Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“MASALAH EFEKTIFITAS KOMUNIKASI DAN LEMBAGA


ORGANISASI PAUD/TK”
MATA KULIAH: KOMUNIKASI EFEKTIF
DOSEN PENGAMPU:
Elya Siska Anggraini, S.Sn., MA
Drs. Jasper Simanjuntak, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 3


- Bulan Heriyani Hutagalung (1203113039)
- Chalsabilla Gusty Silalahi (1203113048)
- Ela Stevani Manalu (1203113061)
- Isma Aulia (1201113004)
Kelas C
Prodi PGPAUD
Universitas Negeri Medan
Fakultas Ilmu Pendidikan
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan Rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas rutin
yaitu makalah tentang Masalah Efektifitas Komunikasi dan Lembaga
Organisasi PAUD/TK untuk memenuhi tugas mata kuliah
Komunikasi Efektif tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada
waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan


banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan dan penulisan Makalah ini dengan baik. Dan tidak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu kami
yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan pemahaman bagi penyusun. Oleh karena itu, kami
berharap sekiranya Makalah  ini dapat diterima dan berkenan di hati
pembaca.

Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kami berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan
Makalah ini. Dan kami berharap semoga Makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

27 September 2020
Kelompok 3

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………..................................ii
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………....................................1
1.2 Rumusan Masalah.……………………………………….........................2
1.3 Tujuan Pembelajaran………………………………………......................3
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………..…............................4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………...........................5
2.1 Masalah/Hambatan Efektifitas Komunikasi……………………..............6
2.2 Lembaga Organisasi PAUD/TK............…………………………............7
BAB III PENUTUP…………………….……….………................................8
3.1 Kesimpulan…………………………………………................................9
3.2 Saran…………………………………………………............................10
DAFTAR PUSTAKA………………………..…………................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Argiris (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses
dimana seseorang, kelompok, atau organisasi (sender)
mengirimkan informasi (massage) pada orang lain, kelompok,
atau organisasi (receiver). Proses komunikasi umumnya mengikuti
beberapa tahapan. Pengirim pesan mengirimkan informasi pada
penerima informasi melalui satu atau beberapa sarana komunikasi.
Proses berlanjut dimana penerima mengirimkan feedback atau
umpan balik pada pengirim pesan awal. Dalam proses tersebut
terdapat distorsi-distorsi yang mengganggu aliran informasi yang
dikenal dengan noise. Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa syarat utama komunikasi yang efektif adalah
karakter dan integritas pribadi yang menyampaikan pesan
tersebut. Menurut Covey, untuk membangun komunikasi yang
efektif diperlukan lima dasar penting yaitu usaha untuk benar
benar mengerti orang lain, kemampuan untuk memenuhi
komitmen, kemampuan untuk menjelaskan harapan, kemauan
untuk meminta maaf secara tulus jika melakukan kesaahan, dan
kemampuan memperlihatkan integritas. Efektivitas komunikasi
tentu saja ada hambatannya untuk itu di makalah ini kami akan
menjelaskan beberapa hal yang manjadi masalah efektivitas
komunikasi.

Untuk mendukung kemajuan dan meningkatkan mutu PAUD di


Indonesia pemerintah bersama-sama masyarakat telah mendorong
terbentuknya organisasi-organisasi PAUD yang berkiprah dalam
khasanah Pendidikan Anak Usia dini di Indonesia. Secara garis besar
Organisasi PAUD di kelompokkan menjadi dua yaitu organisasi
PAUD secara formal dan organisasi  PAUD secara Non Formal.
Tujuan Organisasi PAUD adalah untuk meningkatkan komunikasi
dan pertukaran informasi diantara anggotanya, serta sebagai wahana
untuk berkumpulnya ahli yang mempunyai komitmen yang sama bagi
perkembangan PAUD. Organisasi PAUD terdiri dari dua bagian,
yaitu: organisasi PAUD melalui jalur formal, yaitu kumpulan ahli
atau pendidik ataupun pengelola yang menangani pendidikan PAUD
melalui jalur formal. Organisasi tersebut diantaranya adalah IGTKI,
GOP TKI,sedangkan organisasi PAUD melelui jalur nonformal
adalah kumpulan ahli, pendidik, atau pengelola yang menangani
PAUD melalui jalur nonformal, organisasi tersebut diantaranya
adalah FORUM PAUD, KONSORSIUM PAUD, HIMPAUDI
(Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
Indonesia).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja masalah efektivitas komunikasi?
2. Apa saja lembaga organisasi PAUD/TK?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Untuk mengetahui apa saja masalah efektifitas komunikasi.
2. Untuk mengetahui Lembaga organisasi PAUD/TK

1.4 Manfaat Pembelajaran


1. Manfaat bagi penulis yaitu dapat memberikan pengalaman dan
pengetahuan.
2. Manfaat bagi Dosen yaitu dosen dapar mengetahui tingkat pemahaman
mahasiswa tentang materi efektivitas komunikasi dan lembaga
organisasi PAUD/TK.
3. Manfaat bagi pembaca yaitu dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca mengenai materi efektivitas komunikasi dan
lembaga organisasi PAUD/TK.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah Efektifitas Komunikasi


Komunikasi adalah hubngan antar manusia yang
menunjuk kepada interaksi atau seperangkat keterampilan
untuk berkomunikasi secara efektif. Baik secara verbal
maunpun non verbal dengan ciri langsung, kedekata
secara fisik,melibatkan kepercayaan, keterbukaan,
keakraban, dan dan kehangatan dalam kadar tertentu.
Efektivitas Komunikasi adalah suatu proses penyampaian
pesan yang mampu mencapai tujuan dari isi pesan tersebut
dan memberikan umpan balik (feed back) atau reaksi
sehingga pesan pun berhasil tersampaikan dan
menimbulkan sebuah komunikasi yang efektif. Indikator
Komunikasi Efektif Adapun yang menjadi fokus yang
digunakan peneliti untuk menggambarkan efektivitas
komunikasi dalam penelitian ini adalah :
(a) Keterbukaan (opennes), dapat dilihat dari kesediaan
murid dalam menyampaikan pesan secara jujur dan
terbuka kepada guru.
(b) Empati (empathy), dapat dilihat dari ketanggapan guru
dalam membaca mimik dan gerak gerik muridnya.
(c) Sikap positif(positiveness), yang dilihat dari kesediaan
guru membantu dan menanggapi murid.
(d) Kesataraan (equality), yang dilihat dari terjalinnya
komunikasi antar guru dan murid dengan tidak membeda–
bedakanantar satu dengan yang lain.
Menurut Effendy (2008) komunikasi dikatakan tidak
efektif apabila seperti beberapa indikator berikut:
1. Perbedaan Persepsi
2. Reaksi emosional
3. Ketidak-konsistenan komunikasi verbal
dan nonverbal
4. Kecurigaan
5. Tidak adanya timbal balik (feedback)
Komunikasi efektif berkaitan dengan kemampuan (ability)
komunikator dan komunikannya. Hambatan komunikasi
terutama dalam dunia pendidikan antara lain sebagai
berikut:
1. Hambatan dari proses komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan.
Misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan. Hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional, sehingga mempengaruhi
motivasi yaitu mendorong seseorang untuk bertindak
sesuai dengan keinginan, kebutuhan, atau kepentingan.
b. Hambatan dalam penyandian atau symbol. Hal ini dapat
terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas
sehingga memiliki arti lebih dari satu, symbol yang
dipergunakan antara si pengirim dengan penerima tidak
sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi.
d. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya
perhatian pada saat menerima atau mendengarkan
pesan, atau tidak mencari informasi lebih lanjut.
e. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang
diberikan tidak menggambarkan apa adanya, akan tetapi
interpretatif, tidak tepat waktu, atau tidak jelas, dan
sebagainya.
2. Hambatan fisik. Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, misalnya:
a. Gangguan kesehatan
b. Gangguan pada alat-alat komunikasi dan jaringan listrik
3. Hambatan semantik
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang-
kadang mempunyai arti mendua yag berbeda, tidak jelas,
atau berbelit-belit antara pemberi pesan dengan penerima
pesan.
4. Hambatan psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi. Dalam musibah, misalkan,
menimbulkan trauma yang sangat tinggi pada korbannya,
sehingga pada saat diajak komunikasi menjadi tidak
nyambung. Selain itu juga karena masalah prasangka, yang
merupakan penilaian sejak awal dalam diri komunikan
terhadap komunikator. Biasanya prasangka ini terlalu
besar dan negatif, sehingga menjadi hambatan berat dalam
komunikasi.

2.2 Lembaga Organisasi PAUD/TK


Bermacam-macam bentuk organisasi yang mewadahi
Taman Kanak Indonesia (GOP TKI), IGTKI ( Ikatan Guru
Taman Kanak-KAnak Indonesia), IGTKI ( Ikatan Guru
Taman KAnak-kanak Islam) dan IGRA ( IKatan Guru
Raudhatul Athfal). Organisasi ini bernaung di bawah
Departemen Pendidikan Nasional dan juga Departemen
Agama. Departemen Pendidikan Nasional adalah lembaga
yang memfasilitasi pertemuan antara Organisasi GOP TKI
dan IGTKI. Kejasama antara tiga komponen tersebut
merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan
kualiatas pendidikan anak usia dini dan juga sumber daya
manusia khususnya pendidik dan tenaga pendidikan di
Indonesia.
A. Beberapa bentuk organisasi PAUD yangyang termasuk dalam
jalur formal dapat di uaraikan sebagai berikut.
1. Organisasi GOP TKI
Gabungan Organisai Penyelenggara Taman Kanak-
Kanak Indonesia (GOP TKI) Organisasi ini turut
membantu Pemerintah dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualiatas sumber daya manusia, dan
kesejahteraan pendidikan tenaga kependidikan. Visi
GOPTKI sebagai wadah pemersatu organisasi
penyelenggara Taman KAnak-KAnak. Sedangkan misi
GOPTKI adalah berupaya menjembatani antar
penyelenggara Taman Kanak-Kanak  yang mempunyai
kondisi dan kemampuan yang bervariasi, agar tercipta
suatu standar baku dan keharmonisan dalam
mengembangkan pendidikan.
2. IGTKI
Komponen yang kedua adalah Ikatan Guru Taman
KAnak-Kanak Indonesia (IGTKI). Pembina organisasi
IGTKI adalah Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI). Visi  IGTKI adalah membentuk tenaga
pendidik yang berkualitas. Misi dari organisasi ini
antara lain adalah meleksanakan berbagai pelatihan,
workshop dan seminar yang menunjang profesionalisme
tenaga pendidik dan membentuk watak anak bangsa.
Semua kegiatan IGTKI di arahkan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, khususnya untuk anak-
anak prasekolah.
3. IGRA  (Ikatan Guru Raudhatul Arhfal)
Hampir sama dengan IGTKI hanya saja IGRA ini
khusus untuk para pengelola dan pendidik  Taman
Kanak-Kanak Islam.  Kegiatannya membahas dan
melaksanakan ajaran Islam di Taman Kanak-Kanak
Islam. IGRA dalam kegiatannya di dukung dari Depag.
AGRA selain berfungsi sebagai wadah bertemunya
guru-guru Taman Kanak-Kanak Islam juga turut
melatih dan menambah kemampuan guru-guru TK 
Islam agar semakin berkualitas.

B. ORGANISASI PAUD PADA JALUR PENDIDIKAN


NONFORMAL
Organisasi PAUD pada jalur nonformal terdiri dari Konsorsium,
Forum PAUD dan HIMPAUDI. Organisasi ini di fasilitasi oleh
pemerintah melalui lintas departmen seperti depaetemen Pendidikan,
Departemen Sosial, Departemen Kesehatan. PAUD di  laksanakan
secara menyeluruh dan terpadu mencakup semua kegiatan yang
memberikan pelayanan pendidikan, perbaikan gizi, dan pemeliharaan
kesehatan anak.

1. Konsorsium PAUD
Konsorsium PAUD adalah sekelompok orang dari berbagai keahlian
yang memebantu Depdiknas dalam hal ini Direktrat PAUD untuk
memikirkan, menelaah, dan merumuskan program pebinaan PAUD
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan secara ilmiah dapat di
pertanggungjawabkan. Tujuan umum di bentuknya konsorsium
PAUD adalah memberikan masukan dan rekomendasi kepada
Direktorat PAUD dalam melaksanakan pembinaan PAUD mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi.
Keanggotaan konsorsium terdiri atas tenaga ahli di bidang PAUD,
psikologi, dan bidang lain seperti ahli kesehatan, gizi, pembangunan
masyarakat serta media pendidikan.

2. Forum PAUD
Forum PAUD adalah suatu wadah kerjasama untuk menyatukan visi,
misi, langkah dan peran masing-masing anggota dalam rangka
pengembangan AUD seutuhnya. Upaya yang dapat di lakukan Forum
PAUD dalam perluasan layanan antara lain: (a) meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan
pengembangan anak sejak usia dini serta perlunya layanan yang tepat;
(b) meningkatkan kesadaran pemerintah, termasuk pemerintah daerah
dan legislative untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam
memperluas layanan, seperti misalnya mengeluarkan peraturan daerah
dan menyediakan APBD; dan (c) meningkatkan kesadaran
masyarakat dan pemerintah daerah untuk bersama-sama memperluas
layana program, seperti pendirian lembaga PAUD atau peluncuran
program yang memberikan akses layanan bagi anak usai dini. Dalam
kaitannya dengan peningkatan mutu tenaga pendidikan melalui
pelatihan dan peningkatan profesialisme tenaga pendidikan melalui
organisasi profesi.
3. HIMPAUDI
Banyak lembaga PAUD di daerah yang belum memiliki gedung,
tenaga pendidik tersendiri yang khusus menangani lembaga tersebut,
juga sarana dan prasarana lainnya ( seperti alat permainan edukatif)
pun belum ada. Oleh sebab itu, lahirnya Organisasi Himpunan
Pendidik dan Tenaga kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI)
yang bertujuan menghimpun aspirasi dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini
Indonesia dapat berperan sebagai mitra pemerintah dengan
masyarakat.

Kelembagaan PAUD Indonesia.


Pengertian PAUD Indonesia secara ekplisit dan yuridis tertuang
dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Dalam pasal 1, butir 14, bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah “suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut” Penyelenggaraan PAUD di
Indonesia bertumpu pada lima layanan utama, yaitu:
TK (Taman Kanak-Kanak),KB (Kelompok Bermain),TPA (Taman
Penitipan Anak),SPS (Satuan PAUD Sejenis),PAUD Berbasis
Keluarga (PBK).
Pengertian kelima bentuk dan jenis layanan PAUD dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. TK (Taman Kanak-Kanak)
TK (Taman Kanak-Kanak)  adalah Bentuk satuan PAUD yang
menyelenggarakan program bagi anak usia 4 sampai dengan 6 tahun
secara lebih terstruktur.
b. KB (Kelompok Bermain)
KB (Kelompok Bermain) adalah Bentuk satuan PAUD yang
menyelenggarakan program bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun
dengan toleransi sampai dengan 6 tahun, jika di tempat tersebut belum
tersedia layanan TK.
c. TPA (Taman Penitipan Anak)
TPA (Taman Penitipan Anak) adalah Bentuk satuan PAUD yang
menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak
usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.
d. SPS (Satuan PAUD Sejenis)
SPS (Satuan PAUD Sejenis) adalah Bentuk-bentuk layanan PAUD
lainnya yang penyelenggaraannya dapat diinterintegrasikan dengan
berbagai layanan anak usia dini yang ada di masyarakat seperti
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), BKB (Bina Keluarga Balita),
TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an), TAPAS (Taman Pendidikan
Anak Soleh), SPAS (Sanggar Pendidikan Anak Soleh), Bina
Anaprasa, PAK (Pembinaan Anak Kristen), BIA (Bina Iman Anak
Katolik), dan semua layanan anak usia dini yang berada di bawah
binaan lembaga agama lainnya; serta semua kelompok layanan anak
usia dini yang berada di bawah binaan organisasi wanita/organisasi
kemasyarakatan. Salah satu bentuk program SPS adalah Pos PAUD,
yaitu program PAUD yang diintegrasikan dengan layanan Posyandu
dan BKB.
e. PAUD Berbasis Keluarga (PBK)
PAUD Berbasis Keluarga (PBK) adalah Bentuk layanan PAUD yang
diselenggarakan di keluarga. Fasilitasi PAUD berbasis keluarga dapat
dilakukan melalui program pendidikan keorangtuaan (parenting
education).
Setiap satuan PAUD berkewajiban menyelenggarakan program
parenting yang diselenggarakan di satuan PAUD yang dibinanya,
dengan tujuan keselarasan dan kesinambungan program antara
perlakuan anak di satuan PAUD dan di rumah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah atau hambatan efektivitas komunikasi yaitu
bisa saja pesan yang akan akan disampaikan belum jelas
bagi dirinya atau pengirim pesan, yang kedua adalah
bahasa yang dipergunakan tidak jelas, lalu penggunaan
media komunikasi, kurangnya perhatian pada saat
menerima atau mendengarkan pesan dan gangguan-
gangguan lainnya.
Ada bermacam-macam lembaga organisasi PAUD/TK
misalnya GOP TKI, IGTKI, IGRA, dll. Ada juga
kelembagaan PAUD yaitu Taman Kanak-Kanak (TK),
Kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak
(TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS), dan PAUD
Berbasis Keluarga (PBK).

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

( https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.researchgate.net/publicati
on/330932923_KOMUNIKASI_EFEKTIF_DALAM_DUNIA_PEN
DIDIKAN&ved=2ahUKEwjVv6SFjInsAhW0heYKHV9wAi8QFjAF
egQIBRAB&usg=AOvVaw1N-
27ZJlNrahD4OWiS_wV3&cshid=1601201465767 ) diakses pada
tanggal 27 September 2020.
( https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komun
ikasi_efektif&ved=2ahUKEwi16u7SjInsAhUu7HMBHdJwD88QFjA
OegQICxAB&usg=AOvVaw1yE69OsmoQduakKWRhqxJw )
diakses pada tanggal 27 September 2020.

( https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.garudabilingualschool.co
m/2018/01/17/jenis-jenis-layanan-paud-kelembagaan-paud-
indonesia/&ved=2ahUKEwighaGIrInsAhXYQ30KHe6iBhQQFjAEe
gQIBBAB&usg=AOvVaw0Xg03oLOHRoa4ATpyUAP5L&cshid=16
01210003399 ) diakses pada tanggal 27 September 2020.

Anda mungkin juga menyukai