Anda di halaman 1dari 13

Action Based Strategies 31

The Breaking Point


Revisi : Andi Sudrajat, Muhammad Husein, Musaddad Kamal

PENDAHULUAN
Stres sering kali dialami oleh semua manusia. Setiap orang pasti mengalami stress. Stress
merupakan respon yang diberikan individu terhadap situasi yang diterima seseorang
sebagai suatu tantangan atau ancaman keberadaannya. Stress juga didefinisikan sebagai
ketidakmampuan mengatasi ancaman dari luar dan dalam diri baik masalah mental, fisik,
emosional, dan spiritual (Palupi, 2004).

Stress mempunyai dampak yang positif dan negatif. Stres dapat berpengaruh pada
kesehatan dengan dua cara. Pertama, perubahan yang diakibatkan oleh stres secara
langsung mempengaruhi fisik sistem tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan. Kedua,
secara tidak langsung stres mempengaruhi perilaku individu sehinggga menyebabkan
timbulnya penyakit atau memperburuk kondisi yang sudah ada (Safarino, 2008).

Stress bisa muncul apabila seseorang pada posisi yang mengancam kesehatan fisik atau
psikologisnya. Jumlah penderita stress di Indonesia semakin bertambah. Menurut Dr.
Ratna Mardiyati memperkirakan ± 1,33 juta penduduk DKI Jakarta diperkirakan
mengalami gangguan mental atau stress sebanyak 14% dari total penduduk dengan
tingkat stress akut. Stress mempunyai dampak yang positif dan negatif. Stres dapat
berpengaruh pada kesehatan dengan dua cara. Pertama, perubahan yang diakibatkan oleh
stres secara langsung mempengaruhi fisik sistem tubuh yang dapat mempengaruhi
kesehatan. Kedua, secara tidak langsung stres mempengaruhi perilaku individu sehinggga
menyebabkan timbulnya penyakit atau memperburuk kondisi yang sudah ada (Safarino,
2008). Karena semakin banyaknya angka kejadian penderita stress dan dampaknya bagi
kesehatan manusia.

Employee Trust in Leadership as a Moderator for Stress brought on by Organizational


Change (Drasin, 2014) mengungkapkan bahwa perubahan organisasi secara luas diakui
Action Based Strategies 32

sebagai penyebab stress untuk pekerja. Dengan perubahan terus-menerus, pekerja dapat
mencapai titik “breaking point” yang menyebabkan tekanan psikologis dan fisiologis.
Bukti menunjukkan bahwa perubahan tersebut member dampak negatif kepada kinerja,
komitmen, dan keterbukaan untuk berubah dari pekerja. Kepercayaan pegawai dalam
proses kepemimpinan memiliki potensi untuk mengurangi stres dan meningkatkan
kinerja dan komitmen karyawan selama perubahan organisasi. Meskipun telah umum
diakui bahwa kepercayaan karyawan dalam kepemimpinan membawa kondisi positif dan
dapat melawan efek dari stres. Menurut Paton (2014) 1 dari 5 manajer mengalami
keadaan emosional ke titik “breaking Point” dengan hasil bahwa mereka gagal mengasih
support karena rasa stress dan masalah yang mereka alami. Oleh karena itu perlu
dilakukannya manajement stress supaya tujuan dan pekerjaannya tidak terhambat

Manajemen stress merupakan suatu program untuk melakukan pengontrolan atau


pengaturan stress. manajemen stress merujuk pada identifikasi dan analisis terhadap
permasalahan yang terkait dengan stress dan aplikasi berbagai alat terapeutik untuk
mengubah sumber stress atau pengalaman stress (Cotton dalam Intan 2012). Breaking
point adalah salah satu strategi manajemen stress yang termasuk dalam (ABS) yang
menekankan pada keberanian seseorang untuk keluar dari batasan batasan. Kebiasaan
atau rutinitas yang dianggap membatasi diri seseorang dan menjadi stressor tersendiri.

Breaking point merupakan salah satu manajemen stress yang dapat digunakan untuk
mengurangi kecemasan sehingga penulis ingin memaparkan lebih lanjut mengai breaking
point sebagai salah satu konsep manajemen stress.

PENGERTIAN
Istilah manajemen stress merujuk pada identifikasi dan analisis terhadap permasalahan
yang terkait dengan stress dan aplikasi berbagai alat terapeutik untuk mengubah sumber
stress atau pengalaman stress (Cotton, dalam Intan 2012). Smith (2012) mendefenisikan
manajemen stress sebagai suatu keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk
mengantisipasi, mencegah, mengelola dan memulihkan diri dari stress yang dirasakan
karena adanya ancaman dan ketidak mampuan dalam coping yang dilakukan. Ketika
individu mengalami burn out maka perlu adanya suatu mekanisme koping yang positif
Action Based Strategies 33

untuk menghadapinya yang nantinya berpengaruh pada proses emosional dalam dirinya
agar kualitas hidup individu menjadi meningkat. Handerson (2017) berkata bahwa
masalah yang berkaitan dengan stress tidak bias diabaikan, karena efek dari stress sangat
signifikan dan berpengaruh terhadap kepuasan dan kinerja. Dengan manajemen stress
maka coping para pekerja dapat terbatu mengurangi stress mereka.

Breaking point adalah salah satu strategi manajemen stress yang termasuk dalam (ABS)
yang menekankan pada keberanian seseorang untuk keluar dari batasan batasan.
Kebiasaan atau rutinitas yang dianggap membatasi diri seseorang dan menjadi tressor
tersendiri.

Breaking point: a state of mental or emotional strain or suspense; the degree of tension or
stress at which something a person breaks down or a situation becomes crucial; the
moment of crisis in a situation. Breaking point adalah suatu tehnik untuk mengatasi suatu
keadaan dimana situasi (kerja/relasi) sudah berada di ambang krisis. Penyebabnya
meliputi target yang ingin dicapai tidak realistis, beban kerja yang multitasking yang ingin
dikerjakan pada waktu yang bersamaan (misalnya: melimpahnya sarana sistem
komunikasi teknologi yang seperti: e-mail, telepon, SMS, blog, dll), serta melimpahnya
informasi yang masuk begitu saja sebagai konsumsi kognitifnya tanpa sempat untuk
diolah sebagai informasi yang memang dibutuhkannya, kurangnya dukungan dari
lingkungan sosial.

Dengan breaking point diharapkan seseorang baik itu manajer ataupun pekerja, dapat
mengurangi stress yang dialaminya. Profesor Khalid Aziz dalam Beer, Oliver, Sheena
(2016) mengatakan bahwa penting bagi mereka memimpin yang dengan memberi contoh,
dan memahami hubungan antara tekanan dan kinerja. Dengan memperoleh kontrol atas
sumber dan gejala tekanan, baik pada diri sendiri maupun orang lain, para manajer dapat
mengubah stres yang tidak membantu menjadi kekuatan positif bagi perusahaan secara
keseluruhan

TUJUAN
Action Based Strategies 34

Strategi manajemen stress yang termasuk dalam ABS (Action Based Strategy) yang
menekankan pada keberanian seseorang untuk keluar dari batasan-batasan, kebiasaan
atau rutinitas yang dianggap membatasi diri seseorang dan menjadi stressor tersendiri
yang berguna untuk:
a. Mengurangi kecemasan
b. Mengoptimalkan potensi seseorang
INDIKASI
Gejala yang tampak pada seseorang yang membutuhkan dilakukannya breaking point,
seperti:
a. Malaise/ lesu/ tidak bersemangat
b. Sering marah
c. Sering absen
d. Sering membawa pekerjaan ke rumah
e. Berusaha untuk resign/keluar dari pekerjaan
f. Berusaha melakukan sabotase
g. Melakukan pembunuhan/teror/bunuh diri
h. Not enough time to do job
i. Poor management, Not enough time to do job

PRINSIP – PRINSIP
a. Actively develop new leaders' leadership skills
Kegiatan mentoring bertujuan untuk memunculkan kapasitas-kapasitas yang dimiliki
oleh seseorang (maintee) agar dapat menjadi seorang pemimpin dengan tetap
mendampinginya dalam kegiatan perencanaan, pelatihan, pemberian dukungan dan
umpan balik.
Tahap ini dilakukan untuk mengembangkan potensi staf untuk mencapai
keberhasilan, membantu dalam merencanakan tindakan pembelajaran, mentoring
dan menyediakan pengkajian ketrampilan dalam kepemimpinan untuk mendukung
pengembangan kemampuan dan menyediakan dukungan dan member umpan balik.

b. Manage new leaders' performance pro-actively and avoid under-employing


people
Action Based Strategies 35

Menciptakan suasana kerja tim yang mengalir dalam mencapai target kerja dan
mengembangkan potensi secara maksimal, untuk mengurangi kelesuan, meyakinkan
bahwa setiap individu memiliki ketrampilan yang adekuat dan mengkomunikasikan
tujuan secara jelas dan segera memberikan umpan balik baik berupa penghargaan
terhadap setiap keberhasilan yang dicapai maupun perbaikan dan evaluasi yang
dilakukan secara berkelanjutan .

Kemampuan yang baik dalam mengkomunikasikan tujuan dan target yang ingin
dicapai sangat mempengaruhi performa kerja tim dalam memberikan respon tepat
terhadap kemampuan yang akan diupayakannya justru karena ia telah memahami isi
komunikasi tersebut.

c. Reduce stress through commitment, control and challenge


Perlu untuk memperbaharui komitmen dengan tujuan yang disepakati bersama
namun dengan semangat yang baru sehingga semua bisa tetap: fokus pada tujuan,
tetap maju, tidak merisaukan hal-hal yang tidak dapat dirubah, namun pada hal yang
dapat dikontrol saja. Tanda Resilient Group:
1) Tidak bersikap berlebihan
2) Tidak membiarkan kondisi dikendalikan oleh stresor, tapi mengendalikan
stressor itu sendiri.
3) Tidak terjebak pada masalah, dan membuang- buang waktu
4) Untuk merasa khawatir atau cemas tapi berfokus pada solusi
5) Bersikap waspada dan hati-hati

d. Create a "Stop Doing" List


Mengurutkan hal-hal negatif penyebab stres akan menghasilkan dampak negatif pada
diri sendiri. Sebaiknya kegiatan seperti ini dihentikan saja bahkan sejak dalam
pikiran. Abaikan hal-hal yang buruk! Hal ini disebabkan oleh menginternalisasi
kritik orang lain, waktu yang tidak terkelola dengan baik, menghindari kerjasama
yang tidak bermanfaat, melakukan sesuatu secara berkelanjutan dengan cara yang
Action Based Strategies 36

sama dan mengeliminasi beberapa hal yang tidak perlu dan memfokuskan energi
untuk mencapai tujuan yang jelas.

e. Focus on your strengths


Fokus pada kekuatan-kekuatan yang dimiliki untuk melakukan hal yang terbaik
dengan cara yang lebih efisien. Dengan fokus, kita akan bisa menghindarkan diri dari
hal-hal yang tidak efisien. Jika kita tidak mempersempit aktivitas kita ke inti
fundamental dari mana kita dapat tumbuh, strategi menjadi jauh lebih sulit untuk
dikembangkan.

f. Avoid fighting battles you don't need to win

Mulai dengan memilih persaingan yang bijaksana tanpa harus membutuhkan korban.
Kita tidak membutuhkan menang dengan merugikan orang lain. Kedewasan sudah
cukup bagi kita untuk tahu bahwa kita benar tanpa harus membuktikan bahwa orang
lain salah.
g. Focus on your priorities

Meminimalkan stres juga bisa dimaknai dengan melihat kehidupan melalui lensa
holistik (biologi, spiritual, psikologi, sosial, kultural). Prioritas itu tampak dari
bagaimana seseorang itu menjalani kehidupannya sehari-hari.

h. Consider promotion outside of management

Promosi ini bertujuan untuk memungkinkan berkembangnya potensi staf di bidang


yang lain.

PELAKSANAAN
Persiapan
Sebelum melakukan teknik latihan manajemen stress how to be patient, hal -hal yang
perlu dipersiapkan antara lain :
o Lingkungan dan suasana yang nyaman
Action Based Strategies 37

o Tempat duduk yang nyaman


o Alat tulis, meliputi worksheet, bolpoin (berwarna lebih baik)
Pelaksanaan
a. Pertama, rekam apa saja yang akan anda lakukan pada hari ini
b. Kemudian tentukan aktivitas berdasarkan skala prioritas (Lihat lembar worksheet)
c. Putuskan aktivitas mana yang pantas mendapatkan waktu lebih (priority 1 & 2) dan
mana yang bisa dikurangi (prioritas 3 & 4). Buat rencana untuk menghabiskan lebih
banyak waktumu besok pada prioritas 1 & 2 aktivitasmu.

EVALUASI
Dengan menerapkan breaking point, dimana lebih mendahuluikan mana yang penting
dan mendesak akan membuat pekerjaan menjadi menjadi tertata, kita tidak diburu oleh
pekerjaan dan tentunya akan menjauhkan dari masalah dan stress.

REFERENSI
Beer, O., & Asthana, S. (2016). Breaking Point. British Association of Social Workers,
(Mar), 24–25. https://doi.org/10.1300/J083V08N01_11
Cook, B. 2011. Family Near to Breaking Point. Reed Bussines Information. United
Kingdom
Drasin, Joseph. (2014). Employee Trust in Leadership as a Moderator for Stress
brought on by Organizational Change. LLC Proquuest: United States.
Henderson, S. W. (2017). Breaking Point. Journal of the American Academy of Child
and Adolescent Psychiatry, 56(2), 175. https://doi.org/10.1016/j.jaac.2016.10.017
Matinuzzi, B. 2007. Stress Management Techniques: The Breaking
Point.
http://www.mindtools.com/pages/article/new/TCS_87htm, diakses 16 Februari 2018
Paton, N. (2014). Middle managers at “ breaking point .” Occupational Health, 66(1), 1.
Pieter. Z Herri et al. 2011. Pengantar psikopatologi untuk keperawatan, edisi 1. Jakarta:
Kencana
Rachael McIlroy, dkk. 2013. Beyond Breaking Point? The Royal Collage of Nursing:
London
Action Based Strategies 38

Stuart, Gail W. (2009) Principle and practice of psyciatic nursing (9th edition). St Louis
: Mosby Year Bok.
Taris, W.T et all. (2003). Stress Management Interventions in The Dutch Domiciliary
Care Sector: Findings From 81Organozations.International Journal of Stress
Management,Vol. 10, No. 4, 297–325.
Action Based Strategies 39

WORKSHEET
TANGGAL:
THE BREAKING POINT
Pertama, rekam apa saja yang akan anda lakukan pada hari ini
Kemudian tentukan aktivitas berdasarkan skala prioritas pada gambar di bawah
Putuskan aktivitas mana yang pantas mendapatkan waktu lebih (priority 1 & 2) dan mana
yang bisa dikurangi (prioritas 3 & 4). Buat rencana untuk menghabiskan lebih banyak
waktumu besok pada prioritas 1 & 2 aktivitasmu.
URGENT NOT URGENT
IMPORTANT IMPORTANT
1 2

URGENT NOT URGENT


NOT IMPORTANT NOT IMPORTANT
3 4

HASIL
Aktivitas yang membutuhkan waktu lebih banyak

Aktivitas yang membutuhkan waktu lebih sedikit

Rencana hari esok


Action Based Strategies 40

Daily Activity
WAKTU AKTIVITAS PRIORITAS
Action Based Strategies 41

Lampiran 2 : Leaflet
Action Based Strategies 42
Action Based Strategies 43

Anda mungkin juga menyukai