tanya jawab.
3. Metode Dokumentasi : melalui hal-hal yang berupa catatan trankrip, buku,
surat kabar, majalah agenda dan lain-lain.
D. Data dan suber data
Data dalam penelitian kualitatif, menurut Lexy J. Moleong, yakni:
“kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan, seperti
dokumentasi dan lain-lain.10
Data dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diperoleh dari
informasi, yang dinilai sesuai denan fokus penelitian. Data juga dapat
diperoleh melalui hasil obserfasi dan dokumentasi baik dalam bentuk
tulisan, foto atau yang lainya.
Dalam hal ini informasi merupakan sember data yang mutlak.
Adapun informasi dalam penelitoan ini adalah guru Madrasah Diniyah Ar-
Ridlo, khusunya guu mata pelajaran akhlak dan juga santri (siswa)
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo.
E. Lokasi penelitian
Untuk lokasi penelitian, peneliti mengabil lokasi penelitian di
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo Desa Bence, Kabupaten Blitar.
1. Letal Geografi Madrasah
a. Nama Madrasah : Madrasah Diniyah Ar-Ridlo
b. No. Statistik : 321235050130
c. NSM :41235056006
d. Alamat : Tanggung RT : 01, RW : 04
e. Propinsi : Jawa Timur

10
Lexy j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya,2010), 112.

7
8

PEMBAHASAN

A. Paparan data

Dalam paparan data ini, peneliti akan memaparkan data yang diperoleh di
lapangan (lokasi penelitian). Yang sesuai dengan metode dan prosedur
pengumpulan data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, mengenai
penjelasan dari Kitab Budi Luhur yang akan mejadi materi pokok dari penilitian
dan disajikan sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan pada bab I.

a. Penjelasan Kitab Budi Luhur

‫الرحيم‬
َ ‫الرحمن‬
َ ‫بسم هللا‬

‫كاتورنبى صلى هللا عليه وسلم‬ ‫كابييه فوجى كدو هللا صهارحمةسالم‬

‫سباب ساله جارانى منفعة اورنمو‬ ‫زمانايكى اكيه ياعة وعكع موريه عل‬

‫سوفياليه موريه علم راتوواس كاعيالن‬ ‫موال سيرا مهامنا ايع اكى نضمان‬

‫موكا اوليه رضا نى هللا كع مها لوهور‬ ‫سون ارانى نضمان بودي فكرتى لوهور‬

Penjelasan kitab budi luhur

1. Segala puji bagi Allah SWT dan sholawat salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
2. Zaman ini banyak orang yang mencari ilmu, karena salah jalan maka ilmu
tidak bermanfaat.
3. Maka pamahilah nadloman ini supaya mendapat ilmu dengan mudah.

8
9

‫با ب نيتى نو فر يه علم‬

‫كراناكوستى هللا تعالى كع مها والس‬ ‫نوفريه علم اكوكودونيةكانطى اخالص‬

‫سها عيال عاكن مراع صفة كبودوهن‬ ‫لن كرانا يوكرى مراع نعمتى فيكران‬

‫لن اجا بين اوليه كحورمتانى ووع ليا‬ ‫اوجا نوفريه علم نية كاعكوموريه دنيا‬

Bab mencari ilmu

4. mencari ilmu itu harus niat dengan ikhlas, karena Allah SWT Tuhan Maha
Pengasih.

5. Dan karena mensyukuri nikmat Allah serta menghilangkan sifat kebodohan.

6. jangan mencari ilmu karena niat mencari dunia dan juga jangan karena mencari
kehormatan.

‫باب ادبى مريدمراع كورونى‬

‫نوفريه رضانى عدوهى بندو‬ ‫دينى تتاكرامانى مريدمراع كورون‬

‫دىروعواكى اوراكنااوموع اوموعن‬ ‫ناليكانى كورومجا اكى فيووالعن‬

‫سيرابين دورع فهم تاكوناكنطى سوفن‬ ‫لمونوسرمفوع اوليهى اويه كتراعن‬

‫كيا فمانوتى وعكع الرا مراع دوكتر‬ ‫كودومنوت مراع كوروكانطى بنرب‬

Bab Tata Krama Murid Terhadap Guru

7. Adapun tata kramanya murid kepada gurunya yakni mencari ridlonya dan juga
menjauhi segala sesuatu yang bisa menyebabkan guru marah.

8. Ketika guru menjelaskan pelajaran harus diperhatikan, tidak boleh bergurau


sendiri.

9. Apabila guru sudah selesai menjelaskan pelajaran, kamu boleh bertanya yang
belum paham dengan sopan.

9
10

10. Harus patuh pada guru dengan sungguh-sunggguh, seperti patuhnya orang
sakit kepada dokter.

Di dalam penjelasan kitab ini sudah dijelaskan dan sangat mencangkup


semuanya dari cara dan perilaku mencari ilmu dan perilku yang baik terhadap
guru, dan masih banyak lagi penjelasan lainya didalam Kitab Budi Luhur ini.

Adapun fokus penelitian tersebut yaitu: 1) Bagaimana cara guru Madrasah


Diniyah Ar-Ridlo memberikan teladan dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul
karimah melalui penerapan Kitab Budi Luhur ?. 2) Bagaimana cara guru
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Nasehat dalam menanamkan nilai-nilai
akhlak karimah melalui penerapan Kitab Budi Luhur ?. 3) Bagaimana cara
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan hukuman dalam menanamkan nilai-nilai
akhlak karimah melalui penerapan Kitab Budi Luhur ?. 4) Apa faktor pendukung
dan penghambat upaya guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo dalam menerapkan
Kitab Budi Luhur Di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo ?.

Penelitian ini yang di kedepankan adalah tingkat objektivitas data, dalam


arti data tersebut sesuai dengan hasil yang diperoleh dari lokasi peneitian
(Madrasah Diniyah Ar-Ridlo Desa Bence, Kabupaten Blitar). Adapun paparan
data dan temuan daa penelitian adalah sebagai beriku

1. Cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan teladan dalam


menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur
Keteladanan adalah segalaa perbuatan baik yang bisa ditiru atau
dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Dalam hal ini sesorang guru di
tuntut bisa memberikan contoh yang baik kepada para muridnya. Binti
Kafiyah selaku guru Akhlak di madrasah Diniah Ar-Ridlo ketika di
wawancarai beliau menuturkan :

Dalam hal ini keteladanan kami para dewan guru selalu berusaha
mewujudkan perilaku yang terpuji baik dari perkataan atau perbuatan.
Dari segi perkataan kami senantiasa menggunakan bahasa kromo inggil

10
11

dan dari segi perbuatan (kususnya dalam proses belajar mengajar) kami
selalu beusaha datng tepat waktu pula.11

Keterangan tersebut menunjukan seorang guru senantiasa dituntut


bisa menunjukan contoh yang baik pada setiap muridnya. Sekecil apapun
perbutan guru akan berpengaruh pada perilaku murid dan biasanya
seorang murid selalu memperhatikan perilaku guru baik di dalam maupun
di luar kelas. Dalam hal ini guru menjadi objek perhatian secara
keseluruhan.

Dari observasi ini terlihat bahwa guru di Madrasah Diniyah Ar-


Ridlo berperilakuan dan berperibadian baik, dan bisa menjadi teladan bagi
murid-murid, khususnya di Madrasah Dimiyah Ar-Ridlo.

2. Cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Nasehat dalam


menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur
Nasehat erat kaitanya dengan metode teladanan. Kerena pada
umumnya nasehat itu bisa diterima apabila yang menasehati benar-benar
bisa menjadi teladan atau contoh. Nasehat bisa juga dipahami sebagai
perhatian hati terhadap siapa saja yang dinasehati.
Binti Kafiyah selaku guru akhlak di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo
terkait nasehat beliau menuturkan:

Saya sebagai dewan guru senantiasa memberikan nasehat dimanapun


berada. Baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Di dalam kelas saya
memberikan nasehat dengan mengacu padamateri kitab budi luhur,
dengan mengaitkan pada peristiwa-peristiwa yang ada di lungkungan
sekitar, biasanya saya juga memberikan kisah-kisah tentang para Nabi
sahabat dan ulama’-ulama; terdahulu. Kalau di luar kelas saya langsung
memberi nasehat berdasarkan pengalaman yang saya miliki. 12

11
Binti Kafiyah, guru Aklak di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo, Blitar 6 Mei 2013.
12
Ibid.

11
12

Dari keterangan di atas menunjukan bahwa dalam memberikan


nasehat tidak hanya oleh guru akhlak, namun dilakukan oleh semua guru
diMadrasah Diniyah Ar-Ridlo juga dalam memberikan nasehat tidak
terbatas di dalam kelas, akan tetapi menyesuaikan situasi kondisi.

3. Cara Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan pembiasaan dalam


menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur
Pembiasaan merupakan sasuatu yang dilakukan secara berulang-
ulang. Dalam kaitanya dengan pendidikan pembiasaan berarti melatih
murid untuk melakukan hal-hal yang positif secara terus menerus. Dengan
harapan apa yang dibiasakan tersebut bisa melekat pada jiwa murid.
Kemudian kaitanya dengan pembiasaan yang dilakukan oleh guru
Madrasah Diniah Ar-Ridlo Binti Khafiyah, selaku guru Akhlak di
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo, beliau mengatakan:

Dalam hal membiasakan murid, saya mengharuskan pada semua murid


untuk mencatat dan menghafal materi yang ada didalam kitab Budi
Luhur. Untuk cara menghafalkanya saya tidak mentargetkan harus hafal
pada satu kali pertemuan. Akan tetapi secara bersama-sama serentak
menghafalkan dan di ulang-ulang. Di samping kegiatan menulis dan
menghafal, saya juga membiasakan anak-anak (murid) untuk senantiasa
berjabat tangan dengan para guru, ketika baru saja datang dan akan
pulang dari madrasah. Kami juga mengharuskan pada setiap murid untuk
senantiasa berjama’ah sholat Isya’ setelah semua pelajaran selesai.
Kemudian setiap bulan sekali kami mengadakan istigotsah bersama-sama
wali santri, pengurus madrasah, dewan guru da juga semua murid mulai
dari kelas I Ula samapai kelas III Wustho.13

Dari keterang ini menunjukan bahwa dalam membiasakan murid


supaya bisa berakhlakul karimah tidak serta merta memerintahkan murid
untuk jujur, disiplin, menghormati guru dan lainya. Namun murid
langsung dibenturkan pada suatu kegiatan yang memiliki nilai-nilai
akhlakul karimah.
13
Binti Kafiyah, guru Aklak di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo, Blitar 6 Mei 2013.

12
13

4. Cara Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan hukuman dalam


menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur
Hukuman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
siksa dan sebagainya, yang dikenakan kepada orang-orang yang
melanggarnya undang-undang dan sebagainya. Sedang dalam Bahasa Arab
“hukuman” di istilahkan dengan : “Iqab, jaza’ dan ‘uqubah”. Kata “Iqab”
bisa juga berarti balasan. Kemudian dalam hubunganya dengan pendidikan
islam “Iqab” berarti : a. Alat pendidikan preventif dan represif yang paling
tidak menyenangkan, b. Imbalan dari perbuatan yang tidak baik dari
peserta didik.14
Menurut hemat penulis hukuman yang diberikan oleh guru
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo, digunakan apabila benar-benar dibutuhkan.
Hukuman disini erat hubunganya dengan mengontrol perbuatan-perbuatan
atau perilaku yang tidak baik. Sehingga mereka bisa kembali pada perilaku
yang baik.
Adapun cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan
hukuman dalam menanmkan nilai-nilai akhlakul karimah melalui Kitab
Budi Luhur, dengan cara mengingatkan dengan suara keras, membersihkan
kelas selama satu minggu, menghafalkan surat-surat pendek di depan
kelas, tidak boleh pulang, mencubit.
Dengan demikian hukuman yang dilakukan oleh guru Madrasah
Diniyah Ar-Ridlo, menurut hemat penulis dapat dikategorikan menjadi 2,
yaitu hukuman fisi dan non fisik. Dalam melakukan hukuman fisik guru
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo tidak sampai melakukan badan.

14
Armai Arif, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press,
2002).129-131.

13
14

PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dipaparkan pembahasan terkait hasil data dan temuan
penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi.
Dalam pemahasan hasil penilitan ini disajikan dengan teori-teori yang ada dan
disesuakan dengan fokus penelitian, agar lebih mudah dalam menganalisis setiap
permasalahan yang ada.

Adapun fokus penelitian tersebut adalah : 1) Bagaimana cara guru


Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Teladan dalam menanamkan nilai-nilai
akhlakul karimah melalui penerapan Kitab Budi Luhur ?.2) Bagaimana cara guru
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Nasehat dalam menanamkan nilai-nilai
akhlak karimah melalui penerapan Kitab Budi Luhur ?.3) Bagaimana cara
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Pembiasaan dalam menanamkan nilai-
nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab Budi Luhur ?.4) Bagaimana cara
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Hukuman dalam menanamkan nilai-
nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab Budi Luhur ?.5) Apa faktor
pendukung dan penghambat upaya guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo dalam
menerapkan Kitab Budi Luhur Di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo ?

Sedangkan hasil pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagaimana


penjelasan berikut ini:

A. Cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Teladan dalam


menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur.

Adapun cara guru madrasah diniyah Ar-Ridlo memberikan


keteladanan dalam menanamkan nilai-nilai Akhlakul karimah melalui

14
15

Kitab Budi Luhur adalah dengan cara senantiasa menggunakan Bahasa


Jawa Kromo Inggil ketika berucap. Bahasa Jawa Kromo Inggil
merupakan suatu tigkatan bahasa jawa yang halus, dan baik. Dengan
melihat tutur kata yang baik dari figur seorang guru maka murid akan ikut
serta mencontoh langsung. Tidak hanya memahami materi akan tetapi
menerapkannya juga pada kehidupan sehari-hari.

Sehingga nantinya diharapakan murid bisa mencontoh berkata-kata


yang baik ketika bertuturkata dengan orang yang lebh tua, yang dihormati.
Salah satu cara untuk menyenangkan hati mereka adalah dengan
bertuturkata yang baik

Kemudian senantiasa datang tepat waktu dan menggnakan pakaian


yang sopan, rapi dan serasi. Tepat waktu mencerminkan tentang
kedisiplinan, dan berpakaian dengan rapi dan sopan adalah
menggabarakan dia memiliki pribadi yang baik, begitu juga sebaliknya.

B. Cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Nasehat dalam


menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur

Orang yang menasehati itu pada dasarnya menambal kebusukan


atau memperbaiki keadaan yang dinasehatinya. dengan nasehat yang baik
seorang guru bisa mempengaruhi jiwa murid untuk selalu berbuat dan
berprilaku yang baik.

Adapun cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan


nasehat dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah melalui Kitab
Budi Luhur adalah dengan cara menjelaskanya isi dari Kitab Budi Luhur,
dalam kitab ini memuat keterangan-keterangan tentang akhak, serta dalam
penjelasanya tidak bertele-tele, singkat tapi mencangkup beberapa sisi
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian murid bisa dengan mudah untuk
memahami dan dapat menerapkannya di kehidupn sehari-hari.

15
16

C. Cara Guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Pembiasaan


dalam menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan
Kitab Budi Luhur.

Menurut Binti Maunah dalam bukunya metodologi pengajaran


Agama Islam, memberikan definisi bahwa pembiasaan adalah sebuah cara
yang dilakukan, membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak
sesuai dengan akidah yang sudah di terangkan di ajaran agama islam 15.
Menurut hemat penulis pembiasaan merupakan proses yang dilakukan
berulang-ulang yang relatif menetap dalam pembetukan sikap dan prilaku
manusia.

Dalam kaitanya dengan pembiasaan yang dilakukan oleh guru


Madrasah Dinyah Ar-Ridlo mencerminkan kontinyuitas dalam
menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah. Adapun cara guru Madrasah
Dinyah Ar-Ridlo membirikan pembiasaan dalam menanamkan nilai-nilai
akhlakul karimah melalui Kitab Budi Luhur, denga caramembiasakan
menulis materi Kitab Budi Luhur.

Kemudian murid dibiasakan untuk senantiasa berjabat tangan


dengan gurunya baik ketika baru datang maupun akan pulang dari
Madrasah Diniyah Ar-Ridlo dengan adanya jabat tangan mengindikasikan
sikap hormat pada guru dan menghargai mereka.

Selanjutnya dengan cara membiasakan murid menghafalkan materi


kitab budi luhur yang telah diajarkan. Dengan menghafal merupakan salah
satu bentuk menjaga pemahaman dan juga menjaga materi tersebut,
apabila saat buku catatanya hilang atau rusak dan masih banyak lagi
kebiasaan yang baik lainya yang diterapkan di Madrasah Diniyah Ar-
Ridlo.

Berdasarkan katerangan diatas menunjukan bahwa dalam


membiasakan murid untuk senantiasa berakhlakul karimah, dimaksudkan
agar perilaku murid tetap bisa terkontrol dengan baik. Adapun nilai-nilai

15
Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Yogyakarta : Teras, 2009), 93.

16
17

akhlak muncul dari kegiatan berjabat tangan dengan guru adalah berupa
sikap menghormati dan menghargai guru.

D. Cara Guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Hukuman


dalam menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan
Kitab Budi Luhur.

Hukuman dalam Kasus Besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai :


siksa dan sebagainya, yang dikenakan kepada orang-orang yang melanggar
undang-undang dan sebagainya. Sedangkan dalam bahasa Arab
”hukuman” diartikan balasan. Kemudian dalam hubungannya dengan
pendidikan Agama Islam berarti : a. Alat pendidik prenventif yang paling
tidak menyenangkan, b. Imbalan dari perbuatan yang tidak baik dari
peserta didik.16

Menurut hemat penulis hukuman yang diberikan yang oleh guru


dari Madrasah Dinyah Ar-Ridlo, digunakan apabila benar-benar
dibutuhkan. Dan bertujuan agar murid bisa mengontrol perbuatan-
perbuatan atau perilaku yang tidak baik dari murid.

Adapun cara guru dari Madrasah Dinyah Ar-Ridlo memberikan


hukuman dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah dengan cara
mengingatkan dengan suara keras, membersihkan kelas selama satu
minggu, menghafalkan surat-surat pendek di depan kelas, idak boleh
pulang dan mencubit.

Dengan demikian hukuman yang dilakukan oleh guru Madrasah


Dinyah Ar-Ridlo, menurut hemat penulis dapat dikategorikan menjadi 2,
yaitu hukuman fisik dan non fisik, dalam melakukan hukuman fisik guru
dari Madrasah Dinyah Ar-Ridlo tidak sampai melukai badan

E. Faktor pendukung dan penghambat upaya Guru Madrasah Diniyah


Ar-Ridlo dalam menerapkan Kitab Budi Luhur Di Madrasah Diniyah
Ar-Ridlo.
16
Armai Arif, Penngantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat Pres,
2002).129-131.

17
18

Faktor pendukung
Adapun hal-hal yang mendukung dalam menerapkan kitab budi
luhur adalah :
a. Dalam satu kelas maksimal 20 murid
Jumlah ini ternyata lebih sedikit dari pada standar jumlah yang
diserukan oleh pemerintah Indonesia, yang mana Indonesia
menetapkan standar jumlah siswa 32 perkelas.17 Hal ini
menunjukan perhatian kepala madrasah yang serius atas masalah
akhlak, dengan asumsi sedikit murid akan lebih mudah untuk
mengonrol perkembanganya.
b. Kerjasama antar guru
Guru merupakan salah satu komponen dalam pendidikan, sehingga
apabila dalam satu lembaga memiliki keterpaduan antar guru, maka
tujuan yang disusun oleh lembaga tersebut akan mudah tercapai.
c. Lingkungan belajar yang kondusif
Suasana lingkungan merupakan faktor yang erat sekali kaitanya
dengan konsentrasi atau fokus murid dan guru. Dimana lingkungan
belajar itu kondusif maka proses belajar mengajar tidak akan
tergantung dan baik murid atau guru akan merasa nyaman
menjalankan proses belajar mengajar.
d. Materi yang diajarkan singkat tapi sudah mencangkup beberapa
aspek. Dalam hal ini materi yang ada diKitab Budi Luhur terutama
dalam barisan-barisan sya’ir yang mudah dipelajari, sebab sudah
tersaji dengan praktis dan ringkas. Serta isi kandungan dari kitab
tersebut bersinggungan langsung dengan kehidupan sehari-hari.18
e. Sarana dan prasarana belajar yang memadai
Salah satu hal yang dapat menunjang berjalanya proses belajar
mengajar dengan baik adalah tersedianya sarana. Hal ini ditunjukan
dengan adanya gedung tempat belajar, papan tulis, bangku, alas
duduk penerangan yang cukup memadai.19
17
“Berapa Jumlah Siswa Yang Ideal Pada Tiap Rombel ?”, Guru
Pembaharu,http://www.gurupembaharu.com. di akses tanggal 17 juni 2013.
18
Binti Kafiyah, guru Aklak di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo, Blitar 6 Mei 2013.
19
Observasi, di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo, Blitar, 27-01 juni 2013.

18
19

Faktor Penghambat
Merupakan hal-hal yang menghambat dalam menerapkan kitab
budi luhur di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo. Faktor-faktor penghambat
tersebut adalah :
a. Waktu proses belajar mengajar yang singkat

Hal ini disebabkan karena waktu proses belajar mengajarnya di


waktu petang tepatnya mulai pukul 18.30 sampai dengan 19.30, yang
mana rata-rata waktu efektifnya 45 menit. Sehngga intensitas
pertemuan antara guru dengan murid sangat terbatas.20

b. Kurangya perhatian dari wali murid


Dalam masalah ini terlihat sekali dengan sikap wali murid yang
membiarkan anaknya tidak masuk ke Madrasah Diniyah Ar-Rido
meskipun mereka tidak ada halangan bahkan ada juga yang
mengizinkan anaknya pulang sebelum waktunya pulang dari Madrasah
Diniyah Ar-Ridlo.21

20
Binti Kafiyah, guru Aklak di Madrasah Diniyah Ar-Ridlo, Blitar 6 Mei 2013.
21
Ibid.

19
20

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan teladan dalam
menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur.
a. Senantiasa menggunakan bahasa jawa kromo inggil
b. Senantiasa datang tepat waktu
c. Berpakaian sopan, rapi dan serasi

2. Cara guru Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan Nasehat dalam


menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur.

Kaitanya dengan nasehat dilaksanakan dengan cara menjelaskan isi


dari kitab budi luhur.

3. Cara Madrasah Diniyah Ar-Ridlo memberikan hukuman dalam


menanamkan nilai-nilai akhlak karimah melalui penerapan Kitab
Budi Luhur.
Kaitanya dengan hukuman dilakukan dengan cara :
a. Mengingatkan dengan suara keras
b. Membersihkan kelas selama satu minggu
c. Menghafalkan surat-surat pendek didepan kelas
d. Tidak boleh pulang
e. Mencubit jika diperlukan

4. Faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam menanamkan


nilai-nilai akhlakul karimah melalui penerapan Kitab Budi Luhur.

20
21

a. Faktor pendukung
Hal-hal yang menjadi faktor perdukungan antara lain :
1. Dalam satu kelas maksimal 20 siswa
2. Adanya kejasama antara guru
3. Lingkungan belajar yang kondusif
4. Materi yang diajarkan singkat tapi sudah mencangkup beberapa
aspek
5. Sarana dan prasarana belajar yang memadai
b. Faktor penghambat
Hal-hal yang menjadi faktor penghambat antara lain :
1. Waktu proses belajar mengajar yang singkat
2. Kurangnya perhatian dari murid
B. Saran
1. Usaha atau cara dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah
melalui penerapan kitab budi luhur dapat dijadikan contoh bagi siapa
pun yang memilki perhatian pada akhlak, tidak terbatas dalam suatu
lembaga pendidikan.
2. Untuk lebih memaksimalkan dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul
karimah melalui penerapan kitab budi luhur hendaknya melibatkan
peran orang tua murid atau wali murid.
3. Penelitian dalam sekripsi ini perlu di tindak lanjuti dengan
menggunakan pendekatan lain, sehingga bila menghasilkan wacana
yang berbeda namun dalam rangka menambah konsep dari tentang
akhlakul karimah.

Akhrinya penulis hanya bisa berharap semoga kehadiran


skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan hanya Allah-lah
segala kesempurnaan.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

Ahid, Nur. Pendidikan Keluarga Perspektif Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar,


2010
Ahmad Joiz, Hariono, Sumber-sumber penghancur Akhlak Islam. Jakarta :
Pustaka Nahi Munkar, 2010.

Satori, Djama’an dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:


Alfa Beta, 2011.

Arikunto, Suharsmi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Citra, 1998.
“Berapa Jumlah Siswa Yang Ideal Pada Tiap Rombel ?”, Guru
Pembaharu,http://www.gurupembaharu.com. di akses tanggal 17 juni
2013

Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,


2006

22

Anda mungkin juga menyukai