Anda di halaman 1dari 2

Aldi adalah seorang tenaga ICT tetapi ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan latar

belakangnya. Karena berbeda antara keahlian dan kondisi pekerjaannya dikantor, Kondisi ini
membuatnya mengalami stress terhadap pekerjaannya itu. Aldi sangat tidak menyukai pekerjaan
barunya, ia merasa muak dan bosan, belum lagi beban pekerjaan barunya sangatlah banyak,
ditambah adanya tekanan-tekanan pada pekerjaannya yang sering kali membuat ia menangis.
Akhirnya situasi tersebut berefek pada kesehatannya. Beberapa kali Aldi mengutarakan kegundahan
hatinya pada kolega atau atasan tetapi bukan nasihat atau dukungan yang didapatkan tetapi aldi
dianggap mengeluh.

Masalah mental sering kali dilimpahkan kepada individu saja untuk diselesaikan. Ada perusahaan-
perusahaan yang lepas tangan dan tidak ingin mengevaluasi budaya kerja di kantor setelah terdapat
karyawan yang dilaporkan stres sehingga ia tidak lagi produktif sebagaimana mulanya. Pengabaian
pihak kantor terhadap kondisi mental karyawan juga bisa mendatangkan ketidakadilan baginya.

Menurut Saudara, Strategi seperti apa yang sebaiknya dilakukan perusahaan untuk mengatasi situasi
tersebut? Jelaskan!

** Sertakan sumber referensinya

Selamat sore bapak Dimas Dirgantoro, M.M. dan teman-teman mahasiswa, berikut saya sampaikan
tanggapan diskusi sesi 3 ini.

Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa Aldi mengalami stres yang berawal dari
penempatan posisi yang tidak sesuai dengan latar belakangnya. Untuk itu, strategi yang sebaiknya
dilakukan adalah perusahaan adalah manajemen stress secara organisasional. Tidak berhenti sampai
situ saja, perusahaan harus memberi waktu dan kesempatan bagi karyawan untuk dapat melakukan
manajemen stress secara individual. Sehingga manajemen stress baik secara organisasional maupun
individual dapat berjalan beriringan sehingga dapat mencegah dan mengatasi stres.

Manajemen stres secara individual

Manajemen stres secara individual dilakukan dengan:

1. Manajemen waktu, yaitu kemampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya
berkaitan dengan pencapaian tujuan yang diharapkan. “work smarter, not harder.” Untuk
mencapai tujuan, tidak harus bekerja lebih keras, tapi lebih dibutuhkan kerja secara cerdas,
termasuk cerdas dalam manajemen waktu.
Manfaatnya:
a. Memungkinkan membuat skala prioritas sehingga dapat mencapai lebih banyak tujuan
dalam hidup
b. Memungkinkan memiliki kesempatan untuk menyeimbangkan antara kerja dan
kehidupan pribadinya dalam rangka mencapai titik kepuasan yang optimal.
c. Untuk mengurangi tingkat stress. Mengendalikan waktu merarti mengendalikan hidup
kita sendiri, sehingga dapat menghindari stress.
2. Relaksasi dan olahraga, yaitu peregangan untuk mengendorkan ketegangan syaraf dan otot-
otot tubuh dan olahraga untuk memperkuat daya tahan otot-otot tubuh. Contoh relaksasi:
pijat badan.
Manajemen stress secara organisasional dilakukan dengan:

1. Membangun budaya dan iklim kerja yang kondusif


Dengan persaingan dunia kerja yang semakin ketat, karyawan dituntut untuk mampu
bersaing, bukan berarti perusahaan tidak berbuat apa-apa, karena ini rawan menimbulkan
stress. Perusahaan bertanggung jawab untuk menyiapkan budaya dan iklim kerja. Contohnya
mengubah struktur dan proses organisasi yang memungkinkan karyawan memiliki
keleluasaan dalam bekerja. Kemudian juga membuka lebih banyak komunikasi
organisasional dengan karyawan sehingga tidak ada lagi ambiguitas peran yang
menimbulkan konflik. Mengikutsertakan karyawan dalam pembuatan keputusan juga
merupakan salah satu contoh budaya dan iklim kerja yang kondusif.
2. Membangun quality of work life (QWL) dan kualitas kehidupan kerja
Yaitu dengan menciptakan program, membuat kebijakan, dan mendesain organisasi untuk
meningkatkan derajat kesehatan karyawan baik kesehatan fisik, mental maupun ekonomi.
Salah satu contohnya perusahaan harus membentuk struktur distribusi gaji dan insentif yang
adil dan bijaksana.
3. Mengurangi konflik dan memperjelas peran karyawan dalam organisasi
Salah satunya dengan membuat daftar tugas yang seharusnya dilaksanakan oleh karyawan
dan selanjutnya daftar tugas itu diperbandingkan dengan harapan karyawan atas tugas yang
akan dijalankannya. Jika ada perbedaan yang signifikan maka akan bisa didiskusikan bersama
untuk menghindari timbulnya konflik di kemudian hari.
4. Membuat perencanaan karir dan memberi konseling
Perusahaan harus terlibat dalam perencanaan karir, dan juga memberikan bimbingan dan
konseling, serta memberi arahan bagaimana seorang karyawan menentukan masa
depannya. Manajemen juga harus memberi kejelasan prospek karir seseorang dalam
perusahaan, agar karyawan tidak sampai frustrasi, dan pada akhirnya bisa bekerja lebih baik
dan membantu mengurangi stres.

Sumber:
BMP EKMA4158 Modul 3 halaman 3.58 – 3.64
https://www.managementstudyguide.com/employee-stress.htm
https://www.quantumworkplace.com/future-of-work/manager-tips-reduce-employee-stress-at-
work

Anda mungkin juga menyukai