PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Beban Kerja
Sedangkan menurut Davis dan Newstrom (1985), terdapat sebelas dimensi yang
menyebabkan terjadinya beban kerja pada seorang pekerja, yaitu sebagai berikut:
8. Konflik antar pribadi dan antar kelompok dan seterusnya (interpersonal and
intergroup conflict). Perselisihan juga dapat terjadi akibat perbedaan tujuan dan nilai-
nilai yang dianut dua pihak. Dampak negatif perselisihan adalah terjadinya gangguan
dalam komunikasi, kekompakkan dan kerja sama. Situasi yang sering menimbulkan
perselisihan di tempat kerja.
9. Suasana politik yang tidak aman (Insecure political climate). Ketidak-stabilan suasana
politik dapat terjadi di lingkungan kerja maupun di lingkungan lebih luas lagi.
Misalnya situasi politik yang tidak menentu, yang mengganggu kestabilan perubahan-
perubahan dan ekonomi.
10. Frustrasi (frustration). Frustasi sebagai kelanjutan dari konflik yang berdampak pada
terhambatnya usaha mencapai tujuan. Misalnya harapan perusahaan yang tidak sesuai
dengan harapan pekerja. Hal ini akan menimbulkan stres apabila berlangsung terus-
menerus.
11. Perbedaan nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai yang dimiliki pekerja (differences
between company's and employee's values). Kebijakan perusahaan kadang-kadang
sering bertolak belakang dengan diri pekerja. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar,
karena pada dasamya perusahaan lebih berorientasi pada keuntungan (profit).
Sedangkan pekerja menuntut upah yang tinggi, kesejahteraan serta adanya jaminan
kerja yang memuaskan.
a. Faktor eksternal
Adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja, antara lain yaitu :
1. Tugas (Task). Meliputi tugas bersifat seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja,
kondisi ruang kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap kerja, cara angkut, beban yang
diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat mental meliputi, tanggung jawab,
kompleksitas pekerjaan, emosi pekerjaan dan sebagainya.
2. Organisasi kerja. Meliputi lamanya waktu kerja, waktu istirahat, shift kerja, sistem
kerja dan sebagainya.
3. Lingkungan kerja. Lingkungan kerja dapat memberikan beban tambahan yang
meliputi, lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja
psikologis.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi beban kerja
eksternal yang berpotensi sebagai stresor, meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur,
ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan, dan sebagainya), dan faktor psikis (motivasi,
persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan, dan sebagainya).
Pengukuran beban kerja dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas
dan efisiensi kerja organisasi berdasarkan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan
dalam jangka waktu satu tahun. Menurut O’Donnell dan Eggemeier (1986), pengukuran
beban kerja dapat dilakukan dalam tiga jenis, yaitu:
a. Pengukuran subjektif
Pengukuran subjektif adalah pengukuran yang didasarkan kepada penilaian dan pelaporan
oleh pekerja terhadap beban kerja yang dirasakannya dalam menyelesaikan suatu tugas.
Pengukuran jenis ini pada umumnya menggunakan skala penilaian (rating scale).
b. Pengukuran kinerja
Pengukuran kinerja adalah pengukuran yang diperoleh melalui pengamatan terhadap aspek-
aspek perilaku/aktivitas yang ditampilkan oleh pekerja. Salah satu jenis dalam pengukuran
kinerja adalah pengukuran yang diukur berdasarkan waktu. Pengukuran kinerja dengan
menggunakan waktu merupakan suatu metode untuk mengetahui waktu penyelesaian suatu
pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja yang memiliki kualifikasi tertentu, di dalam suasana
kerja yang telah ditentukan serta dikerjakan dengan suatu tempo kerja tertentu.
c. Pengukuran fisiologis
Pengukuran fisiologis adalah pengukuran yang mengukur tingkat beban kerja dengan
mengetahui beberapa aspek dari respon fisiologis pekerja sewaktu menyelesaikan suatu
tugas/pekerjaan tertentu. Pengukuran yang dilakukan biasanya pada refleks pupil, pergerakan
mata, aktivitas otot dan respon-respon tubuh lainnya.
d. Jenis-Jenis Kompensasi
omponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara umum dikelompokan ke dalam
kompensasi finansial langsung, tak langsung, dan non finansial.
a. Kompensasi finansial secara langsung
Kompensasi ini berupa bayaran pokok (gaji dan upah), bayaran prestasi, bayaran insentif
(bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan, dan opsi saham), dan bayaran tertangguh
(program tabungan dan anuitas pembelian saham).
b. Kompensasi finansial tidak langsung
Kompensasi berupa program-program proteksi (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun,
asuransi tenaga kerja), bayaran di luar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti
hamil) dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.
c. Kompensasi non financial
Kompensasi berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik, tantangan, tanggung jawab,
pengakuan, dan rasa pencapaian). Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat,
supervisi yang kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
Untuk dapat memberikan sebuah tingkat kompensasi yang baik kepada karyawan, bagian
manajemen keuangan harus memiliki pengelolaan keuangan dan perencanaan yang baik.
Jurnal software akuntansi online, membantu Anda untuk memiliki pengelolaan dan
perencanaan keuangan perusahaan dengan baik. Fitur-fitur yang dimiliki Jurnal telah
disesuaikan dengan kebutuhan akuntansi sebuah perusahaan dan kepentingan
pengembangannya di masa depan. Dapatkan informasi lebih lengkap tentang Jurnal di sini.
C. Evaluasi Jabatan
(1) Melakukan proses analisis terhadap konsep organisasi yang ada saat ini
Lakukan proses interview untuk dapat melakukan proses evaluasi dalam menilai
konsep organisasi yang dijalankan. Bagaimana pengembangan struktur dari organisasi
yang ada saat ini diimplementasikan secara tepat dan diinterpretasikan dalam proses
pelaksanaannya.
(2) Proses interview
Lakukan proses interview terhadap pelaku proses untuk mendapatkan detail dari
proses yang dijalankan.
(3) Penyebaran kuesioner
Lakukan proses penyebaran kuesioner untuk memastikan bahwa evaluasi pekerjaan
tergambarkan dalam dimensi analisis jabatan yang termuat dalam kuesioner yang
dimaksudkan tersebut. Kuesioner dapat dikembangkan dengan menggunakan metode
kuesioner Hay untuk dapat mengoptimalkan fungsi penggunaannya.
(4) Proses analisis kuesioner
Lakukan proses analisis kuesioner yang telah disebarkan tersebut untuk kemudian
mendapatkan rekapitulasi dari data yang ada.
(5) Proses pemetaan jabatan
Tetapkan pemetaan jabatan tersebut untuk kemudian digambarkan ke dalam bentuk
lapisan (level dalam jabatan)
c) Metode Evaluasi Jabatan
b. Metode Kuantitatif
2. Metode Sistem angka (Point System Method)Metode ini memberikan point tertentu
kepada faktor-faktor suatu jabatan seperti kemampuan, effort (fisik dan mental), tanggung
jawab dan kondisi pekerjaan, kemudian seluruh hasil penilaian pada setiap faktor,
dijumlahkan sehingga didapat jumlah total point tertentu, semakin tinggi jumlah pointnya
semakin tinggi juga nilai jabatannya.Saat ini, metode yang sering bahkan banyak
digunakan adalah dengan metode point