Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINIRISET

“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI MELALUI


PERMAINAN 3 ON 3 PADA SISWA SEKOLAH DASAR”

DISUSUN OLEH:
Kelompok 7

Martupa Manalu Ira Kurnia Liza Hasanah Pohan


(1191111007) (1192411001) (1191111021)

Kelas : A Regular Pgsd 2019


Dosen Pengampu : Fajar Sidik Siregar, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN-UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya
kami dapat menyelesaiakan salah satu tugas mata dasar dasar pendidikan olahraga mengenai
meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli melalui permainan 3 on 3 pada siswa
sekolah dasar. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah membantu
kami dalam mengerjakan tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberi bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Pada bagian akhir, kami meminta berbagai masukan dan pendapat yang membangun dari
pembaca. Dan kami berharap hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama. Semoga tugas ini
dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Medan, April 2021

Penulis

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................2
1.2 Tujuan....................................................................................................3
1.3 Manfaat..................................................................................................3
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN....................................................................4
BAB III KAJIAN PUSTAKA…............................................................................5
3.1 Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani...........................................5
3.2 Hakikat Permainan Bola Voli Unuk Sekolah Dasar..............................6
3.3 Hakikat Pendekatan Bermain.................................................................8
3.4 Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar..........................................9
BAB IV METODE PELAKSANAAN................................................................11
4.1 Jenis Penelitian.....................................................................................11
4.2 Waktu Dan Tempat Penelitian.............................................................11
4.3 Subyek Penelitian.................................................................................11
4.4 Tekhnik Pengumpulan Data.................................................................12
BAB V PEMBAHASAN.......................................................................................13
5.1 Hasil Penelitian Dan Pembahasan.......................................................13
BAB VI PENUTUP..............................................................................................15
6.1 kesimpulan............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan permainan 3 on 3 terhadap peningkatan


hasil belajar passing bawah permainan bolavoli. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian yaitu berjumlah sebanyak 37 orang siswa
kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan menggunakan
instrumen berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar observasi siswa, kuisioner, dan
hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar passing bawah
bolavoli siswa kelas V Sekolah Dasar melalui permainan 3 on 3 dengan jumlah prosentase 82%
yang tergolong tinggi dalam klasifikasi prosentase ketuntasan

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan aktivitas fisik guna memperoleh
kemampuan dan keterampilan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, melalui pendidikan jasmani manusia dapat belajar lebih
banyak hal yang berhubungan dengan afektif, kongnitif, dan psikomotor yang merupakan bekal
manusia untuk mencapai tujuan hidup (Hanief & Sugito, 2015). Namun, perkembangan
teknologi yang semakin canggih, menyebabkan beberapa elemen kehidupan bergeser. Tidak
sedikit siswa sekolah dasar yang asyik dengan game online, playstation, smartphone dan
beberapa teknologi canggih lainnya.

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Keadaan ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi guru,
terutama guru penjasorkes. Pendidikan jasmani dianggap sebagai mata pelajaran yang paling
tepat untuk keluar dari situasi saat ini. Materi yang disampaikan guru melalui aktivitas gerak,
akan memaksa siswa lepas dari berbagai macam gadget. Sehingga guru harus mampu mendesain
materi pelajaran agar menarik perhatian siswa dan mengalahkan ketertarikan siswa pada gadget.
Sesuai dengan karakteristik siswa SD, 6 – 12 tahun kebanyakan dari mereka cenderung masih
suka bermain. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif,
disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa (Arifin,
2017).

Anak usia sekolah dasar sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan dimana
anak usia sekolah dasar mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala
aspek perkembangan. Maka dari itu diperlukan bimbingan dan perhatian khusus, terutama dari
guru pendidikan jasmani yang didaulat untuk membina siswa dalam mengajar kemampuan gerak
dasar (Fadilah & Wibowo, 2018). Guru pendidikan jasmani perlu memiliki bekal pengetahuan
tentang karakteristik peserta didik dan keterampilan dalam memformulasikan metode atau model
pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan dari pendidikan jasmani itu sendiri
(Suherman, 2016).
1.2 Tujuan
Berdasarkan penelitian di yang dilakukan, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. untuk mengetahui penerapan permainan 3 on 3 terhadap peningkatan hasil belajar passing
bawah permainan bolavoli
2. Mendeskripsikan aktifitas siswa terhadap penerapan pembelajaran permaianan bola volly
dengan menggunakan 3 on 3 pada siswa kelas V SD Negeri Bangkok 2 Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri
3. Mendeskripsikan respon siswa kelas V SD Negeri Bangkok 2 Kecamatan Gurah Kabupaten
Kediri pada penerapan permainan passing bawah bola volly 3 on 3

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi calon guru, menambah pengetahuan tentang penerapan permainan passing bawah bola
volly dengan permainan regu 3 on 3 .
2. Bagi siswa, agar siswa terlibat dan ikut serta aktif dalam pembelajaran olahraga sehingga
mereka dapat memahami materi yang diajarkan khusus nya materi yang di teliti
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

Penyusunan materi pembelajaran pendidikan jasmani hendaknya berdasarkan karakteristik


siswa sekolah dasar. Ciri yang paling dominan pada siswa sekolah dasar adalah bermain, maka
guru juga dituntut untuk dapat mendesain materi pembelajaran menjadi sebuah per mainan.
Bermain mempunyai keterkaitan dengan pendidikan. Keterkaitan itu salah satunya adalah makna
bermain dalam pendidikan. Jadi bermain juga mengandung unsur pendidikan, dimana dalam
melakukan permainan bisa melatih anak untuk lebih kreatif dalam menentukan sesuatu atau
tindakakan, mengembangkan daya tangkap serta imajinasinya, dapat bekerja sama, melatih
kejujuran meningkatkan jiwa sosial. Bermain bagi anak usia enam sampai dengan 12 tahun
merupakan cara efektif untuk belajar (Pangestutik, H, & R.A., 2018).

Pembelajaran yang dirancang dalam bentuk permainan bertujuan untuk memenuhi hasrat
gerak siswa yang di dalamnya terdapat unsur belajar, terlebih dalam mengikuti aktivitas belajar
banyak hal yang dirasakan oleh para siswa mulai dari perubahan situasi lingkungan, teman baru,
suasana pergaulan dalam konteks bermain yang menyenangkan, hingga situasi kedisiplinan dan
tanggung jawab yang kadang dirasakan begitu mengikat atau dengan kata lain bermain sambil
belajar (Pambudi & Pramudana, 2016). Salah satu materi pendidikan jasmani di sekolah dasar
yang dapat disajikan dalam bentuk permainan adalah bolavoli.

Aspek penting dan dominan dalam pembelajaran permainan bolavoli adalah penguasaan
gerak (Suherman, 2016). Melalui aktivitas bermain, sangatlah tepat untuk mengembangkan
keterampilan gerak dasar anak di sekolah dasar, karena pada dasarnya dunia anakanak adalah
dunia bermain (Hanief & Sugito, 2015). Salah satu permainan yang dapat diaplikasikan dalam
permainan bolavoli adalah permainan 3 on 3. Permainan 3 on 3 merupakan permainan bolavoli
yang di modifikasi sedemikian rupa dari jumlah pemain, ukuran lapangan dan tinggi net dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah bolavoli
(Indriyani, 2011). Permainan ini diharapkan mampu menjadi solusi yang saat ini menjadi
permasalahan pada siswa.
BAB III KAJIAN PUSTAKA

3.1 Hakikat Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Belajar merupakan aktifitas utama dalam sebuah proses pembelajaran. Belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannnya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Sugihartono, dkk. 2007: 74). Sementara menurut Ruber
yang dikutip Sugihartono, dkk. (2010: 74) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian.
Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari
berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh
pengetahuan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Pembelajaran dalam arti umum dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif
tetap sebagai hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran menurut sudjana yang
dikutip Sugihartono, dkk. (2007: 74) merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.Berdasar
pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang
dilakukan secara sengaja oleh pendidik untuk memberikan kegiatan belajar yang efektif dan
efisien.Pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai bentuk maupun cara yang digunakan.
Menurut Gagne (Made Wena 2009: 10) pembelajaran yang efektif harus dilakukan dengan
berbagai cara dan menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Berdasarkan pendapat di
atas sebagai seorang guru wajib kirannya memiliki kiat maupun seni untuk memadukan antara
media yang digunakan dan pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dihasilkan akan memiliki
kualitas atau bobot yang tinggi.

Pembelajaran dapat juga didefinisikan sebagai proses pendewasaan anak melalui proses
belajar. Pelaksanaan pembelajaran pada intinya tidak akan pernah lepas dari strategi pengelolaan
pembelajaran. Strategi pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran secara
keseluruhan. Efektifitas pembelajaran tidak akan maksimal bila strategi pengelolaan kelas tidak
diperhatikan, meskipun perencanaan pengorganisasian dan penyampaian belajarnya sudah
terlaksana sebagaimanapun baiknya. Pembelajaran pendidikan jasmani juga tidak akan dapat
berjalan baik bila tidak ada strategi pengelolaan kelasnya tidak diperhatikan.

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan


aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal
fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan
utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya. Lebih lanjut menurut J. Matakupan (1996: 77) menyatakan bahwa
Pendidikan Jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan otot-otot besar,
sehinggga proses pendidikan dapat berlangsung tanpa gangguan.

3.2 Hakikat Permainan Bolavoli Untuk Anak Sekolah Dasar

Permainan bolavoli merupakan suatu cabang olahraga berbentuk memvoli bola di udara
bolak-balik diatas jaring/net, dengan maksud menjatuhkan bola di dalam petak lapangan lawan
untuk mencari kemenangan. Memvoli bola ke udara dapatmenggunakan bagian tubuh mana saja,
asalkan perkenaannya harussempurna (tidak ganda/double). Permainan bolavoli dimainkan oleh
dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari 6 orang pemain.Dengan asas gotong-royong,
kesenangan, dan kemampuan fisik, permainan bolavoli merupakan suatu alat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani, kesehatan statis, dinamis, dan prestasi bagi para
pemain.Dengan bermain voli akan berkembang unsur-unsur daya fikir, kemampuan, dan
perasaan. Disamping itu, kepribadian berkembang dengan baik termasuk self control, disiplin,
rasa kerja sama, dan rasa tanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Permainan bolavoli
diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 (Nuril Ahmadi. 2007: 20).

Tujuan dari permainan bolavoli adalah setiap regu yang bermain berusaha untuk
melewatkan bola secara baik melalui net sampai bola tersebut menyentuh lantai atau tanah di
daerah lawan, dan mencegah agar bola yang dilewatkan tidak menyentuh lantai atau tanah dalam
lapangan sendiri. Hal ini biasanya dapat dicapai lewat kombinasi tiga pukulan yang terdiri dari
operan lengan depan pada pengumpan, yang selanjutnya diumpankan kepada penyerang, dan
sebuah spikeyang diarahkan ke bidang lapangan lawan (Viera.2000: 2). Kemampuan suatu regu
bolavoli ditentukan oleh keterampilan teknik dasar yang dimiliki oleh setiap anggota regu dalam
melakukan fungsinya masing-masing.
Teknik dasar hendaknya dimiliki oleh setiap pemain bolavoli, guna menunjang pencapaian
pembelajaran yang maksimal. Selain itu, teknik dasar permainan bolavoli adalah cara
memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan bolavoli yang
berlaku guna mencapai hasil yang optimal. Durrwachter (1986: 3) yang diterjemahkan oleh Agus
Setiadi mengemukakan pendapat bahwa: “Permainan baru bisa berlangsung lancer dan teratur,
apabila para pemain menguasai unsur-unsur dasar permainan bolavoli.

Beberapa unsure dasar memainkan bola dalam permainan bolavoli meliputi: passing atas dan
bawah, servis, smash dan block”.Sedangkan menurut Nuril Ahmadi (2007: 20-31), teknikteknik
dalam permainan bola voli terdiri atas:

1) Servis Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan
permainan melampaui net daerah lawan. Pukulan servis dilakukan pada permulaan dan
setelah terjadinya kesalahan.Ada beberapa jenis servis dalam permainan bolavoli yaitu: a)
Underhand service b) Servis Mengembang (Float Service) c) Servis Topspin d) Jumping
service
2) Passing Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik tertentu
untuk mengoperkan kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.
Dalam permainan bolavoli, passing dapat dilakukan dengan cara: a) Passing bawah
Adalah memainkan bola dengan sisi dalam lengan bawah. b) Passing atas Cara
melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan
membentuk mangkuk hamper saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola lutut sedikit
ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung.Sudut antar sikut dan badan ± 45°.
Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan. Sikap pergelangan
dan jari-jari tidak berubah.
3) Blocking, Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan
lawan. Keberhasilan block ditentukan oleh ketinggian loncatan dan jangkauan tangan
pada bola yang sedang dipukul lawan. Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan
aktif (saat melakukan block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri). Atau juga pasif
(tangan pemain hanya di julurkan ke atas tanpa digerakkan).
4) Smash Pukulan keras atau smash disebut jugaspike, merupakan bentuk serangan yang
paling banyak digunakan dalam upaya memperoleh nilai oleh suatutim. Smash adalah
pukulan bola yang keras dari atas ke bawah, jalannya bola menukik.
Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan bolavoli
merupakan permainan beregu yang terdiri dari dua regu, tiap regu ada 6 anggota. Bolavoli
memiliki 4 teknik dasar yaitu servis, passing, blocking, dan smash. Bolavoli juga yang
membutuhkan teknik, taktik dan strategi. Hal tersebut sangatlah penting di kuasai oleh setiap

3.3 Hakikat Pendekatan Bermain

Bermain merupakan salah satu aktivitas yang dapat menimbulkan kegembiraan bagi
pelakunya. Bermain akan mampu mengembangkan berbagai aspek baik dari kognitif, afektif, dan
psikomotor. Dengan bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan otot halus,
meningkatkan penalaran, dan memahami keberadaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi,
daya fantasi, dan kreativitas (Yuyun Ari Wibowo, 2010: 1). Bermain sendiri dapat dilakukan
siapapun tanpa batasan usia, jadi dari anakanak sampai orang tua sebenarnya dapat melakukan
permainan atau bermain.

Bermain tidak mengenal kaya maupun miskin, tidak mengenal penguasa atau yang
dikuasai. Semuanya akan senang dengan memainkan salah satu ataupun beberapa jenis
permainan. Menurut J. Matakupan (1993: 51) bermain memiliki peranan dalam pemenuhan tugas
pendidikan jasmani yaitu : a. Bermain bagi anak adalah hidup dan kehidupan; b. Bermain bagi
anak adalah menemui diri; c. Bermain bagi anak adalah penemuan lingkungan; d. Bermain bagi
anak adalah kebebasan; e. Bermain bagi anak adalah kegembiraan; f. Bermain bagi anak adalah
hubungan atau interaksi dengan orang lain; g. Bermain bagi anak adalah keunggulan; h. Bermain
bagi anak adalah ritmik; i. Bermain bagi anak adalah anggun; j. Bermain bagi anak adalah
belajar.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik simpulan bahwa pendekatan bermain adalah
salah satu bentuk dari sebuah pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang
pendidikan untuk suatu kegiatan yang menyenangkan. Selain itu dengan mengetahui manfaat
bermain, diharapkan guru melahirkan ide mengenai cara memanfaatkan kegiatan bermain untuk
mengembangkan bermacam-macam aspek perkembangan siswa pada olahraga permainan
khususnya passing atas pada permainan bolavoli. Pendekatan bermain tersebut dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran passing atas yaitu dengan memberikan bentuk bermain terlebih
dahulu sebelum evaluasi.
3.4 Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru,
agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru
harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka
sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.

Dibawah ini beberapa sifat pada masa kelas-kelas tinggi, yakni kelas III-kelas VI menurut
J. Matakupan (1993: 12) sebagai berikut:

a. Ada minat yang konkrit dan praktis, sehingga menimbulkan kecenderungan untuk
membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

b. Amat realistis, ingin tahu dan ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran-mata pelajaran
khusus.

d. Sampai kira-kira umur 11, anak membutuhkan guru atau oaring dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugasnya, dan memenuhi keinginannya, dan setelah usia 11, pada umumnya
anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya sendiri.

e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat terhadap
prestasi belajar.

f. Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok-kelompok sebaya untuk dapat bermain
bersama-sama, dan pada masa ini tidak tertarik lagi pada permainan tradisional, sehingga
mereka membuat permainan sendiri.

Jadi, dengan sifat-sifat tersebut, diharapkan siswa kelas atas sekolah dasar lebih tertarik
dengan fondasi gerakkan permainan bolavoli yang benar. Sehingga pada saat guru memberikan
permainan yang sesuai dengan karakteristik anak sekolah dasar tersebut, fondasi gerak dasar itu
diharapkan sudah terbentuk.
BAB IV

METODE PELAKSANAAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan PTK


dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar passing bawah bolavoli
dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran penjasorkes melalui permainan 3 on 3.
Pelaksanaan PTK terdapat 4 (empat) komponen pokok yang menunjukkan langkah-langkah (1)
Perencanaan; (2) Tindakan; (3)Pengamatan; (4) Refleksi (Iskandar, 2011).

4.2 Waktu danTempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, tahun ajaran 2018/2019 di Sekolah
Dasar Negeri Bangkok 2 Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, siswa kelas V dengan jumlah
siswa 37 siswa yang terdiri dari 21 laki-laki dan 16 perempuan. Dalam penelitian ini dilakukan
III siklus dengan 1 kali pertemuan di setiap siklusnya dan ada 3 aspek yang diteliti. Yang
pertama adalah aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan gerak siswa, pada aspek ini yang
menjadi kriteria penilaian yaitu test passing bawah individu, passing bawah dengan tembok,
passing bawah dengan teman, passing bawah melewati net. Kedua adalah aspek afektif berkaitan
dengan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran. Aspek yang dinilai yaitu meliputi
kedisiplinan, kejujuran, kerja sama, tanggung jawab, sportivitas dan mematuhi aturan yang
berlaku. Dan terakhir adalah aspek kognitif berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaranan

4.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangkok 2 Kecamatan
Gurah Kabupaten Kediri tahun ajaran 2018-2019 dengan jumlah siswa 37 siswa yang terdiri dari
21 lakilaki dan 16 perempuan.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis
kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data hasil observasi yang digunakan untuk
menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sementara
analisis kuantitatif
digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan
materi pembelajaran.

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Hasil Dan Pembahasan

Dalam pembelajaran ini dilaksanakan selama III siklus, tiap siklus dilakukan 1 kali
pertemuan. Pada setiap siklus dilakukan pengamatan baik dari aspek afektif maupun kognitif.
Untuk aspek psikomotor dilakukan tes pada tiap siklus. Proses penelitian diawali guru sebagai
peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran passing bawah pada siswa kelas V
SD Negeri Bangkok 2 Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, dalam observasi tersebut ditemukan
bahwa masih banyak siswa yang belum mampu melakukan passing bawah dengan benar, selain
itu juga motivasi siswa untuk melakukan pembelajaran passing bawah masih rendah. Selanjutnya
guru sebagai peneliti melakukan upaya peningkatan hasil belajar passing bawah bolavoli
pendekatan permainan 3 on 3.

Dalam penelitian ini dilakukan III siklus dengan 1 kali pertemuan di setiap siklusnya dan
ada 3 aspek yang diteliti. Yang pertama adalah aspek psikomotor berkaitan dengan ketrampilan
gerak siswa, pada aspek ini yang menjadi kriteria penilaian yaitu test passing bawah individu,
passing bawah dengan tembok, passing bawah dengan teman, passing bawah melewati net.
Kedua adalah aspek afektif berkaitan dengan sikap dan perilaku siswa dalam pembelajaran.
Aspek yang dinilai yaitu meliputi kedisiplinan, kejujuran, kerja sama, tanggung jawab,
sportivitas dan mematuhi aturan yang berlaku. Dan terakhir adalah aspek kognitif berkaitan
dengan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaranan. Setelah peneliti mendeskrpisikan
tentang penelitian maka peneliti akan menjabarkan hasil temuan PTK yaitu upaya peningkatan
hasil belajar passing bawah bolavoli melalui pendekatan permainan 3 on 3 pada siswa kelas
V SD Negeri Bangkok 2 Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri sebagai berikut.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan apa yang dilakukan oleh Rithaudin & Hartati (2016)
dalam penelitiannya bahwa hasil belajar passing bawah permainan bolavoli dapat meningkat
dengan diterapkannya metode permainan. Hal senada juga di ungkapkan oleh Yusmar (2017)
dalam penelitiannya dengan hasil yang menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan teknik
dasar permainan bolavoli dapat ditingkatkan melalui modifikasi permainan. Belajar merupakan
proses mengubah siswa dari tingkat kemampuan rendah ke tingkat kemampuan tinggi. Sehingga
peningkatan minat belajar siswa memiliki kontribusi yang besar dalam keberhasilan belajar
siswa. Dengan memiliki minat yang tinggi siswa akan melakukan hal yang positif dalam
pembelajaran untuk dapat mengubah dirinya dari kemampuan rendah ke kemampuan yang lebih
tinggi. Menarik minat siswa tidak semudah hanya memberikan penguatan pada siswa saja Akan
tetapi, menarik minat siswa dengan mengemas pembelajaran sedemikian rupa untuk
memfasilitasi siswa dalam bergerak bebas yang terarah (Rithaudin & Hartati, 2016).
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Penerapan permainan 3 on 3 pada permainan bolavoli dapat meningkatkan hasil belajar


passing bawah bolavoli pada siswa sekolah dasar. Penerapan permainan 3 on 3 sangat dirasakan
manfaatnya oleh siswa kelas V SD Negeri Bangkok 2 Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri.
Manfaat yang sangat dirasakan adalah penguasaan teknik dasar passing bawah pada permainan
bolavoli semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Tri Bagus Agiasta Subekti DKK. 2018. Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli
Melalui Permainan 3 On 3 Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.
Volume 3, No 2 ISSN 2580-071X

Anda mungkin juga menyukai