Anda di halaman 1dari 20

PRESENTASI

MANAJEMEN OPERASI
PENJADWALAN DAN
PENGUKURAN KERJA
OLEH :
FARIKHAH
QUMAIROTURROHMAH
3119026
PENJADWALAN DAN PENGUKURAN KERJA

Penjadwalan produksi merupakan ketepatan suatu


perusahaan dalam mengasilkan produk yang telah
disepakati sesuai dengan kesepakatan. Untuk
mendapatkan ketepatan waktu kerja yang paling baik,
dibutuhkan suatu waktu baku atau waktu standar sebagai
acuan untuk penentuan metode kerja yang terbaik.
Waktu baku didapatkan dari pengukuran waktu kerja.
Bagaimana mengatur waktu kerja dalam
bekerja?
PENGERTIAN PENJADWALAN KERJA
Penjadwalan produksi atau Production
Scheduling ini dapat didefinisikan sebagai proses
mengatur, mengendalikan dan mengoptimalkan
kerja dan beban kerja dalam proses produksi
atau proses manufaktur.
PENGERTIAN PENGUKURAN KERJA
Pengukuran waktu kerja merupakan bagian
penting dalam proses standarisasi kerja, untuk
menentukan lama kerja yang dibutuhkan
seorang pekerja
Teknik pengukuran kerja dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Pengukuran secara langsung
pengukuran yang dilaksanakan
secara langsung dimana tempat
pekerjaan yang bersangkutan Pengukuran
dilakukan.
Kerja
2) Pengukuran secara tidak
langsung
pengukuran yang dilakukan tampa Tidak
harus berada di tempat pekerjaan, Langsung Langsung
yaitu dengan membaca table-tabel
yang tersediah dengan syarat
mengetahui jalanya pekerjaan atau
gerakan.
PENGERTIAN PEMBEBANAN KERJA
Beban kerja adalah sejumlah proses atau kegiatan yang
harus diselesaikan oleh seorang pekerja dalam jangka
waktu tertentu.

Apabila seorang pekerja mampu menyelesaikan dan


menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang
diberikan, maka hal tersebut tidak menjadi suatu
beban kerja. Namun, jika pekerja tidak berhasil maka
tugas dan kegiatan tersebut menjadi suatu beban kerja.
Beban kerja dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Beban Kerja Fisik
Beban kerja fisik dapat berupa
beratnya pekerjaan, seperti :
mengangkat, merawat,
Beban
mendorong dan sebagainya. Kerja
2) Beban Kerja Mental
Beban kerja mental dapat Fisik Mental
berupa sejauh mana tingkat
keahlian dan prestasi kerja
yang dimiliki seorang pekerja
dibandingkan dengan pekerja
lainnya.
Faktor-Faktor Beban Kerja Fisik
Faktor Internal Faktor Eksternal
 Jenis Kelamin  Faktor Tugas atau Pekerjaan
laki-laki lebih mampu dalam menerima tugas atau misalnya dipengaruhi oleh
pekerjaan berat dibandingkan dengan perempuan. Desain Tata Ruang Kerja,
Tempat Kerja, Alat dan Sarana
 Usia Kerja, Kondisi Tempat Kerja, dan
pada usia 18 hingga 40 tahun pekerja masih mampu Sikap Kerja.
dalam melaksanakan beberapa tugas atau pekerjaan
sekaligus, namun pada usia 41-56 tahun hanya mampu
melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu saja.  Organisasi Kerja
misalnya dipengaruhi oleh
 Ukuran Tubuh lamanya Waktu Bekerja,
Postur tubuh tinggi besar biasanya mampu menjangkau Kelelahan.
atau melaksanakan tugas atau pekerjaan berat daripada
pekerja dengan postur tubuh pendek.  Lingkungan Kerja
misalnya dipengaruhi oleh
 Kondisi Kesehatan lingkungan Kerja bisa berupa
kesehatan yang baik dan prima lebih mampu dalam pengaruh dari faktor fisika,
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang lebih berat. faktor kimia atau faktor biologi.
Faktor-Faktor Beban Kerja Mental
Faktor Internal Faktor Eksternal
 Motivasi • Faktor Tugas/ Pekerjaan
Kurangnya motivasi atau dukungan dari pihak Kompleksitas Tugas atau Pekerjaan,
lain biasanya akan mempengaruhi mental Tingkat Kesulitan, Tanggung jawab
pekerja. pekerjaan dan sebagainya.

 Persepsi • Organisasi Kerja


Persepsi yang negatif dengan orang lain akan
Kerja malam, sistem pengupahan,
mempengaruhi mental pekerja
struktur organisasi, pelimpahan
tugas atau wewenang, iri hati atau
 Kepercayaan dengki dan sebagainya.
Kurangnya kepercayaan dan pengakuan akan
mempengaruhi mental dari pekerja
• Lingkungan Kerja
faktor fisika, faktor kimia atau faktor
 Keinginan dan Kepuasan
biologi.
Keinginan dan Kepuasan yang tidak pernah
tercapai akan mempengaruhi mental pekerja
Bagaimana pengukuran beban kerja
dalam bekerja?
TATA CARA PELAKSANAAN
1) Mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam perhitungan beban
kerja, yaitu : stopwatch dan atau timbangan berat badan.
2) Pelaksanaan penimbangan berat badan dari pekerja yang akan dihitung
beban kerjanya, atau bisa juga menggunakan berat badan standard yaitu
: laki-laki = 70 kg dan perempuan = 55 kg.
3) Mengamati dan mencatat setiap aktivitas tenaga kerja yaitu gerakan
badan dan posisi badan, minimal selama 4 jam kerja dalam satu shift
atau jam kerja.
4) Menilai aktivitas tenaga kerja ke dalam tabel “Perkiraan beban kerja
menurut kebutuhan energi”.
5) Menghitung dan mencatat setiap waktu aktivitas setiap tenaga kerja
dengan menggunakan stopwatch.
6) Menghitung rerata beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori
menurut pengeluaran energi dengan menggunakan rumus beban kerja.
RUMUS BEBAN KERJA

Keterangan rumus diatas :


BK : Beban Kerja per jam
BK1,BK2,…BKn : Beban Kerja sesuai aktivitas kerja tenaga kerja 1,2,…n
(dalam satuan menit)
T : Waktu (dalam satuan menit
T1, T2,……Tn : Waktu sesuai aktivitas kerja tenaga kerja 1,2,…n
(dalam satuan menit)
RUMUS METABOLISME BASAL
Metabolisme basal adalah energi minimal yang diperlukan
tubuh untuk mempertahankan proses-proses hidup yang
dasar, dihitung berdasarkan satuan kalori per satuan waktu.

• Pengukuran dari Metabolisme Basal (MB) adalah :


• MB untuk laki-laki = berat badan dalam kg x 1 kkal per jam
• MB untuk wanita = berat badan dalam kg x 0,9 kkal per
jam
• Total BK = Rerata BK + MB
CONTOH
Penempatan Palet Gudang ke Lori di Logistik Area dalam total waktu
300 menit/Shift oleh karyawan laki-laki. Diketahui rerata beban kerja
perjam adalah 9,35

Perhitungannya menjadi :
Rerata Beban Kerja = 9,35 x 60 kkal per jam = 561 kkal per jam
Metabolisme Basal = 70 kg x 1 kkal per jam
Total Beban Kerja = Rerata Beban Kerja + Metabolisme Basal
Total Beban Kerja = 561 kkal per jam + 70 kkal per jam = 631 kkal per
jam

BEBAN KERJA > 500 kkal/jam -> SANGAT BERAT


Bagaimana hubungan penjadwalan
kerja, pembebanan kerja dan metode
pengukuran kerja?
PENGERTIAN
METODEN PENGUKURAN KERJA

Stefan Tangen dan Engelbert Christian (2010)


menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja
yang baik adalah sekumpulan ukuran kinerja
yang menyediakan perusahaan dengan informasi
yang berguna sehingga membantu mengelola,
mengontrol, merencanakan dan melaksanakan
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan.
PENETAPAN STANDAR PEKERJA
1) Pengalaman Masa Lalu (Historical Experience)
Standar pekerja dapat diestimasi berdasarkan apa yang telah terjadi di masa lalu
yaitu berapa jam kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

2) Studi Waktu (Time Study)


memperhatikan faktor kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat
dihindarkan.

3) Standar Waktu Yang Telah Ditentukan (Predetermined Time Study)


Suatu pembagian pekerjaan manual menjadi elemen dasar kecil yang waktunya
telah ditetapkan dan dapat diterima secara luas.

4) Pengambilan Sampel Kerja (Work Sampling)


Pengambilan sampel kerja memperkirakan persentase waktu yang dihabiskan
oleh seorang pekerja pada beragam pekerjaan.
Hubungan Penjadwalan Kerja, Pembebanan Kerja dan Metode
Pengukuran Kerja

Penerapan penjadwalan kerja hendaknya


menjadi cerminan jadwal kerja sehingga metode
pengukuran dapat diterapkan dengan baik untuk
produksi yang lebih teratur dan
menguntungkan. Pembebanan kerja pun dapat
teratasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai