Stres merupakan suatu yang tidak diharapkan yang muncul karena tingginya suatu
tuntutan lingkungan pada seseorang. Keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan
terganggu. Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Stres yang terlalu besar dapat mengancam
kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, sebagai hasil pada diri para karyawan
berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Stresor, faktor yang menimbulkan stress, dapat berasal dari sumber internal ( yaitu diri
sendiri) maupun eksternal ( yaitu keluarga, masyarakat, dan lingkungan).
Dampak Stress
1. Fisiologis, seperti perubahan yang terjadi dalam metabolisme seseorang, gangguan
pada cara bekerja jantung, pusing, dan gangguan pernafasan
2. Psikologis, seperti ketegangan, mudah tersinggung,
bersikap
menunda
pelarian
dengan
merokok
lebih
banyak
dari
biasanya,
dan
Resiliensi, merupakan gambaran dari proses dan hasil kesuksesan beradaptasi dengan
keadaan yang sulit atau pengalaman hidup yang sangat menantang, terutama keadaan
dengan tingkat stres yang tinggi atau kejadian-kejadian traumatik
Burnout, merupakan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang terjadi karena stres
yang diderita dalam jangka waktu yang lama, di dalam situasi yang menuntut
keterlibatan emosional yang tinggi.
banyak
aspek
dalam
kehidupannya.
Tidak
nyaman
untuk
Trauma
trauma adalah luka atau perasaan sakit yang dialami seseorang, baik berkenaan dengan aspek
jasmani maupun rohani akibat peristiwa traumatis.
Jenis Stress:
Stress negatif (distress) ialah dimana seseorang tidak mampu mereduksi ketegangannya dan
akhirnya timbul dampak negatif.
Stress positif (eustress) adalah kondisi dimana seseorang mampu mereduksi ketegangan yang
ada pada dirinya karena adanya motivasi dan dorongan yang diberikan.
Penyebab stress dalam pekerjaan:
Stres
Frustasi
kerja
Kekuatiran finansial
Masalah-masalah fisik
Masalah-masalah perkawinan
pertempuran
10. Konsultasi dengan teman yang dipercaya sebelum memulai kegiatan baru
11. Mengembangkan keseimbangan kemampuan fisik, emosional mental dan spritiual
12. Mencari dan menciptakan peuang untuk tertawa dan lakukan dengan sering
Counseling
Konseling adalah usaha yang sengaja untuk menciptakan dan memelihara lingkungan
kerja yang dapat memberdayakan karyawan, menenangkan karyawan, membantu atau
memberikan konsultasi untuk menyelesaikan masalah mereka dengan cara mereka sendiri.
Untuk mengatasi stres yang ditimbulkan oleh faktor-faktor tersebut perusahaan melaksanakan
program konseling. Tujuan konseling secara umum adalah memberikan bantuan dan
dukungan terhadap karyawan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapinya sehingga
mereka dapat mengembangkan kesadaran diri (self-awareness), pemahaman terhadap
lingkungan, pengendalian diri (self-control), dan mengembangkan kemampuan bekerja secara
produktif dalam organisasi.
fungsi-fungsi konseling
a. Advice : memberi nasihat kepada klien dalam rangka membimbing agar menampilkan
perilaku yang diinginkan
b. Reassurance : memberikan rasa percaya diri bahwa karyawan sebenarnya mampu
mengatasi masalahnya sendiri
c. Communication : sebagai media komunikasi atasan bawahan, konselor membantu
meyampaikan perasaan karyawan kepada pimpinan atau sebaliknya konselor bisa
membantu menginterpretasikan masalah organisasi kepada pekerja
d. Release emotional tension : pekerja menjadi lebih lega, bisa menghadapi masalah,
lebih rasional
e. Clarified thinking : membantu karyawan melihat permasalahan secara lebih jernih dan
tidak terpengaruh emosi
f. Reorientation : terjadi perubahan secara psikologis pada karyawan melalui perubahan
nilai dan tujuan, membantu karyawan mengenal dan menerima keterbatasan mereka
Tipe-tipe Konseling
1.
Directive Counseling
Directive Counseling adalah proses mendengarkan masalah emosional individu,
membuat keputusan bersama tentang apa yang harus dia lakukan, dan memberitahu serta
memotivasinya untuk melakukan hal tersebut. Directive Counseling sebagian besar
menggunakan fungsi konseling advice (nasihat) juga reassurance, communication,
memberikan emotional release dan sedikit clarified thinking. Reorientation jarang digunakan
dalam directive counseling. Konselor directive counseling harus menjadi pendengar yang
baik jika ingin memahami masalah karyawan sehingga karyawan mengalami emotional
release. Setelah mengalami emotional release disertai beberapa ide dari konselor, karyawan
diharapkan dapat menjernihkan pikirannya.
2.
Non-directive Counseling
Non-directive
counseling
atau
client-centered
counseling
adalah
proses
counseling
atau
counselor-centered,
tetapi
merupakan
kerjasama
saling
Sebuah perusahaan elektronik memproduksi sebuah produk yang memerlukan sebuah proses
kontrol. Keandalan yang tinggi diperlukan untuki memenuhi spesifikasi pelanggan. Dimana
departemen produksi harus bekerjasama dengan departemen quality control.
Charles Able, Manajer produksi menugaskan Parcel Williams, asistennya yang telah
bertahun-tahun menguasai dengan baik pesanan peralatan tersebut, untuk bekerja sama
dengan Insinyur tes bernama Dale Short.
Seminggu setelah Parcel bekerja dengan Short, ia melapor ke Able bahwa Short tampaknya
membenci kehadirannya dalam tes tersebut.
Able setuju dalam situasi seperti ini, pasti akan mengalami masalah, dan Able berencana akan
mengunjungi bagian tes dan berbicara dengan Short
Ketika Able mengunjungi bagian tes, Short mulai bercerita bahwa dia tidak nyaman bekerja
dengan Parcel, karena Parcel merusak otoritas Short dengan memberikan instruksi pengujian
yang berbeda
Short meminta Able untuk mengganti Parcel dalam bagian tersebut dan mengirim pengganti.
Able mengakui, bahwa situasi seperti ini sangatlah sensitif. Able menjelaskan pada Parcel,
bahwa Short bertanggung jawab atas bagian tes ini. Able mengakhiri diskusi dengan
komentar mari kita bermain tenang dan tidak menjatuhkan.
Able akhirnya memutuskan untuk mengganti Parcel.
Pertanyaan: Apakah konseling terjadi? Apa jenis konseling? Dilakukan oleh siapa?
Ya, Cooperative Counseling
karena, Manajer produksi disini mulai mendengarkan, dan ketika diskusi berlangsung
memainkan peran yang lebih positif. Secara umum, manager dalam perannya sebagai
konselor cooperative menerapkan empat fungsi konseling yaitu reassurance, communications,
emotional release dan clarify thinking. Dalam konseling, karyawan lebih banyak berbicara
sedangkan konselor lebih banyak mendengarkan. Konselor lebih berperan sebagai alat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.