Anda di halaman 1dari 4

MENCIPTAKAN SUATU BUDAYA BAGI PERUBAHAN

1) Menstimulasi Inovasi Budaya

Inovasi yaitu suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakasaiatau


meningkatkansuatu produk, proses, atau jasa. Oleh karena itu seluruh inovasi akan
menyiratkan sebuah peubahan, tetapi tidak semua perubahan memperkenalkan gagasan
baru atau mengarah pada perbaikan yang signifikan. Suatu tinjauan yang komprehensif
mengenai hubungan antara struktur dengan inovasi yang mengarah pada kesimpulan-
kesimpulan sebagai berikut:

a. Struktur yang organic secara positif memengaruhi inovasi


b. Kepemilikan yang panjang dalam manajemen dihubungkan dengan inovas
c. Invasi dibina ketika terdapat sumber daya yang kendur
d. Komunikasi antar unit tinggi dalam organisasi yang inovatif

Organisasi-organisasi yang inovatif cenderung memiliki budaya yang sama. Sehingga


mereka memberikan imbalan atas keberhasilan dan kegagalan, tetapi jika tertlalu banyak
organisasi, oranng-orang akan diberikan imbalan atas ketidakhadiran dari kegagalan dan
bukannya atas kehadiran dari keberhasilan. Budaya-budaya seperti inlah yang mematikan
pengambilan resiko dan inovatif. Ketika sebuah gagasan yang baru dikembangkan, maka
pemegang gagasan secara aktif dan antusias mempromosikannya, membangun dukungan,
mengatasi perlawanan dan memastikan untuk diimplementasikan, sehingga mereka
menginspirasi dan menyemangati orang lain denag visi mereka mengenai inovasi yang
potensial dan keyakian pribadi yang kuat mengenai misi mereka.

2) Menciptakan Suatu Pembelajaran Organisasi

Pembelajaran organisasi yaitu suatu organisasi yang telahmengembangkan kapasitas


secara terus menerus untuk menyesuaikan diri dan berubah. Sebagian besar organisasi
terlibat dalam pembelajaran loop tunggal, dimana mereka mendekteksi kesalahan maka
proses perbaikan mereka akan bergantung pada kebijakan secara rutin pada masa lalu dan
masa sekarang. Sebaliknya jika terlibat dalam pembelajaran loop ganda, mereka
memperbaiki kesalahn dengan memodfikasi tujuan, kebijaksanaan dan standar yang rutin,
sehingga hal ini menenntang asumsi dan norma yang berakar mendalam.

Dalam mengelola pembelajaran manajer dalam perusahaan harus membuat suatu


rancangan dilakukan, sebagai berikut:

a. Menciptakan suatu startegi.


b. Merancang kembali struktur organisasi
c. Membentuk kembali budaya organisasi

3) Perubahan Organisasi dan Stres


Lihat masa lalu factor-faktor penyebab stress sehari-hari yang dapat menyebar ke dalam
tempat kerja. Orang-orang akan tertarik dalam menentukan penyebab khusus dan faktor-
faktor yang mengurangi stress supaya dapat mempelajari bagaimana mengelola perubahan
organisasi secara efektif. Dengan cara bahwa perubahan oragnisasional memadukan
pengetahuan perilaku organisasi mengenai bagaimana orang bereaksi terhadap faktor yang
menyebabkan tekanan yang memberikan hasil yang lebih efektif daripada perubahan
organisasional yang dikelola secara objektif melalui penetapan tujuan. Suatu oriemtasi
pada perubahan yang positif akan menurunkan stress karyawan ketika mereka mengalami
perubahan organisasional dan akan meningkatkan tingkah laku mereka yag positif.

STRES KERJA DAN MANAJEMENNYA

a) Apakah yang dimaksud dengan stres?

Stres merupakan suatu proses psikologis yang tidak menyenangkan yang terjadi sebahagi
tanggapan tekanan lingkungan dan kondisi dinamis dimana peluang, tuntutan, atau sumber
daya yang saling terkait sehingga jika dipandang menjadi tidak pasti dan penting. Banyak
profesional yang memandang tekanan dari beban kerja yang berat dan tenggat waktu
sebagai tantangan yang positif yang mendorong kualitas dari pekerjaan meraka dan
kepuasan yang mereka peroleh dari pekerjaan mereka.tantangn sumber stress yang terkait
dengan beban kerja, tekanan untuk menyelesaikan tugas, dan urgensi waktu beroperasi
cukup berbeda dari hambatan sumber stress atau sumber stress yang menahan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

b) Sumber Stres yang Pontensial

Sumber stres yang pontensial memiliki 3 kategori, yaitu:

1. Faktor Lingkungan: ketidak pastian ekonomi, ketidak pastian politik dan


perubshsn teknologi
2. Faktor Organisasional: tuntutan tugas, tuntutan peran dan tuntutan interpersonal
3. Faktor Pribadi: permasalahan keluarga, permasalahan ekonomi dan kepribadian
Sumber stress termasuk dalam aditif dimana kita harus meninjau ulang sumber
stres scara individu, maka mudah untuk mengabaikan bahwa stress merupakan
fenomena tambahan. Setiap sumber stress yang baru dan persisten ,emabnah level
stress dari individu.

c) Perbedaan Individu

Adanya hubungan yang moderat dari variabel individu antara lain yaitu sumber potensial
dengan stres yang dialami. Mendemonstrasikan bahwa karyawan breaksi dalam
menanggapi presepsi mereka mengenai kenyataan dan bukannya kenyataan itu sendiri.
Presepsi kan memiliki hubungan yang moderat diantara kondisi stress yang potensial
dengan reaksi dengan karyawan terhadapnya. Sehigga pemecatan akan menyebabkan
karyawan menjadi takut akan kehilangan pekerjaanya, sedangkan yang lain memandang
hal tersebut sebagai peluang untu memperoleh manfaat pesangon yang besar dan memulai
bisnisanya sendiri. Pengalaman pekerjaan cenderung menjadi negative terkait dengan
stress. Dukungan sosial dimana hubungan kolage dengan para rekan kerja atau supervisor
dapat menyangga dampak dari stress.

d) Perbedaan Budaya

Kondisi kerja yang menyebabkan stres yaitu memperlihatkan beberapa perbedaan diatara
budaya. Perbedaan dapat terjadi karean dalam budaya yang kolektivistik, bekerja dengan
ekstra jam kerja terlihat sebagai sebuah pengorbanan untuk membantu keluarga,
sedangkan dalam budaya yang individualistic, bekerja terlihat sebagai suatu sarana untuk
pencapaian pribadi yang diambil dari keluarga. Stress sama buruknya bagi karyawan di
seluruh budaya.

e) Konsekuensi dari Stres

Jika mengalami stres akan memiliki beberapa konsekuensi, yaitu :

1. Gejala Fisiologis
Sakit kepala, tekan darah tinggi, penyakit jantung. Stress dapat menciptakan
perubahan di dalam metebolisme, meningkatkan fungsi jantung dan tingkat
pernapasan dan tekan darah, membawa sakit kepala serta dapat menimbulkan
serangan jantung.
2. Gejala Psikologis:
Kemacetan, depresi, penurunan dalam kepuasan kerja. Suatu kajian yang
menelusuri tanggapan psikologi dai para karyawan dari waktu ke waktu
menemukan bahwa stress sehubungan dengan beban kerja yang tinggi dan
menurunkan kesejahtereaan emosional.pekerjaan yang membuat tututan berlipat
dan pertentangan atau kurangnya kejelasan mengenai kewajiban dari pemegang
jabatan, otoritas, dan tanggung jawab yang meningkatkan baik stress maupun
ketidakpuasan.
3. Gejala Perilaku:
Produktivitas, ketidakhadiran, tingkat perputaran, demikian pula dengan perubahan
dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok atau konsumsi alkohol, pidato
yang cepat, gelisah dan gangguan tidur.

f) Mengelola Stres

Dalam mengelola stres memiliki dua pedenkatan, yaitu:

1. Pendektan Individu
Seorang karyawan dapat mengambil tanggung jawab pribadi untuk menurunkan
level stress. Strategi individu yang telah terbukti efektif meliputi teknik
manajemen waktu, menigkatkan latihan fisik, pelatihan relaksasi dan jaringan
dukungan sosial yang diperluas. Memahami dan memanfaatkan prinsip dasar
manajemen waktu dapat membantu individu untuk mengatasi dengan lebih baik
terhdap ketegangan yang diciptakan oleh tuntutan pekerjaan. Ketrampilan
manajemn waktu pada tujuan langsung dan mendorong motivasi bahkan dapat
menghadapi tugas yang kurang disukai. Dalam memperluas jaringan dukuangan
sosial akan menyediakan seseorang untuk mndengarkan permasalahn yang dialami
dan menawarkan perspekstif lebih objektif terhadap situasi yang penuh tekanan
daripada diri sendiri.

2. Pendekatan Organisasi
Faktor organisasional yang menyebabkan stress, terutama pada tuntutan tugas
tugas dan peran yang dikendalikan oleh manajemen dan dengan demikian dapat
dimodifikasi atau diubah. Pekerjaan tertentu memiliki lebih banyaj tekan daripada
yang alinya tetapi sebagaimana yang telah dilihat, para individu berbeda tanggapan
mereka terhadap situasi yang penuh dengan tekanan. Para individu denga sedikit
pengalaman atau rungan kendali secara eksternal cenderung lebih rentan terhadap
stress. Manajemen tidak harus merekrut dengan ketat hanya para individu yang
berpengalaman dengan ruang internal, tetapi para individu tersebut akan
beradaptasi denag lebih baik terhadap pekerjaan yang lebih banyak mengahasilkan
stress dan melaksanakan pekerjaan denga lebih efektif. Stress peranan sebagian
besar merugikan, karena karyawan merasakan ketidakpastian mengenai tujuan,
ekspektasi, bagaimana mereka akan dievaluasi dan sebagainya. Dalam meberikan
keputusan secara langsung terhadap karyawan dapat mempengaruhi kinerja pada
pekerjaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai