Oleh:
BAB I PENDAHULUAN
dan dianggap prevalensi sangat tinggi bila ≥30 % (WHO, 2013)Prevalensi gizi
kurang dan gizi buruk pada balita Indonesia telah mencapai 19,6% merupakan
angka yang mendekati standar dunia, ini merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang perlu diperhatikan.
Di kabupaten Jember, berdasarkan data resmi dinas kesehatan pemkab
jember menyebutkan, angka bayi stunting di jember ternyata masih ada meski
angkanya belum signifikan. Dalam 2 tahun terakhir dinkes jember mencegah
dan mengantisipasi adanya kelahiran bayi stunting. Setidaknya ada 10 desa
potensi bayi stunting dengan penatalaksanaan gizi kurang/buruk, pemberian
obat cacing dan zinc untuk manajemen diare. Berdasarkan siklus hidup jumlah
stunting di kabupaten jember diantaranya, (1) desa jelbuk 39,30% dari jumlah
804 jiwa, (2) arjasa 38,78 % dari jumlah 1042 jiwa, (3) sumberjambe 38,14%
dari jumlah 1635 jiwa, (4) mayang 37,27% dari jumlah 1192 jiwa, (5) paleran
33.65 % dari ju,lah 699 jiwa, (6) cakru 32,11 % dari jumlah 483 jiwa, (7)
rambipuji 28,93 % dari jumlah 1002 jiwa, (8) kencong 26,62 % dari jumlah
640 jiwa, (9) sumberbaru 26,45% dari jumlah 1218 jiwa, (10) kasiyan 25,99%
dar jumlah 955 jiwa..
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berkeinginan untuk mencari
tahu factor yang dapat memepengaruhi kejadian stunting. Peneliti ingin
meneliti tentang “factor tingkat pengetahuan orang tua tentang gizi balita
dengan kejadian stunting di desa jelbuk kabupaten jember”. Peneliti berharap
dengan mengetahui beberapa factor yang berhubungan dengan kejadian
stunting dapat dijadikan sebagai upaya preventif pada kelahiran selanjutnya
dalam mencegah terjadinya stunting.
1.3 TUJUAN
2.1.1 Definisi
Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi
(0-11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi
kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadin sejak bayi dalam
kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting
baru tampak setelah anak berusia 2 tahun.(Dr. Rita Ramayulis, 2018)
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta
setelah ibu melahirkan.(Dr. Rita Ramayulis, 2018)
1. Anak-anak yang mengalami stunted lebih awal yaitu sebelum usia enam
bulan, akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun.
Stunted yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka Panjang
dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar
secara optimal disekolah, dibandingkan anak-anak dengan tinggi badan
normal. Anak-anak dengan stunted cenderung lebih lama masuk sekolah
dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status
gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan anak
dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.
2. Stunted akan sangan mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak.
Factor dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat
lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak
sesuai, diare berulang dan infeksi pernapasan. Berdarsarkan penelitian
sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang
berada dibawah ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga
miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal diwilayah
pinngiran kota dan komunitas pedesaan.
3. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang. Anak
stunted pada usia lima tahun cenderung menetap sepanjang hidup,
kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan
kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunted dan
mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktifitas, sehingga
meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR. Stunted terutama
berbahaya pada perempuan, karena lebih cenderung menghambat dalam
proses pertumbuhan dan berisiko lebih besar meninggal saat melahirkan.
pendek saja, tetapi juga pada kecerdasan, produktifitas dan prestasinya kelak
setelah dewasa, sehingga akan menjadi beban negara.
2.2.1 Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2005 p.50).
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang
tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif
dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap
objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010, p.12).
bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat
dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci
merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi,
persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor
pengalaman, keyakinan, sarana fisik, dan sosial budaya.
a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah pelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
12
ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
(membuatbagan), membedakan, memisahkan,mengelompokkan, dan
sebagainya.
e) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian
itudidasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
4. Cara Memperoleh Pengetahuan (Notoatmodjo, 2010 p.10-18)
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokan menjadi dua,
yakni :
a. Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
1) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan
oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara
coba coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”.
Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama
untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun
metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum
atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan suatu
masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya, terutama
dalam meletakan dasar-dasar mennemukan teoriteori dalam berbagai
cabang iilmu pengetahuan.
2) Secara Kebetulan
13
cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak
dalam konteks pendidikan.
6) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan
dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan
diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas
dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
7) Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui
proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya
karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan
yang sisitematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya
berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
8) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya.Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik
melalui induksi maupun deduksi.
9) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.
Proses berpikir induksi berasal dari hasil pengamatan indra atau halhal
yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal
yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.
10) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan
umum yang ke khusus. Aristoteles (384-322SM) mengembangkan
cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut
“silogisme”. Silogisme merupakan suatu bentuk deduksi berlaku
15
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalha
kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya
dan kehidupan keluarga.
3) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.
Sedangkan menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam dalam berfikir
dan bekerja.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan
merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya
yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.
6. Kriteria Tingkat Pengetahuan (Dewi & Wawan, 2010,p.18)
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
2.2.2.Teori-teori perilaku
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia suit unntuk dibatasi
karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor , baik internal mmapun
eksternal (lingkungan). Dari berbagai determinan perilaku manusia, banyak ahli
telahh merumuskan teori-teori atau model-model terbentunya perilaku. Masing-
masing teori, konsep atau model tereebut dapat diuraikan dibawah inni.
Berdasarkan pengalaman empiris dilapangan, penulis berkesimpulan bahwa garis
besarnya perilaku manusiadapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek fisik, psikis dan
sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis tegas dalam
mempegaruhi perilaku manusia. Dari bebagai teori dapat ditariik kesimpulan
bahwa perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagaii gejala
kejiwaan seperti peengetahuan, keinginan, keeheendak, minat, motivasi, persepsi,
sikap dan sebagainya.
Beberapa teori lain yang merupakan turunna dari konsep umum tersebut
telah dicoba dikemangan oleh para ahli lain, sepertii uraian dibawah ini.
ANTECEDENT-BEHAVIOUR-COSEQUENCES
Behavioral
Belief ATTITUDE
TOWARD
Eval. Of beh. BEHAVIOUR
Outcome
Normative
Belief SUBJEKTIVE
BEHAVIOUR
NORM
INTENTION
Motivation
To comply
BEHAVIOUR
Control belief
PERCEIVED
BEHAVIOUR
CONTROL
Perceived power
C. TEORI “PRECED-PRCEED”
Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green, yang di rintis sejak tahun
1980.
Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh 2 faktor
pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) da faktor diluar perilaku
(Non-behaviour causes). Selanjutya perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama,
yang diragkum dalam akronim PRECEDE : Prredis-posing, Enabling, dan
Reinforcing Causes in Educational Diagnosis and Evaluation. Precede ini
adalah merupakan arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi
20
PREDISPOSING FACTORS
REINFORCI FACTORS
Di mana :
B = Behaviour
RF = Reinforcing factors
PF = Predisposing factors
EF = Enabling Factors
f = fungsi
B = f (BI,SS,AI,PA,AS)
Di mana :
B = Behaviour
BI = Behaviour Intention
SS = Sosial support
AI = Accessebility of information
PA = Personal Autonomy
AS = Action situation
f = fungsi
Di simpulkan bahwa perilaku kesehatan seseoran atau masyarakat dientukan
oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan
masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informai tentang kesehatan,
kebebasaan dari individu untuk mengambil keputusan/bertidak, dan situasi
yang memungkinkan ia berperilaku/ bertindak atau tidak berperilaku/ tidak
bertindak.
a. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalalaman sndiri atau pegaaman orang ain.
Sesorang aak memperoleh pengetahua bahwa api itu panas seteah
memperoleh pengalaman, tangan atau kakiya kena api.
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Sseorang
menerima keercayaan itu berdasarkan keyakinan da tapa adanya
pembuuktian terebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan
teluur agar tidak kesullitan watuu melahirkan.
c. Sikap
Sikap digambarkan suka atautidak suka seseorang terhadap objeek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orag lain yang paling
dekat, sikap membuat seseorang mendekati atau enjauhi orang lain atau
objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selaalu
terwujud dalam suatu tindakan nyata.
d. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orrang lebih-lebh erilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi
oleh ora-oran yan dianggap penting. Apabila seseorang itu penting
untuknya, maka apayang ia kataka atau perbuatan cenderug untuk
dicontoh.
e. Sumber-sumber daya (resources)
Sumber daya di sini mencakupp fasilitas , uang, waktu, tenaga, dan sebagaiya.
Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorag atau sebaginya, ssemua iu
berpengaruh terhadap perilaku seseoranng atau kelompo asyarakkat. Pengaruh
sumber daya terhadap periau dapat bersifat positif maupun egatif. Misalnya
pelayanan puskesma, dapatt berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaa
puskesmas tetapi uga daat berpengarh sebaliknyaa.
24
STUNTING
Praktek Pelayanan
Kualitas dan Pendapa Jumlah dan Perawatan
pemberian air bersih
Kuantitas tan struktur kesehatan
makanan pada dan sanitasi
makanan keluarga keluarga buruk
yang tidak bayi, sanitasi,
rendah
adekuat dan perawatan
selama
kehamilan buruk
Tingkat
Stunting
Pengetahuan Ibu
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan
penelitian menurut La Biondo Wood dan Haber. Hipotesis adalah suatu
pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variable yang
diharapkan bisa menjawab suatu pernyataan dalam penelitian. Setiap hipotesis
terdiri atas unit atau bagian dari permasalahan.(Nursalam,2016)
Penelitian ini akan mengukurtingkat pengetahuan orang tua tentang gizi balita
suatu saat (point time approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya
atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
adalah 30 orang.
28
Sampling, menurut Sugiyono (2011) jumlah populasi yang kurang dari 100,
a. Kriteria inklusi
kabupaten jember.
b. Kriteria eksklusi
ini adalah:
Jember.
September 2019
1. Kejadian Merupakan suatu penyakit Stunting Lembar Observasi Nominal a. Dilakukan secara lengkap
stunting yanng menyerang pertumbuhan Tidak stunting b. Dilakukan secara tidak
lengkap
2. Tingkat Suatu pengetahuan ibu dalam a. Buruk Kuersioner tentang Ordinal 1. Baik = skor 14-20
pengetahuan ibu memenuhi kebutuha tumbuh b. Sedang gizi 2. Sedang = skor 17-14
kembang balita. c. Baik 3. Buruk = skor 0-7
Menurut Sugiyono (2016) untuk menentukan rentang skala dapat menggunakan rumus:
20 − 0
RS =
3
20
RS =
3
RS = 6,7
a. Data Primer
kabupaten Jember.
b. Data Sekunder
penelitian.
di puuskesmas jelbuk.
desa jelbuk.
di analisis.
a. Editing
atau terbaca.
b. Coding
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding
34
atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data
entry).
Stunting :1
Tidak stuntiing :2
Baik :1
Sedang :2
Buruk :3
c. Memasukkan data(Entry)
nilai mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi. Pada umumnya
(Notoatmodjo, 2012).
b. Analisis Bivariat
𝑥2
𝐶=√
𝑁 + 𝑥2
1) H0 diterima bila nilai p>α 0,05, maka tidak ada hubungan yang
kejadian stunting.
2) H0
stunting.
ditimbulkan.
responden.
inclusiveness)
sebagainya.
bagi subjek. Oleh sebab itu pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah
atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian
subjek penelitian.
References
Dr. Rita Ramayulis, D. M. (2018). stop stunting dengan konseling gizi. jakarta:
penebar plus+.
UNICEF. (1998). The State of The World's Children. Oxford University Press.
BALITA
Identitas responden
1. Nama Ibu :
2. Usia ibu :
5. Usia anak :
Petunjuk pengisian :
yang ada.
ii. Berilah tanda (×) pada kolom yang di pilih sesuai dengan tingkat
pemahaman anda.
a. 0-6 bulan
b. 6-12 bulan
c. 12-26 bulan
b. Kesenangan anak
c. Kesenangan ibbu
42
a. 0-6 bulan
b. 6-12 bulan
c. 12-36 bulan
a. Protein
b. Lemak
c. Karbohidrat
7. Sumber vitamin zat besi dapat diperoleh dari makanan berikut, kecuali...
a. Bayam, kangkung
a. Daging ayam
b. Susu sapi
c. Tahu
43
10. Asam lemak essensial Omega-3 untuk perkembangan otak anak, terdapata
pada makanan...
a. Daging ayam
b. Ikan laut
c. wortel
a. Menenyangkan bayi
anak
13. Suatu makanan dikatakan mengandung sumber tenaga, protein, vitamin dan
mineral disebut...
20. Apabila titik berat badan anak pada KMS terletak dibawah garis merah
a. Gizi baik
b. Gizi berlebih
c. Gizi buruk