Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56

Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017


“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

MENGATASI KECEMASAN SOSIAL MELALUI PENDEKATAN


BEHAVIORAL REHEARSAL

Abdul Saman, Farida Aryani, Muhammad Ilham Bakhtiar


Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
Email: abdulsaman@unm.ac.id

Abstract. The purpose of this study is to find out strategies to overcome social anxiety on
students through Behavioral Rehearsal approach and the efforts needed to overcome
social anxiety. This research method uses library research by studying and exploring
various theories and practical through literature like books, national and international
scientific journals, e-books, papers and various data and facts that are current in society.
The results of the discussion shows that social anxiety can be overcome through
behavioral rehearsal approach by training / playing through the some ways like modeling,
building motivation through positive reinforcement strategies, providing focused concrete
feedback, doing Chat as first person by using word “I” regularly.

Keywords: Social Anxiety, Behavioral Rehearsal

Abstrak. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui strategi mengatasi


kecemasan Sosial pada siswa melalui pendekatan Behavioral Rehearsal?. Dan
upaya yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan sosial. Metode penelitian ini
menggunakan penelitian berbasis literatur atau studi pustaka yang dilakukan dengan
mengkaji dan menggali berbagai teori dan praktis melalui literatur mulai dari buku, jurnal
ilmiah nasional dan internasional, e-book, makalah dan berbagai data serta fakta yang
mutakhir di dalam masyarakat. Hasil pembahasan adalah mengatasi kecemasan sosial
dapat dilakukan melalui pendekatan behavioral rehearsal dengan cara latihan/ rollplaying
melalui cara: mempraktekkan perilaku dicontohkan melalui modelling,
membangun motivasi klien melalui strategi-strategi reinforcement (penguatan)
positif, memberikan umpan balik konkrit terfokus; melakukan Berbincang
sebagai orang pertama, dengan menggunakan kata saya secara reguler.

Kata Kunci: Kecemasan Sosial, Behavioral Rehearsal

PENDAHULUAN terjadi pada saat para siswa bertemu dengan


Salah satu yang rentang terjadi teman baru, guru-guru baru, maupun aturan
gangguan kepribadian pada anak adalah sekolah yang baru yang harus ditaati, beberapa
kecemasan. Kecemasan akan berinteraksi siswa juga malu ketika berinteraksi dengan
dengan lingkungannya, karena tidak semua orang lain, dan sering pula siswa malu hanya
individu diusia remaja dapat dengan nyaman untuk berbicara di depan kelas. Hal yang lain
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan tidak semua Individu tersebut cenderung
sosialnya (Mutahari, 2016). Penelitian yang khawatir dan takut akan persepsi negatif dari
dilakukan (Mutahari, 2016) menjelaskan bahwa lingkungan terhadap dirinya. Hal demikian yang
kecemasan pada siswa yang berusia remaja

320
Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 321
Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017
“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

menurut (Stefan G. Hofmann, 2010) dikatakan berdegup cepat, berkeringat, gemetar, rasa malu
sebagai kecemasan sosial (social anxiety). berlebih, otot tegang, perut sakit, bahkan bisa
Penyebab kecemasan sosial pada jadi sampai diare.
individu adalah bila individu memasuki situasi Kecemasan tersebut ditimbulkan karena
yang baru dan membutuhkan penyesuaian yang adanya prilaku individu yang menjadi masalah
baru pula dengan situasi tersebut (Grecal & sehingga perlu penangan yang tepat melalui
Lopezl, 1998). Terjadi perubahan pesat pada perubahan prilaku. Perubahan prilaku bertujuan
awal masa remaja, dan biasanya terjadi pada untuk mengubah prilaku manusia yang bisa
remaja usia 10 – 13 tahun (Moshman, 2005). diamati dan dapat diukur. (Palmer.2010).
Dalam hal ini, secara fisik, terjadi perubahan perubahan-perubahan itu dipilih sesuai
besar bersamaan dengan pubertas yang dialami. kebutuhan masalah yang dihadapi siswa dengan
Secara kognitif, terjadi perubahan fundamental tujuan untuk melihat perubahan prilaku. Salah
dalam kemampuan intelektual dan satu teknik sebagai terapi prilaku adalah
membutuhkan penyesuaian yang baru pula behavioral rehearsal.
dengan situasi tersebut (La Greca dan Lopez, Behavioral rehearsal merupakan salah
1998: 88). Perubahan pesat terjadi pada awal satu di antara banyak teknik yang berasal dari
masa remaja, dan biasanya terjadi pada remaja terapi pilaku menurut Thorpe & Olson (Brandle
usia 10 – 13 tahun. Dalam hal ini, secara fisik, T. Elford: 2016). Teknik sebagai terapi prilaku
terjadi perubahan besar bersamaan dengan awalnya disebut behavioristic psychodrama (
pubertas yang dialami. Secara kognitif, terjadi psikodrama behavioristik), adalah campuran
perubahan fundamental dalam kemampuan terapi conditioned reflex (refleks terkondisi) dari
intelektual (Moshman, 2005). Kemudian tepat salter, teknik psikodrama dari moreno dan fixed
hari mental dunia oktober 2016, Wahyuningsing role therapy (terapi peran tetap) dari kelly
(2016) menjelaskan bahwa tingkat penyakit (Elford: 2016). Namun yang lebih sering
mental yang semakin merajalela diantaranya digunakan adalah behavior rehearsal
Social Anxiety Disorder disebut juga sebagai (latihan/geladi prilaku) dengan klien yang perlu
social phobia (fobia sosial). Gangguan ini adalah menjadi sadar sepenuhnya akan dirinya.
gangguan kecemasan di mana seseorang merasa Tujuan kajian ini adalah Untuk
takut berlebihan berada di lingkungan sosial mengetahui strategi mengatasi kecemasan Sosial
tanpa alasan yang jelas. Kecemasan ini disadari pada siswa melalui pendekatan Behavioral
timbul dari perasaan takut diamati, dikata-katai, Rehearsal?. Dan upaya yang dilakukan untuk
sampai dikritik orang lain. Gejala yang dialami mengatasi kecemasan sosial
orang dengan gangguan ini antara lain:
Intensitas rasa cemas setiap kali berada di METODE
keramaian, menghindari keramaian atau Metode penelitian ini menggunakan penelitian
lingkungan sosial, jejala fisik seperti jantung berbasis literatur atau studi pustaka yang
Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 322
Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017
“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

dilakukan dengan mengkaji dan menggali 3. Khawatirkan memalukan atau memalukan


diri sendiri
berbagai teori dan praktis melalui literatur mulai
4. Ketakutan bahwa orang lain akan melihat
dari buku, jurnal ilmiah nasional dan bahwa Anda terlihat cemas
5. Kecemasan yang mengganggu rutinitas
internasional, e-book, makalah dan berbagai
harian Anda, pekerjaan, sekolah atau
data serta fakta yang mutakhir di dalam kegiatan lain
6. Menghindari melakukan sesuatu atau
masyarakat.
berbicara dengan orang karena takut malu
7. Menghindari situasi di mana Anda mungkin
menjadi pusat perhatian
PEMBAHASAN 8. Kesulitan membuat kontak mata
9. Kesulitan berbicara
Kecemasan Sosial Kecemasan akibat dari prilaku tidak normal
dapat terjadi dari berbagai situasi yang dialami.
a. Pengertian Kecemasan Sosial
Gejala kecemasan sosial terjadi di lingkungan
Gangguan kecemasan sosial adalah
sekolah dan masyarakat karena individu taut
salah satu gangguan mental yang paling
terhadap situasi, malu dan merasa rendah diri,
umum. Ini biasanya dimulai pada awal
bahkan bercerita pun dihindari.
hingga pertengahan belasan tahun,
c. Faktof serangan kecemasan sosial
meskipun kadang-kadang bisa lebih awal
Sejumlah faktor dapat
pada masa kanak-kanak atau dewasa.
meningkatkan risiko terserang gangguan
Gangguan kecemasan sosial adalah
kecemasan sosial, (Tirto Jiwo, 2012) yaitu:
suatu kondisi kesehatan mental kronis, tetapi
1) Perempuan. Perempuan lebih mungkin
pengobatan seperti konseling psikologis,
dibandingkan laki-laki untuk terkena
pengobatan danbelajar keterampilan coping gangguan kecemasan sosial.
2) Riwayat keluarga. Anda lebih mungkin
(mengatasi sesuatu masalah) dapat
untuk mengembangkan gangguan
membantu Anda mendapatkan kepercayaan kecemasan sosial jika orang tua biologis
atau saudara memiliki kondisi tersebut.
diri dan meningkatkan kemampuan Anda
3) Lingkungan. Gangguan kecemasan sosial
untuk berinteraksi dengan orang lain (Tirto mungkin merupakan perilaku yang
dipelajari. Artinya, Anda dapat
Jiwo, 2012)
terkenagangguan setelah menyaksikan
b. Gejala kecemasan sosial perilaku cemas orang lain. Selain itu,
mungkin ada hubungan antara gangguan
Gangguan kecemasan sosial
kecemasan sosial dan orang tua yang sangat
mempengaruhi emosi dan perilaku. Hal ini mengendalikan atauterlalu melindung anak-
anak mereka.
juga dapat menyebabkan gejala fisik yang
4) Temperamen. Anak-anak yang pemalu,
signifikan. Tanda tanda dan gejala emosi penakut, ditarik atau tertahan ketika
menghadapi situasi yang baru atau orang-
dan perilaku kecemasan sosial, Jiwo (2012)
orang mungkin menghadapi risiko lebih
menjelaskan beberapa gangguan kecemasan besar.
5) Tuntutan pekerjaan atau sosial baru.
sosial termasuk:
Bertemu orang baru, memberikan pidato di
1. Takut secara berlebihan ketika berinteraksi depan umum atau melakukan presentasi
dengan orang asing pekerjaan penting untuk pertama kalinya
2. Takut situasi di mana Anda dapat dinilai dapat memicu gejala gangguan kecemasan
Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 323
Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017
“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

sosial. Gejala ini biasanya memiliki akar b. Implementasi Teknik Behavioral Rehearsal
pada masa remaja, namun.
Menurut Thorpe & Olson (Elford: 2016)
6) Memiliki kondisi kesehatan yang menarik
perhatian. Cacat wajah, gagap, penyakit Ketika mengimplementasikan behavioral
Parkinson dan kondisi kesehatan lain dapat
rehearsal, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
meningkatkan perasaanrendah diri, dan
dapat memicu gangguan kecemasan sosial kehidupan sehari-hari dimain-perankan oleh
pada beberapa orang.
klien dan konselor profesional sebagai upaya
untuk mengurangi kecemasan apapun yang
Pendekatan Teknik Behavioral Rehearsal dialami klien ketika mengekpresika dirinya

a. Asal Mula Teknik Behavioral Rehearsal yairu dengan melakukan beberapa hal berikut

Behavioral rehearsal merupakan salah ini;

satu di antara banyak teknik yang berasal dari 1) Klien bertindak sebagai dirinya, dan

terapi pilaku menurut Thorpe & Olson konselor prodesional memainkan peran

(Elford:2016). Teknik sebagai terapi prilaku orang dengan siapa klien yang meiliki

awalnya disebut behavioristic psychodrama ( kecemasan.

psikodrama behavioristik), adalah campuran 2) Konselor mengintruksikan untuk

terapi conditioned reflex (refleks terkondisi) dari mengkomunikasikan perasaannya tentang

salter, teknik psikodrama dari moreno dan fixed orang atau keadaan yang mengakibatkan

role therapy (terapi peran tetap) dari kelly kecemasan.

(Elford:2016). Namun yang lebih sering 3) Klien perlu menggunakan suara kuat dan

digunakan adalah behavior rehearsal ( mengulang-ulang sebuah pertanyaan tentang

latihan/geladi prilaku) dengan klien yang perlu perasaan atau perilaku yang tepat guna,

menjadi sadar sepenuhnya akan dirinya. 4) Sementara itu, konselor memberikan umpan

Memberikan behavior rehearsal dalam balik kepada klien

bentuk latihan. Teknik behavior rehearsal 5) Klien terus berlatih sampai konselor

diterapkan dalam bentuk bermain peran dimana mengatakan bahwa pernyataan tersebut telah

klien mempelajari suatu tipe perilaku baru di dikomunikasikan secara efektif.

luar situasi konseling. behavior rehearsal Dalam kegiatan tersebut, Naugle dan Maher

memasukkan beberapa komponen kunci yaitu: (2008) menyarankan bahwa konselor dan klien

menirukan prilaku, menerima umpan balik dari seharusnya mengupayakan dan menguasai

konselor, dan sering mempraktekkan/melatih keterampilan-keterampilan sederhana terlebih

perilaku yang diinginkan (Elford:2016). Upaya dahulu, baru pindah keketerampilan-

yang dilakukan bersama dalam satu kelompok, keterampilan yang lebih kompleks.

dengan tujuan untuk memberikan pengalaman Naugle dan Maher (2008) memberikan

belajar bersama dalam penangan masalah langkah-langkah untuk digunakan konselor

kecemasan tersebut. dalam mengimplementasikan teknik behavioral


rehearsal;
Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 324
Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017
“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

1) Praktikum perilaku dicontohkan melalup sehingga memungkinkan klien untuk memantau


modelling dirinya dan memberikan umpan baliknya.
2) Bangun motovasi klien melalui strategi- d. Kegunaan Teknik Behavioral Rehearsal
strategi reinforcement (penguatan) positif Dalam implementasi Behavioral
3) Beri klien banyak umpan balik konkrit Rehearsal, beberapa kegunaan yang dapat
terfokus untuk membantu klien menguasai dirasakan oleh klien. Turner, Calhoun dan Adam
keterampilan dimaksud; (Erford, 2016) menyebutkan teknik ini telah
4) Berbincang sebagai orang pertama, dengan digunakan dengan kesuksesan pada klien yang
menggunakan kata saya secara reguler yang berusaha mengatasi kemarahan, frustasi,
5) Menyetujui pujian konselor; kecemasan, fobia, serangan panik, dan depresi.
6) Berimprovisasi, hidup untuk saat ini Walsh (2002) menjelaskan teknik
behavior rehearsal berguna ketika menangani
c. Varian Teknik Behavioral Rehearsal orang-orang yang mengalami kecemasan sosial.
Naugle dan Maher (2008) mengklaim Klien mula-mula mempelajari cara berfikir atau
bahwa in vivo rehearsal membuat penanganan perilaku baru dan mempraktekannya respon baru
bahkan lebih efektif lagi dengan membantu tersebut dalam situasi konseling. Setelah itu
klien terlibat dalam prilaku yang diinginkan klien mempraktekan prilaku baru dalam sebuah
dalam sebuah ranah alamiah. Mereka ranah alamiah. Dengan mula-mula
memperingatkan bahwa konselor profesional mempraktekannya dalam sebuah lingkungan
harus memberikan komentar dan umpan balik yang aman, klien mampu mengembangan rasa
yang spesifik untuk prilaku yang diinginkan percaya diri yang lebih besar sebelum harus
klien. Setelah keberhasilan awal, tugas-tugas bertindak di dalam setting kehidupan nyata.
prilaku diberikan oleh konselor profesional Turner (Erford, 2016) menemukan
dibuat semakin sulit secara progresif dan teknik ini berguna menangani para laki-laki
dipraktekkan diluar sesi konseling. heteroseksual yang memiliki kecemasan di
Seligman dan Reichenberg (Erford, seputar berkencang, yang hasilnya adalah
2016) menyarankan agar konselor berkuranynya kecemasan dan meningkatkan
memerintahkan klien untuk mempraktekkan asertivitas dan jumlah kencan yang dijadwalkan
behavioral rehearsal tidak hanya dalam sesi selam periode tindak lanjut.
konseling tetapi juga di luar ranah konseling. e. Konseling Kelompok dengan Pendekatan
Klien dapat mepraktekannya dengan teman- behavioral rehearsal
temannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penggunaan konseling kelompok di
Kemudian konselor merekam, mengidentifikasi kalangan konselor, pendekatan behavioral
atau mengamati klien yang sedang terlibat merupakan pendekatan yang sudah populer.
dalam behavioral rehearsal atau mendorong Kepopuleran pendekatan ini menurut Krumboltz
klien untuk metatihnya didepan cermin, dan Thoresen (1976) antara lain disebabkan oleh
penekanan pendekatan ini terhadap upaya
Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 325
Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017
“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

melatih atau mengajar konseli terhadap kelompok (Kurnanto, 2013). Konseling


pengelolaan diri yang dapat digunakannya untuk kelompok dapat memberikan individu
mengendalikan kehidupannya, untuk menangani berbagai pengalaman kelompok yang
masalah masa kini tanpa terapi yang terus
membantu mereka belajar secara efektif,
menerus.
mengembangkan toleransi terhadap stres
dan kecemasan, dan menemukan kepuasan
Upaya penangan Kecemasan sosial
melalui behavior rehearsal dalam bekerja dan hidup bersama orang lain
(Corey, 2012).
Memberikan behavior rehearsal
Upaya yang dilakukan teknik
dalam bentuk latihan. Teknik behavior
behavior rehearsal dengan bentuk konseling
rehearsal diterapkan dalam bentuk bermain
kelompok akan memberikan pengalaman
peran dimana klien mempelajari suatu tipe
belajar yang dapat merubah prilaku-prilaku
perilaku baru di luar situasi konseling.
siswa sebagai subjek sasaran dalam
behavior rehearsal memasukkan beberapa
penelitian ini.
komponen kunci yaitu: menirukan prilaku,
SIMPULAN DAN SARAN
menerima umpan balik dari konselor, dan
sering mempraktekkan/melatih perilaku Dari hasil kajian diatas maka
kesimpulan yang diperoleh adalah: Strategi yang
yang diinginkan (Elford:2016). Upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah siswa
dilakukan bersama dalam satu kelompok,
yang mengatasi masalah kecemasan sosial
dengan tujuan untuk memberikan
adalah dengan melakukan latihan dalam bentuk
pengalaman belajar bersama dalam
gelati perilaku, dimana peristiwa yang terjadi
penangan masalah kecemasan tersebut. dalam kehidupan dimainkan atau diperankan
Demikian dijelaskan Walsh (2002) oleh klien bersama konselor sebagai upaya
menemukan teknik behavior rehearsal mengatasi kecemasan sosial. Upaya yang dapat
berguna ketika menangani orang-orang yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan sosial
mengalami kecemasan sosial. melalui cara: mempraktekkan perilaku
Penerapan behavioral rehearsal ini dicontohkan melalui modelling, membangun

dalam bentuk konseling kelompok. motivasi klien melalui strategi-strategi


reinforcement (penguatan) positif, memberikan
Konseling sebagai sebuah profesi yang
umpan balik konkrit terfokus; melakukan
sifatnya membantu (heping profession),
Berbincang sebagai orang pertama, dengan
sebagai sebuah helping professional,
menggunakan kata saya secara reguler.
konseling dilakukan dengan berbagai
Dari hasil pembahasan diatas disarankan
prosedur, salah satunya melalui prosedur agar konselor sekolah dapat memberikan
Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 326
Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017
“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

penangan cepat kepada siswa yang mengalami Jiwo,J. (2012). Social Anxiety Disorder ( Social
Fobia ), pp. 1–12.
kecemasan sosial. Agar anak dapat berinteraksi
dan memiliki penyesuaian sosial disekolah Tirto Jiwo. (2012). Social Anxiety Disorder (
Social Fobia ), pp. 1–12.
dengan baik
Walsh,J. (2002). Shyness and social phobia.
DAFTAR PUSTAKA Health & work, 27, 137-144
Corey, G. (2012). The Theory and practise
of group counseling. 8rd ed. Pacific
Grove, California: Books/Cole

Elford, Brandle T. (2016). 40 teknik yang harus


diketahui setiap konselor (edisi kedua)
Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Grecal, A. M. La, & Lopezl, N. (1998). Social


Anxiety AInong Adolescents : Linkages
with Peer Relations and Friendships.
Journal of Abnonnal Child Psycholog,
26(2), 83–94.

Kurnanto,M.Edi. (2013). Konseling


Kelompok.Bandung; Alfabeta

Nurihsan, Juntika, A. Yusuf, Syamsu. (2010)


Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moshman, D. (2005). Adolescent Psychological


Developmental: Rationality, Morality and
Identity (Second). Mahwah, New Jersey,
London: Lawrence Earlbaum Associates
Publisher.

Mutahari, H. (2016). Hubungan Antara


Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan
Sosial Pada Siswa. E-Journal Bimbingan
Dan Konseling, 3(5), 13–23.

Naugle dan Maher (2008). Modeling and


Behavioral rehearsal. Dalam
W.O’Donohue,J.E. Fisher, & S.C. Hayes
(Eds), Cognitive behavior therapy:
Applying empirivally supported
techniques in your practice (Edisi ke-2).
New York, NY: John Wiley & Sons

Stefan G. Hofmann, P. M. D. (2010). Social


Anxiety: Clinical, Developmental, and
Social Perspectives, Second Edition
(Second). London, United Kingdom:
Academic Press, Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai