Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KOMPREHENSIF II

JUDUL : PENGARUH LINGKUNGAN KERJA,


KEPUASAN KERJA, DAN BEBAN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI

MATA KULIAH
PERENCANAAN DAN PENGUKURAN KERJA

KELOMPOK. 1
Nama Mahasiswa No.Mahasiswa Kelas
1. Alfiah Rifqa Nurannisa. H 1801008 P1
2. Ari Wicaksono 1801048 P1
3. M. Fajar Agna Fernandy 1801142 P1

Program Studi Teknik Perminyakan


Sekolah Tinggi Teknologi Migas
(STT Migas) Balikpapan
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Peran Undang-Undang
Ketenagakerjaan dalam Perlindungan Pekerja ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah Perencanaan dan Pengukuran Beban Kerja. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Penganruh Beban Kerja terhadap
ketenagakerjaan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sulardi, selaku dosen pada mata kuliah
Perencanaan dan Pengukuran Beban Kerja yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Balikpapan, 2 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................... 5
2.1 Sumber Daya Manusia .................................................................... 3
2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia ................................................ 5
2.3 Beban Kerja ..................................................................................... 5
2.4 Manajemen Sumber Daya Manusia ................................................ 5
2.5 Kelonggaran..................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................... 7
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 7
3.2 Saran ................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beban kerja merupakan beban yang dialami oleh pekerja sebagai akibat pekerjaan
yang dilakukan olehnya. Pengaruh beban kerja cukup dominan terhadap kinerja sumber
daya manusia tetapi juga menimbulkan efek negatif terhadap keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja (SNI, 2009). Menurut Rodahl (1989), Adiputro (2000) dan Manuaba (2000)
dalam Tarwaka et al., (2004) secara umum beban kerja dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor eksternal beban kerja adalah faktor beban kerja yang berasal
dari luar tubuh pekerja sedangkan faktor internal beban kerja adalah faktor beban kerja
yang berasal dari dalam tubuh pekerja sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur
beban kerja pada pekerja shift karena pekerja shift memiliki beban kerja yang lebih besar
dari pekerja standar. Pekerja shift bekerja diluar kondisi alamiah manusia yang
dijadwalkan diluar jam standar pekerja. Pekerja shift adalah kondisi dimana pekerja satu
menggantikan posisi kerja pekerja yang lain untuk melakukan pekerjaan yang sama
(Kroemer et al., 2001). Jaffe dan Smolensky (dalam Pease & Raether, 2003)
menjelaskan bahwa pekerjaan dengan shift adalah jadwal kerja non-standar yang
membutuhkan setidaknya 50% pekerjaan selesai pada waktu selain waktu antara jam 8
pagi hingga jam 4 sore. Pease dan Raether (2003) mengungkapkan bahwa bekerja
dengan sistem shift memiliki banyak efek fisik, psikologis, dan sosial pada pekerja.
Banyaknya dampak yang dirasakan oleh seorang pekerja shift dapat menjadi stressor
bagi pekerja (Pease & Raether, 2003). Jadwal kerja normal biasanya adalah 8 jam per
hari. Secara alami, manusia aktif dan melakukan yang terbaik disiang hari dan perlu
tidur dimalam hari ketika kinerja menurun. Pola ini merupakan pola bawaan dari tubuh
yang terletak di otak. Pola ini mengatur siklus harian biologis manusia seperti pelepasan
hormon, denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh. Pada malam hari elemen-
elemen tersebut menurun sehingga membuat manusia merasa mengantuk. Bahaya
pekerja shift lebih besar daripada pekerja standar karena tingkat kewaspadaan pada
pekerja shift lebih rendah dari pekerja standar (Hse, 2006).
Beban kerja merupakan beban yang dialami oleh pekerja sebagai akibat
pekerjaan yang dilakukan olehnya. Pengaruh beban kerja cukup dominan terhadap
kinerja sumber daya manusia tetapi juga menimbulkan efek negatif terhadap
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja (SNI, 2009). Menurut Rodahl (1989),
Adiputro (2000) dan Manuaba (2000) dalam Tarwaka et al., (2004) secara umum
beban kerja dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
beban kerja adalah faktor beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja sedangkan
faktor internal beban kerja adalah faktor beban kerja yang berasal dari dalam tubuh
pekerja sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur beban kerja pada pekerja
shift karena pekerja shift memiliki beban kerja yang lebih besar dari pekerja standar.
Pekerja shift bekerja diluar kondisi alamiah manusia yang dijadwalkan diluar jam

1
2

standar pekerja. Pekerja shift adalah kondisi dimana pekerja satu menggantikan posisi
kerja pekerja yang lain untuk melakukan pekerjaan yang sama (Kroemer et al., 2001).
Jaffe dan Smolensky (dalam Pease & Raether, 2003) menjelaskan bahwa pekerjaan
dengan shift adalah jadwal kerja non-standar yang membutuhkan setidaknya 50%
pekerjaan selesai pada waktu selain waktu antara jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Pease
dan Raether (2003) mengungkapkan bahwa bekerja dengan sistem shift memiliki
banyak efek fisik, psikologis, dan sosial pada pekerja. Banyaknya dampak yang
dirasakan oleh seorang pekerja shift dapat menjadi stressor bagi pekerja (Pease &
Raether, 2003). Jadwal kerja normal biasanya adalah 8 jam per hari. Secara alami,
manusia aktif dan melakukan yang terbaik disiang hari dan perlu tidur dimalam hari
ketika kinerja menurun. Pola ini merupakan pola bawaan dari tubuh yang terletak di
otak. Pola ini mengatur siklus harian biologis manusia seperti pelepasan hormon,
denyut jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh. Pada malam hari elemen-elemen
tersebut menurun sehingga membuat manusia merasa mengantuk. Bahaya pekerja
shift lebih besar daripada pekerja standar karena tingkat kewaspadaan pada pekerja
shift lebih rendah dari pekerja standar (Hse, 2006). semakin tinggi ketrampilan yang
dimiliki seorang pekerja maka semakin efisien tubuh dalam bekerja, sehingga beban
kerja menjadi relatif lebih ringan.

Setiap perusahaan harus bisa menyesuaikan kemampuan karyawan dengan tugas


yang dibebankan, oleh karena itu pentingnya penempatan karyawan harus sesuai
dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga kinerja yang mereka lakukan bisa
maksimal. Seorang karyawan yang bekerja sesuai dengan pendidikan dan
keterampilannya yang memadai akan dengan mudah melaksanakan pekerjaan
sehingga motivasi mereka untuk bekerja dalam rangka mencapai tujuan akan
meningkat (Mangkunegara, 2004 dalam Bachtiar & Hendriana, 2011:18). Namun
sebaliknya menurut Rahayu, dkk jika tuntutan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
kemampuan karyawan untuk memenuhi harapan dan tuntutan ditempat kerja akan
mengakibatkan stres pada karyawan sehingga akan menurunkan motivasi kerja
karyawan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


3

Bagaimana caranya agar kinerja pegawai tidak turun meski mendapatkan


beban kerja yang lumayan banyak ?
4

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui bagaimana mengurai beban kerja terhadap pegawai


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan kemampuan terpadu dari daya fisik dan daya fisik
yang dimiliki individu .pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan
lingkungannya. Sedangkan prestasi kerjanya di motivasi oleh keinginan untuk
memperoleh kepuasannya (Hasibuan,2003:244). Tegasnya kemampuan setiap manusia
ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. Manusia menjadi unsur utama dalam setiap
aktivitas yang dilakukan, peralatana yang handal dan canggih tidak berarti apa-apa tanpa
peran aktif SDM. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir sedangkan
kecapakapan diperoleh dari usaha(belajar dan pelatihan).

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

Manjemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang terdiri atas perencanaan,
perorganisasian, pemimpin, dan pengendalian kegiatan berkaitan dengan analisis
pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan pengembangan, dan kompensasi promosi dan
pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang di tetapkan (panggabean,
2007:15). Manajemen SDM adalah potensi yang merupakan aset yang berfungsi sebagai
modal di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real)
secara fisik maupun non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.

2.3 Beban Kerja

Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut
pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan
seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang menerima beban
kerja tersebut. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja psikologis.
Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat,
mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat
keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya (Manuaba,
2000).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
Menurut Manuaba (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi beban kerja antara lain :

a. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti;

1. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat kerja, alat
dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat psikologis,
seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan.
2. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja
malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.
3. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan
kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.

5
6

b. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari
reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin,
umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis (motivasi,
persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan).

2.5 Allowance (Kelonggaran)


Salah satu hal yang paling penting di perhatikan dalam pengukuran waktu adalah
faktor kelonggaran. Faktor kelonggaran ini ditambahkan pada waktu normal yang telah
didapatkan. kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu : untuk kebutuhan pribadi,
menghilangkan rasa fattique, dan hambatan hambatan yang tidak dapat dihindarkan.

a. Kelonggaran Untuk Kebutuhan Pribadi


Yang termasuk dalam kebutuhan pribadi disini adalah hal hal seperti minum
sekedarnya untuk menghlangkan haus, ke kamar kecil, bercakap dengan teman
sekerja sekedarnya. Kebutuhan ini terlihat sebagai suatu kebutuhan yang mutlak.
besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu berbeda dari
satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjaan berbeda karakteristiknya.
Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pria dan wanita
berbeda. bagi pria kelonggarannya 2%-2,5%, sedangkan untuk wanita 2,5%-5%
b. Kelonggaran untuk Menghilangkan Rasa Lelah
Rasa lelah biasanya terlihat saat hasil produksi menurunbaik kuantitas maupun
kualitas. Jika rasa fatique telah datang dan pekerja dituntut untuk menghasilkan
performansi normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja lebih besar dan dari
normal dam ini menambah rasa fatique.Besarnya kelonggaran ini di perlihat kan pada
tabel nantinya.
c. Kelonggaran untuk Hambatan yang tak terhindarkan
Hambatan dalam hidup ini selalu ada, itulah yang dinamakan hidup jika tidak ada
hambatan maka bukan hidup namanya. Namun bukan hambatan dalam kajian itu kita
bahas sekarang. Hambatan dalam melaksakan pekerjaan itu ada dua jenisnya, yang
pertama hambatan yang dapat dihindarkan dan yang kedua hambatan yang tidak
dapat dihindarkan. nah yang menjadi fokus kita adalah hambatan yang tidak dapat
dihindarkan. beberapa contoh dari hambatan yang tidak dapat dihinarkan adalah :
menerima atau meminta petunjuk dari pengawas, melakukan penyesuaian mesin,
memperbaiki kemacetan kemacetan singkat, mengasah peralatan potong, mengambil
alat alat khusus, hambatan hambatan karena kesalahan pemakaian, mesin mati karena
mati listrik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulannya, Beban Kerja atau Stres Kerja tidak bisa dihindari dan pasti akan
selalu ada, tinggal diri kita sebagai pegawai atau karyawan yang meminumalisir beban
atau stress yang kita dapatkan.

3.2 Saran

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis meminta
kritik yang membangun dari para pembaca.

7
8

DAFTAR PUSTAKA

Ainanur, A., & Tirtayasa, S. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi, Kompetensi dan
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1),
1–14. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2234
Arianty, N., Bahagia, R., Lubis, A. A., & Siswadi, Y. (2016). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Medan: Perdana Publishing.
Elizar, E., & Tanjung, H. (2018). Pengaruh Pelatihan, Kompetensi, Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1, 46–58.
Fadel, M. (2009). Reinventing local government : pengalaman dari daerah. (R. L.
Toruan, Ed.). Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
Farisi, S., & Fani, W. M. (2019). Influence of Work Environment and Work
Discipline on Employee Performance. In International Conference on Global Education VII
(pp. 69– 81).
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnely, J. H. (2008). Organisasi, Perilaku,
Struktur dan Proses. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hasibuan, M. S. . (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, M. S. P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Jakarta:
Bumi Aksara. Jakarta: Bumi Aksara.
Irawati, R., & Carollina, D. A. (2017). Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Operator Pada PT Giken Precision Indonesia. Inovbiz: Jurnal Inovasi Dan
Bisnis, 5(1), 53–58.
Jufrizen, J. (2016). Efek Mediasi Kepuasan Kerja Pada Pengaruh Kompensasi
Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 17(1)..

Anda mungkin juga menyukai