Anda di halaman 1dari 19

STUNTING

DEFINISI
PREVALEN
01
TANDA DAN
SI 02
03
TODAY’S
GEJALA

FAKTOR RISIKO
04
TOPIC HUBUNGAN PERILAKU
DENGAN KEJADIAN STUNTING 05
PENGARUH GIZI DAN POLA
MAKAN PADA KEJADIAN
STUNTING 06
DAMPAK
07
PENCEGAHAN 08
DEFINISI
Stunting adalah kondisi dimana balita
memiliki panjang atau tinggi badan
yang kurang jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi ini diukur
dengan panjang atau tinggi badan
yang lebih dari minus dua standar
deviasi median standar pertumbuhan
anak dari WHO
APA SIH BEDANYA ANAK
STUNTING DAN CEBOL Stunting
??? yaitu kondisi yang terbentuk sejak
1000 hari pertama kehidupan didalam rahim.
Stunting menurut UNICEF dilihat dari anak usia
0-59 bulan dengan tinggi dibawah rata-rata.
Selain pertumbuhan terhambat stunting juga
dikaitkan dengan pertumbuhan otak karena
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama

Cebol atau perawakan pendek disebabkan


karena faktor keturunan atau gangguan
hormon. Umumnya anak cebol memiliki orang
tua dengan perawakan yang pendek juga

Sementara anak stunting pertumbuhannya


lebih lambat sekitar 4 cm tiap tahun di masa
pubertas dan memiliki keterlambatan pubertas.
PREVALENSI
Di Indonesia prevalensi balita
pendek mengalami peningkatan
dari tahun 2016 yaitu 27,5%
menjadi 29,6% pada tahun 2017.
Menurut World Health Organization
(WHO), Indonesia termasuk ke
dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di regional Asia
Tenggara/South-East Asia Regional
(SEAR). Rata-rata prevalensi balita
stunting di Indonesia tahun 2005-
2017 adalah 36,4%.
Provinsi dengan prevalensi
tertinggi balita sangat
pendek dan pendek pada
usia 0-59 bulan tahun
2017 adalah Nusa
Tenggara Timur,
sedangkan provinsi
dengan prevalensi
terendah adalah Bali.
Stunting ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak
TANDA
yang mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan
yang normal dan sehat sesuai usia anak. Stunting dapat
DAN
didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi badan
menurut umur. GEJAL
A
CIRI-CIRI ANAK
STUNTING

Peforma buruk Pertumbuhan


Wajah tampak lebih
pada test perhatian melambat
muda dari usianya
dan memori belajar

Usia 8-10 tahun anak


menjadi lebih Tanda pubertas
Pertumbuhan gigi
pendiam, tidak terlambat
terhambat
banyak melakukan
eye contact
FAKTOR
RISIKO

PEKERJAA PENDIDIK TINGGI STATUS


N ORANG AN BADAN GIZI
TUAorang
Pekerjaan ORANG
Tingkat ORANGini
Parameter status
merupakan
tua berkaitan TUA
pendidikan TUA
parameter yang
keseimbangan
erat dengan antara jumlah
mempengaruhi menggambarkan
penghasilan asupan zat gizi
keluarga yang pola konsumsi keadaan
dan jumlah yang
makan melalui pertumbuhan
mempengaruhi dibutuhkan oleh
skeletal dan tidak
daya beli keluarga. cara pemilihan sensitif untuk tubuh
bahan makanan mendeteksi
permasalahan gizi
pada waktu yang
singkat.
HUBUNGAN PERILAKU, POLA
ASUH DAN SANITASI DENGAN
KEJADIAN STUNTING
Pola Makan

Rendahnya akses terhadap makanan dari segi


jumlah dan kualitas gizi.

Perilaku Pengasuhan yang


Kurang Baik

Seperti tidak terlaksananya inisiasi menyusu


dini (IMD), gagalnya pemberian air susu ibu
(ASI) eksklusif, dan proses penyapihan dini.
Tingkat Asupan Energi

Stunting pada anak merupakan dampak dari


defisiensi nutrien selama seribu hari pertama
kehidupan

Pelayanan Kesehatan dan


Sanitasi

Rendahnya akses pelayanan kesehatan


termasuk sanitasi lingkungan akan
mendekatkan anak pada infeksi.
DAMPAK
JANGKA PENDEK JANGKA PANJANG
1. Peningkatan kejadian kesakitan dan 1. Postur tubuh yang tidak optimal saat
kematian dewasa (lebih pendek dibandingkan pada
umumnya)
2. Perkembangan kognitif, motorik, dan
verbal pada anak tidak optima 2. Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit
lainnya
3. Peningkatan biaya kesehatan
3. Menurunnya kesehatan reproduksi

4. Kapasitas belajar dan performa yang


kurang optimal saat masa sekolah

5. Produktivitas dan kapasitas kerja yang


tidak optimal.
PENCEGAHAN
DAN
PENANGGULAN Target

GAN 40%
Penurunan angka stunting
pada 2025
METHODS
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
1 IBU HAMIL DAN
BERSALIN
Sehat dengan Pendekatan Keluarga
3 ANAK USIA SEKOLAH
• Mengupayakan jaminan mutu antenatal
care (ANC) terpadu;
2 BALITA • Melakukan revitalisasi
• Pemantauan pertumbuhan Usaha Kesehatan Sekolah
• Menyelenggarakan program pemberian (UKS);
balita;
makanan tinggi kalori, protein, dan • • Menguatkan kelembagaan
Menyelenggarakan kegiatan
mikronutrien (TKPM) Pemberian Makanan Tim Pembina UKS;
• Deteksi dini penyakit (menular dan tidak Tambahan (PMT) untuk • Menyelenggarakan
menular) balita; Program Gizi Anak
• Pemberantasan kecacingan • Menyelenggarakan stimulasi Sekolah (PROGAS); dan
• Menyelenggarakan konseling Inisiasi dini perkembangan anak; dan • Memberlakukan sekolah
Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif • Memberikan pelayanan sebagai kawasan bebas
kesehatan yang optimal rokok dan narkoba
METHODS
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
4 REMAJA
Sehat dengan Pendekatan Keluarga
• Meningkatkan penyuluhan untuk 5 DEWASA MUDA
perilaku hidup bersih dan sehat • Penyuluhan dan pelayanan keluarga
(PHBS), pola gizi seimbang, tidak berencana (KB);
merokok, dan mengonsumsi narkoba; • Deteksi dini penyakit (menular dan tidak
dan menular); dan
• Pendidikan kesehatan reproduksi. • Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS,
pola gizi seimbang, tidak
merokok/mengonsumsi narkoba.
5 PILAR
PENANGANAN
STUNTING
PILAR 1
Komitmen dan Visi
Pemimpinan Tertinggi PILAR 4
Negara
Mendorong kebijakan
“Nutritional Food
PILAR 2 Security”

Kampanye nasional berfokus


pada pemahaman, perubahan
perilaku, komitmen poliyik dan
akuntabilitas

PILAR 3 PILAR 5
Konvergensi, koordinasi, dan Pemantauan dan Evaluasi
konsolidasi program nasional,
daerah dan masyarakat
STUNTING DAN
PENCEGAHANNYA
THANKS
RESOURCES

● Astutik, M. Zen R., dan Ronny A. 2018. Faktor Risiko Kejadian Stunting ada Anak Balita Usia
24-59 Bulan (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati Tahun 2017).
Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal) Volume 6, Nomor 1, Januari 2018.
● Kemenkes RI. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusdatin.
● Setiawan, E., Rizanda M., dan Masrul. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas
Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(2).

Anda mungkin juga menyukai