Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasi
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Farikhah Qumairoturrohmah
(3119026)
JOMBANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penjadwalan dan Pengukuran Kerja” ini sesuai
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penulis telah berusaha untuk menyusun makalah ini dengan baik. Namun demikian,
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karenanya,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis m maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat hal-hal
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… …1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………...2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
2.4 Hubungan Penjadwalan Kerja, Pembebanan Kerja dan Metode Pengukuran Kerja…15
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….16
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………...17
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia industri, waktu kerja merupakan salah satu faktor yang penting dan perlu
mendapat perhatian dalam sistem produksinya. Waktu kerja berperan dalam penentuan
produktivitas kerja serta dapat menjadi tolak ukur untuk menentukan metode kerja yang
terbaik dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Untuk dapat membandingkan waktu kerja yang
paling baik dari metode kerja yang ada dibutuhkan suatu waktu baku atau waktu standar
sebagai acuan untuk penentuan metode kerja yang terbaik. Waktu baku didapatkan dari
pengukuran waktu kerja. Pengukuran waktu kerja dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Yang dimaksud pengukuran secara langsung ialah pengamat mengukur atau
mencatat langsung waktu yang diperlukan oleh seorang operator dalam melakukan
pekerjaannya ditempat operator tersebut bekerja. Sedangkan yang dimaksud dengan cara
tidak langsung ialah pengamat tidak harus selalu mengamati suatu pekerjaan langsung
ditempat operator bekerja karena pekerjaan tersebut telah didokumentasikan sebelumnya.
Methods Time Measurement (MTM) merupakan salah satu metode pengukuran kerja secara
tidak langsung yang dapat digunakan dalam penentuan waktu kerja. Keistimewaan MTM
dibandingkan pengukuran waktu kerja yang lain ialah dapat menentukan waktu penyelesaian
suatu pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilakukan, karena dalam perhitungan MTM
digunakan tabel-tabel waktu kerja berdasarkan elemen-elemen kerja yang telah distandarkan.
Akan tetapi, dalam proses pengidentifikasian gerakan kerja dalam MTM perlu dilakukan
simplifikasi karena proses identifikasi tersebut kurang efektif dan efisien untuk dilakukan
secara manual dan sulit dilakukan oleh orang yang masih awam dengan metode MTM.
PEMBAHASAN
Secara garis besar tekni-teknik pengukuran waktu kerja di bagi atas dua bagian
yaitu:
Beban kerja adalah sejumlah proses atau kegiatan yang harus diselesaikan oleh
seorang pekerja dalam jangka waktu tertentu. Apabila seorang pekerja mampu
menyelesaikan dan menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang diberikan,
maka hal tersebut tidak menjadi suatu beban kerja. Namun, jika pekerja tidak
berhasil maka tugas dan kegiatan tersebut menjadi suatu beban kerja.
Beban kerja adalah sesuatu yang dirasakan berada di luar kemampuan pekerja
untuk melakukan pekerjaannya. Kapasitas seseorang yang dibutuhkan untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan harapan (performa harapan) berbeda dengan
kapasitas yang tersedia pada saat itu (performa aktual). Perbedaan diantara
keduanya menunjukkan taraf kesukaran tugas yang mencerminkan beban kerja.
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi beban kerja dari beberapa sumber
buku:
a. Faktor Internal
o Jenis Kelamin, biasanya laki-laki lebih mampu dalam menerima tugas atau
pekerjaan berat dibandingkan dengan perempuan.
o Usia, pada usia 18 hingga 40 tahun biasanya pekerja masih mampu dalam
melaksanakan beberapa tugas atau pekerjaan sekaligus, namun pada usia
41-56 tahun biasanya hanya mampu melaksanakan tugas atau pekerjaan
tertentu saja.
o Kondisi Kesehatan, kesehatan yang baik dan prima biasanya lebih mampu
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang lebih berat.
b. Faktor Eksternal
o Motivasi
o Persepsi
o Kepercayaan
o Lingkungan Kerja, seperti : faktor fisika, faktor kimia atau faktor biologi.
2.2.2 Pengukuran Beban Kerja dalam Bekerja
2. Pelaksanaan penimbangan berat badan dari pekerja yang akan dihitung beban
kerjanya, atau bisa juga menggunakan berat badan standard yaitu : laki-laki = 70
kg dan perempuan = 55 kg.
3. Mengamati dan mencatat setiap aktivitas tenaga kerja yaitu gerakan badan dan
posisi badan, minimal selama 4 jam kerja dalam satu shift atau jam kerja.
4. Menilai aktivitas tenaga kerja ke dalam tabel “Perkiraan beban kerja menurut
kebutuhan energi”.
5. Menghitung dan mencatat setiap waktu aktivitas setiap tenaga kerja dengan
menggunakan stopwatch.
T1, T2,……Tn : Waktu sesuai aktivitas kerja tenaga kerja 1,2,…n (dalam
satuan menit)
C. Rumus Metabolisme Basal
Selanjutnya setelah Rerata Beban Kerja diketahui, gunakan metode Metabolisme
Basal, berikut ini pengertian dan cara pengukuran mengenai Metabolisme Basal :
Total BK = Rerata BK + MB
o Kerja Berat adalah pekerjaan yang membutuhkan kalori untuk pengeluaran energi
sebesar 350 kkal per jam sampai dengan 500 kkal per jam.
o Kerja Sangat berat adalah pekerjaan yang membutuhkan kalori untuk pengeluaran
energi sebesar lebih dari 500 kkal per jam.
Perhitungannya menjadi :
Rerata Beban Kerja = x 60 kkal per jam = 561 kkal per jam
Total Beban Kerja = 561 kkal per jam + 70 kkal per jam = 631 kkal per jam
Studi terhadap waktu dapat menunjukkan ukuran kerja, yang melibatkan teknik
dalam penetapan waktu baku yang diijinkan untuk melakukan tugas yang telah
diberikan berdasarkan ukuran suatu metode kerja dengan memperhatikan faktor
kelelahan, pekerja dan kelambatan yang tidak dapat dihindarkan. Analisis studi
waktu dapat menggunakan beberapa teknik untuk menetapkan sebuah standar
yaitu dengan cara studi waktu menggunakan stopwatch, pengolahan data dengan
menggunakan komputerisasi, data standar, dasar mengenai data gerakan,
pengambilan contoh kerja, dan perhitungan berdasarkan masa lalu. Setiap teknik
mempunyai penerapan tersendiri pada setiap kondisi, studi analisis waktu harus
dapat diketahui ketika hal ini harus menggunakan teknik tertentu dan kemudian
menggunakan teknik tersebut secara benar.
Standar waktu digunakan untuk menentukan tenaga kerja dan peralatan yang
dibutuhkan; untuk membantu dalam pengembangan metode kerja yang efektif;
untuk mengatur pekerja dalam melakukan pekerjaannya; untuk membantu dalam
membandingkan performansi kerja dari suatu rencana yang sudah ditetapkan
dengan beban kerja dan sumberdaya yang digunakan; dan untuk melaksanakan
pengukuran produktivitas secara total. Aktivitas pengukuran waktu kerja
diperkenalkan pertama kali untuk penyelesaian kerja. Dengan adanya waktu ini
maka sistem pengaturan upah atau insentif akan dapat dibuat berdasarkan “a fair
day’s pay for a fair day’s work”. Begitu pula dengan mengetahui waktu ini maka
estimasi akan keluaran kerja yang dihasilkan serta jadwal perencanaan kerja dapat
dibuat secara lebih akurat.
(1) Standar waktu dapat dibuat di laboratorium sehingga prosedur ini tidak
mengganggu aktivitas sesungguhnya,
(4) Serikat pekerja cenderung menerima metode ini sebagai cara yang wajar untuk
menetapkan standar,
(5) Standar waktu yang telah ditentukan biasanya efektif pada perusahaan yang
melakukan sejumlah besar penelitian pada tugas yang sama.
(1) Mengambil sampel awal untuk mendapatkan sebuah perkiraan nilai parameter
seperti persentase waktu sibuk seorang pekerja,
(3) Buat jadwal pengamatan pada waktu yang layak. Konsep angka acak
digunakan untuk menapatkan pengamatan yang benar-benar acak,
Fokus pada pengambilan sampel kerja adalah untuk menentukan bagaimana para
pekerja mengalokasikan waktu mereka di antara beragam aktivitas yang
dilakukannya. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan persentase waktu yang
dihabiskan oleh seorang pekerja pada aktivitas yang ada pada sejumlah waktu
tertentu. Seorang analis hanya mencatat aktivitas yang dilakukan secara acak.
3.1 Kesimpulan
Penjadwalan dan pengukuran waktu kerja merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mengukur waktu standar suatu pekerjaan dan beban pekerjaan yang dibebankan
kepada pekerja. Penerapan metode pengukuran kerja secara tidak langsung sebagai
disiplin keilmuan yang baru, dalam perkembangannya akan banyak memerlukan
informasi yg berkaitan dengan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan
keterbatasannya yang dalam hal ini dinamai beban kerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Donnelly, Gibson dan ivancevich. 1993. Perilaku Struktur Proses. Jakarta:
Erlangga.
2. Munandar. 2001. Stress dan keselamatan Kerja, Psikologi Industri dan organisasi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
3. Moekijat. 2004. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Bandung: Pioner
Jaya.
4. Davis, Keith dan Newstrom, John W. 1985. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta:
Erlangga. Yuwono, Soni, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced
Scorecard Menuju Organisasi Yang Berfokus pada Strategi. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama
5. http://ccg.co.id/blog/2016/05/17/metode-metode-pengukuran-
kinerja/#:~:text=Pengukuran%20kinerja%20(performance%20measurement)
%20adalah,telah%20ditentukan%20sebelumnya%20oleh
%20perusahaan.&text=Scorecard%20menerjemahkan%20visi%20dan
%20strategi,di%20empat%20perspektif%20yang%20berbeda
6. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-penjadwalan-scheduling-dalam-
proses-produksi/
7. http://putrakolut.blogspot.com/2013/06/penentuan-dan-pengukuran-waktu-
kerja.html
8. http://ekayanahidayat.blogspot.com/2013/11/penjadwalan-jangka-pendek.html