Anda di halaman 1dari 42

SURVEY KENDALA SISWA SAAT PEMBELAJARAN

DARING MATA PELAJARAN PENJAS


DI MAN 4 JOMBANG

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
MUHAMMAD MUNIR
NIM. 178011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESISWAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN SISWA REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2021

i
SURVEY KENDALA SISWA SAAT PEMBELAJARAN DARING
MATA PELAJARAN PENJAS
DI MAN 4 JOMBANG

PROPOSAL SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
program Sarjana Pendidikan Jasmani

Oleh:
MUHAMMAD MUNIR
NIM. 178011

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi oleh Muhammad Munir NIM. 178011 dengan judul “Survey
Kendala Siswa Saat Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Penjas di MAN 4
Jombang”, ini telah diperiksa telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Jombang, 23 September 2021


Pembimbing

Dr. Risfandi Setyawan, M.Pd

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayahNya, maka penulis dapat menyelesaikan Propoal Skripsi dengan judul
“SURVEY KENDALA SISWA SAAT PEMBELAJARAN DARING MATA
PELAJARAN PENJAS DI MAN 4 JOMBANG”
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam tugas akhir
mata kuliah Seminar Olahraga dan salah satu syarat untuk memperoleh nilai dan
sebagai wujud penerapan pengetahuan yang diperoleh dan mengembangkan
melalui sebuah penelitian.
Dalam penyelesaian Prososal ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dr. Munawaroh, M.Kes., Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia Jombang.
2. Basuki, S.Or., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
Jombang.
3. Dr. Risfandi Setyawan, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang senantiasa
membimbing serta memberikan pengarahan untuk menyelesaikan proposal
ini.
4. Rekan-rekan Mahasiswa Penjas 2017-C yang membantu bertukar pikiran
dalam penyelesaian penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan berbagai hal. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata
peneliti berharap semoga penulisan Proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jombang, Juli 2021


Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................................i
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Batasan Masalah...................................................................................9
C. Rumusan Masalah.................................................................................9
D. Tujuan Penelitian..................................................................................9
E. Manfaat Penelitian................................................................................10
F. Asumsi Peneliti.....................................................................................11
G. Definisi Operasional.............................................................................11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Pembelajaran...........................................................................13
B. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga.................................................16
C. Pembelajaran Daring............................................................................20
D. Kendala Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani.................................................................................................24
E. Kerangka Pikir......................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...........................................................27
B. Subjek Penelitian..................................................................................28
C. Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................28
D. Sumber dan Jenis Data..........................................................................28
E. Instrumen Penelitian.............................................................................29
F. Teknik Pengumpulan Data...................................................................31
G. Teknik Analisis Data............................................................................32
DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran pembiasaan

mengenai sebuah ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh sekelompok manusia

yang dilakukan melalui proses belajar mengajar antara pengajar dan peserta

didik. Dengan adanya pendidikan akan membuat seseorang dapat mengerti,

memahami, dan membuat manusia lebih mempunyai sebuah wawasan sebagai

bekal menjalani kehidupan. Secara sederhana pendidikan dapat dimaknai

sebagai usaha membantu peserta didik mengembangkan seluruh potensinya

(hati, pikir, rasa, dan karsa, serta raga untuk menghadapi masa depan).

(Samani, 2013:37).

Dalam pengertian diatas dapat digaris bawahi bahwa pendidikan

dilaksanakan dengan untuk mewujudkan pembelajaran yang dirancang khusus

agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang

dimiliki peserta didik melalui proses belajar mengajar. Proses belajar

mengajar sendiri merupakan suatu inti dari sebuah proses belajar di dalam

pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.

Di dalam proses belajar mengajar terdapat sebuah interaksi dan juga individu

atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik. Peristiwa tersebut

adalah syarat utama berlangsungnya sebuah proses pendidikan. Adapun

1
2

berbagai macam jenis ilmu yang diajarkan dalam sebuah pendidikan salah

satunya adalah pendidikan jasmani.

Pendidikan jasmani adalah sebuah media pendorong yang membantu

seseorang mengembangkan ketrampilan (kognitif), motorik (psikomotorik),

sikap sportifitas (afektif), serta pembiasaan pola hidup sehat dan pembentukan

karakter dalam rangka mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Hal tersebut

sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani yaitu pendidikan untuk membentuk

seorang anak, yaitu sikap atau nilai, kemudian kecerdasannya, fisik, dan

ketrampilan (psikomotorik), sehingga siswa akan dewasa dan mandiri, yang

nantinya dapat di gunakan sebagai bekal dalam kehidupan sehari-harinya.

Dimana ruang lingkup penjas sendiri meliputi sebuah permainan dan olahraga,

aktivitas pengembangan, pendidikan luar sekolah, serta tak lupa yaitu

kesehatan. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas

jamani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan

pendidikan. (Husdarta, 2009).

Pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk selalu bergerak dan

belajar melalui gerak. Ciri-ciri pendidikan jasmani yaitu berusaha dan belajar

melalui pengalaman gerak mulai sulit sampai gerakan yang paling sulit untuk

mencapai tujuan pengajaran melalui pelaksanaan, aktivitas jasamani, bermain

dan aktif olahraga. Namun dalam pendidikan jasmani materi yang diajarkan

bukan masalah gerakan saja tetapi juga etika, kedisiplinan rasa sportivitas

bekerja satu sama lain dan masih banyak lagi materi yang terkandung didalam

pedidikan jasmani.
3

Disisi lain banyak hal yang harus dilatih supaya tujuan dari pendidikan

tersebut bisa tercapai. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah

penyusunan konsep, perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi

pembelajaran. Karena tanpa adanya perencanaan dan sebuah konsep

pendidikan atau proses pembelajaran yang tidak akan bisa terlaksana dengan

baik, disinilah para pengajar sangat berperan penting dalam sebuah menyusun

konsep belajar mengajar. Model pembelajaran yang dipilih oleh guru sangat

menentukan jalannya sebuah proses belajar mengajar dalam sebuah

pendidikan agar peserta didik secara aktif menggali dan mengembangkan

potensi dirinya.

Mengingat beberapa kejadian akhir-akhir ini terjadi perpindahan

metode pembelajaran, dikarenakan wabah Covid-19 di Indonesia kian

merabak hingga ke pelosok desa. Maka dari itu metode baru pembelajaran

daring diterapkan sebagai upaya pemerintah untuk mencegah penularan virus

corona. Hal ini menjadi kendala baru bagi mata pelajaran di sekolah

khususnya mata pelajaran penjaskes yang awalnya pembelajaran luring (tatap

muka) dengan cara praktik di lapangan secara langsung menjadi daring

(online). Hal ini tak hanya berlaku pada pengajar saja, tapi juga pada siswa

didik yang menjadi target praktik pencarian nilai. Para peserta didik

diharuskan membidik nilai dengan cara praktik, hal ini kemungkinan dalam

mata pelajaran pendidikan jasmani mempola metode baru dalam menemukan

praktik secara online. Maka guru haruslah benar-benar memilih metode

belajar yang tepat sesuai keadaan yang sedang berlangsung dan guru harus
4

bisa menerapkan sebuah metode yang tepat dalam sebuah kegiatan belajar

mengajar. Dengan begitu, sebuah proses belajar mengajar akan menjadi lebih

menyenangkan dan peserta didik dapat menyerap pelajarannya dengan lebih

mudah.

Menurut penelitian Asmuni (2020) Problematika Pembelajaran Daring

di Masa Pandemi Covid-19, Dalam suatu wawancara sejumlah guru di sekolah

mengakui bahwa pembelajaran daring inikurang efektif apabila dibandingkan

dengan pembelajaran tatap muka langsung, karena beberapa alasan, yaitu:

Pertama, konten materi yang disampaikan secara daring belum tentu

bisa dipahami semua peserta didik. Sebab konten materi ini disajikan dalam

bentuk e-book yang disajikan per bab, materi berbentuk powerpoint, dan

dalam bentuk video pembelajaran. Mungkin materi dapat dipahami, tetapi

pemahaman peserta didik tidak komprehensif. Mereka memahami

berdasarkan tafsiran atau sudut pandang mereka sendiri. Hal ini terbukti dari

pengalaman di lapangan, banyak sesuai yang meminta penjelasan lebih lanjut

terhadap materi yang disajikan secara daring melalui chatting whatshapp atau

menelepon langsung kepada guru. Tampaknya, menurut hemat penulis dan

berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif

untuk memberi penugasan dan kuis. Artinya, ketika dalam suatu pertemuan,

peserta didik diberikan tugas/kuis, mereka ada ketekunan untuk menelaah

bahan ajar yang tersedia di aplikasi atau mencari dari sumber-sumber lain,

sehingga ada “kegelisahan” jika tugas/kuis belum diselesaikan. Berbeda


5

halnya apabila guru mem–posting materi yang tidak disertai penugasan, hanya

diminta mempelajarinya, maka ceritanya akan lain;

Kedua, kemampuan guru terbatas dalam menggunakan teknologi pada

pembelajaran daring. Tidak semua guru mampu mengoperasikan komputer

atau gadget untuk mendukung kegiatan pembalajaran, baik dalam tatap muka

langsung, terlebih lagi dalam pembalajaran daring. Memang ada sebagian

guru mampu mengoprasikan komputer, tetapi dalam hal pengopresian

terbatas. Mereka tidak mampu mengakses lebih jauh yang berkaitan dengan

jaringan internet, menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran, membuat

media/video pembalajaran sendiri dan sebaginya. Tanpa di-nafi-kan juga,

sejumlah guru mampu menguasi IT secara menyeluruh, hingga mampu

memproduksi video pembelajaran yang menarik dantidak sedikit yang

menjadi youtuber;

Ketiga, keterbatasan guru dalam melakukan kontrol saat

berlangsungnya pembelajaran daring. Hal ini antara lain disebabkan aplikasi

yang digunakan tidak menyajikan menu forum diskusi untuk menjelaskan atau

menanyakan materi. Kalaupun ada menu tersebut, banyak peserta didik tidak

memanfaatkannya dengan baik. Sebab lainnya, peserta didik pada saat awal

pembelajaran mengisi daftar hadir, setelahnya tidak aktif lagi sampai

selesai waktu pembelajaran, pergi untuk melakukan aktivitas lain di luar

pembelajaran. Namun, tidak boleh di-nafi-kan sama sekali, banyak peserta

didik benar-benar aktif hingga pembelajaran selasai, dan ada juga yang aktif

tetapi tidak full sampai pembelajaran berakhir.


6

Selain tidak dapat tercapainya tujuan pembelajaran, pemilihan metode

yang salah mengakibatkan para orang tua yang merasa kebingungan dengan

sistem yang ada saat ini. Karena akhir-akhir ini sering kita dengar banyak

keluhan orang tua yang merasa kebingungan dengan sistem belajar yang ada

saat ini. Dan hal tersebut biasanya terjadi karena anak yang tidak jujur dalam

mengikuti proses belajar mengajar, dimana orang tua yang dimintai tolong

untuk memikirkan pelajaran yang diberikan oleh guru nya. Padahal selama ini

yang bersekolah adalah anak sendiri, seharusnya yang memahami materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru adalah peserta didik atau anak tersebut.

Dan peristiwa tersebut terkadang sering terjadi karena anak lebih memilih

bermain dari pada mengikuti proses belajar mengajar yang sedang

berlangsung.

Pemilihan metode yang tepat pada murid saat ini dalam belajar nya

diharap mampu mengantisipasi semua keadaan dan kendala yang ada saat ini,

mulai dari peserta didik yang tidak mengerjakan tugas dengan alasan tidak

memiliki smartphone dan paket data dikarenakan orang tua yang tidak mampu

memenuhinya, dan terkadang jaringan yang tidak memumpuni atau kurang

baik dikarenakan keberadaannya yang berada di pedalaman bahkan peserta

didik yang kurang dapat memahami materi atau bahan ajar yang disampaikan

secara Online, siswa yang kurang jujur dalam mengikuti proses belajar

mengajar Online, dan walaupun terkadang semua fasilitas sudah memenuhi,

mulai dari smartphone sudah biasa dibilang bagus, uang saku cukup, jaringan
7

lancar. Tetapi dengan semua itu dibuat alasan untuk tidak mengerjakan tugas

dari sekolah.

Pembelajaran secara Online dan Offline juga memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Kelebihan dari pembelajaran daring adalah

materi yang sudah diajarkan masih bisa diberikan kembali. Kekurangan dari

sistem pembelajaran daring antara lain : siswa tidak efektif, tidak semua orang

tua siswa memiliki data/Hp, dan pemberian materi tidak efektif. Sedangkan

kelebihan dari sistem pembelajaran luring adalah siswa efektif dan antusias

dan pemberian materi menyeluruh. Kekurangan dari sistem pembelajaran

luring ini antara lain : tidak semua siswa bisa ikut luring karena hanya

dibatasi, serta fasilitas pembelajaran kurang memadai

Berdasarkan hasil pengamatan diatas bahwa, baik pembelajaran daring

dan luring keduanya memiliki sisi kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Bisa dikatakan sistem pembelajaran baru diciptakan sebagai pelengkap sistem

sebelumnya. Saat ini pendidikan tidak hanya dibebankan pada lembaga

sekolah, maupun guru selaku pendidik, namun harus ada peran dari orang tua

dalam pendampingan anak dalam proses belajar. Dalam pembelajaran daring

tidak dibutuhkan fisik seperti ruang kelas, karena dimana saja bisa diadakan

pembelajaran. Sedangkan sistem luring harus ada jarak yang dekat untuk

menumbuhkan kualitas pembelajaran.

Dari semua itu dirasa mampu lebih meringankan beban peserta didik

dan orang tua, karena peserta didik tidak hanya diberikan tugas saja,

melainkan sebelumnya juga disurvey kendalanya apa. Namun guru atau


8

pengajar juga harus memperhatikan kendala siswa yang diberikan kepada

peserta didik haruslah sesuai keadaan kemampuan peserta didik yang ada saat

ini, tujuan dari penelitian ini adalah agar peserta didik tidak lagi kebingungan

dengan fasilitas yag kurang memadai, kemudian sehubungan dengan kendala

selain untuk kenyaman siswa tersebut juga agar peserta didik menjadi lebih

susngguh-sungguh dalam mempelajari materi, dan kendala sudah tidak lagi

dibuat alasan untuk tidak mengerjakan tugas dari sekolah. Namun tujuan

utamanya tetap yaitu dalam keadaan wabah covid-19 ini anak tetap bisa

belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan diadakannya

penelitian ini, diharapkan nantinya mampu mempermudah siswa dalam

memahami sebuah materi yang disampaikan yaitu dalam mata pelajaran

Penjas pada siswa di MAN 4 Jombang.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan metode

belajar dimasa wabah virus covid-19 ini sangatlah penting, untuk tetap

berlangsungnya sebuah proses belajar mengajar. Karena dengan pemilihan

metode yang tepat sasaran belajar dapat dicapai secara maksimal tanpa ada

kendala, dan berjalannya proses belajar mengajar juga dapat berjalan dengan

maksimal. Metode inilah diharapkan mampu membantu peserta untuk tetap

memahami materi belajar tanpa harus mengalami berbagai kendala yang

mungkin saja terjadi selama wabah virus COVID-19 ini. Permasalahan ini

peneliti temukan ketika observasi di MAN 4 Jombang. Karena permasalahan

tersebut, maka peneleti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan


9

judul penelitian “Survey kendala siswa saat pembelajaran daring mata

pelajaran penjas di MAN 4 Jombang”

B. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus dan untuk menghindari luasnya permasalahan

maka penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan sebagai berikut :

1. Survey kendala siswa saat pembelajaran daring mata pelajaran penjas

MAN 4 Jombang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah ada kendala siswa saat pembelajaran daring mata pelajaran penjas

di MAN 4 Jombang?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumasan maslah diatas, maka tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui kendala siswa saat pembelajaran daring mata

pelajaran penjas di MAN 4 Jombang.


10

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yang diambil maka manfaat yang diperoleh

sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis :

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kendala siswa saat

pembelajaran daring mata pelajaran penjas di MAN 4 Jombang sehingga

siswa tetap mendapatkan hasil yang lebih baik dalam belajarnya selama

pandemi wabah virus COVID-19.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi

dan mengetahui gambaran pemilihan metode survey kendala

daring yang tepat terhadap kendala siswa saat pembelajaran pada

masa pandemi wabah virus COVID-19.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan siswa untuk memperoleh

informasi terkait kendala belajar selama pandemi wabah virus

COVID-19.

c. Bagi pembaca melalui penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan

untuk penelitian selanjutnya.


11

F. Asumsi Peneliti

1. Metode survey yang tepat bisa menunjang jalannya sebuah proses

pembelajaran.

2. Metode survey kendala belajar dianggap metode yang sesuai dengan

keadaan yang ada saat ini.

G. Definisi Operasional

1. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan

guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang

diberikan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi satu

sama lain dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang

diinginkan pada suatu lingkungan belajar.

2. Pembelajaran Daring (online)

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang

dilakukan dengan tidak bertatap muka secara langsung, tetapi dengan

menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar

yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya pembelajaran

daring adalah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam

jaringan yang bersifat massif dan terbuka untuk menjangkau peminat

ruang belajar agar lebih banyak dan lebih luas (Sofyana, 2019:82).

Pembelajaran daring adalah berlangsungnya kegiatan

belajar melalui aplikasi belajar online di tengah penutupan sekolah

selama pandemi virus covid 19. Namun penerapan pembelajaran


12

daring ini dinilai tidak maksimal dan menunjukan masih ada

ketidaksiapan di kalangan pendidik dan sekolah untuk beradaptasi di era

digital. Dengan diterapkannya pembelajaran daring ini untuk menghindari

kerumunan massa.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam

kehidupan manusia karena dengan adanya pendidikan diharapkan manusia

dapat mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan kreativitasnya.

Keberhasilan dalam bidang pendidikan sangat ditentukan oleh

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu

proses belajar agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar.

Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena

interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman (Arifin, 2012).

Pendidikan jasmani mengandung makna pendidikan menggunakan

aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh

terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional peserta didik.

Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan

lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang

memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau

pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun

sesuatuyang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi

menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi (Ainurrahman, 2013).

13
14

Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa definisi pembelajaran

adalah sebuah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik untuk dapat belajar dengan baik.

2. Komponen-komponen Pembelajaran

Karena pembelajaran merupakan suatu proses, maka dalam proses

pembelajaran ada beberapa komponen yang saling berinteraksi satu

dengan yang lain sehingga disebut sebagai sistem. Sebagai suatu sistem,

proses belajar itu saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

yang ingin dicapainya.

Komponen-komponen proses pembelajaran adalah:

a. Tujuan

Tujuan adalah suatu harapan atau cita-cita yang ingin dicapai dari

pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan pembelajaran yang

tidak mempunyai tujuan, dan hal ini telah dipersiapkan oleh seorang guru

sebelum kegiatan pembelajaran yang tertera dalam rencana pembelajaran

yang dirumuskan melalui tujuan pembelajaran khusus.

b. Materi Pembelajaran

Materi pelajaran merupakan substansi yang akan disajikan dalam

kegiatan pembelajaran. Tanpa materi pembelajaran program pembelajaran

tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar harus memiliki

dan menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.


15

c. Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik, Pola

Komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi yang sangat

menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh

komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa

dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-

komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian

tujuan.

Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar

siswa dan gaya mengajar guru. Melalui model pembelajaran, guru dapat

membantu siswa untuk mendapatkan informasi, keterampilan, cara

berpikir, dan mengekpresikan idenya.

d. Media

Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

pesan. Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang

sangat penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan materi

yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai

perantara.

e. Evaluasi

Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa

dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi

guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi


16

kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen

sistem pembelajaran.

B. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga

Pendidikan jasmani merupakan program pendidikan lewat gerak dan

olahraga, yang mengandung arti bahwa gerakan, permainan atau cabang

olahraga tertentu hanyalah alat untuk mendidik (Husdarta, 2009). Struktur

dalam pelaksanaan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar memiliki ciri-ciri

yang terdiri atas keterampilan teknik dasar beberapa cabang olahraga.

Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong

perkembangan keterampilan motorik kemampuan fisik, pengetahuan,

penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan

pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan

serta perkembangan yang seimbang dalam rangka sistem pendidikan nasional.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan

berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan

olahraga, internalisasi nilai- nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain)

serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran

konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan

unsur fisik mental, intelektual, emosi dan sosial, sehingga aktivitas yang yang

dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.


17

1. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga

Tujuan umum Pendidikan Jasmani olahraga juga selaras dengan tujuan

umum pendidikan sehingga keberhasilan Pendidikan Jasmani merupakan

keberhasilan penidikan umum. Sementara itu tujuan belajar adalah

menghasilkan perubahan tingkah laku yang melekat. Proses belajar dalam

Pendidikan Jasmani, juga bertujuan untuk perubahan tingkah laku. Melalui

proses tersebut, maka terjadi perubahan perilaku yang melekat, dan kita akan

mengetahui setelah beberapa lama, hasil belajar mulai teramati dan bahkan

dapat diungkapkan setelah mengadakan evaluasi.

Secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke

dalam empat kategori, yaitu (Suherman, 2000) :

a. Perkembangan Fisik

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas

yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang

(physical fitness).

b. Perkembangan Gerak

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerak

secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skillfull).

c. Perkembangan Mental

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan

menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang Pendidikan jasmani

ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan

berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.


18

d. Perkembangan Sosial

Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan

diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Sama halnya dengan pengertian Pendidikan Jasmani, tujuan

Pendidikan Jasmani seringkali dituturkan dalam redaksi yang beragam, namun

keragaman penuturan tujuan pendidikan jasmani tersebut pada dasarnya

bermuara pada pengertian pendidikan jasmani itu sendiri.

2. Manfaat Pendidikan Jasmani

Menurut KTSP (Depdiknas, 2006), manfaat pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak

Pendidikan jasmani merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan

kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil

bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin

terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya,

makin besar bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri.

b. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya

Pendidikan Jasmani adalah waktu untuk berbuat. Anak-anak akan

lebih memilih untuk berbuat sesuatu dari pada hanya harus melihat

atau mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar. Dengan

bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan

dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan

sekitarnya.
19

c. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna

Peranan Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena

turut mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak

untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian

hari.

d. Menyalurkan energi yang berlebihan

Anak adalah makhluk yang sedang berada dalam masa kelebihan

energi. Kelebihan energi ini sangatlah perlu disalurkan agar tidak

mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah

kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh kembali

keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali

memperbaharui dan memulihkan energinya secara optimal.

e. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental

maupun emosional

Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah

perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi,

sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan

jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk membentuk

manusia seutuhnya.
20

C. Pembelajaran Daring

1. Pengertian Pembelajaran Daring

Menurut Pohan (2020:2) Pembelajaran daring adalah pembelajaran

yang berlangsung dalam jaringan dimana pengajar dan yang diajar tidak

bertatap muka secara langsung. Pembelajaran daring merupakan salah satu

bentuk pola pembelajaran di era teknologi informasi seperti sekarang ini.

Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai kata pengganti

online yang sering kita hubungkan dengan teknologi internet. Pembelajaran

Daring sering dikenal dengan pembelajaran online (online learning) atau

biasanya disebut dengan pembelajaran jarak jauh (learning distance).

Dalam pelaksanaannya pembelajaran daring membutuhkan sarana dan

prasarana berupa laptop, smartphone, komputer dan bantuan jaringan internet.

Yang menggunakan berbagai aplikasi seperti googlemeet, zoom, whatsApp

dan lainnya untuk kegiatan proses belajar mengajar yang di adakan sekolah

secara formal.

2. Manfaat Pembelajaran Daring

Kemajuan teknologi dapat memudahkan untuk mencapai tujuan

pendidikan, tapi disisi lain, perubahan dan kemajuan tersebut dapat menjadi

tantangan berat dalam melewati masa transisi persesuaian, bahkan tidak jarang

mengakibatkan berbagai kendala yang serius. (Albert, 2020:7).

Dalam dunia pendidikan, kebijakan penyelenggaran pendidikan

kadangkala dipengaruhi oleh dampak kemajuan teknologi, zaman, perubahan

budaya dan prilaku manusia. Perubahan yang dialami pada masa sekarang
21

adalah bagaimana menggunakan teknologi secara total sebagai media utama

dalam pembelajaran daring. Hal ini disebabkan oleh anjuran untuk

melaksanakan proses belajar dari rumah melalui pembelajaran daring sesuai

dengan surat edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan

kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease

(COVID-19). Teknologi dalam Pendidikan sangat bermanfaat untuk mencapai

efesiensi proses pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan, seperti efesiensi

waktu belajar ataupun mengakses sumber belajar dan materipembelajaran.

3. Prinsip Pembelajaran Daring

Prinsip pembelajaran daring yaitu proses pembelajaran yang

berorientasi pada interaksi dan kegiatan pembalajaran. Guru dan siswa dapat

berinteraksi dan melakukan proses pembelajaran daring dengan baik bukanlah

terpaku hanya dalam pemberian tugas-tugas belajar saja. Secara proses, model

pembelajaran daring telah diatur dalam permendikbud no. 22 tahun 2016

tentang standar proses dengan prinsip sebagai berikut:

a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu

b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar dari aneka

sumber belajar

c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah

d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi

e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu


22

f. Dari pembelajaran menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran

dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi

g. Dari pembelajaran verbalisme menuju ketrampilan aplikatif

h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)

dan ketrampilan mental (softkills)

i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat

j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan,

membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik

dalam proses pembelajaran

k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah peserta didik, dan dimana saja adalah kelas

m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efesiensi dan efektivitas pembelajaran.

n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta

didik.
23

4. Media Pembelajaran Daring

Menurut Zainuddin (2020:86), Masa pandemi Covid-19 ini dapat

dikatakan sebagai sebuah peluang dalam dunia pendidikan, baik pemanfaatan

teknologi seiring dengan industri 4.0. Media pembelajaran Daring tidak

dibatasi namun tetap mengacu pada prinsip pembelajaran Daring yang sudah

dijelaskan diatas. Media yang digunakan oleh guru dapat digunakan siswa

juga agar komunikasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan baik. Pada

masa pendemi Covid-19 ini juga terjadi transformasi media pembelajaran

yang dulu lebih banyak mengguanakn sistem tatap muka didalam kelas,

sekarang keadaan pandemi Covid-19 dimana seseorang tidak diperbolehkan

untuk kontak langsung ataupun mengadakan perkumpulan karena penyebaran

virus penularannya sangat cepat, maka pembelajaran dilakukan secara online.

Berikut beberapa media pembelajaran daring (online), diantaranya adalah:

a. Media pembelajaran daring yang petama dan paling banyak digunakan

adalah whatsapp group.

b. Media pembelajaran daring selanjutnya adalah google (google suite for

education).

c. Media pembelajaran daring selajutnya yaitu dapat menggunakan

ruangguru.

d. Media pembelajaran daring pilihan lainnya bisa menggunakan zenius

e. Media pembelajaran daring yang sering digunakan adalah Zoom.

Sesuai dengan penjelasan diatas, beberapa platform atau media online

lainnya yang dapat digunakan saat pembelajaran Daring yaitu Google class,
24

Google meet, Youtube live, WhatsApp, Zoom dan masih banyak lainnya.

Dalam hal ini guru harus cerdas dalam memilih media pembelajaran yang

digunakan dalam proses pembelajaran supaya tidak ketinggalan materi. Maka

dari itu, para pendidik diharuskan menguasai banyak media pembelajaran.

D. Kendala Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Pada Masa pandemi Covid-19, guru dan peserta didik memiliki

tantangan tersendiri dalam menghadapi perubahan dari sistem belajar

konvensional ke sistem daring (online). Pelaksanaan pembelajaran daring

yang mendadak, menimbulkan berbagai problematika dalam proses

pembelajaran daring. Pandemi covid-19 membawa keprihatinan pada

penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar. Kondisi

paling berat dialami oleh sekolah yang berada jauh dari perkotaan dengan

akses internet dan sarana prasanara yang terbatas. Terdapat empat kendala

yang dihadapi oleh dunia pendidikan di masa pandemi covid yakni 1)

penguasaan internet yang terbatas guru; 2) kurang memadainya saran

prasarana; 3) terbatasnya akses internet; 4) tidak siap dana pada kondisi

darurat (Syah, 2020).

Pendidikan Jasmani identik dengan pembelajaan yang dilakukan secara

praktik langsung. Maka dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan mengunakan metode daring (online) dirasa kurang

maksimal dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Sehingga akan ditemui

beberapa kendala dalam proses belajar mengajar. Hal ini lah yang mendorong
25

penulis untuk melakukan survey mengenai kendala siswa saat pembelajaran

daring mata pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada siswa-siswi MAN 4

Jombang.

E. Kerangka Pikir

Pembelajaran menurut Suprijono (2011:13) diartikan sebagai

upaya guru mengorganisir lingkungan dan menyediakan fasilitas belajar

bagi peserta didik untuk mempelajarinya. Pelaksanaan pembelajaran

adalah suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan

meliputi tahap persiapan, penilaian, kesimpulan. Pembelajaran sastra

Indonesia merupakan proses pengubahan perilaku pada siswa.

Pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yaitu guru, siswa, tujuan,

metode, strategi, media, danevaluasi. Pada tahun 2020 ini terjadi adanya

virus corona atau covid-19 sehingga dinas pendidikan mengusulkan

pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan salah satu solusi

agar siswa tetap bisa belajar seperti biasanya dalam keadaan pandemi

covid-19. Pembelajaran secara daring merupakan cara baru dalam proses

belajar mengajar yang memanfaatkan perangkat elektronika khususnya

internet dalam penyampaian belajar. Pembelajaran daring sepenuhnya

bergantung pada akses jaringan.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor yang

memengaruhi kesulitan belajar mata pelajaran penjas saat pembelajaran

daring pada peserta didik di MAN 4 Jombang. Untuk lebih jelasnya,


26

berikut skema bagan kerangka pikir.

pembelajaran

Pembelajaran luring
Pembelajaran Daring

Pembelajaran penjas

Kendala pembelajaran daring

Analisis

Hasil

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pikir


27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalan metode penelitian

kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif. penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dipahami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010). Penelitian

kualitatif dapat mengambarkan secara mendalam suatu kasus, dan desain

penelitiannya bersifat umum dan berubah-ubah atau berkembang sesuai

dengan situasi lapangan.

Menurut Arikunto (2010: 151) penelitian deskriptif merupakan

pengumpulan data berdasakan faktor-faktor yang menjadi pendukung

terhadap objek yang akanditeliti, kemudian menganalisa. Sesuai seperti

yang dijelaskan diatas bahwa penelitian harus menggambarkan sesuai dengan

keadaan di lapangan. Pada penelitian kendala siswa saat pembelajaran daring

mata pelajaran Pendidikan Jasmani MAN 4 Jombang ini diharapkan dapat

menggambarkan atau mendeskripsikan data secara menyeluruh dengan baik

dan tepat. Sampel data diambil dari siswa-siswi sekolah MAN 4 Jombang
28

yang diambil secara random dengan kriteria yaitu yang dapatmengungkapkan

kesulitan atau kendala yang dialami selama pembelajaran dan dapat mewakili

populasi, analisis data bersifat kualitatif deskriptif.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya

ingin diperoleh suatu keterangan. Maka dari itu yang menjadi subyek

penelitian ini adalah 100 peserta didik yang diambil secara random dari

sekolah MAN 4 Jombang.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di siswa MAN 4 Jombang jombang yang

dilaksanakan pada bulan september 2021 dengan metode pembelajaran daring

di masa pandemi COVID-19 terhadap hasil belajar Penjas.

D. Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka tapi berupa kalimat,

kata atau gambar. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan yaitu data

primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti

melalui sumbernya dengan penelitian ke objek yang diteliti adalah data

primer, sedangkan data yang dikumpulkan tidak langsung kepada peneliti,

dapat diperoleh dari dokumen ataupun menggunakan studi literatur adalah

data sekunder. Data sekunder sebagai pelengkap data primer pada penelitian

kualitatif ini. Berikut sumber data primer:

1. Peserta didik MAN 4 Jombang jombang


29

2. Wali kelas

Data sekunder:

1. Kepala sekolah MAN 4 Jombang jombang

2. lainnya

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2010). Instrumen yang digunakan untuk mengukur kendala siswa

saat pembelajaran daring menggunakan lembar kuesioner yang ditujukan

kepada peserta didik.

Instrumen dalam penelitian ini berupa angket atau kuisioner. Bentuk

lembar angket dalam penelitian ini adalah chek list. Subjek penelitian

memilih jawaban yang telah tersedia dengan memberikan tanda (√) pada

kolom. Kisi-kisi pertanyaan dalam angket dibuat berdasarkan konstruksi

teoritik yang telah disusun sebelumnya Kemudian dikembangkan kedalam

indikator untuk selanjutnya dijabarkan dalam butir-butir pertanyaan. Berikut

merupakan kisi-kisi lembar angket:

Tabel 3.1. Kisi-kisi angket atau kuisioner

Indikator Sub Indikator Nomor butir Jumlah


Kendala Internal Minat siswa 3, 4, 6, 7, 8,
mengikuti materi saat 12, 13,
daring
Kepercayaan diri 2, 14, 20, 30 11
siswa
30

Kendala Eksternal Materi yang 1, 15, 16, 17,


disampaikan saat 18, 19, 22, 23,
daring 24, 25, 26, 27,
28, 29
Dukungan lingkungan 9, 21
(orang tua)
19
Alat yang digunakan 10,
untuk mengikuti
materi daring
(Handphone)
Jaringan (sinyal / 5, 11
WiFi)

Pilihan jawaban pada angket diberikan skor. Skala yang digunakan

dalam lembar angket ini adalah skala likert. Menurut Sugiyono (2010: 134)

mengemukakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur persepsi

seseorang atau kelompok terhadap fenomena sosial. Penyataan yang diajukan

dalam angket ini kesemuanya berupa pernyataan positif dan pernyataan

negatif. Berikut merupakan skor untuk jawaban pada angket:

Tabel 3.2. Skala Likert

Pilihan jawaban Skor


Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti menggunakan


31

teknik pengumpulan data yang sesuai dan memenuhi standar data yang

ditetapkan. Dimana teknik pengumpulan data adalah langkah paling utama

dalam penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, tetapi juga untuk mengetahui hal-hal dari responden

lebih mendalam (Sugiyono, 2017:316). Wawancara adalah sebuah cara

khusus dalam setting percakapan yang terstruktur, yang masing-masing

pewawancara dan responden memiliki batasan peran tertentu. Teknik

pengumpulan data dengan wawancara dilakukan melalui tanya jawab

secara langsung maupun tidak langsung dengan responden. Wawancara

langsung yaitu wawancara yang dilakukan secara langsung dengan

narasumber tanpa ada perantara, sedangkan wawancara tidak langsung

dilakukan melalui perantara (Moleong, 2010).

Peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam kepada

guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Waka Kurikulum dan peserta

didik. Wawancara dilakukan secara langsung kepada guru mata pelajaran

Pendidikan Jasmani dan Waka Kurikulum. Untuk wawancara ke peserta

didik dapat melalui smartphone atau WhatsApp. Wawancara diadakan

untuk menggali data mulai perencanaan, proses, pelaksanaan dan

lainnya.

2. Angket
32

Angket digunakan untuk mngambil data pendukung melalui

perantara googleform atau WhatsApp. hal ini dilakukan karena tidak

memungkinkan melakukan wawancara secara langsung di saat pandemi

Covid-19 dan sekolah juga masih mengadakan pembalajaran secara

daring.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan

untuk mempelajari dan menganalisis data–data yang tertulis.

Dokumentasi diperoleh dengan menghimpun, mempelajari dan

menganalisis dokumen yang didapat baik tertulis, gambar, atau

elektronik. Dalam penelitian ini yang menggunakan studi dokumentasi

untuk mendapatkan data penting antara lain:

a. Profil sekolah

b. Dokumen pendukung lainnya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah

atau menguji hipotesis awal yang telah dirumuskan dalam proposal

(Sugiyono, 2017:331). Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri

maupun orang lain. Analisis data kualititatif bersifat induktif yaitu suatu
33

analisis berdasarkan data yang diperoleh kemudian dikembangkan menjadi

hipotesis.

Teknik pengolahan data yang dipakai adalah situs tunggal. Menurut

Miles dan Huberman (1992:3), analisis dimulai dari mengumpulkan seluruh

data dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian menggunakan

teknik deskriptif dengan melalui tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, mencari pola dan tema dari data

lapangan. Mereduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung.

Reduksi data berarti mengorganisir data sehingga kesimpulan akhir dapat

ditarik dan diverifikasi. Data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

mengumpulkan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah menyusun data yang telah terkumpul secara

sistematis dan mudah dipahami sehingga kemungkinan menghasilkan

kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif paling sering menggunakan

penyajian data dengan teks yang bersifat naratif. Hal ini memudahkan

peneliti memahami apa yang telah terjadi, dan merencanakan

kerjaselanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Penyajian data


34

dapat berupa kendala pembelajaran daring masa pandemi covid-19 mata

pelajaran Pendidikan Jasmani bagi peserta didik MAN 4 Jombang.

3. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi data adalah tahap akhir

teknik analisis data kualitatif. Hal ini bertujuan untuk mencari makna data

yang dikumpulkan dengan mencari kesamaan atau perbedaan sehingga

dapat ditarik kesimpulan untuk dijadikan jawaban dari permasalahan yang

ada. Verifikasi dilakukan agar penilaian sesuai dengan data yang

terkandung dalam konsep dasar analisis tersebut lebih tepat dan objektif.
35

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2013).

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012)

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta:


Rineka Cipta, 2010)

Asmuni, “Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 dan


Solusi Pemecahannya” Vol. 7 No. 4, Jurnal Paedagogy: Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Pendidikan 2020

Darojat, Dede. 2020. Perangkat Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,


Dan Kesehatan Di Masa Covid 19 Kelas Vii Smp Negeri 4 Jatiwangi
Tahun Pelajaran2020/2021. Dinas Pendidikan Majalengka Smp Negeri 4
Jatiwangi.

Depdikbud No.22 Tahun 2016. Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah


Yang Memuat Tentang Tingkat Kompetensi Dan Kompetensi Inti Sesuai
Dengan Jenjang Dan Jenis Pendidika Tertentu.

Depdiknas. Permendiknas No.22 tentang Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga


dan Kesehatan. (Jakarta: Depdiknas, 2006)

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran


daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan.

Herwanto, Ahmad Nugroho Mei. 2019. Pertimbangan Guru Dalam Memberikan


Penilaian Mata Pelajaran Pjok Berdasarkan Ranah Kognitif, Ranah Afektif
Dan Ranah Psikomotorik Bagi Smp Negeri Se - Kabupaten Sleman.
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan:
Universitas Negeri Yogyakarta.

Priyanto, Aris. 2020. Efektifitas Pembelajaran Daring Dalam Kegiatan Belajar


Dan Mengajar Untuk Mencapai Tujuan Keterampilan Abad 21
Https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/efektifitas-pembelajaran-daring-
36

dalam-kegiatan-belajar-dan-mengajar-untuk-mencapai-tujuan-keterampilan-
abad-21 diakses 7 Juli 2021.

Husdarta, J.S. 2009 Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.

Indonesia, Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa. (1996). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, “Transformasi Media Pembelajaran


Pada Masa Pandemi Covid-19”. Vol. 1 No. 1, Al- Hikmah: Jurnal Studi
Islam 2020, 86.

Malyana, Andasia. 2020. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Dan Luring Dengan


Metode Bimbingan BerkelanjutanPada Guru Sekolah DasarDi Teluk
Bentung Utara Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Indonesia, Vol. 2, No. 1 (2020), 67-76.

Miles, M.B, dan Huberman, A.M., Analisis Data Kualitatif (Bandung:


Rosdakarya, 1992)

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2010)

Pohan, Albert Efendi. Konsep Pembalajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah,


(Purwodadi: CV Sarnu Untung, 2020)

Ratnawati, D., & Vivianti, V. (2020). Persepsi Mahasiswa Terhadap


Pembelajaran Daring Pada Mata Kuliah Praktik Aplikasi Teknologi
Informasi. Jurnal Edukasi Elektro, 4(2).

Samani, & Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Pendidikan Karakter.


(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)

Sofyana & Abdul. Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada


Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun.
(Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika, 2019)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi: Mixed Method.


(Bandung: Alfabeta, 2017)

Suherman, Adang. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
37

Syah, Rizqon H. 2020. “Dampak Covid-19 Pada Pendidikan Di Indonesia:


Sekolah, Keterampilan, Dan Proses Pembelajaran.” SALAM: Jurnal
Sosial Dan Budaya Syar-I7 (5).
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314.

Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur (Bandung:


Kencana, 2013)

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. (Bandung:


Remaja Rosdakarya, 2011)

Anda mungkin juga menyukai