NIM : 042164368
UPBJJ UT : Bandung
Tugas 2
Stres kerja karyawan pada perusahaan X merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan
dalam rangka meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki perusahaan, sehingga perlu diketahui
faktor-faktor penting yang menjadi penyebab stres kerja karyawan dan gejala-gejala stres yang
dialami karyawan. Faktor penyebab stres kerja di PT. X diantaranya yang mencakup tuntutan
tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan antarpribadi, struktur organisasi, kepemimpinan
organisasi, dan tahap hidup organisasi. Gejala stres merupakan hasil/keluaran dari stres yang
dialami seseorang. Gejala stres kerja karyawan mencakup gejala fisiologis, psikologis, dan
perilaku.
Selama ini PT. X sudah mengupayakan penanggulangan stres kerja yang dialami oleh
karyawannya, diantaranya meningkatkan kesejahteraan karyawan yang tidak hanya terpusat pada
kesejahteraan finansial, tetapi juga kesejahteraan nonfinansial. Manajemen dapat membantu
karyawan dalam menanggulangi stres kerja yang dialami dengan memberikan tantangan kerja
yang proporsional kepada karyawan, meningkatkan perhatian pada kehidupan beragama
karyawan, membantu karyawan untuk menjalani hidup yang lebih sehat, mengembangkan
program rekreasi bersama guna memulihkan kondisi fisik dan mental karyawan yang
kemungkinan menurun akibat pekerjaan. Selain itu, manajemen PT. X hendaknya tidak hanya
mempertimbangkan beban kerja, kompetensi, evaluasi jabatan, dan sistem grading dalam
menentukan imbal jasa kepada karyawan, kebutuhan karyawan ditengah tuntutan hidup yang
semakin meningkat sebaiknya dipertimbangkan, namun manajemen tetap memerhatikan
kesinambungan kinerja perusahaan.
2) Jelaskan stressor di perusahaan Anda, kemudian jelaskan cara-cara mengatasi stres yang
dilakukan oleh pimpinan di perusahaan tempat Anda bekerja. Cantumkan nama perusahaan dan
bidang perkejaannya. Jika Saudara belum bekerja, ilustrasikan bahwa Anda adalah pergawai
dari suatu perusahaan.
Jawab:
Stressor dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu level individu, kelompok organisasi
dan faktor di luar organisasi. Seseorang yang berhadapan dengan salah satu atau keempat
faktor ini akan mempersepsi dan menilai apakah faktor-faktor tersebut betul-betul
menekankan dirinya atau tidak. Seseorang stressor tentunya dipengaruhi oleh latar
belakang individu masing-masing. Selanjutnya jika menurut dirinya stressor benar-benar
menekan dirinya maka orang bersangkutan akan meresponnya dengan berbagai strategi
untuk mengatasi stress. Berhasil atau tidaknya mengatasi stress tersebut berpengaruh
terhadap aspek-aspek psikologis atau sikap bersangkutan perilaku aspek kognitif dan
aspek fisiknya.
Dari penjelasan perusahaan “x” di atas stressor dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
1. Level individual, stressor yang berasal dari level individual adalah semua faktor
lingkungan yang terkait langsung dengan pekerjaan seseorang. Contoh seperti
perusahaan x adalah, banyak ditemui tuntukan pekerjaan yang tidak seimbang dengan
kapabilitas seseorang, terlalu banyak pekerjaan (work overload) atau sebaliknya
karyawan tidak tahu apa yang harus dikerjakan karena perintah yang berbeda-beda,
pekerjaan menimbulkan (role conflict) tuntukan pekerjaan yang berbeda-beda pada
saat bersamaan sering cekcok dengan teman kerja atau atasan. Situasi seperti ini
biasanya terjadi ketika sebuah organisasi melakukan perombakan besar-besaran
dalam rangka melakukan efisiensi apakah perombakan tersebut dalam bentuk
rekstruksasi, reorganisasi, reengineering dowsizing, rightsizing atau resizing.
Demikian juga ketika sebuah organisasi dimerger atau diakuisisi organisasi lain atau
perusahaan negara yang diprivatisasi biasanya akan menyebabkan tidak adanya
kepastian bahwa seseorang akan dipekerjakan. Akibatnya, tidak jarang seorang
karyawan mengalami stres karena tidak ada jaminan dirinya tetap dipekerjakan.
Bahkan karyawan yang tidak diberhentikan sekalipun tidak terhindarkan untuk tidak
mengalami stress utamanya karena work overload.
2. Level kelompok, dinamika kelompok dan perilaku manajerial merupakan bentuk
stressor yang berumber pada kelompok. Contoh pada perusahaan x hubungan
interpersonal yang tidak harmonis antara atasan dan bawahan merupakan salah satu
sebab timbulnya stres dikalangan bawahan.
3. Level organisasi stressor yang bersumber pada level organisasional boleh jadi tidak
hanya menyebabkan stres pada satu atau dua orang karyawan, tetapi tidak tertutup
kemungkinan melibatkan sebagian besar karyawan. 4 sumber stress dari kebijakan
dan strategi organisasi struktur dan desain organisasi proses organisasi dan kondisi
lingkungan kerja. Contoh pada perusahaan x market culture misalnya adalah tipikal
budaya organisasi yang menuntut karyawan bekerja keras memiliki kemampuan
bersaing baik secara internal maupun eksternal dan memiliki target kinerja yang
tinggi. Dengan tuntutan seperti ini hampir pasti sesama karyawan pun harus saling
bersaing sehingga tidak bisa dipungkiri jika kehidupan organisasi juga sangat
menegangkan. Sederhananya, market culture meruppakan karakteristik budaya
organisasi yang sangat potensial menjadi stressor.
4. Level di luar organisasi (extra organizational), terakhir stressor yang berada di luar
organisasi adalah semua faktor yang terkait dengan kehidupan seseorang namun tidak
terkait secara langsung dengan kehidupan organisasi, tetapi sangat potensial
menimbulkan stress. Contoh pada perusahaan x penyebabnya mahalnya biaya hidup
kemacetan lalu lintas, lebih-lebih lagi jika karyawan tersebut adalah perempuan
seorang wanita. Disamping harus menghadapi kompleksitas hidup karyawan wanita
juga sering menghadapi dilema antara tuntutan karir dengan harmoni kehidupan
keluarga itu merupakan dua situasi yang sangat berlawanan yang kadang sulit
dipadukan. Situasi seperti ini sangat potensial menimbulkan stres. Atau seseorang
dengan status ekonomi yang rendah daripada mereka dengan status ekonomi yang
lebih baik. Status sosial ekonomi yang rendah biasanya ditandai oleh rendahnya
tingkat pendapatan pendidikan dan kedudukan didalam organisas. Kelompok ini juga
sangat rentan terhadap stres.
Jenis penilaian pada perusahaan x tersebut yaitu, jenis penilaian kedua secondary
appraisal yaitu penilaian lanjutan setalah dilakukan penilaian tahap pertama.
Meskipun demikian secondary appraisal tidak akan dilakukan jika pada tahap awal
stressor dianggap tidak relevan atau positif. Dengan kata lain secondary appraisal
dilakukan penilaian terhadap berbagai kemungkinan yang bisa dilakukan untuk
mengurangi tingkat stres. Yang pertama akan dilakukan adalah mengevaluasi
ketersediaan perangkat-perangkat yang sekiranya bisa membantu seseorang
mengatasi stres berdasarkan pilihan perangkat tersebut dan tindakan yang akan
dilakukan merupakan dasar pemilihan strategi mengatasi stres (coping strategy).
Berney dan Selye (Dewi, 2012:107) mengungkapkan ada empat jenis stres:
c. Hyperstress Yaitu stress yang berdampak luar biasa bagi yang mengalaminya.
Meskipun dapat bersifat positif atau negatif tetapi stress ini tetapsaja membuat
individu terbatasi kemampuan adaptasinya. Contoh adalah stres akibat serangan
teroris.
Itu semua adalah jenis-jenis stres yang disebabkan oleh perusahaan x. adapun strategi yang dapat
mengatasi stres yaitu dengan stress (coping Strategy ) adalah bentuk perilaku dan/atau
pengetahuan seseorang yang bisa digunakan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres.
Secara umum strategi mengatasi stres bisa dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :
1. Strategi pengendalian stress (control strategy) yaitu upaya yang dilakukan secara
langsung untuk mengantisipasi atau mengatasi persoalan stress.
3. Strategy mengelola gejala stress (symptom management strategy yaitu upaya mengatasi
stress dengan cara melakukan ralaksi, meditasi atau olahraga.
4. Maka ke tiga strategi tersebut bisa dilakukan perusahaan untuk mengatasi situasi tersebut.
Tujuan teknik-teknik penenangan pikiran ialah untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu proses
berpikir dalam bentuk merencana, mengingat, berkhayal, menalar yang secara bersinabung kita
lakukan dalam keadaan bangun, dalam keadaan sadar. Jika berhasil mengurangi kegiatan pikiran,
rasa cemas dan khawatir akan berkurang, kegiatan umum untuk beraksi akan berkurang,
sehingga pikiran menjadi tenang, stress berkurang.
2.Mediasi
Mediasi dapat dianggap sebagai teknik, dapat pula dianggap sebagai suatu keadaan pikiran
(mind), keadaan mental. Berbagai teknik,seperti yoga, berzikir, relaksasi progresif, dapat menuju
tercapainya keadaan mental tersebut Konsentrasi merupakan aspek utama dari teknik-teknik
mediasi.
Pelatihan relaksasi neuromuscular adalah satu program yang terdiri dari latihan-latihan sistematis
yang melatih otot dan komponen-komponen system saraf yang mengendalikan aktifitas otot.
Tujuan utama penggunaan teknik penenangan melalui aktifitas fisik ialah untuk menghamburkan
atau untuk menggunakan sampai habis hasil-hasil stress yang diproduksi oleh ketakutan dan
ancaman, atau yang mengubah system hormone dan saraf kita ke dalam sikap mempertahankan.
Manfaat yang kedua dari aktifitas fisik aktivitas fisik ialah bahwa ia menurunkan reaktifitas kita
terhadap stress di masa mendatang dengan cara mengkondisikan relaksasi. Aktifitas yang sesuai
dalam hal ini ialah latian keseluruhan badan, seperti berenang, lari, menari, bersepeda, atau olah
raga lain selama kurang lebih satu jam.
Sumber Referensi :
- BMP/EKMA4158/hal.3.47-3.64
- https://repository.usm.ac.id/files/bookusm/F013/20190627091334-STRESS-
KERJA.pdf
- http://eprints.stainkudus.ac.id/170/5/file%205.pdf
- https://media.neliti.com/media/publications/113519-ID-stres-dan-konflik-dalam-
organisasi.pdf