A. Definisi
Hazard (bahaya) Psychosocial adalah suatu bahaya non fisik yang timbul karena adanya
interaksi dari aspek-aspek job description, desain kerja dan organisasi serta managemen di
tempat kerja serta konteks lingkungan sosial yang berpotensi menimbulkan gangguan fisik,
sosial dan psikologi
Menurut Suardi R. (2005) hazards adalah sesuatu yang berpotensi menjadi penyebab
kerusakan. Ini dapat mencakup substansi, proses kerja, dan atau aspek lainnya dari
lingkungan kerja.
Sedangkan menurut A.M. Sugeng Budiono, dalam artikelnya “hazards” yang sering
disebut potensi bahaya merupakan sumber resiko yang potensial mengakibatkan kerugian
baik material, lingkungan maupun manusia.
B. Bahaya psikososial
Berkaitan aspek sosial psikologis maupun organisasi pada pekerjaan dan lingkungan
kerja yang dapat memberi dampak pada aspek fisik dan mental pekerja. Seperti misalnya pola
kerja yang tak beraturan, waktu kerja yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi
kapasitas mental, tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang terpisah atau
terlalu ramai dll (Sunaryo 2004)
Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek dari desain kerja,
organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan
lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan pada psikologi dan
fisik-fisiologi pekerja ( Cox & Griffiths, 2002 ) dalam Research on Work-Related Stress
2002.
Bahaya psikososial dapat disimpulkan menjadi beberapa aspek berdasarkan kategori
karakteristik kerja, organisasi dan lingkungan kerja dimana dapat menyebabkan bahaya (
hazardous ). Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kerja dapat digunakan untuk
menggambarkan bahaya kaitannya dengan hubungan kerja ( context to work ) atau isi dari
pekerjaan ( content of work ). Kondisi yang tak pasti dari aspek kerja ini dapat menimbulkan
stress dan berbahaya bagi kesehatan. Banyak dari berbagai kejadian penyakit berhubungan
dengan psikologi kesehatan dan berisiko terkena penyakit jantung.
Bila seseorang sedang mempunyai masalah dalam keluarganya, kemudian ketika dia
sedang bekerja, dia selalu memikirkan masalah tersebut dan tidak fokus, sehingga ada
kemungkinan dia akan mendapatkan kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan.
Bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi
aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan
perhatian seperti :
1. Penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian,
motivasi, temperamen atau pendidikannya. Sistem seleksi dan klasifikasi tenaga
kerja yang tidak sesuai
2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai
akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh
3. Hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi
kerja.
4. Pentingnya mempelajari Bahaya Psychosocial dan Stress Kerja adalah agar
produktivitas kerja dapat tetap terjaga
Upaya yang dilakukan untuk mencegah hazard psikososial :
Analisa beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang
digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu,
atau dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah
personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan
kepada seorang petugas. Adapun tujuan dilakukan Analisis beban Kerja adalah :
Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana karir
dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan
keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan kemampuan
dan potensi perawat. Hal ini akan meningkatkan kualitas kerja perawat, ia akan berusaha
mengontrol karirnya dan memilih karir yang lebih baik sehingga ia terus berprestasi dan
memperoleh kepuasan kerja (Marquis and Huston 2010). Adapun tujuannya adalah
sebagai berikut :
Meningkatkan moral kerja dan mengurangi kebuntuan karir (dead end job/career )
Menurunkan jumlah perawat yang keluar dari pekerjaannya (turn-over )
Menata sistem promosi berdasarkan mobilitas karir berfungsi dengan baik dan benar
Herjanto menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah rincian tugas dan cara pelaksanaan
tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan tugas, bagaimana tugas itu
dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan (Herjadapun
tujuannya adalah sebagai berikut :
Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni perincian tugas dan tanggung jawab
secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui. Rumusan hubungan
hendaknya menunjukkan hubungan antara pelaku organisasi.
Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan standar pekerjaan yang
harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas. Pekerjaan pekerjaan yang memberikan
kepada para karyawan wewenang untukmengambil keputusan-keputusan, berarti
menambah tanggung jawab. Hini akan cendrung meningkatkan perasaan dipercaya
dan dihargai.
Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin, dan bahan baku
yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Para penyusun desain pekerjaan harus mempertimbangkan hal-hal beriku (Herjanto 2001):
Perluasan tugas (job enlargement ) meliputi pemberian tugas yang lebih besar secara
horizontal, dimana pekerjaan tambahan itu berada pada tingkat kecakapan dan
tanggung jawab yang setara dengan pekerjaan semula. Gibson (1983) mengatakan
perluasan pekerjaan membuat karyawan mempunyai tanggung jawab dan wewenang
yang lebih besar.
Pengayaan tugas ( job enrichmant ) mencakup penambahan tugas dengan tanggung
jawab yang lebih tinggi seperti perencanaan dan pengendalian.
Perputaran tugas (job rotation) yaitu melakukan penukaran tugas antar pekerja secara
periodik untuk menghindari seseorang bekerja secara monoton mengerjakan tugas
yang sama setiap hari. Perputaran tugas ini memberikan kesempatan kepada pekerja
untuk memperbanyak pengalaman dan memungkinkan seorang pekerja untuk
menggantikan pekerja lain yang tidak masuk.
Manfaat Desain Pekerjaan