Anda di halaman 1dari 7

Nama : Annisa Kwanti Diarsi

Nim : 2101040022
Kelas : KPI A1

Model, Bentuk dan Pola Komunikasi


A. Model Komunikasi
1. Pengertian Model Komunikasi

Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi

yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan

komponen lainnya.1

Model kerangka kerja konseptual yang menggambarkan penerapan teori

untuk kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita mengorganisasikan

data-data sehingga dapat tersusun kerangka konseptual tentang apa yang akan

diucapkan atau ditulis. Kerap kali model-model teoritis, termasuk ilmu

komunikasi, digunakan untuk mengekpresikan defenisi komunikasi, bahwa

komunikasi adalah proses transmisi dan resepsi informasi antara manusia

melalui aktifitas encoder yang dilakukan pengirim dan decoder terhadap sinyal

yang dilakukan oleh penerima.

Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr mengatakan model membantu

merumuskan teori dan menyarakan hubungan. Oleh karna hubungan antar

model dengan teori begitu erat, model dicampuradukan dengan teori. Oleh

karna kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu

model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya


1
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta:Bumi Aksara, 2000), 5
mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat

berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan

teori dan menyarankan caracara untuk memperbaiki konsep-konsep.2

2. Fungsi Model Komunikasi

Menurut Gardon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan tiga fungsi

model, yaitu:3

a. Melukiskan proses komunikasi

b. Menunjukkan hubungan visual

c. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi

Deutsch menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi yaitu

mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati,

heuristic (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui),

prediktif (memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang

kuantitatif yang berkenan dengan kapan dan berapa banyak, pengukuran

(mengukur fenomena yang di prediksi). Terdapat model komunikasi yang telah

dibuat para ahli suatu model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang

keilmuan model tersebut, paradigma yang digunakan, kondisi teknologis, dan

semangat zaman yang melengkapinya dan model-model komunikasi yang sangat

popular.

B. Bentuk Komunikasi
2
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2004), 131
3
Ardianto, Elvinaro, dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), 68
Menurut Hafied Cangara, para pakar komunikasi berbeda pendapat dalam

menetapkan bentuk-bentuk komunikasi. Sebuah kelompok sarjana komunikasi

Amerika membagi bentuk komunikasi kepada lima macam tipe, yakni komunikasi

antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok kecil (small

group communication), komunikasi organisasi (organisation communication),

komunikasi massa (mass communication) dan komunikasi publik (public

communication).4

Sedangkan menurut Effendy, bentuk-bentuk komunikasi dirangkum ke dalam

tiga jenis, yaitu komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi

massa.5

1. Komunikasi pribadi Komunikasi pribadi terdiri dari dua jenis, yaitu: pertama,

komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication). Komunikasi

intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang.

Orang yang bersangkutan berperan sebagai komunikator maupun sebagai

sebagai komunikan. Dia berbicara pada dirinya sendiri. Pola komunikasi

dengan diri sendiri terjadi karena seseorang menginterpretasikan sebuah

objek yang diamatinya dan memikirkannya kembali, sehingga terjadilah

komunikasi dalam dirinya sendiri.6

Kedua, komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), yaitu

komunikasi yang berlangsung secara dialogis antara dua orang atau lebih.

Karakteristik komunikasi antar pribadi yaitu: pertama dimulai dari diri sendiri.
4
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi edisi 1 cet.5, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1998), h.29.
5
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993), h. 57-83.
6
Hafied Cangara, Pengantar, h.30.
Kedua, sifatnya transaksional karena berlangsung serempak. Ketiga,

komunikasi yang dilakukan tidak hanya mencakup aspek-aspek isi pesan yang

dipertukarkan, tetapi juga meliputi hubungan antar pribadi. Keempat, adanya

kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. kelima, adanya saling

ketergantungan antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Keenam, tidak dapat

diubah maupun diulang. Maksudnya jika salah dalam pengucapan mungkin

dapat minta maaf, tetapi itu bukan berarti menghapus apa yang telah

diucapkan.7

2. Komunikasi kelompok Michael Burgoon dan Michel Ruffner seperti dikutip

Sendjaya menjelaskan komunikasi kelompok sebagai:

The face to face interaction of three or more individuals, for a


recognized purpose such as information sharing, self maintenance, or
problem solving, such that the members are able to recall personal
characteristics of the other members accurately.

(Komunikasi kelompok adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan tiga atau

lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti

berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga

semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya

dengan akurat). Dari definisi di atas dipahami bahwa ada empat elemen yang

tercakup dalam komunikasi kelompok, yaitu interaksi tatap muka, jumlah

partisipan yang terlibat dalam interaksi yang dilakukan, maksud dan tujuan

7
S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
RI, 1994), h. 41.
yang dikehendaki dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan

karakteristik pribadi anggota lain.

3. Komunikasi massa Komunikasi massa merupakan sebuah proses penyampaian

pesan melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, radio, televisi

dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Oleh karena pesan

yang disampaikan bersifat massal, maka karakteristik komunikasi massa

adalah bersifat umum. Artinya, pesan yang disampaikan bersifat heterogen

karena ditujukan untuk seluruh anggota masyarakat. Pesan yang disampaikan

juga bersifat serempak dan seragam serta hubungan antar komunikan dengan

komunikator sifatnya nonpribadi.8

C. Pola Komunikasi

Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai

bentuk yang tetap. Komunikasi menurut Everret M. Rogers adalah “Proses di

mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima dengan maksud
8
Wiryanto, Teori komunikasi Massa, (Jakarta: Grasindo, 2001), h.1-3.
untuk mengubah tingkah laku mereka.9Pola komunikasi menurut Syaiful Bahri

Djamarah mengatakan bahwa, “Pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola

hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan

pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksudkan dapat

dipahami”.

Istilah pola komunikasi bisa disebut sebagai model tetapi artinya adalah

sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang berhubungan satu sama lain

untuk mencapai tujuan suatu tujuan. Pola komunikasi adalah proses yang

dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur unsur yang

dicakup beserta keberlangsungannya untuk memudahkan pemikiran secara

sistematik dan logis.

Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang

berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang

mempunyai arah hubungan yang berlainan. Pola komunikasi adalah proses

atau pola hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk

menyampaikan pesan sesuai dengan yang diinginkan. Pola komunikasi terdiri

atas beberapa macam yaitu:

1. Pola Komunikasi Primer Komunikasi primer adalah suatu proses penyampaian

oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan simbol sebagai

media atau saluran. Pola komunikasi primer dibagi menjadi dua lambang,

yaitu lambang verbal dan lambang nonverbal. Lambang verbal merupakan

9
Badudu Js, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994).
bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran komunikastor. Sedangkan

lambang nonverbal adalah lambang yang digunakan dalam berkomunikasi

bukan bahasa, tetapi isyarat dengan menggunakan anggota tubuh antara lain:

mata, kepala, bibir, tangan dan lain sebagainya.10

2. Pola Komunikasi Sekunder Pola komunikasi sekunder adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang. Komunikator yang menggunakan media kedua ini karena yang

menjadi sasaran komunikasi yang jauh tempatnya. Dalam proses komunikasi

secara sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung

oleh teknologi informasi yang semakin canggih.

10
Sintia Permata,”Pola Komunikasi Jarak Jauh antara Orang Tua dengan Anak”, Acta Diurna, 1 (2013), 3.

Anda mungkin juga menyukai