Anda di halaman 1dari 6

Employee Stress

Stres merupakan suatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu
tuntutan lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan
terganggu. Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Stres yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, sebagai hasil pada diri para karyawan
berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Stresor, faktor yang menimbulkan stress, dapat berasal dari sumber internal ( yaitu diri
sendiri) maupun eksternal ( yaitu keluarga, masyarakat, dan lingkungan).

Dampak Stress
1. Fisiologis, seperti perubahan yang terjadi dalam metabolisme seseorang, gangguan
pada cara bekerja jantung, pusing, dan gangguan pernafasan
2. Psikologis, seperti ketegangan, mudah tersinggung,

bersikap

menunda

pekerjaan, kebosanan, dan ketidakpuasan dengan pekerjaannya


3. Keperilakuan, seperti menurunnya produktivitas, tingkat kemangkiran yang tinggi,
mencari

pelarian

dengan

merokok

lebih

banyak

dari

biasanya,

dan

keinginan pindah kerja


Extreme Product of Stress
-

Resiliensi, merupakan gambaran dari proses dan hasil kesuksesan beradaptasi dengan
keadaan yang sulit atau pengalaman hidup yang sangat menantang, terutama keadaan
dengan tingkat stres yang tinggi atau kejadian-kejadian traumatik

Burnout, merupakan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang terjadi karena stres
yang diderita dalam jangka waktu yang lama, di dalam situasi yang menuntut
keterlibatan emosional yang tinggi.

Workaholic, adalah dimana seseorang kecanduan untuk bekerja karena iya


menyenangi pekerjaannya namun dalam taraf yang tidak wajar. Sehingga orang ini
mengabaikan

banyak

aspek

dalam

kehidupannya.

Tidak

nyaman

untuk

mendelegasikan pekerjaannya, Mengabaikan aspek lain dalam kehidupannya seperti


keluarga, dan Menggabungkan semua aspek kehidupannya dengan pekerjaannya

Trauma
trauma adalah luka atau perasaan sakit yang dialami seseorang, baik berkenaan dengan aspek
jasmani maupun rohani akibat peristiwa traumatis.
Jenis Stress:
Stress negatif (distress) ialah dimana seseorang tidak mampu mereduksi ketegangannya dan
akhirnya timbul dampak negatif.
Stress positif (eustress) adalah kondisi dimana seseorang mampu mereduksi ketegangan yang
ada pada dirinya karena adanya motivasi dan dorongan yang diberikan.
Penyebab stress dalam pekerjaan:

Stres

Beban kerja yang berlebihan.

Tekanan atau desakan waktu

Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai

Wewenang yang tidak cukup untuk melaksanakan tanggung jawab

Ambiguitas peranan (role ambiguity)

Konflik antar pribadi dan antar kelompok

Perbedaan antara nilai- nilai perusahaan dan karyawan

Frustasi
kerja

karyawan juga dapat disebabkan masalahmasalah yang terjadi diluar

perusahaan. Penyebab penyebab stres off- the-job antara lain :

Kekuatiran finansial

Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak

Masalah-masalah fisik

Masalah-masalah perkawinan

Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak keluarga

Cara mengatasi Stress

3 pendekatannya : mencegah, menghindari, mengatasi


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mengurangi jam kerja atau lembur


Mencari relawan untuk waktu yang fleksibel atau jadwal kerja relatif lainnya
Mengientifikasi orang-orang yang menyebabkan stress dan menghindari mereka
Menjaga pola makan yang sehatdan makan teratur
Olahraga yang cukup dan cukup tidur
Hindari penundaan sekarang
Atur tujuan untuk diri sendiri
Mengembangkan metode sederhana, mengatur hal-hal dan mematuhi itu
Melangkah kembali dari stress dan memutuskan apakah perlu melawan setiap

pertempuran
10. Konsultasi dengan teman yang dipercaya sebelum memulai kegiatan baru
11. Mengembangkan keseimbangan kemampuan fisik, emosional mental dan spritiual
12. Mencari dan menciptakan peuang untuk tertawa dan lakukan dengan sering

Counseling
Konseling adalah usaha yang sengaja untuk menciptakan dan memelihara lingkungan
kerja yang dapat memberdayakan karyawan, menenangkan karyawan, membantu atau
memberikan konsultasi untuk menyelesaikan masalah mereka dengan cara mereka sendiri.
Untuk mengatasi stres yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut perusahaan melaksanakan
program konseling. Tujuan konseling secara umum adalah memberikan bantuan dan
dukungan terhadap karyawan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapinya sehingga
mereka dapat mengembangkan kesadaran diri (self-awareness), pemahaman terhadap
lingkungan, pengendalian diri (self-control), dan mengembangkan kemampuan bekerja secara
produktif dalam organisasi.
fungsi-fungsi konseling
a. Advice : memberi nasihat kepada klien dalam rangka membimbing agar menampilkan
perilaku yang diinginkan
b. Reassurance : memberikan rasa percaya diri bahwa karyawan sebenarnya mampu
mengatasi masalahnya sendiri
c. Communication : sebagai media komunikasi atasan bawahan, konselor membantu
meyampaikan perasaan karyawan kepada pimpinan atau sebaliknya konselor bisa
membantu menginterpretasikan masalah organisasi kepada pekerja
d. Release emotional tension : pekerja menjadi lebih lega, bisa menghadapi masalah,
lebih rasional

e. Clarified thinking : membantu karyawan melihat permasalahan secara lebih jernih dan
tidak terpengaruh emosi
f. Reorientation : terjadi perubahan secara psikologis pada karyawan melalui perubahan
nilai dan tujuan, membantu karyawan mengenal dan menerima keterbatasan mereka
Tipe-tipe Konseling
1.

Directive Counseling
Directive Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional individu,
membuat keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan memberitahu serta
memotivasinya untuk melakukan hal tersebut. Directive Counseling sebagian besar
menggunakan fungsi konseling advice (nasihat) juga reassurance, communication,
memberikan emotional release dan sedikit clarified thinking. Reorientation jarang digunakan
dalam directive counseling. Konselor directive counseling harus menjadi pendengar yang
baik jika ingin memahami masalah karyawan sehingga karyawan mengalami emotional
release. Setelah mengalami emotional release disertai beberapa ide dari konselor, karyawan
diharapkan dapat menjernihkan pikirannya.

2.

Non-directive Counseling
Non-directive

counseling

atau

client-centered

counseling

adalah

proses

mendengarkan karyawan sepenuhnya dan mendorongnya untuk menjelaskan masalah


emosionalnya, memahami masalah tersebut dan menentukan tindakan-tindakan yang akan
diberikan. Tipe konseling ini memfokuskan perhatian pada karyawan, konselor tidak
bertindak sebagai penilai atau penasihat makanya disebut client-centered. Konselor nondirective counseling tidak menggunakan advice dan reassurance, tetapi menggunakan empati
fungsi konseling lainnya. Emotional release ebih efektif digunakan dalam non-directive
counseling begitu juga clarified thinking. Keuntungan khas dari non-directive counseling
adalah kemampuannya untuk mengarahkan karyawan melakukan reorientation yang
menekankan pada perubahan dirinya. Dalam tipe konseling ini konselor membangun suatu
hubungan permisif yang mengarahkan klien untuk berbicara dengan bebas. Hal utama yang
dilakukan oleh konselor non-directive adalah menetapkan hubungan konseling dengan
menjelaskan bahwa konselor tidak memberikan penyelesaian masalah karyawan tetapi dapat
membantu karyawan untuk menjelaskan perasaannya
3. Cooperative Counseling

Non-directive counseling yang murni dilakukan oleh karyawan tidak banyak


digunakan karena biaya yang mahal dan keterbatasan lainnya. Directive counseling tidak
terlalu disukai karena tidak tepat untuk situasi konseling saat ini. Untuk mengatasi dua tipe
konseling yang ekstrim di atas, ada semacam penggabungan kedua tipe konseling tersebut
yang dinamakan cooperative counseling. Cooperative counseling tidak seluruhnya clientcentered

counseling

atau

counselor-centered,

tetapi

merupakan

kerjasama

saling

menguntungkan antara konselor dan karyawan untuk menerapkan perbedaan pandangan


pengetahuan dan nilai terhadap masalah. Hal ini ditetapkan sebagai diskusi yang saling
menguntungkan tentang masalah emosional karyawan dan usaha kerja sama untuk
membangun kondisi yang akan memulihkan karyawan. Cooperative counseling dimulai
dengan menggunakan tehnik mendengarkan non-directive counseling: tetapi ketika interview
berkembang, manager memainkan peran yang lebih positif daripada memainkan peran
konselor non-directive. Manager menawarkan pengetahuan dan insight yang dipunyainya,
mendiskusikan situasi dari pandangan yang luas dari organisasi kemudian memberikan
pandangan yang berbeda dengan karyawan sebagai perbandingan. Secara umum, manager
dalam perannya sebagai konselor cooperative menerapkan empat fungsi konseling yaitu
reassurance, communications, emotional release dan clarify thinking. Dalam konseling,
karyawan lebih banyak berbicara sedangkan konselor lebih banyak mendengarkan. Konselor
lebih berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Case: Unit Electronic Company

Sebuah perusahaan elektronik memproduksi sebuah produk yang memerlukan sebuah proses
kontrol. Keandalan yang tinggi diperlukan untuki memenuhi spesifikasi pelanggan. Dimana
departemen produksi harus bekerjasama dengan departemen quality control.
Charles Able, Manajer produksi menugaskan Parcel Williams, asistennya yang telah
bertahun-tahun menguasai dengan baik pesanan peralatan tersebut, untuk bekerja sama
dengan Insinyur tes bernama Dale Short.
Seminggu setelah Parcel bekerja dengan Short, ia melapor ke Able bahwa Short tampaknya
membenci kehadirannya dalam tes tersebut.
Able setuju dalam situasi seperti ini, pasti akan mengalami masalah, dan Able berencana akan
mengunjungi bagian tes dan berbicara dengan Short
Ketika Able mengunjungi bagian tes, Short mulai bercerita bahwa dia tidak nyaman bekerja
dengan Parcel, karena Parcel merusak otoritas Short dengan memberikan instruksi pengujian
yang berbeda
Short meminta Able untuk mengganti Parcel dalam bagian tersebut dan mengirim pengganti.
Able mengakui, bahwa situasi seperti ini sangatlah sensitif. Able menjelaskan pada Parcel,
bahwa Short bertanggung jawab atas bagian tes ini. Able mengakhiri diskusi dengan
komentar mari kita bermain tenang dan tidak menjatuhkan.
Able akhirnya memutuskan untuk mengganti Parcel.
Pertanyaan: Apakah konseling terjadi? Apa jenis konseling? Dilakukan oleh siapa?
Ya, Cooperative Counseling
karena, Manajer produksi disini mulai mendengarkan, dan ketika diskusi berlangsung
memainkan peran yang lebih positif. Secara umum, manager dalam perannya sebagai
konselor cooperative menerapkan empat fungsi konseling yaitu reassurance, communications,
emotional release dan clarify thinking. Dalam konseling, karyawan lebih banyak berbicara
sedangkan konselor lebih banyak mendengarkan. Konselor lebih berperan sebagai alat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai