TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Perilaku Organisasi
1.1. Definisi Perilaku Organisasi
B. Pengurangan Kealpaan
D. Peningkatan Produktivitas
Sebuah organisasi bisa dikatakan memiliki tingkat
produktivitas tinggi apabila mampu mencapai target secara baik
dengan melampaui perencanaan yang telah dibuat dan disetujui
oleh perusahaan. Perencanaan tersebut meliputi: waktu, biaya, dan
hasil. Indikator perusahaan mampu mencapai tingkat
produktivitasnya dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang dimana
salah satunya berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi pekerjaan
dalam suatu organisasi atau perusahaan.
2. Stres
2.1. Definisi Stres
Stres adalah suatu kepanikan atau kondisi yang dialami oleh individu
karena tingkat emosionalnya tertekan, hal ini disebabkan individu tersebut
sedang dihadapkan pada tugas dan tanggung jawab yang sangat besar atau
memiliki kesempatan untuk menjalankan sebuah aktivitas yang sangat vital
tentu didalamnya memiliki rintangan dan juga kendala serta sebuah
ketidakpastian yang dapat mempengaruhi sentiment, pikiran, dan keadaan fisik
seseorang (Badeni, 2003). Kemudian, stres dalam pengertian lain dikatakan
bahwa ini merupakan sebuah keadaan yang mampu berubah-ubah dialami oleh
individu ketika menghadapi sebuah kesempatan, permintaan, atau sumber
daya yang memiliki keterkaitan atas apa yang menjadi keinginan individu dan
menjadi hasilnya dilihat tidak pasti dan penting (Robbin, Stephen, dan Judge,
Timothy A.; 2007).
2.2. Faktor-Faktor Mempengaruhi Stres
Spector beranggapan bahwa stres kerja dipicu oleh kelima faktor berikut:
Cordes dan Dougherly menerangkan stres bisa timbul karena beberapa faktor
berikut:
Gejala stres bisa kita lihat pada tiga indikator ini menurut Beehr dan
Newman, sebagai berikut:
a. Kepuasan kerja
Tentu dalam sebuah pekerjaan, pegawai harus merasakan kepuasan
atas pekerjaannya, hal ini bisa didukung oleh lingkungan
organisasinya. Namun, apabila pegawai ini tidak merasakan hal
tersebut, dapat memicu pegawai akan memiliki keinginan untuk keluar
dari pekerjaaanya.
b. Komitmen organisasi
Dalam sebuah organisasi, bentuk komitmen ini menjadi peranan
penting dalam menjalankna operasionalnya. Karena para pegawai akan
menjadikan komitmen organisasi sebagai sebuah landasan dalam
motivasi kerja pegawai. Apabila dalam organisasi tidak memiliki
sebuah komitmen yang kuat, ini juga bisa membuat pegawai
mengalami intention to quit.
c. Stres kerja
Banyak sekali pegawai yang memiliki keinginan untuk keluar ini
karena faktor stress. Pekerjaan yang tak kunjung selesai, memiliki
waktu yang sedikit untuk liburan yang menjadi faktor terjadinya stress
yang kemudian berdampak pada pegawai keluar.
d. Keterlibatan kerja
Perusahaan perlu melibatkan pegawai dalam setiap program yang telah
dirancang, agar pegawai merasa dianggap dan dibutuhkan di
perusahaan tersebut. Jika perusahaan jarang atau bahkan tidak
melibatkan sama sekali pegawai, ini juga bisa menjadi penyebab
pegawai mengalami intention to quit.
6. Work-Life Balance
6.1. Definisi Work-Life Balance
Keuntungan yang bisa dicapai melalui program work life balance ini
menurut Lewison dalam Kurniawan (2014), antara lain:
Hal ini kemudian didukung atas penelitian yang dilakukan oleh I Gede
Bayu Wijaya tahun 2020 dengan judul “Pengaruh Stres Terhadap Keinginan
Keluar Karyawan (Studi Kasus Pada Adira Quantum Mataram)” beliau
menuliskan bahwa stres yang terjadi secara jangka panjang dapat mendukung
meningkatnya jumlah pegawai yang ingin keluar.
D. Kerangka Berfikir
H1
Stres Kerja (X1)
H2
Dual Earner (X2) H4 H3H5 Intention to Quit (Y)
H6
E. Hipotesis
Hasil dari hipotesis sementara peneliti mengungkapkan bahwa variabel x1,x2,x3
memiliki pengaruh terhadap variabel y dan telah melalui variabel moderating.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
2. Sumber Data
Dalam hal ini, sumber data dalam sebuah penelitian dibagi ke dalam dua sumber:
i. Data Primer
Sebuah data yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner yang
dibagikan kepada jajaran pimpinan maupun pegawai yang sesuai dengan
penelitian ini atau menggunakan teknik wawancara dalam pengambilan
data.
ii. Data Sekunder
Ialah sebuah data yang diperoleh dari sumber-sumber ilmiah, seperti:
jurnal, buku untuk mendukung dari segi teori.
D. Instrumen Penelitian
Arikunto (2000:134) menerangka intrumen penelitian ialah alat yang membantu
peneliti dalam melakukan penelitiannya yang diselektif dan digunakan dalam mencari
data-data diperlukan. Sedangkan menurut Suryabrata (2008:52) beliau menjelaskan
bahwa instrumen merupakan alat yang dipakai untuk menangkap secara kuantitatif
suatu kondisi dan kegiatan pendukung psikologis. Kegiatan pendukung psikologis
yang dimaksud kemudian digolongkan kedalam kognitif dan non kognitif.