Anda di halaman 1dari 4

BIMBINGAN KONSELING INDUSTRI

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING INDUSTRI

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Industri

Bimbingan berasal dari kata guide yang berarti menunjukan, menentukan, mengatur,
atau mengemudikan. Pada dasarnya bimbingan merupakan proses membantu individu
agar berkembang secara optimal. Bimbingan menyangkut upaya memfasilitasi
individu (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-
tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan
moral-spiritual). (ABKIN, 2008)

Secara Etimologi Konseling berasal dari bahasa Latin “consilium “artinya


“dengan” atau bersama” yang dirangkai dengan “menerima atau “memahami” .
Sedangkan dalam Bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “sellan” yang
berarti”menyerahkan” atau “menyampaikan”.

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukanmelalui wawancara


konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien. (Prayitno dan Erman Amti, 2004:105)

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan.

Bimbingan dan Konseling Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang
karyawan yang mempunyai masalah emosional dengan maksud untuk membantu karyawan
tersebut agar dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling bertujuan
untuk memperbaiki kesehatan mental karyawan

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling Industri

Secara umum tujuan bimbingan dan konseling industri adalah untuk membantu
karyawan mengembangkan kesehatan mental mereka yang lebih baik, sehingga mereka
akan berkembang dalam rasa percaya diri, pemahaman, pengendalian diri, dan
kemampuan untuk bekerja secara afektif

aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam konseling.

1. Nasehat, mengatakan kepada orang apa yang harus dikerjakan


2. Menentramkan hati, memberi dorongan dan keyakinan kepada orang untuk
menghadapi masalah.

3. Komunikasi, memberikan informasi dan pemahaman.

4. Mengendurkan ketegangan emosional, membantu orang agar merasa lebih bebas


dari ketegangan.

5. Berfikiran jernih, mendorong pemikiran yang lebih masuk akal dan rasional.

6. Reorientasi, mendorong perubahan internal dalam tujuan dan nilai.

C. Prinsip – Prinsip Layanan

Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar


pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus
di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan
sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling.

Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah
lapangan yang digunakan sebgai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan”

Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram,


dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan
melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya,
yaitu konselor profesional.

Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah :

a. BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing


diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.

b. Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu
hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan
dari pihak lain.

c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

d. Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal


dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses
pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri (Hanen, 2002).

D. Ruang Lingkup

Pada awalnya konseling perusahaan lebih banyak menangani masalah hubungan antar
manusia dalam lingkup perusahaan (1913). Kemudian pada tahun 1940 jasa konseling
lebih dimaksudkan sebagai salah satu usaha pendidikan kesehatan di tempat kerja
yang bertujuan untuk membantu karyawan dalam menangani kesejahteraan fisik dan
mental, seperti alkohol, merokok, manajemen stress, menjaga kesehatan jantung,
dll.

Konseling dalam hal ini bersifat preventif

Dapat dimengerti mengapa diperlukan konseling perusahaan, mengingat bahwa ¼ dari


waktu hidup manusia dihabiskan di tempat kerja, identitas pribadi seringkali
dihubungkan dengan kerja, dan adanya keterkaitan antara kehidupan pribadi dan
profesional.

E. Bentuk – Bentuk Layanan Bimbingan dan Konseling Industri

F. Sifat – Sifat Bimbingan

Konseling bersifat rahasia, sehingga karyawan akan merasa bebas berbicara secara
terbuka tentang permasalahannya. Konseling juga mencakup masalah pekerjaan dan
pribadi, karena kedua jenis maslah ini bisa mempengaruhi prestasi kerja
karyawan.

Dalam konseling perusahaan, bantuan konseling lebih merujuk pada bantuan yang
bersifat preventif, dengan fungsi sebagai berikut:

1. Mendukung karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi.

Sebagai cara untuk meningkatkan kesehatan mental

Meningkatkan nilai Sumber Daya Insani sebagai asset organisasi

Konseling/psikoterapi tidak hanya bertindak secara kuratif

Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social


responsibility).

Sebagai sumber perubahan organisasi


A. Kesimpulan

Bimbingan dan Konseling Industri adalah pembahasan suatu masalah dengan seorang
karyawan yang mempunyai masalah dengan maksud untuk membantu karyawan tersebut
agar dapat mengatasi masalahnya secara lebih baik. Konseling bertujuan untuk
memperbaiki kesehatan mental karyawan

Konseling adalah suatu pertukaran gagasan dan perasaan antara dua orang manusia,
yakni antara konselor dan yang diberi bimbingan sehingga merupakan suatu
tindakan berkomunikasi

Konseling bersifat rahasia, sehingga karyawan akan merasa bebas berbicara secara
terbuka tentang permasalahannya. Konseling juga mencakup masalah pekerjaan dan
pribadi, karena kedua jenis maslah ini bisa mempengaruhi prestasi kerja
karyawan.

Anda mungkin juga menyukai