Anda di halaman 1dari 3

Salam hormat Kepada Bapak/Ibu Tutor.

Izinkan saya menjawab diskusi.

Strategi mengatasi stres adalah semua bentuk perilaku dan/atau pengetahuan seseorang yang
bisa digunakan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres. Secara umum, strategi
mengatasi stres bisa dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Strategi mengendalikan stres(control strategy)


yaitu upaya yang dilakukan secara langsung untuk mengantisipasi atau mengatasi persoalan
stres. Sebagai contoh, jika organisasi tempat kita bekerja mengubah kebijakannya dengan
mengadopsi market culture yang berarti kita dituntut lebih kompetitif, sementara kita sendiri
adalah tipikal orang yang kooperatif, tentunya perubahan ini akan menyebabkan kita merasa
tertekan dan ujung-ujungnya boleh jadi kita mengalami stres. Jika kita merasa tidak bisa
menyesuaikan diri dengan budaya baru dan kita lebih memilih pindah kerja ke tempat kerja
atau organisasi yang lebih kondusif maka kita menerapkan control strategy,

2. Strategi menghindari stres (escape strategy)


yakni menghindari atau mengabaikan masalah yang menimbulkan stres. Jika kita secara pasif
mau menerima situasi yang menimbulkan stres atau kita menghindari konfrontasi secara
langsung misalnya dengan karyawan yang sangat menjengkelkan maka upaya kita disebut
sebagai escape strategy,

3. Strategi mengelola gejala stres (symptom management strategy)


upaya mengatasi stres dengan cara melakukan relaksasi, meditasi, atau olahraga.

Dari 3 strategi diatas, yang mungkin bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan Aldi
ialah strategi mengendalikan stress (control stress) karena dari masalah yang menurut saya
kompleks, apalagi atasan yang mengabaikan karyawan, menurut saya sudah tidak bisa
dihindari lagi rasa stressnya, dan apabila hanya dilakukan relaksasi atau meditasi, hanya akan
menghilangkan stress sementara . Jadi strategi yang paling cocok ialah control stress. Aldi
juga suda tidak ada motivasi lagi, sehingga strategi yang benar ialah pindah kerja ke tempat
kerja atau organisasi yang lebih kondusif.

Namun, disamping itu Pihak manajemen/perusahaan juga bertanggung jawab untuk menata
organisasi agar tingkat stres karyawan bisa berkurang sampai pada titik terendah.
Beberapa program atau tindakan manajemen untuk mengurangi organizational
stressor yang pada akhirnya bisa juga untuk mengurangi individual stressor adalah
sebagai berikut.

1. Membangun budaya dan iklim kerja yang kondusif.


Meskipun disadari bahwa persaingan bisnis dewasa ini semakin ketat yang secara berturut-
turut pada akhirnya juga menuntut karyawan untuk mampu bersaing - dengan dirinya, teman
kerja maupun dengan perusahaan lain; dan menuntut karyawan berbuat lebih banyak dengan
biaya lebih sedikit bukan berarti karyawan bisa dibiarkan untuk mengatasi persoalan tersebut
sendirian. Paling tidak pihak manajemen juga harus bertanggung jawab untuk menyiapkan
budaya dan iklim kerja yang kondusif untuk mengurangi stres karena tuntutan kerja tersebut.
Penciptaan budaya dan iklim kerja seperti ini misalnya bisa dilakukan dengan mengubah
struktur dan proses organisasi yang memungkinkan karyawan memiliki keleluasaan dalam
bekerja.

2. Membangun quality of work life (QWL) atau kualitas kehidupan kerja.


Yang dimaksudkan dengan QWL adalah lingkungan kerja yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan bagi karyawan. Berdasarkan definisi ini, yang dimaksudkan dengan
membangun QWL adalah menciptakan program, membuat kebijakan atau mendesain
organisasi untuk meningkatkan derajat kesehatan karyawan baik kesehatan fisik, mental
maupun ekonomi. Sederhananya, tujuan meningkatkan QWL adalah untuk membangun
lingkungan kerja yang lebih manusiawi (humanized work environment) dengan harapan
karyawan merasa nyaman dalam bekerja dan ujung-ujungnya sekali lagi berkurangnya
tingkat stres. Lingkungan kerja seperti ini akan bisa tercapai bila terjadi kecocokan (best fit)
antara karyawan, pekerjaan, teknologi, dan lingkungan. Untuk mencapai kondisi seperti itu,
salah satu upaya yang bisa dilakukan pihak manajemen adalah dengan memperkaya
pekerjaan (job enrichment) yang komponen-komponennya terdiri dari job contents dan job
characteristics. Yang dimaksudkan dengan job content (kandungan pekerjaan) adalah kondisi
yang mengaitkan langsung pekerjaan dengan kinerja yang dicapai seseorang. Sedangkan
yang termasuk dalam job characteristics (karakteristik pekerjaan) adalah keragaman skill,
identitas tugas, arti penting tugas, otonomi, dan umpan balik.

3. Mengurangi konflik dan memperjelas peran karyawan dalam organisasi.


Untuk menghindari semua persoalan yang membuat stress karyawan tentunya pihak
manajemen harus menetapkan peran-peran apa yang harus dijalankan seorang karyawan.
Salah satu caranya dengan membuat daftar tugas yang seharusnya dijalankan seorang
karyawan dan selanjutnya daftar tugas tersebut diperbandingkan dengan harapan karyawan
berkaitan dengan tugas yang akan dijalankannya. Jika ada perbedaan yang signifikan maka
perbedaan tersebut bisa didiskusikan bersama (antara karyawan dan pemberi tugas) untuk
menghindari kemungkinan timbulnya konflik di belakang hari.

4. Membuat perencanaan karir dan memberi konseling.


Pihak manajemen seharusnya terlibat dalam menyelesaikan persoalan karir misalnya dengan
memberikan bimbingan dan konseling dan memberi arahan bagaimana seorang karyawan
menentukan masa depannya. Kalau memang karyawan dianggap tidak bisa menapak ke atas
karena keterbatasan kemampuan dirinya maka karyawan pun harus mengetahuinya sehingga
dirinya bisa memperbaiki diri atau kalau tidak bisanya naik ke atas bukan karena
kemampuan, tetapi karena sebab lain, misal, karena antrian yang panjang maka karyawan
mungkin bisa dipersilakan untuk berkarir di organisasi lain. Kejelasan seperti ini tentunya
tidak menjadikan karyawan frustasi dan pada akhirnya bisa bekerja lebih baik, sebuah situasi
yang baik bagi karyawan dan juga baik bagi organisasi. Dengan bahasa yang lebih sederhana,
kejelasan karir seorang karyawan, dan bantuan konseling dari pihak organisasi akan
membantu karyawan mengurangi stres.

Kesimpulan
      Karyawan merupakan unsur penting untuk melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan
dan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan. Sebuah
perusahaan harus sebisa mungkin membuat para karyawan dapat bekerja dengan tenang dan
nyaman tanpa ada ketegangan dan kecemasan yang dirasakan sehingga setiap karyawan
mempunyai kinerja yang baik. Keadaan yang diciptakan tidak hanya menyangkut kondisi
fisik seorang karyawan saja, melainkan berhubungan erat dengan orang lain dan suasana
psikologis yang tercipta di tempat kerja. Sehingga karyawan dalam sebuah perusahaan akan
bekerja secara maksimal, menggunakan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan sebuah
balasan berupa pendapatan baik uang maupun bentuk lainnya. 

Sumber : BMP EKMA4158 Modul 3 KB 2 hal 3.40 - 3.64 Tentang Stres di Tempat Kerja

Anda mungkin juga menyukai