A. PENDAHULUAN
Pengukuran beban kerja mental dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengukuran
secara objektif dapat dilakukan dengan beberapa anggota tubuh antara lainkedipan
mata,
flicker test dan pengukuran asam saliva. Sedangkan untuk pengukuran subjektif dapat
dilakukan dengan menggunakan metode NASA-TLX, Subjective Workload Assessment
Technigue (SWAT), Harper Ooorper Rating (HOR), dan Task Difficulty Scale.
Pengukuran beban kerja mental secara subjektif merupakan teknik pengukuran yang
paling banyak digunakan karena mempunyai tingkat validitas yang tinggi dan bersifat
Workload atau beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluarkan oleh seseorang
untuk memenuhi “permintaan” dari pekerjaan tersebut. Sedangkan kapasitas adalah
kemampuan/kapasitas manusia. Kapasitas ini dapat diukur dari kondisi fisik maupun
mental seseorang. Beban kerja yang dimaksud adalah ukuran (porsi) dari kapasitas
operator yang terbatas yang dibutuhkan untuk melakukan kerja tertentu. Menurut
Herrianto (2010) beban kerja adalah jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh
seseorang ataupun sekelompok orang selama periode waktu tertentu dalam keadaan
normal.
Untuk mencapai beban kerja normal dalam arti volume pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan kerja cukup sulit, sehingga selalu terjadi ketidakseimbangan
meskipun penyimpangannnya kecil. Beban kerja terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu :
1) Beban kerja diatas normal artinya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan lebih besar dari jam kerja tersedia atau volume pekerjaan melebihi
kemampuan pekerjaan:
1. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat
kerja, alat
dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat
psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab
pekerjaan.
2. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja,
kerja
malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan
wewenang.
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat dari
reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis
kelamin,
umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan) dan faktor psikis
(motivasi,
Stoner (1986) mengatakan bahwa pekerjaan yang berbeda bagi setiap pekerja
akan menimbulkan tingkat stres kerja yang berbeda pula. Stres kerja berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap aspek—aspek pekerjaan terutama
terhadap motif berprestasi yang kelak akan berhubungan dengan proses kerja.
Cara mencegah dan mengendalikan stres kerja menurut Sauter (1990) dalam
1)
Beban kerja mental harus disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas kerja
pekerja yang bersangkutan dengan menghindarkan adanya beban berlebih maupun
beban kerja yang terlalu ringan.
Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun tanggung jawab di
luar pekerjaan.
Membentuk lingkungan sosial yang sehat yaitu antara pekerja yang satu dengan
yang lain.
disebut metode obyektif). Kelelahan mental pada seorang pekerja terjadi akibat
adanya
reaksi fungsionil dari tubuh dan pusat kesadaran. Pendekatan yang bisa dilakukan
antara
lain :
Durasi kedipan mata dapat menunjukkan tingkat beban kerja yang dialami oleh
seseorang. Orang yang mengalami kerja berat dan lelah biasanya durasi kedipan
matanya akan lama, sedangkan untuk orang yang bekerja ringan (tidak terbebani
mental maupun psikisnya), durasi kedipan matanya relatif cepat.
Flicker test
kerja mata.
2)
l.
2
3
4.
5
Multidescriptor Scale
1.
2
3.
4
Memilih bagian faktor beban kerja yang signifikan untuk tugas-tugas yang spesifik.
Menentukan kesalahan subjektif yang diperhitungkan berpengaruh dalam
1.
2.
3.
Dari beberapa metode tersebut metode yang paling banyak digunakan dan terbukti
memberikan hasil yang cukup baik adalah NASA-TLX dan SWAT (Hancock dan
Meshkati, 1988).
3. Metode NASA-TLX
A. Definisi NASA-TLX
kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus melakukan berbagai aktivitas
dalam
pekerjaannya. Metode ini di kembangkan oleh Sandra G. Hart dari NASA-Ames
Research Center dan Lowell E. Staveland dari San Jose State University pada tahun
1981 berdasarkan munculnya kebutuhan pengukuran subjektif yang terdiri dari skala
sembilan faktor (kesulitan tugas, tekanan waktu, jenis aktivitas, usaha fisik,
usaha
B. Indikator NASA-TLX
EFFORT (EF) Rendah, Tinggi Seberapa keras kerja yang dibutuhkan untuk
1. Pembobotan
Pada bagian ini responden diminta untuk memilih salah satu dari dua indikator yang
dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental terhadap pekerjaan tersebut.
Kuesioner NASA-TLX yang diberikan berupa perbandingan berpasangan. Dari
kuesioner ini dihitung jumlah tally dari setiap indikator yang dirasakan paling
berpengaruh. Jumlah tally menjadi bobot untuk tiap indikator beban mental. Berikut
2. Pemberian Rating
Pada bagian ini responden diminta memberi rating terhadap keenam indikator beban
mental. Rating yang diberikan adalah subjektif tergantung pada beban mental yang
dirasakan oleh responden tersebut. Untuk mendapatkan skor beban mental NASA-TLX,
bobot dan rating untuk setiap indikator dikalikan kemudian dijumlahkan dan dibagi
dengan 15 (Jumlah perbandingan berpasangan). Berikut skala rating dari NASA TLX:
Fieralah
IE)
LL AL AE LI AN AAA
10) pa: 20 2 40 s0 s0 70 s0 BD 4
Dira! Demang (PD)
Saberapa barar usaha fasik yang CSusmuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan me?
MAN MA DO BN DI DN DI DI ME DI NI DI DE DI ME DR DE DI DE BII”
Seberapa besar tekanan yang Orasakan berkanan Oengan waktu Ungukn menyerslesa kan
pekerjaan In?
Fierukah 1
ra aa z0 20 40 s0 0 70 s0 BO d4
Seberapa besar tngkat keberhasian yang Geutumkan untuk menyelesaikan pekerjaan me?
Serpennng, z0 s0 Pd m0 0 #0 BO 0 iOD$
For (EF)
Seberasa besar kerja menua dan Fak y Ang Sibutuh Kan unuk menyelesaikan pererjaan
mu?
al 20 20 a08 s0 s8 “8 ai s0.
Frans (FR)
Sebaraga besar kecemasan. perasaan smemekan, Can swesa yang darssskas Untuk
mernylesa kan pekerjaan ini?
Ll ii ii aa lan 1111
Wang ee Ka
|
0 z0 20 0 S0 0 ra m0 and Ten
WWL — Y produk
roduk
Skor — 2. produk
15
6. Interpretasi Skor
Berdasarkan penjelasan Hart dan Staveland (1981) dalam teori NASA-TLX, skor
beban kerja yang diperoleh terbagi dalam tiga bagian yaitu:
Tabel 4.3 Skor NASA-TLX
Rendah 0-9
Sedang 10-29
Agak Tinggi 30-49
Tinggi 50-79
Sangat Tinggi 80 - 100
Output yang dihasilkan dari pengukuran dengan NASA-TLX ini berupa tingkat
beban kerja mental yang dialami oleh pekerja.
PD TD OF EF FR
TD OP EF MD
PD PD
Supir Angkutan
mp eku | 4 4 3 3 0 15
Umum
Supir Taksi 2 2 - 1 3 3 15
Supir Travel 2 3 2 4 0 4 15
2. Pemberian Rating
Pemberian rating didapatkan dari lembar pengamatan yang telah diisi oleh ketiga
operator setelah menyelesaikan BKM Test, operator diminta untuk memberikan rating
terhadap indikator beban mental dan rating yang diberikan bersifat subjektif sesuai
dengan
Supir Angkutan
70 90 40 40 80 0
Umum
Supir Taksi 60 70 80 50 70 70
Supir Travel 70 90 60 40 80 60
3. Nilai Produk
Nilai Produk diperoleh dengan mengalikan rating dengan bobot faktor. Dengan
demikian dihasilkan 6 nilai produk untuk 6 indikator (MD, PD, TD, P, EF, FR) pada
Supir Angkutan
70 360 160 120 | 240 0
Umum
Supir Taksi 120 140 320 30 210 210
Supir Angkutan
70 360 160 120 240 0 950
Umum
Supir Taksi 120 | 140 320 50 210 | 210 1050
Supir Travel 140 | 270 120 160 0 240 930
4. Rata-rata WWL
Rata-rata Weighted Workload diperoleh dengan membagi WWL dengan jumlah bobot
total yaitu 15, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. sebagai berikut:
Tabel 4.9. Perhitungan Rata-rata Weighted Workload
Supir Angkutan
4,67 24 10,67 8 16 0 63,3
Umum
Supir Taksi 8 9,33 21,33 | 3,33 14 14 70
Supir Travel 9,33 18 8 10,67 0 16 62
7. Analisi Hasil
Pada kasus ini pengukuran beban kerja mental dilakukan pada perawat poliklinik
bedah,
mata, fisioterapi, internist dan neurologi sebanyak 8 responden (Hidayat dkk,
2013). Telah
diketahui pembobotan dari rekapitulasi pada jumlah tally kuisioner yang disebarkan
mendapatkan hasil pada Tabel 4.11 dan pemberian rating juga diketahui pada Tabel
4.12
Maka berapakah interprestasi skor dari tiap pekerjaan ?
Dat. TE. PD 3 rr Ea
Bedah 1 $ WM DAD IE A5
Bedah 2 3 3 4 4 4 35
Mata 3 4. 4 38 9 5G AA
Fisioterapi 1 3 5 0 1 2 Di 15
Fisioterapi2 2 4 1 4 1 3 15
Fisioterpi3 4 4 0 1 3 3 15
Internist 4 5. 0 3S 4 2 45
Neurologi 5 “ 0 1 3 2 15
Tabel, 4.12 Pemberian Rating
Indikator
Perawat
MD PD TD PP F FR
Bedah 1 60 80 40 50 30 55
Bedah 2 65 75 45 65 45 50
Mata 50 70 50 55 35 55
Fisioterapi 1 80 90 60 70 70 60
Fisioterapi 2 75 95 70 60 65 70
Fisioterapi 3 80 95 75 70 60 60
Internist 70 90 60 75 50 60
Neurologi 50 70 40 55 45 50