Anda di halaman 1dari 21

POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENGKADERAN DI PMII

KOMISARIAT IAIN PONOROGO PERIODE 2020 -2021

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

Imelia Aziza

NIM : 211017036

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021
A. LATAR BELAKANG

Dalam hidup manusia komunikasi tidak dapat dipisahkan, karena komunikasi

digunakan sebagai sarana bertukar informasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar

manusia, dengan berkomunikasi manusia saling terhubung dengan satu sama lain dalam

kehidupan sehari-hari baik di rumah tangga, di tempat pekerjaan atau di mana saja mereka

berada.

Komunikasi adalah alat yang dipakai manusia untuk melangsungkan interaksi

dengan individu-individu lainnya untuk memenuhi kebutuhan informasi baik informasi dari

dalam maupun dari luar lingkungannya. Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa

dipisahkan dari kehidupan manusia sama halnya dengan organisasi. Dengan adanya

komunikasi yang baik organisasi dapat berjalan lancar untuk mencapai tujuan organisasinya.

Begitupun sebaliknya, jika komunikasi dalam organisasi tidak berjalan dengan baik maka

organisasi tersebut akan kesulitan untuk menjalankan tujuannya.

Atas dasar itu komunikasi organisasi sangat penting untuk dipelajari dan dipahami

oleh setiap orang yang terlibat dalam dunia organisasi. Robbins mengatakan, organisasi

adalah bentuk kerjasama yang sistematik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan

yang telah ditetapkan titik kita sebut kerjasama, karena di dalam nya terbentuk jalinan,

hubungan, relasi dan komunikasi antara sejumlah orang yang mempunyai tugas dan fungsi

yang sama atau yang berbeda-beda lalu membentuk sebuah sistem untuk memenuhi Tujuan

Ideal dan konkrit yang telah disepakati bersama. 1 Dengan kata lain komunikasi merupakan

1
Alo Liliweri, Sosiologi & Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), 51.
jalan bagi organisasi untuk saling memahami satu sama lain dan mengkoordinasikan

kegiatan mereka untuk mempertahankan hubungan yang lebih baik. Untuk itulah

komunikasi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi. 2

Berbicara organisasi, organisasi kemahasiswaan merupakan wadah yang tepat untuk

membuat gerakan mahasiswa mampu beraktifitas dan berkarya demi meningkatkan kualitas

diri dan untuk mengaplikasikan ilmu atau teori yang didapatkan dalam aktifitas perkuliahan.

Organisasi-organisasi kemahasiswaan baik yang berskala nasional maupun lokal memiliki

ciri khas, ideologi, warna, pola, sistem dan tujuan berbeda. 3 Salah satu wadah organisasi

yang ada di IAIN Ponorogo yaitu organisasi PMII.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah salah satu organisasi gerakan

yang ikut berperan dalam mengawal dan mengkritisi kebijakan pemerintah ORBA. 4 Seperti

yang ada di kampus IAIN Ponorogo, organisasi ekstra kampus yang dimana Mahasiswa

yang bergelut dalam organisasi tersebut biasa disebut sebagai aktifis. Aktifis menjadi

instrumen penggerak dalam menumbuh dan menguatkan nilai-nilai nasionalisme pada

mahasiswa untuk selalu menyuntik mahasiswa sebagai tambahan stamina demi

menggelorakan semangat baru yang akan selalu siap menghadapi perubahan dan tantangan

zaman

Sebagai organisasi mahasiswa, PMII berpusat pada pengkaderan dan bukan hanya

mengutamakan massa. Sistem rekruitmen keanggotaan mengarah pada pembentukan

pribadi anggota yang memiliki kemantapan loyalitas dan kemampuan dalam mengelola

2
Jirre Victori Manopo, Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membentuk Efektivitas Kerja
Karyawan Cv.Magnum Sign And Print Advertising Samarinda, Vol. 2, No. 3
3
Sulistiana, “ Pola Komunikasi Organisasi PMII UIN Raden Fatah Palembang dalam Mengatasi
Konflik Internal”, Fakultas Komunikasi dan Dakwah UIN Raden Fatah
4
ibid
organisasi. PMII tidak hanya merekrut anggota sebanyak-banyaknya, dengan jenjang

pengkaderan yang tersusun secara sistematis. PMII harus mampu menciptakan kader yang

berwawasan kemahasiswaan, kemasyarakatan, kepemudaan, keislaman dan keindonesiaan.

Kelangsungan PMII tidak bisa dilepaskan dari kaderisasi. Kaderisasi merupakan

sebuah proses pencarian bakat atau pencarian sumber daya manusia yang handal untuk

melanjutkan tongkat estafet perjuangan organisasi itu sendiri. Kader organisasi adalah

orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin

ilmu, sehingga dia memiliki kemamampuan yang diharapkan, dan siap untuk

bertanggung jawab atas apa yang sudah di amanahkan.

Kaderisasi di PMII komisariat IAIN Ponorogo pada periode 2020-2021 mengalami

peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, tidak hanya kuantitas yang mengalami

peningkatan tetapi juga kualitas kader PMII Komisariat IAIN Ponorogo juga ditingkatkan,

hal ini menunjukan bahwa PMII komisariat IAIN Ponorogo periode 2020-2021 memiliki

pola komunikasi yang berbeda dengan periode sebelumnya. Dari itulah penulis tertarik

mengambil judul penelitian, POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM

PENGKADERAN DI PMII KOMISARIAT IAIN PONOROGO PERIODE 2020 -

2021

B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan ini nantinya tersusun secara sistematis, maka perlu dirumuskan

permasalahan. Berdasarkan masalah yang ditemui oleh penulis melalui latar belakang

yang telah disampaikan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk komunikasi organisasi dalam pengkaderan di PMII Komisariat

IAIN Ponorgo periode 2020-2021?

2. Apa kelebihan dan kekurangan komunikasi organisasi yang digunakaan dalam

pengkaderan di PMII komisariat IAIN Ponorogo periode 2020-2021?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang peneliti rumuskan, maka tujuan yang ingin

dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi organisasi dalam pengkaderan di

PMII Komisariat IAIN Ponorgo periode 2020-2021

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan komunikasi organisasi yang

digunakaan dalam pengkaderan di PMII komisariat IAIN Ponorogo periode 2020-

2021

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibedakan atas aspek teoritis dan aspek

praktis.Kegunaan aspek teoritis berkaitan dengan pengembangan ilmu

pengetahuan.Sedangkan kegunaan aspek praktis berkaitan dengan kebutuhan dari

berbagai pihak yang membutuhkan.

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengembangan

dalam teori pola komunikasi khususnya dalam komunikasi organisasi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk para pengurus PMII Komisariat IAIN

Ponorogoo selanjutnya, agar memahami bagaimana komunikasi organisasi yang

sudah berlangsung selama ini dan menerapkan pola komunikasi dengan anggota lebih

baik lagi, serta penelitian ini dapat memberikan pengetahuan untuk kalangan

organisasi kampus khususnya yang berbasis pengaderan dari pengurus ke anggota

E. Telaah Pustaka

Dalam penelitian Pola Komunikasi organisasi Dalam Pengkaderan di PMII

Komisariat IAIN Ponorogo Periode 2020-2021 ini, Peneliti melakukan telaah pustaka

untuk memastikan bahwa judul atau tema yang peneliti angkat tidak sama dengan

penelitian terdahulu. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti, terdapat skripsi tentang :

Pertama, skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Organisasi Dalam Pengaderan

Pada Anggota Ukm Uki Ulin Nuha” oleh Fashiihatullisan Ziyaadatul Afif Azzahro,

mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Institut Agama Islam Negri Ponorogo,

tahun 2019. Penelitian Kualitatif ini berfokus pada bagaimana pola komunikasi dan

sistem dalam pengkaderan UKM Uki Ulin Nuha. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang peneliti teliti adalah sama sama menggunakan metode kualitatif , sama-

sama membahas pola komunikasi organisasi pengkaderan. Sedangkan perbedaanya


penelitian ini membahas pengkaderan di Ukm Uki Ulin Nuha, sedangkan peneliti fokus

terhadap pengkaderan di PMII Komisariat IAIN Ponorogo.

Kedua, skripsi yang berjudul “ Pola Komunikasi Dalam Pengaderan Pada

Organisasi Mahasiswa Islam” oleh Hamdani Latukau mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2017. Penelitian kualitatif ini

berfokus pada Pola Komunikasi Dalam Pengaderan Pada Organisasi Mahasiswa Islam.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti teliti adalah sama sama

menggunakan metode kualitatif ,sama- sama membahas tentang pola

komunikasi.Sedangkan perbedaanya penelitian ini membahas tentang Pola Komunikasi

Dalam Pengaderan Pada Organisasi Mahasiswa Islam, sedangkan peneliti fokus terhadap

pengkaderan di PMII Komisariat IAIN Ponorogo.

Ketiga, skripsi yang berjudul “ Pola Komunikasi Organisasi Pmii Uin Raden Fatah

Palembang Dalam Mengatasi Konflik Internal” oleh Sulistiana mahasiswa Komunikasi

Penyiaran Islam UIN Raden Fatah Palembsng tahun 2020. Penelitian kualitatif ini berfokus

pada faktor pendukung dan penghambat dalam komunikasi organisasi PMII UIN Raden

Fatah Palembang serta untuk mengetahui pola komunikasi organisasi PMII UIN Raden

Fatah Palembang dalam mengatasi konflik internal. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian yang peneliti teliti adalah sama sama menggunakan metode kualitatif ,sama- sama

membahas tentang pola komunikasi. Sedangkan perbedaanya penelitian ini membahas

tentang Mengatasi Konflik Internal di PMII UIN raden fatah palembang , sedangkan

peneliti fokus terhad Pengertian Komunikasi Organisasi

F. Landasan Teori
1. Teori Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik

langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Dalam definisi tersebut

komunikasi mempunyai tujuan, memberitahu prilaku atau mengubah sikap, pendapat, atau

perilaku .

Harold D. Laswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication

Society mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab

Who, Says What, In Which Channel, To Whom dan What Effect. Paradigma Harold Lasswell

mengungkapkan komunikasi yang efektif adalah yang memiliki lima unsur, yaitu;

komunikator,pesan, media, komunikan, dan efek. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui

media yang menimbulkan efek tertentu.5

Pentingnya komunikasi tidak ada batasnya, mengenai komunikasi personal tetap

dalam tatanan komunikasi organisasi. Dengan kata lain komunikasi jalan bagi organisasi

untuk saling memahami satu sama lain dan mengkoordinasikan kegiatan mereka untuk

mempertahankan hubungan yang baik. Maka dari itu komunikasi sangat diperlukan dalam

sebuah organisasi.

Berbicara mengenai organisasi, istilah organisasi berasal dari bahasa Latin

organizare, yang secara harfiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya

5
Poppy Ruliana, Komunikasi Organisasi Teori dan Studi,3.
saling bergantung. Di antara para ahli ada menyebut paduan itu sistem, ada juga yang

menamakannya sarana.

Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan

sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan

fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Kochler juga mengatakan bahwa

organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu

kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Evert M. Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan

organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington

dalam buku Modern Business: A System Approach, mendefinisikan organisasi sebagai

sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia

melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.6

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya

yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu.

Komunikasi Organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi

di dalam kelompok formal maupun informal suatu organisasi.

Adapun menurut Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah

suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi

eksternal Kemudian bersama Lesikar menambah satu dimensi lagi dari komunikasi

6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 114.
organisasi yang berupa pertukaran secara informal mengenai informasi dan perasaan di
7
antara sesama anggota organisasi.

Thayer juga mengatakan bahwa komunikasi organisasi sebagai arus data yang akan

melayani komunikasi organisasi dan proses interkomunikasi dalam beberapa cara. Thayer

memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu:

a. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas-tugas atau

beroperasinya organisasi.

b. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah-perintah, aturan-

aturan, dan petunjuk-petunjuk.

c. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi. 8

Beberapa persepsi para ahli mengenai komunikasi organisasi, dapat disimpulkan

bahwa komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang

dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.

2. Pola Komunikasi

Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih

dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud

dapat dipahami. Jadi pola komunikasi adalah sistem penyampaian pesan komunikasi dari

komunikator kepada komunikan dengan maksud untuk merubah pendapat, sikap maupun

perilaku komunikan. Penggunaan pola komunikasi mempengaruhi efektivitas proses

7
Khomsahrial Romli, M.Si, Komunikasi Oragnisasi Lengkap, 11.

8
Ibid,12
komunikasi dalam organisasi. Menurut Rakhmat terdapat 5 pola komunikasi yaitu sebagai

berikut9:

a. Roda (Wheel)

Fokus perhatian dari pola ini adalah seseorang (pemimpin). Apakah pemimpin tersebut

dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, dan tidak ada masalah

komunikasi, waktu dan feedback dari anggota kelompok. jika seorang anggota ini

berkomunikasi dengan anggota lain maka pesannya harus disampaikan melalui

pemimpinnya. Penyelesaian masalah dalam struktur roda bisa dibilang cukup efektif

tapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja.

b. Rantai (Chain)

Dalam pola komunikasi rantai, anggota terakhir yang menerima pesan yang

disampaikan oleh pemimpin seringkali tidak menerima pesan yang akurat. Sehingga,

pemimpin tidak dapat mengetahui hal tersebut karena tidak adanya umpan balik yang

disampaikan.

c. Lingkaran (Circle)

Pada pola ini, pengirim atau pemimpin dapat berkomunikasi dengan anggota

kelompok yang lain yang berada dekat dengannya. Tidak ada anggota kelompok lain

yang tidak dapat menerima pesan secara langsung dan mereka menerima pesan dari

anggota kelompok lainnya yang membagi pesan dari pengirim. Dalam pola ini, pesan

dari pengirim berjalan ke seluruh anggota kelompok dan membutuhkan waktu yang

lama untuk sampai kembali kepada pengirim. Setiap orang hanya dapat

berkomunikasi dengan dua orang yaitu di samping kiri dan kanannya. Di sini tidak

9
https://pakarkomunikasi.com/pola-komunikasi-organisasi.
ada pemimpin. Pola komunikasi lingkaran merupakan pola yang paling lambat dalam

memecahkan masalah. Pola komunikasi lingkaran juga cenderung melahirkan banyak

kesalahan.

d. Y

Merupakan pola komunikasi yang sangat rumit dan juga memiliki masalah

komunikasi yang sama seperti yang terjadi dalam pola komunikasi lingkaran dan

rantai. Tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang di sampingnya seperti

pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan

seseorang di sampingnya saja.

e. Bintang (Star)

Semua saluran dari setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota

kelompok yang lain. Pada pola, semua saluran tidak terpusat pada satu orang

pemimpin. Pola ini juga paling memberikan kepuasan kepada anggota-anggotanya,

dan yang paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas berkenaan dengan masalah

yang sukar.

3. Kaderisasi

Kaderisasi merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi, karena

merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke masa depan. Tanpa kaderisasi,

rasanya sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas

keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan dan

mutlak diperlukan dalam membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan.

Fungsi kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio atau regenerasi) yang siap

melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi adalah
orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu,

sehingga dia memiliki kemampuan yang diharapkan. Bung Hatta pernah menyatakan

tentang kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “kaderisasi sama artinya dengan menanam

bibit”. Berarti untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada

masanya harus dipersiapkan. 10

Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang mutlak harus

dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan perubahan secara

alamiah. Namun hal penting yang harus pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang

komprehensif dan mapan, guna menghasilkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai

kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap

berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensi dan konsekwensinya. Sukses

atau tidaknya sebuah organisasi dapat diukur oleh kesuksesannya dalam proses kaderisasi

internal yang di kembangkannya. Artinya wujud dari keberlanjutan organisasi adalah

munculnya kader-kader yang memiliki kapasitas, kapabilitas dan komitmen terhadap

dinamika organisasi untuk masa depan. 11

Dengan meminjam istilah pendidikan, kaderisasi mengandung konsekuensi

adanya perubahan sikap dan perilaku serta proses mendewasakan. Hal ini sangat terkait

erat dengan proses yang akan dijalankan di tataran kehidupan sosial bagaimana

menciptakan kaderisasi yang intelek untuk mendekati kesempurnaan perubahan sikap dan

perilaku serta pendewasaan.

10
Muniri, “Kaderisasi Organisasi,” 1
11
Muniri, “Kaderisasi Organisasi,” 2.
Kaderisasi yang tercermin dalam sebuah organisasi merupakan suatu usaha sadar

yang dilakukan dengan sengaja oleh suatu organisasi dalam rangka melakukan regenerasi

dengan baik. Dalam pelaksanaanya proses kaderisasi terdiri dari tiga macam yaitu:

a. Kaderisasi formal

Perkataan formal menunjukan bahwa usaha mempersiapkan seseorang calon kader

dilakukan secara berencana, teratur dan tertib, sistematis, terarah dan disengaja usaha

itu bahkan dapat diselenggarakan secara melembaga, sehingga semakin jelas sifat

formalnya.

b. Kaderisasi informal

Kaderisasi informal merupakan ruang diskusi atau kajian baik harian, mingguan

maupun bulanan. Bisa juga sebagai tindak lanjut (follow up) dari kaderisasi formal

atau berbeda sama sekali dari konteks kaderisasi formal. Pengkaderan informal ini

diharapkan dapat membentuk karakter, mentalitas, serta menumbuhkan loyalitas dan

militansi terhadap organisasi.

c. Kaderisasi Nonformal

Kaderisasi non-formal merupakan kaderisasi yang dilakukan untuk mendorong

mengembangkan keterampilan kader, baik soft maupun hard skill. Bentuknya berupa

pelatihan, seminar, workshop, kursus bahasa dan semacamnya. Tentunya ini berbeda

dengan kaderisasi formal dan informal, tetapi bisa juga beriringan dengan kaderisasi

informal sesuai dengan konteks dan kebutuhan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Sifat Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Metode deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu

objek, fenomena, atau setting sosial yang akan dituangkan dalam tulisan yang bersifat

naratif. Arti dalam penulisannya data dan fakta yang dihimpun berbentuk kata atau

gambar. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya

umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif pertisipan. Berdasarkan analisis tersebut

nantinya akan ditarik kesimpulan dan berupa pemahaman umum yang bersifat abstrak

tentang kenyataan.

2. Data dan Sumber data

Data adalah segala fakta mentah yang diperoleh melalui hasil pengamatan dari

lapangan dalam bentuk huruf, angka, gambar, grafik dan sebagainya yang kemudian

diolah lebih lanjut sehingga dapat memperoleh hasil tertentu. Lofland mengemukakan

bahwa sumber data merupakan sebuah kata-kata dan tindakan, sedangkan dokumen dan

sumber data tertulis lainnya sebagai tambahan.Jenis data dalam penelitian ini meliputi:

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penulisan dengan

menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek

sebagai informasi yang dicari.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung atau pihak lain,

tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya

Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong, sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain.


a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data.21 Pada penelitian ini ada beberapa orang yang akan

dijadikan narasumber atau informan sebagai sumber data primer, diantaranya

adalah:

1) Ketua Komisariat PMII Komisariat IAIN Ponorogo periode 2020-2021

2) Pengurus Komisariat PMII IAIN Ponorogo periode 2020-2021

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Pada

penelitian ini sumber data sekunder yang penulis peroleh adalah:

3) Profil PMII Komisariat IAIN Ponorogo

4) Visi dan Misi PMII Komisariat IAIN Ponorogo

5) Struktur Pengurus komisariat IAIN Ponorogo

3. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

kualitatif ini dilakukan dengan tiga cara, antara lain sebagai berikut:

a. Interview ( Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apbila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

akan tetapi peneliti juga dapat mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam.

Wawaancara dilakukan kepada Ketua seta Pengurus Komisariat PMII IAIN Ponorgo

Periode 2020-2021.
b. Observasi

Menurut nasution observasi adalah dasar semua pengetahuan. Melalui observasi

peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan menggunakan data dari

Ketua serta pengurus komisariat, Peneliti mengumpulkan data dari hasil wawancara

dan observasi dengan hasil berupa foto, rekaman suara, dan catatan buku.

4. Analisis Data

Analisis data adalah proses pengumpulan data dan mengurutkannya dalam pola

dan pengumpulan data. Burhan Bungin mengemukakan analisis data merupakan bagian

yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dalam analisis data tersebut dapat diberi

arti dan makna yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian. Proses analisis data

dalam penelitian ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu:

a. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dicatat dalam

catatan lapangan yang terdiri dari dua bagian yaitu deskriptif dan reflektif.

b. Reduksi Data

Tahap selanjutnya adalah reduksi data. Reduksi data adlah pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Maksudnya reduksi data digunakan untuk analisi

yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak

penting, serta mengorganisasikan data, sehingga memudahkan peneliti untuk menarik

kesimpulan.
c. Penyajian Data

Penyajian data dapat berupa bentuk tulisan atau kata-kata, gambar, grafik, dan tabel.

Tujuan penyajian data adalah untuk menggabungkan informasi sehingga dapat

menggambarkan keadaan yang terjadi.

d. Penarikan Kesimpulan

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama

melakukan penelitian. Penarikan kesimpulan dimulai dari pengumpulan data hingga

menemukan penjelasan dalam permasalahan yang diteliti dan mendapatkan

kesimpulan.

H. Sistematika Pembahasan

Penulis membagi sistematika pembahasan menjadi lima bab. Semua bab tersebut

saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Gambaran atas masing-masing bab

tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini berisi data global mengenai keseluruhan isi

proposal yang akan disajikan dalam bab-bab berikutnya, meliputi: latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika

pembahasan.

Bab II Landasan teori,dalam bab ini terdapat pembahasan mengenai kajian teori.

Pertama, membahas kajian tentang strategi komunikasi yang meliputi

pengertian strategi, komunikasi, dan strategi komunikasi. Kedua,

membahas kajian teori karakter.


Bab III Merupakan temuan peneliti, bab ini mendeskripsikan mengenai profil

PMII Komisariat IAIN Ponorogo, Visi dan Misi.

Bab IV Pembahasan pada bab ini membahas analisa yang berisi tentang pola

komunikasi organisasi dalam pengkaderan di PMII komisariat IAIN

Ponorogo.

Bab V Penutup, berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan sebagai intisari

jawaban dari pokok permasalahan dan saran dari penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.


DAFTAR PUSTAKA

https://pakarkomunikasi.com/pola-komunikasi-organisasi.

Liliweri, Alo. Sosiologi & Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2014.

Manopo, Jirre Victori, Peran Komunikasi Organisasi Dalam Membentuk

Efektivitas Kerja Karyawan Cv.Magnum Sign And Print Advertising

Samarinda, Vol. 2, No. 3

Muniri. “Kaderisasi Organisasi,” Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT

oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung, 27 April, 2014.

Romli, Khomsahrial, Komunikasi Organisasi Lengkap, Jakarta: Grasindo, 2011

Ruliana, Poppy. Komunikasi Organisasi Teori Dan Studi Kasus. Jakarta: Rajawali

Pers, 2014.

Sulistiana, “ Pola Komunikasi Organisasi PMII UIN Raden Fatah Palembang

dalam Mengatasi Konflik Internal”, Skripsi,

Uchyana, Onong. Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993.

Anda mungkin juga menyukai