Anda di halaman 1dari 2

Program Komunikasi Bahaya (Hazard Communication)

1. Definisi Program
Program komunikasi bahaya adalah suatu program dengan sistem pendekatan komprehensif untuk
menginformasikan kepada pekerja yang pekerjaannya melibatkan bahan-bahan kimia. Selain itu,
program ini juga menyediakan informasi kepada masing-masing pekerja tentang bagaimana
mengurangi risiko kecideraan dan sakit akibat paparan bahaya bahan kimia.

2. Tujuan Program
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran pekerja mengenai penggunaan bahan
kimia di tempat kerja. Selain itu, tujuan lain program ini adalah untuk menurunkan ke tingkat yang
paling rendah yang bisa dilakukan, insiden dan penyakit yang berhubungan dengan bahan-bahan
kimia.

3. Metode Komunikasi Bahaya


Tiga cara yang dilakukan untuk mengkomunikasikan bahaya adalah:
a. Safety data sheets (SDSs)/Lembar data keselamatan.
b. Tanda dan label peringatan.
c. Pelatihan pekerja mengenai bahaya bahan kimia di tempat kerja.

4. Komponen-komponen Program Komunikasi Bahaya


a. Identifikasi bahaya bahan kimia.
Program komunikasi bahaya berlaku kepada semua orang/pekerja yang pekerjaannya sebagian
besar terpapar oleh bahan kimia. Semua pengawas wajib untuk menjelaskan bahaya bahan kimia
kepada para pekerja berdasarkan penampilan fisik dan kimiawi; potensi efek samping terhadap
kesehatan dan bagaimana bahan kimia tersebut akan digunakan. Pengawas disarankan untuk
membuat dan memelihara penyimpanan bahan-bahan kimia berbahaya di area tempat kerja yang
menjadi tanggungjawabnya.
Di dalam mengidentifikasi bahaya bahan kimia, hal-hal yang menjadi perhatian adalah:
1) Jumlah bahan kimia yang digunakan.
2) Penampilan fisik dan kimiawi bahan kimia (mudah terbakar, proses perubahan dll).
3) Tingkat keracunan bahan kimia.
4) Cara penggunaan bahan kimia.
5) Metode yang ada untuk mengendalikan penggunaan dan paparan bahan kimia.
Hal selanjutnya yang menjadi pokok perhatian adalah meninjau ulang SOP di setiap area kerja
untuk memastikan kewaspadaan keselamatan diterapkan. Prosedur-prosedur ini sebaiknya
diperbarui secara periodik sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu
dilakukannya penilaian bahaya dan risiko bahan kimia.

b. Pemeliharaan informasi bahaya di tempat kerja termasuk tanda, label peringatan dan
MSDS/SDS.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya dalam tulisan ini, informasi mengenai bahaya bahan
kimia perlu disosialisasikan kepada semua pekerja yang pekerjaannya melibatkan bahan-bahan
kimia. Bentuk informasi yang diberikan kepada para pekerja adalah label atau tanda bahaya yang
tertempel di bahan kimia tersebut dan lembar data keselamatan atau yang kita kenal sebagai MSDS
(sekarang disebut SDS-Safety Data Sheet) yang biasanya menyertai bahan kimia. SDS ini berasal
dari pabrik pembuat bahan kimia.
1) Label dan Tanda Peringatan
Label dan tanda peringatan adalah bentuk informasi yang bisa langsung terlihat pada bahan kimia
dan dibaca oleh pekerja. Bentuk informasi ini bersifat jelas, spesifik, berupa gambar atau tulisan
untuk memberikan peringatan bahaya kepada para pekerja yang pekerjaannya melibatkan bahan-
bahan kimia. Selain oleh pekerja, informasi yang disajikan dalam bentuk label dan tanda juga harus
diperhatikan oleh para pekerja housekeeping, operasional, tamu-tamu yang datang ke lokasi kerja
yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia tersebut.
2) Lembar Data Keselamatan/SDS
Lembar data keselamatan/SDS adalah bentuk informasi yang bersifat lebih detail dari tanda atau
label peringatan. SDS ini memuat banyak sekali hal-hal yang memberikan informasi tentang suatu
bahan kimia. Informasi yang biasanya tersedia di dalam SDS ini adalah identifikasi karakteristik fisik
dan kimiawi suatu bahan kimia, bahaya fisik dan kesehatan (potensi terbakar, meledak, keracunan),
kewaspadaan mengenai penanganan dan penggunaan yang selamat, rute paparan bahaya yang
bisa masuk ke tubuh.
c. Pelatihan kepada para pekerja.
Pelatihan mengenai penanganan bahaya bahan kimia kepada pekerja merupakan satu hal yang
perlu dilakukan sebagai bentuk pencegahan. Program pelatihan yang secara teratur diberikan
kepada para pekerja bertujuan agar pekerja mampu mengidentifikasi bahaya dan risiko bahan kimia,
bekerja dengan selamat dan menggunakan bahan kimia secara bijaksana tanpa menciderai dirinya,
rekan kerjanya maupun tidak mempengaruhi perubahan lingkungan.
Hal-hal yang perlu ditekankan dalam pelatihan komunikasi bahaya adalah:
1) Penjelasan secara mendasar tentang standar bahan kimia. Termasuk didalamnya adalah label yang
harus ada di setiap bahan kimia, dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penanganan bahan
kimia(SOP, JSA atau MSDS/SDS).
2) Area kerja dimana bahaya dan risiko tersebut berada.
3) Pengetahuan mengenai bahaya fisik dan kesehatan bahan kimia yang akan ditangani.
4) Cara atau metode untuk mengetahui atau mengidentifikasi adanya bahaya bahan kimia.
5) Tersedianya metode perlindungan dari bahaya bahan kimia mulai dari pengendalian bahaya, cara
kerja selamat, alat pelindung diri, pelaporan keadaan gawat darurat.
Supervisor/Pengawas sebagai pemimpin pekerjaan di lapangan mempunyai peranan penting untuk terwujudnya
lokasi kerja yang aman dan selamat.

Seorang supervisor, selain mampu dan mengetahui teknis pekerjaan di lapangan, juga harus mampu melindungi
keselamatan dan kesehatan anggota timnya.

Komitmen dari manajemen dan kerjasama/kesadaran dari para pekerja merupakan ruh dan semangat yang
diperlukan demi terwujudnya keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai