sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju
kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses
untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai
kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intinsik adalah
manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat
kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status
ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut
menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Content Theories/Need Theories of Motivation yaitu Teori yang menjelaskan motivasi kerja
dalam hal apa yang membangkitkan energy atau memulai terhadap perilaku karyawan.
Process Theories of Motivation yaitu Teori yang menjelaskan motivasi bekerja dengan
bagaimana perilaku karyawan dimulai, diarahkan, dan di hentikan.
Tekanan. Tekanan adalah kekuatan yang memotivasi individu untuk bertingkah laku,
semakin besar energi dalam insting, maka tekanan terhadap individu semakin besar.
Sasaran. Sasaran insting adalah kepuasan atau kesenangan, kepuasan tercapai apabila
tekanan enargi pada insting berkurang.
Objek. Objek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting, hal-hal yang memuaskan
insting tersebut dapat berasal dari luar individu atau dari dalam individu.
Sumber. Sumber insting adalah keadaan kejasmaniaan individu.
Motivasi Sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Menurut beberapa ahli, manusia adalah makhluk
sosial. Perilakunya tidak hanya terpengaruh oleh faktor bilogis saja, tetap juga faktor-faktor sosial.
Perilaku manusia terpengaruh oleh tiga komponen penting seperti
Komponen afektif, komponen afektif adalah aspek emosional. Komponen ini terdiri dari motif
sosial, sikap dan emosi.
Komponen kognitif, komponen kognitif adalah aspek intelektual yang terkait dengan
pengetahuan.
Komponen konatif, komponen konatif adalah tekait dengan kemauan dan kebiasaan
bertindak.
Terapan Motivasi
Job Design
Job design adalah proses yang menghubungkan tugas khusus dengan pekerjaan dan menentukan
teknik, peralatan, dan prosedur yang harus digunakan untuk melakukan pekerjaan itu.
Nilai Pekerjaan (Value of Work) adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat
bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita
lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar,
atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan
ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
Setiap orang dalam menjalani kehidupan bekerja, tentunya memerlukan atau membutuhkan
kepuasan akan apa yang telah dihasilkannya. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya.
Davis (1996:137) menyatakan bahwa “Job satisfaction is a bulk of workers about their jobs whether
they are satisfy or not”. Pernyataan Darvis tersebut didukung oleh Allen (1997:204) yang
menyatakan bahwa “satisfaction is the most important thing in human resources management, no
matter how perfect the human resources plans, control, and research, if they do not do their job in
happily strong effort the company will not harves optimal achievement” (kepuasan kerja merupakan
hal yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia, betapapun sempurnanya proses
perencanaan, pengawasan dan penelitian, apabila karyawan tidak mengerjakan dengan rasa
senang, maka perusahaan tidak akan mendapatkan hasil yang optimal).
Reward Systems
Manajer-manajer dimanapun pasti menggunakan sistem ini sebagai penyemangat kerja para
karyawannya. Ada 2 (dua) model penghargaan, yaitu:
Bisa dihitung dengan uang,contohnya: kenaikan gaji, bonus, serta saham perusahaan
Tidak bisa dihitung dengan uang contohnya: tanggapan atau pengakuan kekuasaan
Jadi, jika perusahaan A memberlakukan reward system dengan kenaikan gaji atau bonus,
perusahaan B mungkin saja memberlakukan reward system yang lain.
Ada 2 (dua) variasi sistem intensif yang berlaku saat ini, yaitu:
Sistem insentif individu. Maksudnya pekerja dibayar langsung sesuai performa kerja yang
sudah dilakukan.
Sistem dimana karyawan mendapatkan bonus perorangan berdasarkan goal kerja
perusahaan.
Sebuah sistem bonus berbasis individual untuk sales representative di sebuah MNC di
amerika diperkenalkan ke anak perusahaan mereka di Denmark, lalu ditolak oleh bagian
penjualan mereka. Hal itu dikarenakan dengan sistem bonus berbasis individual, ada salah
satu pihak yang merasa diuntungkan. Selain itu, para karyawan juga merasa mereka berhak
menerima bonus yang sama jumlahnya.
Pekerja perusahaan minyak di Indonesia menolak sistem pembayaran setiap pekerjaan
yang dilakukan karena mereka merasa beberapa kelompok kerja dapat mendapatkan
bayaran lebih besar dari yang lain.
Sebagian besar pekerja di banyak negara lebih termotivasi oleh sesuatu yang justru tidak
berhubungan dengan uang. Contoh kongkritnya adalah:
Karyawan di Prancis dan Italia menilai keamanan kerja merupakan hal yang sangat penting,
dimana di pekerja di Amerika Serikat menilai hal tersebut tidak terlalu penting.
Karyawan di Skandinavia menilai tingkat kepedulian terhadap sesama dan kebebasan
pribadi adalah hal yang penting, sementara mereka tidak terlalu mementingkan kemajuan
kerja mereka.
Pekerja di Jerman menganggap tingkat keamanan, tunjangan dan kemajuan kerja adalah
hal yang sangat penting.
Pekerja di Jepang menempatkan kondisi kerja yang baik dan lingkungan kerja yang
menyenangkan sebagai prioritas utama kerja mereka tetapi kemajuan pribadi mereka cukup
rendah
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis insentif yang dianggap penting dipengaruhi oleh
budaya negara asal. Bahkan, budaya dapat mempengaruhi biaya keseluruhan dari sebuah sistem
insentif. Contohnya adalah:
Upaya Jepang untuk memperkenalkan sistem pembayaran jasa dengan gaya barat justru
meningkatkan biaya tenaga kerja secara keseluruhan
Perusahaan takut jika mengurangi gaji pekerja yang kurang produktif justru menghilangkan
keharmonisan kerja antar karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Maka dari itu,
seluruh gaji karyawan akan meningkat akibat sistem pembayaran jasa