Anda di halaman 1dari 20

LITERATUR REVIEW :

Pengaruh Pemenuhan Kesehatan Anak Terhadap Perkembangan Anak

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Literatur Keperawatan
Dosen : Johan Budiana, S.Si.,M.Stat

Oleh :
Silvi Lestari Sukma
C1AA21149

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KOTA SUKABUMI
2022
1. TOPIK
Pengaruh Pemenuhan Kesehatan Anak Terhadap Terhadap Perkembangan Anak

2. KATA KUNCI
Kata kunci yang digunakan adalah Anak, Kesehatan Anak, Kebutuhan Dasar,
Perkembangan Anak

3. SUMBER YANG DIGUNAKAN


Penelaahan artikel dilakukan melalui media elektronik yaitu google, google scholar.
Artikel yang dipilih berupa hasil pada rentan 2017-2022.

4. ALASAN PEMILIHAN SUMBER


a. Sumbernya jelas.
b. Isi jurnal relevan dengan topik.
c. Merupakan sumber primer.
d. Sumber yang dipakai jelas kredibilitasnya.
e. Sesuai dengan yang dibutuhkan untuk penulisan literature review.
5. SUMMARY JURNAL

Populasi &
No Topik Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
Sampel
1. Hubungan Neti Hartaty 2017 Deskriptif 280 Factor-faktor yang Ada hubungan
Pemenuhan Korelasional Keluarga mempengaruhi status gizi bermakna antara
Nutrisi dengan yang (pertumbuhan) pada balita control makanan,
Pertumbuhan dan Memiliki antara lain meliputi usia ibu model peran,
Perkembangan Balita dan jumlah anak yang mereka keterlibatan anak,
Balita miliki. Factor yang memiliki edukasi makanan,
tumbuh kembang anak terdiri penyediaan makanan
atas factor internal dan terhadap sulit makan
eksternal. Factor internal balita.
terdiri dari ras atau etnik,
keluarga, umur, jenis kelamin,
genetic dan kelainan
kromosom. Factor eksternal
dibagi menjadi factor prenatal,
persalinan dan
pascapersalinan.
2 Pengetahuan Ibu Jufia 2020 studi analitik Ibu yang adanya hubungan bermakna adanya hubungan
tentang Tumbuh Syahailatua, observasional mempunyai antara pengetahuan ibu yang bermakna
Kembang Kartini dengan Anak Usia tentang tumbuh kembang dan antara pengetahuan
Berhubungan desain potong 1-3 Tahun perkembangan pada anak usia tumbuh kembang
dengan zlintang. 1-3 tahun. Ibu yang dan pendidikan ibu
Perkembangan mempunyai pengetahuan baik dengan perkembangan
Anak Usia 1-3 tentang motorik kasar akan anak usia 1-3 tahun,
Tahun memiliki anak dengan namun tidak terdapat
perkembangan motorik kasar hubungan bermakna
yang normal pula. Namun bila antara pekerjaan ibu
pengetahuan ibu kurang maka dengan perkembangan
kemampuan ibu dalam anak.
mengasuh sekaligus
mengontrol perkembangan
motorik kasar anaknya tentu
berkurang juga.
3 Pertumbuhan dan Meiuta 2019 Desain 120 anak Pada setiap pemeriksaan Hasil penelitian
Perkembangan Hening deskriptif usia 3-6 pertumbuhan anak biasanya menunjukkan hampir
Anak Usia 3-6 Prastiwi kualitatif tahun dilakukan pengukuran berat semua anak
Tahun badan, tinggi badan, serta mempunyai status gizi
pengukuran lingkar kepala. normal, yaitu sebesar
Pada masa pra sekolah 95%, 96,66% anak
kenaikan berat badan anak memiliki lingkar
rata-rata 2 kg per tahunnya. kepala normal, hampir
Perkembangan merupakan seluruhnya (96,23%)
bertambahnya fungsi tubuh perkembangan anak
yang lebih kompleks dalam adalah sesuai, 98,73%
bidang motorik kasar, anak memiliki daya
motorik halus, kemampuan lihat normal, 97,5%
bahasa maupun sosialisasi anak memiliki daya
dan kemandirian. dengar
normal. Hampir
seluruhnya (94,
17%) anak
mempunyai masalah
perilaku emosional
normal,
Dan 95,83% anak
tidak mengalami
kemungkinan
gangguan pemusatan
perhatian dan
hiperak tifitas.
4 Faktor Yang Enny 2020 Kuantitatif 86 anak usia Faktor perkembangan anak umur ibu terbanyak
Mempengaruhi Fitriahadi, 3-6 tahun. meliputi faktor umur ibu, adalah tidak beresiko
Perkembangan Yesi Priskila pendidikan, pekerjaan, umur sebanyak 61 (72,6),
Anak Usia 3-6 anak, jenis kelamin anak, pendidikan terakhir
Tahun Di penghasilan orang tua dan terbanyak perguruan
Posyandu penggunaan gadget. Stimulasi tinggi sebesar 38
Wilayah Kerja dan pemantauan yang tidak (45,2%), pekerjaan
Puskesmas cermat akan berdampak pada ibu terbanyak bekerja
Tinggede, keterlambatan perkembangan sebesar 58 (69%),
Kecamatan anak. terdapat banyak faktor jenis kelamin anak
Marawola yang mempengaruhi terbanyak laki-laki
Kabupaten Sigi perkembangan anak yaitu sebesar 45 ( 53,6%),
Sulawesi Tengah nutrisi dan stimulasi. Nutrisi umur anak terbanyak
Indonesia sangat penting bagi umur 5 tahun sebesar
pertumbuhan dan 27 (32,1%),
perkembangan anak, dimana penghasilan keluarga
pada waktu itu perkembangan terbanyak > 1 juta
otak sangat pesat sehingga sebesar 62 (73,8%)
dibutuhkan asupan nutrisi yang dan penggunaan
banyak. gadget terbanyak
tidak normal sebesar
60 (71,4%).
5 Pengaruh Terapi Rizkiya Dwi 2019 Kuantitatif 30 murid Dalam menyusun puzzle maka Pengaruh Terapi
Bermain Fuuzzle Oktaviyani, akan melatih kesabaran, Bermain Puzzle
terhadap Oryza Intan ketangkasan mata, dan tangan terhadap
Perkembangan Suri untuk menyusun puzzle Perkembangan
Kognitif Anak tersebut. terdapat perbedaan Kognitif Anak usia
Usia Pra Sekolah yang signifikan antara sebelum Prasekolah di
(pretest) dan sesudah (posttest) TK/TPQ Plus
dilakukan pada Pengaruh Hidayatullah, yang
Terapi Bermain Puzzle dilakukan terhadap 30
Terhadap Perkembangan reponden
Kogitif Anak. Berbagai menyimpulkan bahwa
masalah perkembangan anak, : p value
seperti keterlambatan motorik, perkembangan bahasa
berbahasa, perilaku, austisme, 0,02, p value
dan hiperaktif. perkembangan
motorik halus 0,014, p
value perkembangan
sosial 0,008, dan p
value pada lembar
observasi 0,025
dengan standar p
value < 0,05 maka
dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima
atau terdapat
Pengaruh Terapi
Bermain Puzzle
Terhadap
Perkembangan
Kognitif Anak
6 Hubungan Endah 2020 Penelitian 30 anak usia tumbuh kembang dapat di ukur ada hubungan yang
Pemenuhan Air Kusumawati, Survey 3 tahun dengan menggunakan pola signifikan antara ASI
Susu Ibu (ASI) Titin makan ibu saat hamil dan dengan tumbuh
Sampai Usia Sutriyani Pemenuhan Air Susu Ibu (ASI) kembang anak
Anak 2 Tahun, sampai usia 2 tahun. Faktor
Pola Makan Ibu penyebab tumbuh kembang
Saat Hamil anak usia 3 tahun yang diteliti
Dengan Tumbuh dalam penelitian ini adalah
Kembang Anak faktor langsung dan faktor
Usia 3 Tahun Di tidak langsung karena faktor
Desa Mojo yang diamati dalam penelitian
Kecamatan ini adalah Pemenuhan Air Susu
Kalitidu Ibu (ASI) Sampai Usia 2
Kabupaten Tahun (X1), Pola Makan Ibu
Bojonegoro Saat Hamil(X2), dengan
Tumbuh Kembang Anak Usia
3 Tahun (Y)
7 Faktor yang Yelmi Reni 2018 Deskriptif 73 anak kondisi kehamilan adalah satu Penelitian dapat
Mempengaruhi Putri, Wenny Analitik umur 1-2 faktor yang mempengaruhi disimpulkan bahwa
Perkembangan Lazdia & tahun perkembangan anak. Jika kondisi kehamilan,
Anak Balita Usia Lola Oktriza kondisi kehamilan ibu kurang komplikasi
1-2 Tahun di Kota Eka Putri baik maka akan berpengaruh persalinan,
Bukittinggi nantinya pada kondisi pemenuhan nutrisi,
perkembangan anak nantinya. perawatan kesehatan,
terdapat hubungan antara dan kerentanan
komplikasi persalinan dengan terhadap penyakit
perkembangan anak balita. merupakan faktor
Adanya komplikasi persalinan yang mengakibatkan
disebabkan persalinan macet, gangguan
persalinan macet, ibu perkembangan pada
preeklamsi pada ibu bersalin. anak balita.
pemenuhan nutrisi adalah salah
satu faktor yang
mempengaruhi perkembangan
anak. Jika pemenuhan nutrisi
kurang baik maka
pertumbuhan akan terganggu,
karena gizi sangat diperlukan
untuk membangun
pertumbuhan dan
perkembangan.
faktor perawatan kesehatan
mempengaruhi perkembangan
anak balita, karena perawatan
kesehatan yang tidak rutin
dilakukan oleh keluarga dan
tenaga kesehatan anak balita
menjadi tidak bisa pantau
penyimpangan pertumbuhan
dan perkembangan anak.
8 Pengaruh Dwi 2021 Desain 84 Anak Pendidikan orang tua memiliki Pertambahan Panjang
Karakteristik Anggraeni penelitian pengaruh terhadap kemampuan badan anak
Keluarga dan Puspitasari, kasus kontrol kognitif anak, Berhubungan prasekolah usia 0-4
Status Gizi Anak Lilik dengan perkembangan anak. tahun berpengaruh
dengan Kustiyah, Pendidikan ibu berhubungan terhadap
Perkembangan Cesilia Meti dengan pengetahuan gizi yang perkembangan
Kognitif Anak Dwiriani, dimiliki ibu sehingga dapat kognitif pada anak
Usia Prasekolah Yekti berdampak terhadap usia prasekolah.
di Kota Bogor Widodo. pemenuhan asupan gizi anak Pertambahan tinggi
yang lebih baik. badan yang rendah
dapat disebabkan oleh
kekurangan asupan
zat gizi termasuk
beberapa jenis zat gizi
yang berfungsi untuk
mendukung fungsi
otak yang optimal
seperti asam lemak,
zat gizi mikro dan zat
besi.
9 Pengaruh Riwayat Suryana, 2019 Deskriptif 77 Anak ASI memberikan pengaruh Terdapat pengaruh
Pemberian Asi Yulia Fitri, Analitik (Usia 12-24 terhadap perkembangan antara riwayat
dan Mp-Asi Khairul Fajri, Bulan) psikososial, meningkatkan pemberian ASI dan
Terhadap Agus Hendra kemampuan motorik, dan IQ MP-ASI dengan
Pertumbuhan dan Al Rahmad. karena mengandung asam pertumbuhan dan
Perkembangan lemak esensial tidak jenuh perkembangan anak
Anak (Usia 12-24 rantai panjang dan baduta usia 12-24
Bulan) di Decosahexaenoic acid bulan di Kecamatan
Kecamatan Kuta (DHA) yang penting untuk Kuta Alam, Kota
Alam Kota Banda perkembangan otak serta Banda Aceh.
Aceh mengandung faktor dan
hormon pertumbuhan yang
mempengaruhi perkembangan
fungsional dan biokimia otak
Selain riwayat pemberian ASI
yang baik, pemberian MP-ASI
juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan Anak.
Pemberian makanan yang
optimal dan tepat sangat
penting untuk perkembangan,
pertumbuhan, dan
kelangsungan hidup bayi
dan anak hingga usia bawah 2
tahun (baduta).
10 Hubungan Juliani Purba 2022 Analitik 32 Anak Dua factor utama yang Ada hubungan yang
Pemberian ASI Observasional mempengaruhi tumbuh bermakna antara
Eksklusif terhadap kembang seorang anak yaitu pemberian ASI
Perkembangan factor dalam (bawaan) dan Eksklusif dengan
Emosi pada Batita factor luar (lingkungan). dengan perkembangan
emosi pada batita.
6. LITERATUR REVIEW
A. Kesehatan Anak
Kesehatan bagi anak tidak terlepas dari pengertian kesehatan secara umum.
Kesehatan di sini meliputi kesehatan badan, rohani, dan sosial, tidak terbatas hanya bebas
dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masa tumbuh kembang anak adalah masa yang
beresiko bagi setiap kehidupan anak, maka sangat penting untuk memperhatikan semua
aspek yang mendukung dan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan, dua peristiwa yang berbeda namun saling berkaitan dan
saling mempengaruhi (Krisdiyanti, 2015).
Menurut UU tentang kesehatan no. 39 tahun 2009, yang dimaksud dengan kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menurut pendiri lembaga riset perempuan Women Research Institute (WRI), Edriana
Noerdin, berdasarkan data SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2012,
jumlah angka kematian ibu dan anak tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup.
Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per
100 ribu.
Terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab kematian anak, diantaranya adalah
persebaran tenaga kesehatan yang kurang merata, masalah biaya, dan juga infrastruktur
yang masih harus diperbaiki. Seperti contohnya di Sumba Barat, Nusa Tengga Timur, jika
seseorang ingin pergi ke puskesmas mereka harus menumpang satu truk yang lewat satu
kali sehari. Truk itu setiap hari harus mengangkut sayur dan babi. Entah apa jadinya jika
truk tersebut tidak ada, masyarakat harus berjalan jauh dan mungkin akan batal ke
puskesmas. Begitu juga di Lombok, ada satu kampung yang hanya memiliki satu bidan.
Dan bidan tersebut juga harus juga menjadi bidan di kampung tetangga yang jaraknya
cukup jauh. Walaupun dia naik motor tapi daerahnya bisa dibilang terjal (off road)
sehingga memakan waktu yang cukup lama untnk ia bisa mencapai ke kampung tetangga
tersebut.
Kemudian pengertian sehat menurut World Health Organization diartikan suatu
keadaan sejahtera (sempurna) fisik, mental, dan sosial, tidak terbatas pada bebas dari
penyakit dan kelemahan saja (WHO, 1946). Jadi tidak hanya sehat secara fisik atau
kemampuan fungsional (tidak adanya penyakit), tetapi juga secara mental dan sosial.
Konsep biopsikososial memungkinkan suatu pemahaman yang menyeluruh tentang
munculnya suatu kondisi sakit yang dihubungkan dengan faktor lingkungan dan stres
yang terkait di dalamnya. Kondisi lingkungan dalam hal ini dukungan sosial menurut
konsep biopsikososial dapat memberikan perubahan pada kondisi sakit. Salah satu contoh
yang mungkin bisa dilihat sebagai hubungan yang sangat pas pada penerapan konsep ini
adalah dalam ilmu kedokteran jiwa. Kondisi kesehatan jiwa seseorang dapat dilihat
sebagai suatu keadaan yang melibatkan faktor biologis, psikologis, dan sosial individu itu.
Secara biologis, gangguan pada kondisi kesehatan jiwa seseorang disebabkan oleh
ketidakseimbangan sistem saraf di otak yang melibatkan hormon dan neurotransmiter di
otak. Secara psikologis, gangguan kondisi kesehatan jiwa diakibatkan karena proses
mekanisme adaptasi yang terkait dengan kepribadian dan karakter individu tidak bekerja
dengan baik. Secara sosial, kondisi gangguan kesehatan jiwa dapat dipicu oleh
lingkungan yang tidak nyaman, penuh dengan tekanan dan ketakutan.
Menurut model biopsikososial, kesehatan dan penyakit disebabkan oleh berbagai
macam faktor serta dapat menimbulkan efek yang berbagai macam pula. Selain itu,
pikiran (non fisik) dan tubuh (fisik) tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling
mempengaruhi terutama dalam aspek kesehatan dan penyakit. Berdasarkan sudut pandang
ini, kesehatan dapat dicapai dengan memberikan perhatian pada kebutuhan biologis,
psikologis, dan sosial. Kesehatan tidak semata-mata pemberian belaka (WHO, 1948).
Pembentukan kebiasaan yang sehat di masa kanak-kanak, seperti memakan makanan
yang rendah lemak dan kolesterol dan melakukan olahraga secara teratur, tidak hanya
memiliki keuntungan langsung tetapi juga memberi kontribusi terhadap penundaan atau
pencegahan sebab-sebab utama cacat prematur dan kematian di masa dewasa.
B. Kebutuhan Dasar Anak
Ada 4 prinsip dasar hak anak yang terkandung di dalam konvensi hak-hak anak:
1. Non diskriminasi;
2. Kepentingan yang terbaik bagi anak;
3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
4. Penghargaan terhadap pendapat anak.
Menurut prinsip dasar hak anak yang ke-3, anak mempunyai hak untuk bertumbuh
dan berkembang. Bertumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta
jaringan di antara sel-sel. Indikator untuk mengetahui adanya pertumbuhan adalah:
adanya pertambahan tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala. Berkembang adalah
bertambahnya struktur, fungsi dan kemampuan anak yang lebih kompleks, meliputi
kemampuan:
1. Sensorik (kemampuan melihat, mendengar, meraba, mencium,merasa)
2. Motorik (terdiri dari gerak kasar, halus, dan kompleks)
3. Berkomunikasi dan berinteraksi (tersenyum, menangis, bicara dll)
4. Kognitif (kemampuan mengenal, membandingkan, mengingat, memecahkan
masalah, dan kecerdasan)
5. Bersosialisasi, kemandirian
6. Kreativitas
7. Moral dan Spiritual (nilai-nilai adat budaya serta agama)
Menurut pakar tumbuh kembang, ada 3 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar
anak bisa tumbuh optimal pada masa-masa paling menentukan ini.
1. Kebutuhan kesehatan dan gizi yang baik, antara lain dengan pemberian nutrisi
seimbang. Dimulai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif selama 6 bulan
pertama sejak anak dilahirkan, lalu dilanjutkan dengan pemberian makanan tambahan
yang sesuai dengan periode tumbuh kembang hingga pemberian zat penting bagi tubuh
(protein, karbohidrat, sayur-sayuran dll).
2. Kebutuhan dasar berikutnya adalah kasih sayang. Sejak dalam kandungan hingga
usia 2-3 tahun, kasih sayang orangtua akan sangat mempengaruhi pembentukan karakter
dan kepribadian anak. Setiap anak perlu mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari
keluarga serta rasa aman dan nyaman. Kasih sayang tidak hanya berupa materi saja, tetapi
belaian, suara lembut dan perhatian yang diberikan orang tua kepada anak. Jika anak
melakukan kesalahan, hendaklah jangan dimarahi namun ditegur dan beritahu apa yang
seharusnya dilakukan. Sebaliknya, berikan pujian setiap kali anak berhasil melakukan
kegiatan rangsangan.
3. Kebutuhan dasar yang ketiga adalah stimulasi. Kreativitas dan kecerdasan yang
bagus hanya bisa diperoleh anak-anak dengan adanya stimulasi dari orang-orang di
lingkungan sekitar, sehingga orangtua berkewajiban membangun lingkungan yang
kondusif bagi tumbuh kembang anak. Melakukan stimulasi yang memadai artinya
merangsang otak anak sehingga perkembangan kemampuan gerakan kasar, gerakan halus,
komunikasi aktif, komunikasi pasif, kecerdasan, menolong diri sendiri dan tingkah laku
sosial (7 aspek perkembangan) pada anak berlangsung secara optimal sesuai tahapan usia
anak.
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Proses tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang harus
diperhatikan sejak dini, mengingat bahwa anak merupakan generasi penerus bangsa
memiliki hak untuk mencapai perkembangan yang optimal, sehingga dibutuhkan
anak dengan kualitas baik demi masa depan bangsa yang lebih baik. Golden age
period merupakan periode yang kritis yang terjadi satu kali dalam kehidupan
anak,dimulai dari umur 0 sampai 5 tahun (Chamidah, 2018). Anak yang memiliki
awal tumbuh kembang yang baik akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih sehat, hal ini
dipengaruhi oleh hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan, sehingga nantinya
memiliki kehidupan yang lebih baik (Deki, 2015). Upaya deteksi dini salah satunya dapat
dilakukan melalui program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK). SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi. Tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yaitu deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan, yang dilakukan untuk menemukan status gizi kurang atau buruk dan
bentuk kepala mikrosefali atau makrosefali. Kedua, deteksi dini penyimpangan
perkembangan, untuk mengetahui adanya keterlambatan perkembangan anak,
gangguan daya lihat, dan gangguan daya dengar. Ketiga, deteksi dini penyimpangan
perilaku emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah perilaku emosional,
autisme dan gangguan pemusatan perhatian danhiperaktivitas (Fazrin, 2018).
Perkembangan seorang anak memiliki arti meningkatnya kemampuan dan
keterampilan tubuh dalam pola teratur, baik secara morfologi maupun fungsionalnya
yang menjadi semakin kompleks sebagai hasil dari proses pematangan. Pada proses
perkembangan terjadi diferensiasi sel, jaringan, organ sampai tingkat sistem organ,
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya dalam menjalankan
kehidupan. Tiga tahun pertama kehidupan, sel otak terus mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Seorang anak mengalami pertumbuhan fisik yang pesat dan
peningkatan kemampuan otak yang penting untuk proses pembelajaran, perkembangan
intelektual, keterampilan motorik dan sosial emosi sebagai hasil interaksinya dengan
lingkungan.
Keberhasilan seorang anak di masa depan dipengaruhi bagaimana kehidupannya
dalam tiga tahun pertama. Gangguan atau keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak akan beresiko untuk tahap kehidupan selanjutnya.
Oleh karenanya, deteksi dini gangguan atau penyimpangan tumbuh kembang
seorang anak menjadi penting karena deteksi nyang terlambat menyebabkan
penanganan yang juga terlambat, akibatnya penyimpangan yang terjadi sukar
diperbaiki. Data Kemenkes RI dalam profil kesehatan Indonesia tahun 2016,
mengemukakan bahwa sebanyak 56.4% anak yang berusia di bawah lima tahun
menderita gangguan tumbuh kembang. Hingga saat ini masalah keterlambatan
perkembangan anak masih menjadi persoalan baik di negara maju maupun negara
berkembang.
Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan perkembangan seorang anak
adalah genetik (misalnya suku bangsa atau penyakit bawaan tertentu) serta
lingkungan tempat anak tersebut hidup. Pendidikan orang tua merupakan salah satu
faktor penting dalam mendukung tumbuh kembang anak. Dengan bermodal pendidikan
yang baik, orang tua akan lebih mudah menerima segala informasi dari luar khususnya
bagaimana pengasuhan anak yang baik, bagaimana mendukung kesehatan anaknya,
bagaimana upaya memberikan pendidikan terbaik, dan lain sebagainya. Peranan orang
tua sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Orang tua
yang memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak secara benar dapat segera
mengenali kelainan proses tumbuh kembang anaknya, sehingga dapat memberikan
stimulasi secara menyeluruh sedini mungkin. Dengan demikian diharapkan
pertumbuhan dan perkembangan generasi muda bangsa dapat berlangsung optimal.
Perkembangan seorang anak meliputi kemampuan motorik kasar, motorik halus,
berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelektual serta perkembangan
tingkah laku yang berjalan sangat cepat. Sistem saraf seorang anak dalam proses
perkembangannya menjadi lebih mudah menangkap informasi dan lebih peka akan
perubahan yang terjadi dalam lingkungan. Oleh karenanya seorang anak
seharusnya memperoleh dukungan dan perhatian penuh pada awal kehidupannya. Bila
hal tersebut diabaikan dampaknya adalah keterlambatan perkembangan anak yang akan
berpengaruh pada tingkat kecerdasan generasi muda suatu bangsa.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu nutrisi dan
stimulasi. Nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana pada
waktu itu perkembangan otak sangat pesat sehingga dibutuhkan asupan nutrisi yang
banyak. Kebanyakan disamping asupan nutrisi sangat memenuhi tetapi yang tidak
memenuhi yaitu kandungan dalam nutrisi yaitu vitamin dan zat –zat yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk tumbuh dan perkembangan. Stimulasi yang dimaksud disini yaitu stimulasi
untuk perkembangan motorik halus anak. Dalam pemberian stimulasi motorik halus pada
anak diperlukan pengetahuan dan juga sikap yang mendukung dari orang tua seperti
orang tua harus dapat menerima informasi-informasi dari luar yang dapat berpengaruh
terhadap perkembangan motorik halus anak, bagaimana cara pengasuhan anak yang baik
dan bagaimana cara stimulasi pada motorik halus anak usia 3-4 tahun (Kusumaningtyas,
2016).
Menurut Soetjiningsih & Ranuh (2014), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak adalah faktor genetik dan faktor lingkungan. Hal-hal yang yang
termasuk pada faktor lingkungan diantaranya nutrisi dan stimulasi. Asupan nutrisi akan
mempengaruhi status gizi anak yang berhubungan dengan tumbuh kembang sang anak.
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak terdiri atas faktor internal dan
eksternal. Faktor internal terdiri dari ras atau etnik, keluarga, umur, jenis kelamin, genetik
dan kelainan kromosom. Faktor eksternal dibagi lagi menjadi faktor pranatal, faktor
persalinan dan faktor pascapersalinan. Faktor pranatal terdiri dari gizi ibu, posisi fetal,
toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan immunologi, anoksia embrio dan
psikologis ibu. Sedangkan faktor persalinan terdiri dari komplikasi persalinan pada bayi
seperti trauma kepala, asfiksia yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. Faktor
pascapersalinan terdiri dari gizi bayi, penyakit kronis atau kelainan kongenital,
lingkungan fisik dan kimia, psikologis anak, endokrin, sosio ekonomi, pengasuhan,
stimulasi dan obat-obatan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak akan berjalan terus
menerus dan saling terkait. Proses perkembangan tersebut tergantung pada fungsi
keturunan, kondisi lingkungan dan juga dipengaruhi oleh nutrisi.
Perkembangan biasanya dibahas bersama istilah pertumbuhan, karena keduanya
berjalan beriringan. Pertumbuhan terjadi secara simultan atau bersamaan dengan
perkembangan, hanya bedanya perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya seperti perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.
ada banyak faktor yang dapat berhubungan terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut di mana ada sebagian anak yang tidak selamanya tahapan
tumbangnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang tua. Adapun beberapa faktor
dibawah ini yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya :
1. Faktor Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) adalah satu – satunya makanan yang sesuai untuk Anak
sehingga harus diberikan kepada Anak dari beberapa saat setelah lahir sampai
berumur 4 – 6 bulan. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa bantuan makanan atau
minuman lainnya yang sering disebut dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
Pada peride ini seluruh kebutuhan gizi baik energi dan zat gizi makro maupun zat gizi
mikro, utamanya vitamin mineral, telah terpenuhi dengan pemberian Air Susu Ibu
(ASI). Namun demikian, sejak umur 4-6 bulan, pada saat kebutuhan Anak aka seluruh
zat gizi yang dibutuhkan pertumbuhan dan perkembangannya ini disebut dengan
makanan pendamping (Hadju, 2001). Pemberian Air Susu Ibu (ASI) hendaknya sedini
mungkin dan jangan sampai ada makanan lain selain Air Susu Ibu (ASI) yang dikenal
pertama kali. Lebih lanjut, bahwa Anak yang segera disusui setelah dilahirkan (dalam
60 menit pertama) lebih mengalami tingkat infeksi lebih rendah dan menunjukkan
keadaan gizi lebih baik dalam tahun pertama kehidupannya.
ASI memberikan pengaruh terhadap perkembangan psikososial,
meningkatkan kemampuan motorik, dan IQ karena mengandung asam lemak
esensial tidak jenuh rantai panjang dan Decosahexaenoic acid (DHA) yang
penting untuk perkembangan otakserta mengandung faktor dan hormon pertumbuhan
yang mempengaruhi perkembangan fungsional dan biokimia otak. Pemberian ASI
secara teratur yang diawali dengan pemberian kolostrum dan dilanjutkan
dengan menyusui dengan pemberian yang tepat pula akan meningkatkan
berat badan secara signifikan.
Pemberian MP-ASI juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pemberian makanan yang optimal dan tepat sangat penting untuk
perkembangan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup bayi dan anak hingga usia
bawah 2 tahun (baduta)
2. Faktor Herediter
Herediter atau keturunan merupakan faktor yang tidak dapat untuk dirubah
ataupun dimodifikasi, ini merupakan modal dasar untuk mendapatkan hasil akhir dari
proses tumbang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur
yang telah dibuahi dapatlah ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Termasuk
dalam faktor genetik ini adalah jenis kelamin dan suku bangsa atau ras. Misalnya,
anak keturunan bangsa Eropa akan lebih tinggi dan lebih besar jika dibandingkan
dengan keturunan Asia termasuk Indonesia, pertumbuhan postur tubuh wanita akan
berbeda dengan laki-laki (Soekirman, 2000).
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari
konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, lingkungan mekanis,
zat kimia atau toksin, dan hormonal. Lingkungan mekanis adalah segala hal yang
memengaruhi janin atau posisi janin dalam uterus. Zat kimia atau toksin Hal ini
berkaitan dengan penggunaan obat-obatan, alkohol, atau kebiasaan merokok oleh ibu
hamil. Lingkungan Eksternal juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak seperti dari budaya, status sosial ekonomi, nutrisi, iklim dan
cuaca, olah raga, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan.
4. Faktor Ekonomi
Tingkat pendapatan adalah total jumlah pendapatan dari semua anggota
keluarga, termasuk semua jenis pemasukan yang diterima oleh keluarga dalam bentuk
uang, hasi menjual barang, pinjaman dan lain – lain. Masalah gizi karena kemiskinan
indikatornya adalah taraf keluarga dan saluran yang dipakai adalah garis kemiskinan.
Anak balita gizi kurang datang dari keluarga yang tergolong penghasilan rendah.
Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan orang – orang
tak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Rendahnya pendapatan
ini mungkin menyebabkan karena menganggur atau setengah menganggur karena
susahnya memperoleh lapangan kerja, Tingkat pendapatan akan menentukan makanan
apa yang akan dibeli oleh keluarga. Ada pula keluarga yang sebenarnya mempunyai
penghasilan cukup namun sebagian anaknya berstatus kurang gizi (Afrianto, Ahmad,
2010).
KESIMPULAN

Kesehatan bagi anak tidak terlepas dari pengertian kesehatan secara umum. Kesehatan
di sini meliputi kesehatan badan, rohani, dan sosial, tidak terbatas hanya bebas dari penyakit,
cacat dan kelemahan. Masa tumbuh kembang anak adalah masa yang beresiko bagi setiap
kehidupan anak, maka sangat penting untuk memperhatikan semua aspek yang mendukung
dan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan,
dua peristiwa yang berbeda namun saling berkaitan dan saling mempengaruhi (Krisdiyanti,
2015).
Ada 3 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar anak bisa tumbuh optimal pada masa-
masa paling menentukan ini.
1. Kebutuhan kesehatan dan gizi yang baik, antara lain dengan pemberian nutrisi
seimbang. Dimulai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif selama 6 bulan
pertama sejak anak dilahirkan.
2. Kebutuhan dasar berikutnya adalah kasih sayang. Sejak dalam kandungan hingga usia
2-3 tahun, kasih sayang orangtua akan sangat mempengaruhi pembentukan karakter
dan kepribadian anak.
3. Kebutuhan dasar yang ketiga adalah stimulasi. Kreativitas dan kecerdasan yang bagus
hanya bisa diperoleh anak-anak dengan adanya stimulasi dari orang-orang di
lingkungan sekitar.
Anak yang memiliki awal tumbuh kembang yang baik akan tumbuh menjadi dewasa
yang lebih sehat, hal ini dipengaruhi oleh hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan,
sehingga nantinya memiliki kehidupan yang lebih baik (Deki, 2015). Upaya deteksi dini salah
satunya dapat dilakukan melalui program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK). SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang
anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan
intervensi.
Perkembangan seorang anak memiliki arti meningkatnya kemampuan dan keterampilan
tubuh dalam pola teratur, baik secara morfologi maupun fungsionalnya yang menjadi
semakin kompleks sebagai hasil dari proses pematangan. Pada proses perkembangan terjadi
diferensiasi sel, jaringan, organ sampai tingkat sistem organ, sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya dalam menjalankan kehidupan.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu nutrisi dan
stimulasi. Nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana pada
waktu itu perkembangan otak sangat pesat sehingga dibutuhkan asupan nutrisi yang banyak.
Kebanyakan disamping asupan nutrisi sangat memenuhi tetapi yang tidak memenuhi yaitu
kandungan dalam nutrisi yaitu vitamin dan zat –zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
tumbuh dan perkembangan. Stimulasi yang dimaksud disini yaitu stimulasi untuk
perkembangan motorik halus anak.
ada banyak faktor yang dapat berhubungan terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut di mana ada sebagian anak yang tidak selamanya tahapan
tumbangnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang tua. Adapun beberapa faktor
dibawah ini yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya :
1. Faktor Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) adalah satu – satunya makanan yang sesuai untuk Anak
sehingga harus diberikan kepada Anak dari beberapa saat setelah lahir sampai
berumur 4 – 6 bulan.
ASI memberikan pengaruh terhadap perkembangan psikososial,
meningkatkan kemampuan motorik, dan IQ karena mengandung asam lemak
esensial tidak jenuh rantai panjang dan Decosahexaenoic acid (DHA) yang
penting untuk perkembangan otak serta mengandung faktor dan hormon pertumbuhan
yang mempengaruhi perkembangan fungsional dan biokimia otak
Pemberian MP-ASI juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak. Pemberian makanan yang optimal dan tepat sangat penting untuk
perkembangan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup bayi dan anak hingga usia
bawah 2 tahun (baduta)
2. Faktor Herediter
Herediter atau keturunan merupakan faktor yang tidak dapat untuk dirubah
ataupun dimodifikasi, ini merupakan modal dasar untuk mendapatkan hasil akhir dari
proses tumbang anak.
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai dari
konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, lingkungan mekanis,
zat kimia atau toksin, dan hormonal. Lingkungan mekanis adalah segala hal yang
memengaruhi janin atau posisi janin dalam uterus.
4. Faktor Ekonomi
Tingkat pendapatan adalah total jumlah pendapatan dari semua anggota
keluarga, termasuk semua jenis pemasukan yang diterima oleh keluarga dalam bentuk
uang, hasi menjual barang, pinjaman dan lain – lain.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bornstein, M.H., Putnick, D.L., Heslington, M., Gini, M., Suwalsky, J.T., Venuti P.
(2008). Mother-child emotional availability in ecological perspective: three countries, two
regions, two genders. Development Psychologhy 44:666-80.
2. Shonkoff, J.P., Boyce, W.T., McEwen, B.S. (2009). Neuroscience, molecular biology,
and the childhood roots of health disparities: building a new framework for health
promotion and disease prevention. JAMA 301:2252-9.
3. Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta : Salemba
Medika.
4. Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2008). Wong’s Essentials Pediatric Nursing. 8nd Ed.
St. Louis Missouri : Mosby Inc
5. Nugroho, H.S.W. (2009). Denver Developmental Screening Test. Jakarta : EGC .
6. Soetjiningsih. Konsep dasar tumbuh kembang anak. In Ranuh I. Tumbuh Kembang
Anak. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2013. p.2-71. 2.
7. Diana FM. Pemantauan perkembangan anak balita [Internet]. J Kesehatan Masyarakat
Andalas.2010;4(2):117-20.
Available from: http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/793.
8. Karo MB. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap perkembangan bahasa anak
usia1-3 tahun (toddler) di sekolah Nisrina Jati Asih Kota Bekasi tahun 2013 [Internet].
J Ilmiah WIDYA. 2015;3(2):68-72.
9. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016 [Internet]. Jakarta: Kemenkes
RI; 2017.
Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/17092000001/profil-
kesehatan-indonesia-2016.html5.
10. Kusumaningtyas K, Wayanti S. Faktor pendapatan dan pendidikan keluarga terhadap
perkembangan motorik halus anak usia 3-4 tahun [Internet]. J Litkes Suara Forikes.
2016;7(1):52-9.
Available from: https://forikes-ejournal.com/index.php/SF/article/view/136.
11. Jurana J. Perkembangan motorik kasar dan halus pada anak usia 1-3 tahun (toddler) di
Kelurahan Mamboro Barat Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro [Internet]. Medika
Tadulako. 2017; 4(3):47-63.
12. Kharisma M, Efni N. Hubungan pengetahuan ib tentang tumbuh kembang dengan
perkembangan anak usia 3-4 tahun di kelompok bermain Golden Kids di Kecamatan
Telanai Pura kota Jambi [Internet]. J Akademika Baiturrahim Jambi. 2017;6(1):26-
39. Available from: http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab/article/view/15
13. Simangunsong DMT. Hubungan antara pengetahuan ibu tentang
perkembangan motorik balita dan status sosial ekonomi keluarga dengan
perkembangan balita di Puskesmas Mandala Medan [Internet]. J Ilmiah Res Sains.
2016;2(2):125-34. Available from: http://www.jurnalmudiraindure.com/wp-
content/uploads/2016/08/HUBUNGAN-ANTARA-PENGETAHUAN-IBU.pdf
14. Fazrin, I. (2018). Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Pada Anak Di Paud Lab
School UNPGRI Kediri. Journal of Community Engagement in Health, 1(2), 6-14. DOI:
10.30994/jceh.v1i2.8
15. Kusumaningtyas, K, Wayanti, S. Faktor Pendapatan Dan Pendidikan Keluarga Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes.
Volume VII Nomor 1, Januari 2016.
16. Soetjiningsih & Ranuh, I. N. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. (2014).
17. Krisdiyanti, Nina. (2015). Penatalaksaan Terapi Latihan untuk Anak Developmental Delay di
Griya Fisio Bunda Novy Yogyakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
18. Tasnim S. Effect of breast feeding on child development: At birth and beyond. South
East Asia J Public Heal. 2015;4(1):4-8. doi:10.3329/seajph.v4i1.21831.
19. Megawati RA, Notoatmojo H, Rohmani A. Hubungan Pola Pemberian ASI dan
Karakteristik Ibu dengan Tumbuh Kembang Bayi 0-6 Bulan di Desa Bajomulyo,Juwana.
J Kedokt Muhammadiyah. 2012;1(2):30-37
20. Y W. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Akurasi dan Interpretasi Data Survey dan laopran
Program. J Gizi Indones. 2012;2(34):101-108

Anda mungkin juga menyukai