15
melakukan observasi dari berbagai buku dan jurnal
terkait permasalahan kebosanan kerja dalam
perusahaan. Penelitian konseptual ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor dan dampak dalam
kebosanan kerja terhadap peningkatan stress dan
penurunan kerja dalam spesialisasi pekerjaan, dan
solusi yang sesuai bagi perusahaan untuk mengurangi
kebosanan kerja akibat spesialisasi pekerjaan.
Sehingga saat mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebosanan kerja, manajer SDM dapat
mengetahui sejauh mana faktor-faktor kebosanan
telah terjadi dan dapat dengan segera mengatasi
permasalah yang ada dalam perusahaan.
TELAAH PUSTAKA
Kebosanan Kerja
Menurut Fisher (1998) menyatakan bahwa
kebosanan di tempat kerja merupakan suatu hal alami
yang akan dirasakan oleh setiap orang, namun
sebagian besar hal ini telah diabaikan oleh organisasi.
Damrad-Frye dan Laird (1989) menjelaskan bahwa
alasan utama terjadinya kebosanan adalah karena
individu tidak dapat berkonsentrasi. Kebosanan
dalam pekerjaan yang monoton secara luas diakui
sebagai efek samping yang tidak diinginkan
dikarenakan kebosanan dalam mengerjakan pekerjaan yang berulang-ulang (Thackray, 1981). Dalam
pengerjaannya yang berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan dan hilangnya konsentrasi dalam
pekerjaan tersebut. Kebosanan yang terjadi pada
waktu singkat tidak akan memberikan pengaruh
namun kemungkinan buruk yang terjadi adalah bila
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini
dapat menyebabkan stres bagi karyawan dan
berdampak pada penurunan kinerja.
Beberapa dampak terjadinya kebosanan
dalam bekerja, menurut Gray (1952), pegawai akan
menjadi seringkali berbicara dengan rekan sekerjanya
untuk mengurangi kebosanan dalam bekerja.
Sedangkan bila ditinjau ditinjau dari teori Anoraga
(1998), seorang tenaga kerja yang merasa sangat
bosan atau jenuh dengan pekerjaannya akan dapat
muncul suatu ketegangan dan menjadi cepat marah.
Dahlen dan rekannya (2004) juga menemukan fakta
bahwa saat terjadi kebosanan maka rawan terjadi
agresi yang tinggi, sifat kemarahan, ekspresi
kemarahan, disfungsional, dan kesulitan dalam
mengendalikan amarah.
Faktor-Faktor Kebosanan Kerja
Ada tiga jenis kebosanan, yang harus mendapat
perhatian penting bagi manajer Sumber Daya
Manusia (SDM). Beberapa diantaranya adalah: saat
individu dilarang untuk berkecimpung dalam
beberapa aktivitas yang diinginkan, dipaksa untuk
terlibat dalam beberapa aktivitas yang tidak
16
17
Solusi Terhadap Kebosanan Kerja (Spesialisasi
Pekerjaan)
Dalam mengatasi kebosanan kerja dikarenakan
spesialisasi pekerjaan diperlukan solusi yang tepat
maka. Untuk alas an ini, penelitian perilaku
organisasi pada desain pekerjaan dan motivasi lebih
menekankan untuk melakukan variasi dalam
pekerjaan (Humphrey dan rekannya, 2007).
Mengubah tugas dapat meningkatkan rangsangan
pekerja mental atau gairah, serta keterlibatan tugas
mereka, sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam
perusahaan (Langer 1989). Menurut Papu (2002)
menuturkan bahwa banyak perusahaan yang
melakukan berbagai tindakan pencegahan kebosanan
kerja untuk membuat para pekerja tidak merasa bosan
dan jenuh dengan kegiatan yang harus dilakukan
sehari-hari, dengan cara melakukan rotasi kerja,
melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan,
melaksanakan
pertemuan
semua
karyawan,
memberikan kesempatan untuk melakukan cuti, dan
masih banyak lagi hal lainnya. Semua kegiatan
tersebut bertujuan untuk mencegah atau mengurangi
kebosanan kerja pada karyawan.
Menurut pendapat dari Wahyudi (2002) Job
rotation atau rotasi kerja merupakan suatu bentuk
mutasi personal yang dilakukan secara horizontal,
di mana pemindahan tenaga kerja
dari
satu
posisi/jabatan/pekerjaan ke yang lain tetapi masih
dalam tingkat atau level mana-jemen yang sama,
sering diistilahkan pula sebagai transfer, dengan
tujuan antara lain untuk menambah pengetahuan
seorang tenaga kerja dan menghindarkan terjadinya
kejenuhan. Adapun tujuan dari rotasi jabatan
menurut pendapat dari Wahyudi (2002) adalah
sebagai berikut:
1. Menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja
dengan jabatan yang ada dalam organisasi.
2. Membuka kesempatan untuk pengembangan
karir.
3. Memperluas dan menambah pengetahuan.
4. Menghilangkan kejenuhan terhadap suatu
jabatan
5. Memberikan imbalan terhadap prestasi kerja.
6. Membuka kesempatan terjadinya persaingan
dalam meningkatkan prestasi kerja.
7. Sebagai sanksi terhadap pelanggaran.
Cuti juga dapat menjadi pilihan utama bagi
karyawaan
saat
mengalami
kebosanan.
Membebaskan diri dari pekerjaan menjadi solusi
untuk menyegarkan otak saat kembali melakukan
aktivitas kantor. Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rea dan Hadi (2012) yang
berjudul Kebosanan Kerja Pada Karyawan Radio
Sonora Surabaya ditemukan bahwa solusi yang
ditempuh oleh karyawan Radio Sonora Surabaya
untuk mengatasi kebosanan kerja tersebut adalah
18
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.