Anda di halaman 1dari 28

Modul Pembelajaran

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Oleh: Mareta Puri Rahastine, S.Sn, M.I.Kom


NIDN : 0315038804

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
PENYIARAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulilah saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya modul perkuliahan ini dapat selesai saya buat. Dengan adanya modul
pembelajaran ini saya harap dapat membantu kegiatan belajar mengajar di Universitas Bina
Sarana Informatika terutama untuk program studi penyiaran.
Modul perkuliahan Pengantar Ilmu Komunikasi yang saya buat ini berisikan tentang
tujuan, target perkuliahan, materi, dan latihan soal yang dimana saya inginkan mahasiswa
dapat memahami dan melatih kemampuan mereka dengan latihan soal tersebut. Somoga
dengan adanya modul pembelajaran ini perkuliahan dapat berjalan dengan baik dan sesuai
dengan tujuan yang dihaapkan oleh lembaga.
Silabus

Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas materi untuk mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki
pengetahuan dasar tentang ilmu komunikasi. Sebelum mahasiswa mempelajari ilmu
komunikasi lebih luas maka diharapkan mahasiswa sudah paham terlebih dulu tentang apa itu
komunikasi.
Mata Kuliah ini bersifat TEORI sehingga adanya UTS dan UAS di setiap semesternya.
• Materi evaluasi berdasarkan kriteria: keaktifan di kelas, mengikuti seminar /
workshop, attitude, mengerjakan tugas-tugas dan nilai UTS dan UAS mencukupi
untuk dinyatakan lulus.
• Keterlambatan pada perkuliahan ini yang ditolelir adalah 15menit dari jadwal kuliah;
lebih dari waktu tersebut tetap diperkenankan masuk kelas tetapi tidak diperhitungkan
sebagai kehadiran

Capaian Pembelajaan Mata Kuliah


Adapun capaian yang diharapkan sebagai berikut:
1. Mampu memahami kompetensi matakuliah Pengantar Ilmu Komunikasi.
2. Mampu Memahami konsep teoretis komunikasi secara umum.
3. Mampu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral, dan etika.
4. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dan menganalisis data dengan
beragam metode yang sesuai, baik yang belum maupun yang sudah baku.
5. Mampu menyelesaikan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai
dengan bidang keahlian terapannya didasarkan pada pemikiran logis, inovatif, dan
bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri.
Refrensi Pustaka

Hidayat, Dasrun, 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya; Graha Ilmu,


Jogjakarta.

Brandt, Reece. 1993. Effective Human Relations In Organization. Houghton Mifflin


Company. USA

Hidayat, Dasrun, 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya;Graha Ilmu,


Jogjakarta.

Hidayat, Dasrun, 2012. Be a Good Communicator; Elex Media Computindo; Jakarta

Joseph, Devito. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta; Profesional Books.


Materi Perkuliahan

Pertemuan ke 1
Pengertian Ilmu Komunikasi

Definisi Komunikasi
•Istilah komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari Bahasa Latin
comunis yang berarti “sama”, “communico,” atau “communicatio” atau “communicare”
yang berarti “membuat sama” atau menjadi milik bersama”.
•Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang
bertujuan untuk mencapai kebersamaan.

Definisikomunikasiberdasarkanparaahli, yaitu:
•Carl Hovland
Komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang lain.
Hovland,dkk memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi adalah mengubah atau
membentuk perilaku.

•BerelsondanSteiner
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-
lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain.
Definisi Berelson dan Steiner, menekankan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian,
yaitu penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain.

•Harold Lasswell
Komunikasi pada dasar nyamerupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” mengatakan
“apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”.
Definisi Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi itu adalah suatu upaya yang disengaja
serta mempunyai tujuan.
Berdasarkan definisi Lasswell diturunkan 5 unsur komunikasi yang saling bergantung
satu dengan yang lainnya, yaitu:
1.Sumber(source), pengirim(sender), penyandiencoding), komunikator, pembicara(speaker)
atauoriginator.
2.Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.
3.Saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan
pesannya kepada penerima.
4.Penerima(receiver) sering juga disebut sasaran/tujuan, komunikate, penyandi balik atau
khalayak, pendengar, penafsir, yaitu orang yang menerima dari sumber.
5.Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

Berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa


komunikasi mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
1.Komunikasi adalah suatu proses
2.Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan
3.Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat.
4.Komunikasi bersifat simbolis
5.Komunikasi bersifat transaksional
6.Komunikasi menembus ruang dan waktu

Tiga Konseptualisasi Komunikasi


•John R.Wenburg dan WilliamW.Wilmot, ada tiga kerangka pemahaman mengenai
komunikasi, yaitu:
1.Komunikasi sebagai tindakan satu-arah
2.Komunikasi sebagai interaksi (saling mempengaruhi)
3.Komunikasi sebagai transaksi

•Kajian ilmu komunikasi yang kita bahas adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada
manusia lain, karena hanya mahluk yang punya akal dan budi saja yang mampu memahami
hasil penggunaan akal dan budi.
•Yang bukan manusia tidak termasuk objek kajian ilmu komunikasi, karena:
1.Objek kajian ilmu harus terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifatnya.
2.Sifat manusia tidak sama dengan mahluk lainnya.
3.Manusia punya akal dan budi, sedangkan mahluk lainnya tidak.
4.Ilmu pengetahuan adalah hasil penggunaan akal dan budi manusia.

Sejarah Ilmu Komunikasi


•Diperkirakan manusia mulai berkomunikasi sekitar 35.000 tahun S.M yang disebut zaman
Cro-Magnon.
•Menurut Everett M.Rogers(1986) sejarah perkembangan komunikasi dibagi empat era
perubahan:
1.Era komunikasi tulisan
2.Era komunikasi cetakan
3.Era telekomunikasi
4.Era komunikasi interaktif

Pertemuan ke 2
Fungsi-Fungsi Komunikasi
FUNGSI KOMUNIKASI
1.Fungsi komunikasi sosial
2.Fungsi komunikasi ekspresif
3.Fungsi komunikasi ritual
4.Fungsi komunikasi instrumental

Fungsi komunikasi sosial


•Penting untuk:
1.Membangun konsep diri,
2.Eksistensi dan aktualisasi diri,
3.Kelangsungan hidup memupuk hubungan, dan mencapai kebahagiaan

1.Membangun konsep diri


•Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa diri kita yang diperoleh dari informasi yang
diberikan orang lain kepada kita.
•Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin
mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia.
George Herbert Mead mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui
interaksi dengan orang lain dalam masyarakat dan itu dilakukan lewat komunikasi.
Charles H.Cooley menyebut konsep diri itu sebagai the looking glass-self yang secara
signifikan ditentukan oleh apa yang seseorang pikirkan mengenai pikiran orang lain
terhadapnya.

2. Eksistensi dan aktualisasi diri


Orang berkomunikasi menunjukkan bahwa dirinya eksis. Ketika kita berbicara atau
berkomunikasi dengan oranglain, baik verbal maupun nonverbal, ini menunjukkan bahwa diri
kita eksis atau ada.
•Berdasarkan ucapan Rene Descartes yang mengatakan“Cogito Ergo Sum” (saya berpikir,
maka saya ada) menjadi (saya berbicara,maka saya ada).
3. Kelangsungan hidup memupuk hubungan, dan mencapai kebahagiaan
•Sejak manusia lahir, ia tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidupnya. Manusia
perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

•Rene Spitz mengatakan, komunikasi atau ucapan adalah jembatan yang menghubungkan
antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian manusia.
•Dalam hal ini, mulut adalah rongga utama yang menjadi penghubung antara persepsi dalam
dan persepsi luar. Ia adalah tempat transisi bagi perkembangan aktivitas intensional dan bagi
munculnya karsa manusia.
Fungsi Komunikasi Ekspresif
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan
secara sendiri dan kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi
orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk
menyampaikan perasaan-perasaankita.
•Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.
Contoh: ibu memeluk anak, membuat karya seni

Fungsi Komunikasi Ritual


•Kemunikasi ritual sering juga bersifat ekspresif, artinya menyatakan perasaan terdalam
seseorang. Komunikasi ini biasanya dilakukan secara kolektif.
•Kegiatan komunikasi ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional
dan menjadi perekat bagi keterpaduan mereka.
•Yang menjadi esensi bukanlah kegiatan ritualnya, akan tetapi adanya perasaan senasib yang
menyertainya, artinya adanya perasaan bahwa kita terikat oleh sesuatu yang lebih besar dari
diri kita, dan bahwa kita terikat oleh sesuatu yang lebih besar dari diri kita, dan bahwa diri
kita diakui dan diterima oleh kelompok kita

Fungsi Komunikasi Instrumental


•Bertujuan untuk:
1.Menginformasikan
2.Mengajar
3.Mendorong
4.Mengubahsikap, keyakinan, danperilaku
5.Menggerakkantindakan
6.Menghibur

Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan mengandung muatan


persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa
informasi yang disampaikan akurat dan layak diketahui.
•Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja untuk menciptakan dan membangun hubungan,
akan tetapi juga sekaligus untuk merusak dan menghancurkan hubungan tersebut.
Pertemuan Ke 3
Prinsip Komunikasi

PRINSIP KOMUNIKASI
Para pakar komunikasi berbeda- beda dalam menggunakan istilah untuk Menjabarkan tentang
prinsip –prinsip komunikasi, sebagai contoh William B. Gudykunst dan Young Yun Kim
mengistilahkan sebagai asumsi-asumsi komunikasi.
Sedangkan Cassandra L. Book, Bert E . Bradley, Larry A . Samovar dan Richard E. Porter,
Sarah Trenholm dan Arthur Jensen menyebutnya sebagai karakteristik-karakteristik
komunikasi.

Prinsip 1 :
Komunikasi adalah Suatu Proses Simbolik

• Manusia memang satu-satunya mahluk yang menggunakan lambang, dan itulah yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Ernest Cassier mengatakan bahwa
keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai
animal symbolicum (mahluk yang membutuhkan lambang).

• Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan obyek yang
maknanya disepakati bersama, misalnya mengibarkan bendera putih dalam situasi
perang menandakan pihak tersebut menyerah. Lambang adalah salah satu kategori
tanda. Lambang menjembatani hubungan antara manusia dengan objek.
Sifat-sifat lambang:

1. Sebarang, manasuka, dan sewenang-wenang. Apa saja bisa dijadikan lambang,


tergantung pada kesepakatan bersama. Kata-kata, isyarat anggota tubuh,
tempat tinggal, jabatan, hewan, peristiwa, gedung, bunyi, waktu, dsb bisa
dijadikan lambang.
2. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna, akan tetapi manusialah
yang memberinya makna. Makna sebenarnya dari lambang ada dalam kepala
kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri.
3. Bervariasi. Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya yang lainnya,
dari suatu tempat ke tempat lainnya, atau dari satu konteks ke konteks lainnya.

Prinsip 2 : Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi


Kita tidak dapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti bahwa
semua perilaku adalah komunikasi.
Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau
perilakunya sendiri.
Cobalah Anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit baginya untuk
berbuat demikian, karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Kalau
ia tersenyum, ia ditafsirkan bahagia; kalau ia cemberut, ia ditafsirkan ngambek.
Bahkan ketika kita berdiam diri sekalipun, ketika kita akan mengundurkan diri dari
komunikasi dan lalu menyendiri, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak
pesan.
Prinsip 3 :
Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Hubungan

• Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara
nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang
dikatakan.

• Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang


juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan
bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh, kalimat “Aku benci
kamu” yang diucapkan dengan nada menggoda mungkin sekali justru berarti
sebaliknya.

• Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi
hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.

• Seperti pada pengambilan shot, angle, dan gerakan kamera tv juga akan
menimbulkan pengaruh yang berbeda pada khalayak.
Prinsip 4 :
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat
kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja
yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai
pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan
respon dan berharap tujuannya tercapai).

• Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama


sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita
potensial ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk
menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita.
Prinsip 5 :
Komunikasi Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu

• Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu
berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu
berlangsung.

• Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu,
intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis. Topik-topik yang
lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon,”
“ acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurang sopan bila
dikemukakan dimasjid.
Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telepon pada tengah
malam atau dini hari akan dipersepsi lain bila dibandingkan dengan dering telpon pada
siang hari. Dering telepon pertama itu mungkin berita sangat penting (darurat),
misalnya untuk mengabarkan orang sakit, kecelakaan atau meninggal dunia atau upaya
orang jahat untuk mengetes apakah dirumah ada orang atau tidak.
Prinsip 6 :
Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi

• Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi


mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama.
Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang
menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari dan sering
berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain
berdasarkan peran sosialnya.
Prinsip 7 : Komunikasi Itu Bersifat Sistemik

• Ada dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu: Sistem Internal
dan Sistem Eksternal.
• Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia
berpartisipasi dalam komunikasi yang ia cerap selama sosialisasinya dalam
berbagai lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat, setempat, kelompok suku,
kelompok agama, lembaga pendidikan, kelompok sebaya, tempat kerja, dan
sebagainya).

• Sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu,


termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi,
kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan.
Elemen-elemen ini adalah stimuli publik yang terbuka bagi setiap peserta
komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.
Prinsip 8 : Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah
Komunikasi

• Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan
yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang
sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama
terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

• Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan


harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi).
Prinsip 9 : Komunikasi Bersifat Nonsekuensial

• Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah.
Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan
itu diterima dan dimengerti.
Prinsip 10: Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
• Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah
komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan
menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Prinsip 11: Komunikasi Bersifat Irreversible

• Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol


sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan.
Komunikasi tidak dapat ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti
orang lain, maka efek sakit hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain
tersebut.

• Sifat irreversible adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu
berubah. Prinsip ini menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain, karena efeknya tidak bisa ditiadakan
sama sekali meskipun sudah meralatnya.

Prinsip 12: Komunikasi bukan obat mujarab untuk menyelesaikan berbagai masalah
• Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh
masaalh komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujrab) untuk
menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena konflik.

Pertemuan ke 4
Model-Model Komunikasi

Definisi Model
• Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan
menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut.
• Atau suatu gambaran yang sistematis dan abstrak yang menggambarkan potensi-
potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari suatu proses.

Fungsi dan Manfaat Model Komunikasi


1. Melukiskan proses komunikasi
2. Menunjukkan hubungan visual
3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi

Model S-R
Model Lasswell

Model Shanon dan Weaver

Model Wilburr Schramm


Model De Fleur

Pertemuan ke 5
Persepsi

Definisi Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan
menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku
kita. Menurut John R. Wenburg & William W. Wilmot, persepsi dapat didefinisikan sebagai
cara organisme memberi makna. Menurut Rudolph F. Ferderber, persepsi adalah proses
menafsirkan informasi indrawi.

• Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti


persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding).
• Persepsi meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra kita, atensi, dan
interpretasi. datar, padahal bulat. Kita merasa bumi diam padahal bergerak dengan
kecepatan ratusan meter per detik.
• Dalam menilai suatu benda saja, kita tidak selalu sepakat. Dan dalam mempersepsi
lingkungan fisik, kita terkadang melakukan kekeliruan. Indra kita tidak jarang menipu
kita.
• Latar belakang pengalaman, budaya, dan suasana psikologis yang berbeda juga
membuat persepsi kita berbeda atas suatu objek.

Persepsi Sosial
• Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti
objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita.
• Menurut R.D. Laing, “Manusia selalu memikirkan orang lain dan apa yang orang lain
pikirkan tentang dirinya, dan apa yang orang lain pikirkan mengenai apa yang ia pikirkan
mengenai orang lain itu, dan seterusnya.
Prinsip-prinsip Persepsi Sosial
1. Persepsi berdasarkan pengalaman
2. Persepsi bersifat selektif
3. Persepsi bersifat dugaan
4. Persepsi bersifat evaluatif
5. Persepsi bersifat kontekstual

1. Persepsi berdasarkan pengalaman


• Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas
(sosial) yang telah dipelajari. Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau
kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman (dan
pembelajaran) masa lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa.
• Sebagai contoh, seorang Barat yang terbiasa makan dengan menggunakan
sendok, garpu, dan pisau akan menganggap orang Timur yang makan dengan tangan
sebagai jorok, meskipun alat-alat makan sudah sering digunakan orang lain,
sementara orang Timur selalu menggunakan tangannya sendiri yang belum pernah
dipakai orang lain.
2. Persepsi bersifat selektif
• Atensi kita pada suatu rangsangan merupakan faktor utama yang menentukan
selektivitas kita atas rangsangan tersebut.
• Ada 2 faktor yang mempengaruhi atensi kita, yaitu faktor internal dan eksternal.
• Faktor internal yang mempengaruhi atensi antara lain, yaitu:
➢Faktor biologis,
➢Faktor fiologis,
➢Faktor sosial budaya,
➢Faktor psikologis.

Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah:


• Gerakan,
• Intensitas,
• Kontras,
• Kebaruan,
• Perulangan Objek yang Dipersepsi.

3. Persepsi bersifat dugaan


Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek adalah melalui panca indra yang bersifat
tidak lengkap, maka persepsi merupakan proses pemikiran yang langsung meloncat pada
kesimpulan.
Contoh: ketika kita melihat gunung es, kita hanya melihat bagian atasnya, namun kita
menduga bahwa ada bagian gunung es di bawah permukaan air. Proses persepsi yang bersifat
dugaan ini memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap
dari sudut pandang manapun.

4. Persepsi bersifat evaluatif


Kebanyakan orang menjalani hari-hari mereka dengan perasaan bahwa apa yang
mereka persepsi adalah nyata. Mereka pikir bahwa menerima pesan dan menafsirkannya
sebagai proses yang alamiah.
Akan tetapi terkadang alat-alat indra dan persepsi kita menipu kita sehingga kita juga
ragu seberapa dekat persepsi kita dengan realitas yang sebenarnya. Persepsi adalah proses
kognitif psikologis dalam diri Anda yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan
pengharapan untuk memaknai objek persepsi. Dengan demikian, persepsi bersifat pribadi dan
subjektif.

5. Persepsi bersifat kontekstual


Rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh dalam persepsi
kita, konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat. Konteks yang mengitari kita ketika
melihat seseorang, suatu objek, atau suatu peristiwa sangat mempengaruhi struktur kognitif,
dan juga ekpektasi kita, dan oleh karena itu juga akan mempengaruhi persepsi kita.
Intrepetasi makna dalam konteksnya adalah suatu faktor penting dalam memahami
komunikasi dan hubungan sosial. Dalam mengorganisir suatu objek, artinya
menempatkannya dalam konteks tertentu, kita dapat menggunakan prinsip-prinsip berikut:
1. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan
kelengkapan.
2. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari objek dan
latar belakangnya.
Gambar apa yang kalian lihat?

Pertemuan ke 6
Hambatan Komunikasi

Beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidaklah mungkin seseorang melakukan


komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak
komunikasi.
DeVito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book menyatakan
hambatan komunikasi memiliki pengertian bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi
pesan dan hal apapun yang menghalangi penerima dalam menerima pesan.
Ada beberapa jenis hambatan/gangguan (barrier/noise) dalam komunikasi yaitu:
a. Fisik
b. Jarak
c. Psikologis
d. Sosiologis
e. Antropologis
f. Fisiologis
g. Semantik

a. Hambatan Fisik
Faktor fisik di sini berkaitan erat dengan fisik lingkungan komunikasi antara lain iklim dan
suhu (terlalu panas dan terlalu dingin, berkabut dan berasap), besaran ruang tempat (terlalu
besar atau terlalu kecil), lingkungan fisik sekeliling (tingkat kebisingan, kesemrawutan, dan
bau) yang mempengaruhi kenyamanan aktivitas komunikasi.
Contoh: kebisingan yang bersumber dari suara seperti kebisingan lalu lintas, musik yang
keras, badai atau angin, ombak, sensor atau gergaji mesin, mesin-mesin mobil di bengkel,
hingga bau badan atau bau mulut.

b. Hambatan Jarak
Misalnya anda tidak bebas berkomunikasi dengan seseorang karena dipisahkan oleh sebuah
meja besar di depan anda.

c. Hambatan Psikologis
Meliputi semua jenis gangguan yang bersumber dari faktor-faktor psikologis seperti self
awareness, self perception, persepsi, motivasi, hambatan mental yang mengganggu
kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan.

d. Hambatan Sosiologis
Misalnya hambatan status sosial, stratifikasi sosial, kedudukan dan peran yang berbeda antara
pengirim dan penerima pesan. Faktorfaktor ini mengurangi tingkat kebebasan berkomunikasi
antarpersonal.
e. Hambatan Antropologis
Meliputi hambatan kultural seperti perbedaan latar belakang budaya, kebiasaan, adat istiadat,
dan lain-lain antara pengirim dan penerima yang mempengaruhi komunikasi.
f. Hambatan Fisiologis
Adalah hambatan yang mencakup semua aspek fisik yang dapat mengganggu komunikasi.
•Di antara faktor fisiologis yang sering mempengaruhi adalah menurunnya kondisi fisik
sebagai akibat sebagai akibat kurang tidur, sakit kepala, dan penyakit.
g. Hambatan Semantik
Adalah hambatan yang muncul dalam bentuk kata-kata yang dapat mengganggu perhatian
pengirim dan penerima terhadap pesan.
Bahasa dikenal sebagai alat komunikasi, namun jika dua atau lebih orang yang
berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda, maka tidak akan terjadi kesamaan makna atas
pesan-pesan yang mereka pertukarkan.
Bahkan jika para partisipan berbicara dengan bahasa yang sama pun sering mengalami
hambatan komunikasi, yaitu hambatan ketika mereka memberikan makna pesan secara
denotatif, struktural, kontekstual, dan konotatif.

Pertemuan ke 7
Quiz

Pertemuan ke 8
UTS

Pertemuan ke 9
Komunikasi Verbal
DEFINISI KOMUNIKASI VERBAL
Dalam komunikasi sehari-hari 35% berupa komunikasi verbal dan 65% berupa komunikasi
non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah lisan
maupun tertulis. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia.
Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan atau maksud
mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta menjelaskannya, saling bertukar
perasaan dan pemikiran, saling berdebat dan bertengkar.

Dalam komunikasi verbal, bahasa memegang peranan penting.


Bahasa Pada dasarnya bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang
berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
verbal baik lisan, tertulis, ataupun elektronik.
Bahasa suatu bangsa atau suku bangsa berasal dari interaksi dan hubungan antara
warganya satu sama lain. Pada awalnya bahasa terdiri dari lambanglambang non verbal,
tetapi dengan berjalannya waktu dan perkembangan hidup, bahasa non verbal dirasa tidak
memadai lagi.

Bahasa
Bahasa verbal terus menerus dikembangkan dan disesuaikan agar dapat memenuhi kebutuhan
zaman di mana orang hidup. Maka, bahasa bersifat dinamis. Menurut Cassandra L. Book,
bahasa memiliki 3 fungsi, yaitu:
1. Untuk mengenal dunia di sekitar kita
2. Berhubungan dengan orang lain
3. Untuk menciptakan koherensi dalam hidup kita

Bahasa sesungguhnya memiliki keterbatasan, sebagai berikut:


1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
2. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
3. Kata-kata mengandung bias budaya
4. Pencampuran fakta, penafsiran, dan peniliaian.

1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek


Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu seperti orang,
benda, peristiwa, sifat, perasaan, kondisi, dan sebagainya. Jadi kata pada dasarnya bersifat
parsial, dan tidak melukiskan sesuatu secara pasti. Itulah sebabnya kadangkala kita sulit
menamai sesuatu objek.
Contoh: warna kuning sesungguhnya tidak benarbenar kuning. Warna yang sedikit lebih
muda dan sedikit lebih tua pun disebut kuning.

2. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual


Kata-kata bersifat ambigu atau mendua karena katakata mempresentasikan persepsi
dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang memiliki latar belakang sosial budaya yang
berbeda pula.
Contoh kata yang mengadung ambigu adalah kata berat.
➢ Tubuh orang itu berat.
➢ Kepala saya berat.
➢ Ujian itu berat.

3. Kata-kata mengandung bias budaya


Bahasa terikat konteks budaya. Dengan kata lain, bahasa merupakan perluasan
budaya. Teori relativitas linguistik Sapir Whorf mengatakan bahwa, sebenarnya setiap bahasa
menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman
batin dan kebutuhan pemakainya.
Benjamin Lee Whorf mengatakan: tanpa bahasa kita tidak dapat berpikir, bahasa
mempengaruhi persepsi, bahasa mempengaruhi pola berpikir. Oleh karena bahasa adalah
produk budaya atau respon manusia terhadap lingkungan, maka apapun yang dikatakan orang
atau kelompok orang biasanya tidak lepas dari lingkungan di mana dia berada.

4. Pencampuran fakta, penafsiran, dan peniliaian.


Dalam berbahasa, kita sering mencampuradukkan fakta/uraian, penafsiran/dugaan,
dan penilaian. Hal ini timbul karena berkaitan dengan kekeliruan persepsi orang.
Kata. Kata merupakan unit lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan
sendiri. Makna kata tidak ada pada kata sendiri melainkan pada pikiran orang.
Hubungan antara lambang dan makna itu terbentuk karena kesepakatan atau konvensi
para penutur atau pemakainya. Karena itu, hubungan antara lambang dan makna bersifat
arbitrary (manasuka).
Pemaknaan lambang ditentukan oleh orang yang menggunakan lambang dan daya
pengertian yang dimiliki oleh pendengarnya. Karena itu, dalam pemaknaan kata perlu
dibedakan antara makna denotatif dan makna konotatif.

Pertemuan ke 10
Komunikasi Non Verbal

Definisi Komunikasi Nonverbal


Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Potter, komunikasi nonverbal mencakup semua
rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh
individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial
bagi pengirim atau penerima. Dalam komunikasi nonverbal, bahasa yang dipakai berupa
bahasa tubuh seperti raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, tanda, tindakan, dan objek.
Hal yang menarik dari kode nonverbal adalah studi Alberet Mahrabian (1971) yang
menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang adalah 7% berasal dari
bahasa verbal, 38% dari vokal suara, dan 55% dari ekspresi muka.
Ia juga menambahkan bahwa jika terjadi pertentangan antara apa yang diucapkan
seseorang dengan perbuatannya, maka orang lain cenderung mempercayai hal-hal yang
bersifat nonverbal.
Fungsi Komunikasi Nonverbal
1. Perilaku nonverbal dapat mengulangi/repetisi perilaku verbal.
2. Memperteguh, menekankan, atau melengkapi perilaku verbal.
3. Perilaku nonverbal dapat menggantikan/subtitusi perilaku verbal.
4. Perilaku nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal.
5. Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan (kontradiksi) dengan perilaku
verbal.

Bahasa Tubuh
Pengetahuan yang berhubungan dengan bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics), yang
dikemukakan oleh Ray L. Birdwhistell. Setiap anggota tubuh manusia seperti wajah, tangan,
kepala, kaki, dan bahkan seluruh anggota tubuh kita dapat digunakan sebagai isyarat
simbolik. Seperti isyarat tangan, gerakan kepala,dan postur tubuh dan posisi kaki.
Prof. Hafied Cangara mengelompokkan kode nonverbal sebagai berikut:
1. Kinesics
Kinesics adalah kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan yang bisa
dibedakan atas 5 jenis, yaitu:
a. emblems
b. Illustrators
c. affect displays
d. regulators
e. adaptory.
2. Gerakan Mata
Mata adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam memberi isyarat tanpa kata. Ada yang
menilai bahwa gerakan mata adalah cerminan isi hati seseorang. Mark Knapp mengemukakan
4 fungsi utama gerakan mata, yaitu:
1. Untuk memperoleh umpan balik dari lawan bicara.
2. Untuk menyatakan terbukanya saluran komunikasi dengan tibanya waktu untuk
bicara.
3. Sebagai sinyal untuk menyalurkan hubungan, dimana kontak mata akan
meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan.
4. Sebagai pengganti jarak fisik.

3. Sentuhan
Sentuhan adalah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Menurut bentuknya,
sentuhan badan dibagi atas 3 macam, yaitu:
1. Kinesthetics, ialah isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan satu sama
lain, sebagai simbol keakraban atau kemesraan.
2. Sosiofugal, ialah isyarat yang ditunjukkan dengan jabat tangan atau saling merangkul.
3. Thermal, ialah isyarat yang ditunjukkan dengan sentuhan badan yang terlalu
emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim.
4. Paralanguage, ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sebagai
penerima pesan dapat memahami sesuatu di balik apa yang diucapkan

4. Diam
Berbeda dengan tekanan suara, maka sikap diam juga sebagai kode nonverbal yang
mempunyai arti. Max Picard menyatakan bahwa diam tidak semata-mata mengandung arti
negatif, tetapi juga bisa mengandung arti positif.
Orientasi Ruang dan Jarak Pribadi
Ilmu yang mempelajari ruang seseorang disebut sebagai proksemik (proxemics).
Proksemik membahas cara seseorang menggunakan ruang dalam percakapan mereka dan
juga persepsi orang lain akan penggunaan ruang.
Mark Knapp dan Judith Hall menganggap bahwa penggunaan ruang seseorang dapat
memengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Penggunaan
ruang dapat memengaruhi makna dan pesan.
Zona Proksemik
Edward Hall menjelaskan bahwa terdapat empat zona proksemik, yaitu intim,
personal, sosial, dan publik. Setiap zona digunakan untuk alasan-alasan yang berbeda. Jarak
intim. Zona ini mencakup perilaku yang ada pada jarak antara )-18 inci (46 cm). Hall
mengamati bahwa perilaku-perilaku ini termasuk perilaku yang bervariasi mulai sentuhan
hingga mengamati wajah seseorang.
• Jarak personal. Zona ini mencakup perilaku yang terdapat pada area berkisar antara
18 inci (46 cm) sampai 4 kaki (1,2 m).
• Menurut Hall, perilaku dalam jarak personal termasuk bergandengan tangan hingga
menjaga jarak dengan seseorang sejauh panjang lengan. Jarak personal sering kali digunakan
untuk keluarga dan teman-teman.
• Jarak sosial, dengan range proksemik yang berkisar antara 4-12 kaki (1,2-3,6 m).
Walaupun jarak ini tampaknya sedikit jauh, tetapi kita masih bisa melihat tekstur rambut dan
kulit pada fase dekat zona ini. Fase yang jauh biasanya dikaitkan dengan orang yang harus
berbicara lebih keras dibandingkan dengan mereka yang ada di dalam fase dekat.
• Fase jauh dari zona ini memungkinkan seseorang untuk menjalankan berbagai
pekerjaan sekaligus. Contoh: seorang resepsionis dapat meneruskan pekerjaannya sembari
berbicara dengan orang asing yang mendekat. Oleh karenanya, sangat mungkin untuk
memerhatikan orang lain sembari menyelesaikan suatu pekerjaan.
• Jarak publik. Jarak yang melampaui 12 kaki (3,7 m) dan selebihnya biasanya
dianggap jarak publik. Titik terdekat dari jarak publik biasanya digunakan dalam diskusi di
dalam kelas antara guru dan murid. Fase jauh dari zona ini apabila dosen mengajar dalam
ruangan berkapasitas besar atau. Pada jarak ini sangat sulit untuk membaca ekspresi wajah.

Parabahasa
Parabahasa atau vocalika (vocalics) mengacu pada aspek-aspek suara selain ucapan
yang dapat dipahami, misalnya kecepatan berbicara, nada (tinggi-rendah), intensitas
(volume), suara, intonasi, dialek, suara terputus-putus, suara gemetar, suitan, tawa, dsb.
Setiap karakteristik suara mengkomunikasikan emosi dan pikiran karakteristik suara
mengkomunikasikan emosi dan pikiran.
Pertemuan ke 11
Komunikasi Antar Pribadi

Definisi Komunikasi Antarpribadi


Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) merupakan komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi
maupun pada kerumunan orang.
Ada 3 pendekatan utama mengenai pemikiran komunikasi antarpribadi, yaitu:
1. KAP berdasarkan komponen-komponen utamanya
2. KAP dari perspektif proses pengembangannya
3. KAP dari perspektif hubungan diadik

1. Definisi KAP dari komponen-komponen utamanya


Dengan mengacu pada model komunikasi Harold Lasswell, komponen-komponen
yang terdapat dalam komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut: Pengirim-penerima,
Encoding-decoding, Pesan-pesan, Saluran, Gangguan (noise), Umpan balik (feedback),
Konteks, Bidang pengalaman, dan Efek.
Barnlund mendefinisikan KAP sebagai pertemuan antar dua, tiga orang, atau mungkin
empat orang, yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.
• Ciri komunikasi antarpribadi, sebagai berikut:
1. Bersifat spontan
2. Tidak mempunyai struktur
3. Terjadi secara kebetulan
4. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan
5. Identitas keanggotaannya tidak jelas
6. Dapat terjadi hanya sambil lalu.

2. KAP dari perspektif proses pengembangannya


Komunikasi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat
impersonal menjadi interpersonal atau intim. Artinya ada peningkatan antara para pelaku
yang terlibat dalam komunikasi.
Everett M. Rogers mengartikan bahwa KAP merupakan komunikasi dari mulut ke
mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Ciri-ciri KAP menurut
Rogers adalah sebagai berikut:
1. Arus pesan cenderung dua arah
2. Konteks komunikasinya dua arah
3. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi
4. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi
5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat
6. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap

3. KAP dari perspektif hubungan diadik


Hubungan diadik (two way communication) mengartikan KAP sebagai komunikasi
yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.
Komunikasi tatap muka antara suami-istri, pramuniaga-pembeli merupakan bentuk
komunikasi diadik. Definisi hubungan diadik ini dapat diperluas sehingga mencakup
sekelompok kecil orang.
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
• Pada hakikatnya KAP adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan.
Komunikasi ini paling efektif mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.
• KAP bersifat dialogis, artinya arus balik terjadi langsung. Komunikator dapat mengetahui
tanggapan komunikan saat itu juga.

Menurut Kumar, efektivitas KAP mempunyai 5 ciri, sbb:


1.Keterbukaan (openess). Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima
di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.
2.Empati (empathy). Merasakan apa yang dirasakan orang lain.
3.Dukungan (supportiveness). Situasi yang terbukauntuk mendukung komunikasi
berlangsung efektif.
4.Rasa positif (positiveness). Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif
untuk interaksi yang efektif.
5.Kesetaraan (equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai,
berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

Pertemuan ke 12 sampai 14
Presentasi tugas kelompok.

Anda mungkin juga menyukai