PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta berbagai upaya, tu
gas makalah mata kuliah Agama Islam yang membahas tentang adab terhadap dosen, te
man, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat dapat di selesaikan dengan baik d
an tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan sumber yang di dapat dari
media sosial, beserta informasi di dalamnya yang berkaitan dengan Agama Islam. Penul
is menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu di harapkan berbag
ai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaanya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi para pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Adab memiliki kedudukan yang sangat penting dalam agama Islam. Adab dapat berupa
kesopanan, etika, moral atau perilaku yang baik. Kata adab dalam kamus Bahasa Arab
berati kesopanan. Adab bisa berarti sikap, kesopanan, perilaku beradab, berbudi pekerti,
perbaikan akhlak, moral, etika, adab serta tata cara pergaulan.
Menurut Ahmad Amin yang dikutip Asep Usman Ismail dalam bukunya yang berjudul
“Tasawuf” adab adalah suatu ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti dari perilaku bai
k dan buruk, merencanakan seharusnya apa yang dilakukan oleh manusia, menunjukka
n suatu tujuan yang hendak dicapai dalam perbuatan dan menunjukkan jalan terbaik unt
uk melakukan apa yang harus diperbuat oleh manusia. Pengertian adab yang lebih luas
dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang dilakukan dalam kehidupannya sehari-
hari baik dilingkungan keluarga, teman maupun masyarakat yang meliputi perilaku baik
maupun perilaku buruk.
Adab menjadi hal yang tertanam dalam diri manusia. Manusia yang berperilaku baik di
sebut manusia beradab. Sedangkan manusia yang berperilaku buruk biasa disebut manu
sia tidak beradab . Pada era modern ini masyarakat Indonesia telah banyak ditemukan y
ang perilakunya belum mencerminkan adab yang baik. Mulai dari remaja hingga sampa
i dengan dewasa. Bahkan pelakunya sendiri mayoritas terdiri dari remaja.
Mahasiswa dikatakan sebagai “agen of change” yang seharusnya dari segi perilaku men
jadi contoh yang baik di kampus maupun masyarakat namun faktanya masih begitu ban
yak ditemukan mahasiswa yang belum memahami dan mengimplementasikan perilaku
beradab dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pengertian adab dalam berbagai kajian atau menurut para ahli, dan apa fungs
i adab?
2. Bagaimana adab yang harus di terapkan bagi mahasiswa terhadap dosen?
3. Bagaimana adab yang harus di terapkan kepada teman ?
4. Bagaimana adab yang harus di terapkan di lingkungan kampus?
5. Bagaimana adab yang harus di terapkan di lingkungan Masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk lebih memahami arti dan fungsi Adab dari berbagai kajian.
2. Untuk menerapkan adab yang lebih baik terhadap dosen, teman, dan lingkungan kamp
us maupun di lingkungan masyarakat.
D. Manfaat Manfaat dari pembahasan ini, diharapkan agar kita bisa lebih mengenal tent
ang adab yang harus di terapkan dimanapun kita berada dan pada siapa saja kita berha
dapan baik dari kalangan muda hingga yang sudah tua.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Setiap manusia memiliki teman sebaya. teman sebaya ialah teman yang umurnya
sama atau hampir sama dengan umur kita. misalnya teman satu kelasmu,teman
belajar,dan bermain,sebagai teman,kita selalu bergaul,dan bekerja sama.kita saling
bersaudara dengan teman.oleh karena itu,tali persaudaraan dengan teman harus
dijaga agar jangan sampai renggang dan putus jangan pula saling bermusuhan
dengan teman.Untuk memelihara hubungan baik dengan teman,perlu diperhatikan
adab sopan santun,caranya sebagai berikut:
Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti.
Adab erat kaitannya dengan akhlak atau perilaku terpuji. Para ahli bahasa juga
kebanyakan menyebutkan bahwa adab merupakan kepandaian dan ketepatan dalam
mengurus segala sesuatu. Begitupun ahli agama juga turut berpendapat bahwa adab
merupakan suatu kata atau ucapan yang mengumpulkan segala perkara kebaikan di
dalamnya.
Adab dalam lingkungan kampus adalah norma atau aturan mengenai sopan
santun berdasarkan nilai-nilai budaya atau aturan agama. Norma tentang adab
seringkali digunakan dalam pergaulan yang terjadi antar manusia dan antar kaum
bahkan dalam organisasi.
Menuntut ilmu, dalam hal ini kuliah, memiliki sejumlah adab yang hendaknya
diketahui dan dipatuhi. Di antara adab-adab kuliah adalah sebagai berikut.
Pertama, karena Allah SWT. Seperti halnya dalam setiap aktivitas yang harus
disertai dengan niat yang ikhlas, begitu pula dengan aktivitas kuliah.
Ketiga, doa dan dukungan keluarga agar proses perkuliahannya itu lancar dan
berkah.
Keempat, memilih tempat belajar yang kondusif dan refresentatif di bidangnya. Hal
ini penting karena tempat belajar adalah sumber ilmu pengetahuan dan keteladanan.
Keenam, memastikan sumber biaya belajar yang halal. Karena biaya pendidikan itu
menentukan keberkahan ilmu yang diterima. Misalnya, biaya dari orang tua, hasil
dari usaha sendiri, beasiswa, atau sumber lainnya, itu dipastikan halal dan legal.
Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, Islam bukan saja mengatur kehidupan
individu, tapi juga sosial. Di tengah berkembang pesatnya teknologi dan kehidupan
yang semakin modern, terkadang adab-adab atau etika bersosialisasi sering kali
diabaikan.
Adab-adab bermasyarakat dalam Islam yang sudah seharusnya diamalkan oleh umat
Islam.
a. Bersikap Baik
Perintah berbuat baik dalam interaksi sosial sudah Allah jelaskan secara konkret dalam
QS An-Nisa ayat 36.
Selain itu, disebutkan juga dalam hadis, Dari Abu Dzarr radhiyallahu anhu bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Janganlah engkau memandang remeh suatu kebaikan sedikit pun juga walaupun
engkau hanya bertemu saudaramu dengan bermuka manis.” (HR Muslim)
Ajaran Islam dan teladan dari Rasulullah SAW tidak pernah mencontohkan kita untuk
berbuat buruk kepada sesama manusia sekalipun ia nonmuslim, berbeda suku atau
bangsa.
Perintah berbuat baik, menghargai sesama justru ditunjukkan oleh Rasulullah SAW saat
ia memperlakukan pamannya, memperlakukan tetangganya yang non muslim dan
berbuat buruk padanya, namun dibalas dengan kebaikan oleh Rasulullah.
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
c. Tidak Mengganggu
Hindari hal-hal yang bisa mengganggu kenyamanan dan ketenangan hidup bersosial.
Misalnya, terlalu keras menyalakan musik, berteriak-teriak atau bertengkar sehingga
terdengar ke rumah tetangga, atau membuat makanan yang aromanya mengganggu
penciuman.
“Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan kenyang sementara
tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu.” (HR Al-Bazzaar).
Dari hadis di atas kita bisa mengetahui bahwa tetangga sudah seharusnya seperti kita
menyikapi keluarga atau orang-orang terdekat. Jika mereka kesulitan, maka kita wajib
untuk membantu sesuai dengan kapasitas dan kemampuan.
Apalagi jika kesulitan yang mereka hadapi itu berkaitan dengan kebutuhan pokok
sandang, pangan, dan papan. Disebutkan juga dalam hadis mengenai pentingnya kita
berbagi makanan kepada tetangga.
Tidak menutup kemungkinan jika dalam kehidupan bersosial kita pun akan mengalami
gangguan atau hal-hal yang tidak menyenangkan. Terhadap umat Islam, Allah
memerintahkan kita untuk bersabar dan tetap berbuat baik kepadanya.
“Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah. Disebutkan di antaranya: ‘Seseorang
yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia
sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah oleh kematian atau
keberangkatannya.” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani)