I - 14
I - 15
1. Bagaimana aspek apa yang paling berpengaruh pada besarnya beban kerja
mental collector PT KCTU ?
2. Bagaimana gejala kelelahan kerja apa yang paling sering disarakan collector PT
KCTU ?
3. Bagaimana rekomendasi perbaikan untuk mengurangi beban kerja mental
collector PT KCTU ?
II - 17
II - 18
Beban kerja mental merupakan selisih antara tuntutan beban kerja dari
suatu tugas dengan kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam
digunakan dan terbukti memberikan hasil yang cukup baik adalah NASA-TLX
dan SWAT (Hancock, 1988).
…..………
…..
…………(2.3)
6. Interpretasi Skor
Nilai yang didapat dalam perhitungan dapat digolongkan menjadi lima
golongan, dan akan digolongkan sesuai dengan hasil perhitungan.
gelisah, dan putus asa. Gejala sosial dapat dialami oleh pekerja jika
pekerja berperilaku seperti banyak merokok, minum alkohol, menarik diri
dan menghindar (Anoraga, 2001)
1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai
dengan perasaan-perasaan sebagai berikut:
a. Merasakan gangguan dengan perutnya
b. Merasa di luar kendali serta berlebihan dalam semua kegiatan
c. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
d. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
e. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa
disadari cadangan energi semakin menipis disertai rasa gugup berlebihan.
2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan” sebagaimana
diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan
yang disebabkan karena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari,
karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Keluhan-keluhan yang sering
dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah sebagai
berikut:
a. Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar
b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang
c. Lekas merasa lelah menjelang sore hari
d. Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman serta meningkatnya
nafsu makan
II - 26
III - 29
III - 30
masalah sampai penarikan kesimpulan. Berikut ini adalah penjelasan dari tiap
tahapan-tahapan.
awal, data yang diolah didapatkan dari kuesioner pada bagian data pembobotan
dengan melakukan penjumlahan tiap indikator tiap respondennya. Pada tahap ini
dihasilkan jumlah pembobotan tiap operator. Langkah kedua perhitungan NASA-
TLX adalah pemberian rating dari skala 0-100. Pada pemberian rating ini,
dilakukan rekapitulasi tiap indikator setiap respondennya dari kuesioner pada
bagian pemberian nilai. Langkah ketiga perhitungan NASA-TLX adalah
perhitungan nilai weighted work load (WWL). Perhitungan nilai WWL ini
dilakukan dengan mengalikan bobot setiap indikator tersebut dengan rating setiap
indikator. Nilai dari WWL kemudian dibagi dengan jumlah bobot berpasangan
yaitu 15. Kemudian didapat rata-rata WWL yang akan di interpretasikan termasuk
kategori beban kerja sangat tinggi, tinggi, agak tinggi, sedang, atau rendah.
IV - 32
IV - 33
Dapat dilihat bahwa rata-rata tertinggi yaitu pada indikator Performansi (OP)
denngan nilai 90 dan terendah yaitu pada indikator Kebutuhan Fisik (PD) dengan
nilai 66.
IV - 34
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai WWL tertinggi diperoleh oleh
deskcoll 5 sebesar 1300. Berikut contoh perhitungan indikator beban kerja
Kebutuhan Mental (MD) yang dirasakan deskcoll 5:
Nilai Produk MD = rating x bobot faktor
= 90 x 5
= 450
Nilai indikator beban kerja yang telah didapat kemudian dijumlahkan dengan
kelima nilai indikator beban kerja yang lain. Berikut contoh perhitungan nilai
WWL deskcoll 5:
Total WWL = ∑ nilai produk
= MD + PD + TD + OP + FR + EF
= 450 + 70 + 80 + 270 + 270 + 160
= 1300
4. Perhitungan Rata-Rata Weighted Work Load (WWL)
Tahap selanjutnya adalah perhitungan rata-rata WWL dengan melakukan
pembagian antara total WWL dengan jumlah bobot total yaitu 15. Rata-rata
tersebut kemudian diklasifikasikan termasuk ke dalam kategori beban kerja
rendah, sedang, agak tinggi, tinggi, atau tinggi sekali. Berikut contoh perhitungan
rata-rata WWL deskcoll 5:
IV - 35
produk
Skor =
15
1200
=
15
= 80
5. Interpretasi Skor
Masing-masing kategori memiliki nilai skala. Kategori rendah memiliki nilai
skala 0-9, kategori sedang memiliki nilai skala 10-29, kategori agak tinggi
memiliki nilai skala 30-49, kategori tinggi memiliki nilai skala 50-79, kategori
tinggi sekali memiliki nilai skala 80-100. Berikut interpretasi skor yang dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Interpretasi Skor Beban Kerja
Nama Skor Kategori Beban Kerja
Dias Syasya 86 Tinggi Sekali
Ahmad Effendi 83,33 Tinggi Sekali
Muhammad Rizki 78 Tinggi
Dimas 80,67 Tinggi Sekali
Febritista Yubinas 86,67 Tinggi Sekali
Rata-rata 82,93 Tinggi Sekali
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat kategori beban kerja yang dominan
adalah Tinggi Sekali, kategori tersebut dialami oleh 4 dari 5 orang collector.
Secara keseluruhan, beban kerja yang dirasakan oleh kelima collector PT KCTU
memiliki skor beban kerja sebesar 82,93 yang tergolong dalam kategori sangat
tinggi.
Perbandingan indikator beban kerja kelima collector dapat dilihat dari
keenam indikator yang ada meliputi kebutuhan mental (MD), kebutuhan fisik
(PD), kebutuhan waktu (TD), performansi (OP), frustasi (FR), dan usaha (EF).
Perbandingan indikator beban kerja mental dibuat dalam bentuk diagram pareto.
Perbandingan indikator beban kerja tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1.
IV - 36
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
didapatkan kesimpulan untuk menjawab tujuan penulisan. Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan laporan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Indikator yang paling berpengaruh terhadap beban kerja yang dirasakan
collector PT KCTU adalah kebutuhan mental, usaha, kebutuhan waktu,
serta performansi. Beban kerja Tinggi Sekali dirasakan oleh collector 5
sebesar 86,67, collector 1 sebesar 86, collector 2 sebesar 83,33, serta
collector 4 sebesar 80,67. Beban kerja Tinggi dirasakan hanya oleh
collector 3 dengan nilai sebesar 86,67. Sehingga rata-rata kelima collector l
sebesar 82,93 dan termasuk kategori Tinggi Sekali.
2. Gejala-gejala kelelahan kerja yang paling sering dirasakan oleh collector PT
KCTU adalah semangat bekerja besar, dapat melakukan pekerjaan tanpa
mengalami gangguan penglihatan, mampu menyelesaikan pekerjaan lebih
dari biasanya, lekas lelah menjelang sore hari, membutuhkan waktu untuk
merespons suatu masalah, merasa letih saat bangun pagi, jenuh dengan
aktivitas sehari-hari, kurang dapat memenuhi jadwal kegiatan yang telah
dirancang, dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari
3. Rekomendasi perbaikan yang diberikan untuk mengurangi beban kerja
collector PT KCTU adalah menambah jumlah tenaga kerja agar beban kerja
setiap individu berkurang, mengurangi target collector agar beban kerja
setiap individu berkurang, mengimplementasikan pengingat pembayaran
secara otomatis sebelum dan/atau saat jatuh tempo, memberikan tambahan
sarana yang dapat digunakan collector untuk penagihan selain ponsel,
seperti aplikasi untuk menelpon melalui PC/Laptop, serta layanan Whatsapp
for Business.
V - 40
V - 41
5.2 Saran
Saran merupakan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan
selanjutnya maupun untuk perbaikan perusahaan kedepannya. Saran yang
diberikan yaitu antara lain: Dalam penelitian berikutnya peneliti dapat
menggunakan metode lain seperti subjective workload assessment technique
(SWAT) sebagai bahan perbandingan
V - 42
DAFTAR PUSTAKA