Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PENDIDIKAN JASMANI


SD
PRODI S1 PGSD - FIP

Skor Nilai:

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SD

Nama Mahasiswa : Tessa Trifani Turnip


Nim : 1223111171
Dosen Pengampu : Drs.Demmu Karo-karo, M.Pd.
Mata Kuliah : Penjasmani

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Maret 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Upaya Pendidikan Jasmani di SD” Adapun makalah ini saya usahakan
semaksimal mungkin, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua anggota yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu kami berharap adanya
kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Akhir kata sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banya


keterbatasan, apabila terdapat kesalahan penulis mohon di maafkan atas segala
perhatian, doa, dan dukungan semua rekan, kami mengucapkan terima kasih.

Medan, 13 Maret 2023

Tessa Trifani Turnip

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3
A. Pengertian Penjasmani .............................................................................3
B. Tujuan Penjasmani .....................................................................................3
C. Fungsi Penjas di SD .....................................................................................4
D. Upaya Meningkatkan Efektifitas BelajarPendidikan
Jasmani di SD..................................................................................................6
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................10
A. Kesimpulan ..................................................................................................10
B. Saran ..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sekolah merupakan lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas dari
usaha-usaha peningkatan prestasi belajar anak didik. Kegiatan proses pembelajaran
merupakan kegiatan pokok dalam kesuluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Hal ini
berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan
tingkah laku, pengetahuan, maupun keterampilan siswa tergantung pada bagaimana
proses pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Sedangkan Sekolah
inklusif adalah sekolah yang mengakomodasi kebutuhan belajar semua siswa termasuk
siswa berkebutuhan khusus agar dapat belajar bersama-sama dengan siswa lain yang tidak
berkebutuhan khusus.
Strategi pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetap pada
siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan siswa, isi dan
urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan
menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan
keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi siswa seutuhnya. Konsep dasar
pendidikan jasmani dan strategi pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu
dipahami oleh guru yang hendak mengajar pendidikan jasmani khusus dalam proses
pembelajaran bagi siswa . Pendidikan Jasmani Adaptif merupakan salah satu mata
pelajaran yang berperan penting pada pertumbuhan dan perkembangan murid
berkebutuhan khusus. Pada pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif guru juga tidak
hanya sekedar menyampaikan materi saja, tetapi juga harus diimbangi dengan pengetahuan.
Pemilihan materi dan metode juga harus diperhatikan dan guru juga harus dapat
memodifikasi materi pembelajaran yang disampaikan sesuai dengan kondisi siswa yang
dihadapinya. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus dirancang dan direncanakan
dengan baik, serta diimplementasikan dengan benar. Pendidikan jasmani merupakan
pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai tujuan.
Depdiknas (2003) telah menjelaskan “Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan
perencanaan yang sistematik, agar mampu meningkatkan individu secara organik,
neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional”. Depdiknas (2003)
mengemukakan tujuan pendidikan jasmani yaitu: “

1
(a) meletakkan landasan karakter moral,
(b) membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan
toleransi,
(c) menumbuhkan kemampuan berfikir kritis,
(d) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri, dan demokratis, mengembangkan kemampuan gerak dan
keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga,
(e) mengembangkan keterampilan mengelola diri dalam pemeliharaan kebugaran.
Pendidikan jasmani yang disajikan di sekolah memiliki fungsi antara
mengembangkan aspek: (a) organik, (b) neuro muskuler, (c) perseptual, (d) sosial, dan
(e) emosional”. Hal tersebut selaras dengan pendapat Annarino dkk (1980) yang
menyatakan bahwa “pendidikan jasmani yang baik harus mampu mengembangkan empat
aspek, yaitu: (a) aspek fisik, (b) psikomotor, (c) kognitif, dan (d) afektif. Keempat aspek
tersebut dapat dicapai apabila pelaksanaan kegiatan mepertimbangkan empat aspek: (a)
prinsip, (b) konten, (c) strategi pembelajaran, dan (d) ketepatan alat penilaian yang
digunakan”.

B. RUMUSAN MASALAH
❖ Bagaimana upaya meningkatkan efektifitas pembelajaran jasmani di SD?

C. TUJUAN
❖ Agar dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran di Sekolah Dasar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Jasmani


Pendidikan Jasmani atau atau physical education merupakan pelajaran yang berupaya
mengembangkan kompetensi dan kepercayaan diri siswa untuk mengambil bagian dalam
berbagai kegiatan fisik yang menjadi bagian sentral dari kehidupan mereka, baik di dalam
maupun di luar sekolah.
Materi Pendidikan Jasmani bervariasi di seluruh dunia. Namun, ada organisasi di
seluruh dunia yang memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang seberapa banyak
arti olahraga yang harus dilakukan anak setiap hari.
Pendidikan Jasmani adalah mata pelajaran di sekolah yang menjadi media pendorong
perkembangan siswa dalam beberapa hal dalam rangka mencapai tujuan sistem pendidikan
nasional, yang meliputi objek kajian penjas dengan keterampilan motorik, kemampuan
dalam latihan fisik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat, serta
pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual, dan sosial)

B.Tujuan Pendidikan Jasmani


Tujuan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sudah tercakup dalam yaitu
memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina
sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional
dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap
anak setinggi-tingginya. Secara sederhana tujuan PJOK meliputi tiga ranah (domain) sebagai
satu kesatuan.
Tujuan di atas merupakan pedoman bagi guru PJOK dalam melaksanakan tugasnya.
Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara
matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan demikian, hal terpenting untuk
disadari oleh guru PJOK adalah bahwa ia harus menganggap dirinya sendiri sebagai
pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan dalam aktivitas fisik.
Misi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan tercakup dalam tujuan
pembelajarannya yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotor. Perkembangan
pengetahuan atau sifat-sifat sosial bukan sekedar dampak pengiring yang menyertai

3
keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk dalam perencanaan dan skenario pembelajaran.
Kedudukan kedua domain tersebut sama dengan tujuan pembelajaran pengembangan
psikomotor.

C.Fungsi Pendidikan Jasmani di SD


1. Memenuhi Kebutuhan Ruang Gerak Anak

Anak memiliki kebutuhan untuk bergerak dan bermain. Hal ini memang sudah termasuk
dalam karakter anak, yaitu senang bermain, berlari, bergerak, dan aktif. Terlalu lama duduk
di kelas setiap hari tentunya akan membuat anak bosan.

Itulah pentingnya pendidikan jasmani bagi anak. Fungsi pendidikan jasmani dapat
menjadi penyeimbang kegiatan belajar sekaligus memberikan kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan dirinya dalam hal bergerak.

2. Otot dan Tulang Lebih Kuat

Salah satu fungsi pendidikan jasmani adalah membantu pembentukan otot dan tulang
anak menjadi maksimal. Pada akhirnya, hal ini dapat menunjang pertumbuhan si kecil.
Tentunya kebiasaan olahraga harus dibarengi dengan pemberian nutrisi yang cukup kepada
anak.

3. Mencegah Obesitas

Mengikuti pendidikan jasmani dan mempraktikkannya dalam bentuk olahraga teratur


dapat membantu menjaga berat badan anak tetap ideal, sesuai tahapan pertumbuhannya. Hal
ini penting untuk mencegah berat badan berlebih. Dengan memastikan berat badan anak
tetap ideal dan proporsional dengan tinggi badan, anak akan terhindar dari obesitas dengan
berbagai komplikasinya.

4. Menurunkan Risiko Diabetes dan Hipertensi

Mengajak si kecil mengikuti pendidikan jasmani tidak hanya bermanfaat baginya untuk
saat itu, namun juga menjadi bekal baginya di masa depan. Beberapa penelitian
menunjukkan, anak yang dididik untuk berolahraga sejak dini memiliki kemungkinan yang
lebih rendah untuk mengalami diabetes tipe 2 dan hipertensi ketika tumbuh dewasa. Karena,

4
saat berolahraga, kadar gula darah di dalam tubuh cenderung turun dan organ jantung lebih
stabil. Dampak baiknya, tekanan darah juga normal.

5. Meningkatkan Mood Anak

Tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berkaitan dengan kesehatan jiwa
anak. Saat berolahraga, tubuh mengeluarkan zat endorfin yang membuat rasa bahagia.
Dengan ini, anak akan lebih bersemangat dalam menjalani pelajaran lain di sekolah, juga
dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan jasmani juga dapat menunjang kreativitas dan
performanya dalam kegiatan sehari-hari.

6. Melatih Kemampuan Sosialisasi

Pendidikan jasmani biasanya juga dilakukan berkelompok. Beberapa jenis olahraga


kelompok yang diajarkan di sekolah antara lain sepak bola, baseball, basket, dan voli.

Nah, salah satu manfaat olahraga beregu adalah meningkatkan kemampuan sosialisasi
dan kerja sama anak. Kemampuan sosialisasi sangat penting sebagai soft skill di kemudian
hari. Anak yang memiliki kemampuan kerja sama yang baik cenderung akan lebih mudah
mendapatkan pekerjaan dan menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial.

7. Membina Sikap Anak

Pembinaan nalar melalui pemecahan masalah sangat penting bagi tumbuh kembang
anak. Kemampuan ini dapat meningkatkan pencapaian domain kognitif dan afektif pada
anak.

Sikap yang diajarkan dalam pendidikan jasmani seperti kedisiplinan, kejujuran,


sportivitas, dan berbuat adil merupakan sikap positif yang perlu dipupuk sejak dini pada
anak. Faktor-faktor ini pun menjadi bekal bagi anak di kemudian hari.

8. Mengenalkan Potensi Diri

Saat bergerak dan bermain, anak akan belajar dan mengenal potensi dirinya untuk
merangsang pertumbuhan intelektual dan interaksi sosial di lingkungan sekitarnya.

5
D.Upaya Meningkatkan Efektifitas Belajar Pendidikan Jasmani di SD

Sesuai dengan tujuannya, pendidikan olahraga berisi kegiatan belajar dan berlatih dalam
suatu cabang olahraga. Substansinya mencakup aneka skill baku dalam wujud teknik-teknik
dasar suatu cabang. Biasanya, cabang olahraga yang diajarkan adalah cabang olahraga yang
dipertandingkan di tingkat nasional atau internasional, sehingga permainan atau olahraga
tradisional kurang dikenal di lingkungan pendidikan bahkan di masyarakat umum sekalipun.
Untuk memperlancar penguasaan keterampilan olahraga, maka perlu dibuat modifikasi
cabang-cabang olahraga. Modifikasi itu dimaksudkan agar tugas tugas gerak dan tingkat
kesulitan sepadan (match) dengan kemampuan anak. Hal itu juga penting untuk memberikan
kesempatan bagi semua anak untuk memperoleh pengalaman berhasil yang berakibat
bangkitnya kegairahan, kesukaan dan motivasi untuk giat berpartisipasi. Kaidah utama
dalam pendidikan jasmani adalah semua siswa berpartisipasi secara maksimal.

PENDEKATAN DAN GAYA MENGAJAR

Pendekatan belajar sebagai upaya efesiensi proses yang akan menjembatani antara
tujuan dengan hasil belajar. Tujuan belajar pendidikan jasmani seperti dikemukakan oleh
Bucher dalam Adang Suherman (1998: 4) sebagai berikut :

1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-


aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang
(physical fitness)

2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak


secara efektif, efesien, halus, indah, sempurna (skill full)

3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan


menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam
lingkungannya.

4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam


menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Gaya mengajar (teaching style) merupaka siasat untuk menggiatkan dalam


melakukan tugas-tugas ajar. Berkenaan dengan beberapa gaya yang dipergunakan, pada
pelaksanaannya tidak ada satu gaya mengajar yang dianggap paling berhasil, sebab sangat

6
tergantung pada situasi. Namun demikian dari beberapa gaya mengajar yang ada, gaya
pemecahan masalah dan penemuan terbimbing akan dibahas karena sangat relevan dengan
pembelajaran yang pendidikan jasmani berpusat pada siswa.

1. Gaya Pemecahan masalah. Gaya in terdiri atas masuknya informasi pemikiran


pemilihan dan respons. Masalahnya harus dirancang sehingga jawabannya bukan hanya satu
jawaban. Bila demikian, gaya ini berubah menjadi gaya yang disebut discoveri tertuntun.
Masalahnya dirangcang dari yang mudah ke yang sukar. Misalnya,”apa perbedaan hasil
lempar bola dalam keadaan kedua kaki diam di atas lantai, dengan hasil lemparan dalam
posisi kedua kaki bergerak. Pertanyaan bisa menjadi lebih sulit. Misalnya, bagaimana bentuk
gerakan lanjutan kaki untuk menendang dalam sepakbola agar bola tidak melambung jauh
di atas mistar gawang?”Pemecahan masalah dapat dilaksanakan secara perorangan atau
kelompok di kelas kelas atas. Langkah langkah sebagai berikut:

a. Penyajian masalah, gurumenyajikan masalah kepada siswa dalam bentuk


pertanyaan atau pernyataan yang merangsang untuk berfikir. Tidak ada penjelasan atau
demontrasi karena pemecahannya bersumber dari anak.

b. Tentukan prosedur. Para siswa harus memikirkan prosedur yang dibutuhkan untuk
mencapai pemecahan. Bila usia anak masih muda seperti di kelas awal (kelas 1, 2, atau 3),
maka persoalan yang diajukan juga lebih sederhana.

c. Bereksperimen dan mengeksplorasi. Dalam bereksperimen, siswa mencoba


beberapa kemungkinan cara memecahkan masalah, serta menilai dan membuat sebuah
pilihan. Ketika mencari cari jawaban, anaklah yang menentukan arah pemecahannya.
Sementara itu, guru hanya berperan sebagai penasehat, seperti menjawab pertanyaan,
membantu, memberikan komentar dan mendorong siswa. Namun, ia tidak mengemukakan
jawaban. Waktu harus dirancang cukup untuk mencari jawaban.

d. Mengamati, mengevaluasi dan berdiskusi. Setiap anak perlu memperoleh


kesempatan untuk mengemukakan jawaban dan mengamati apa yang di temukan siswa
lainnya. Aneka macam hasil temuan, dapat dipertunjukan oleh anak secara perorangan,
kelompok kecil, rombongan agak besar, atau bagian dari kelas diskusi terpusat pada
pengujian pemecahan yang khas.

7
e. Penghalusan dan perluasan. Setelah mengamati pemecahan yang diajukan siswa
lainnya, dan mengevaluasi alasan dibalik pemecahan yang dipilih, apa yang dilakukan? f.
Setiap anak memperoleh kesempatan untuk bekerja kembali melakukan pola gerakannya,
menggabungkan satu gagasan dengan gagasan lainnya.

2.Diskoveri tertuntun, bentuk lain dari eksplorasi terbatas disebut diskoveri


tertuntun. Maksudnya, hasil pemecahan masalah yang diharapkan oleh guru, dapat di
temukan oleh siswa dengan tuntunan guru. Pelaksanaannya, guru mengemukakan beberapa
alternatif mengenai cara melaksanakan tugas, misalnya tentang posisi kaki pada waktu
melempar bola. Siswa diminta untuk mencobakan beberapa alternatif, dan kemudian
menentukan sendiri cara yang paling tepat. Setelah melakukan beberapa percobaan dan
mengamati sendiri hasilnya, siswa sampai pada kesimpulan tentang pola gerak yang
dinilainya paling sesuai.

❖ Penggunaan Alat

Persoalan kekurangan alat menjadi penghambat dalam pembelajaran pendidikan jasmani di


SD. Berkenaan dengan penggunaan alat yang minim untuk meningkatkan efektifitas
pembelajaran. Harus disiasati dengan merencanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya
dengan cara menempatkan alat-alat di beberapa tempat sesuai dengan kebutuhan.

Alat ditempatkan dan digunakan pada posisi yang aman dan memungkinkan siswa
berpartisipasi secara merata dan maksimal. Hindarkan waktu terbuang akibat siswa lama
dalam menunggu giliran.

Tidak selamanya alat yang dibutuhkan tersedia, dalam hal ini guru pendidikan
jasmani harus kreatif membuat alat-alat sendiri sesuai dengan kebutuhan bahan pelajaran.
Kreatifitas memanfaatkan sumber-sumber lokal mengatasi masalah tersebut.

❖ Penggunaan Waktu

Pengelolaan penggunaan waktu dimulai dari pemanasan, inti, pelajaran dan penutup
pelajaran memerlukan keputusan yang tepat. Hal ini terkait dengan kemampuan guru
membaca perasaan dan suasana kelas. Hal ini terkait dengan upaya guru memusatkan
perhatian kelas, penghalusan tugas ajar dan timing yang tepat untuk memberhentikan
aktifitas dalam evaluasi.

8
❖ Pengaturan Ruang dan Formasi

Penggunan ruang tergantung pada jenis tugas yang diajarkan. Cara termudah menentukan
batas adalah membuat garis dari kapur atau objek lain, memasang patok atau tanda-tanda
lainnya. Bila lapangan luas maka guru bisa membuat petak-petak wilayah yang akan
digunakan oleh siswa.

Partisipasi siswa dapat ditingkatkan melalui perencaan penggunaan ruangan yang


tersedia yag disesuaikan besarnya kelas. Batas lapangan yang dipakai belajar siswa harus
jelas dipahami oleh siswa.

Pengaturan formasi bertujuan untuk memaksimumkan partisipasi siswa. Kesempatan


belajar termasuk kejelasan informasi tergantung pada formasi dan posisi siswa kaitannnya
dengan posisi alat, luas lapangan atau ruangan. Formasi diatur berdasarkan tugas ajar dan
jumlah siswa. Bila kelas kecil maka dalam suatu kelompok jangan lebih dari 3-4 orang siswa.
Hal ini dimaksudkan efesiensi waktu dalam menunggu giliran. Patokan untuk memilih dan
mengembangkan formasi adalah (1). tujuan pengajaran, (2). bentuk tugas gerak dan (3).
jumlah siswa.

9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Jasmani adalah mata pelajaran di sekolah yang menjadi media pendorong
perkembangan siswa dalam beberapa hal dalam rangka mencapai tujuan sistem pendidikan
nasional, yang meliputi objek kajian penjas dengan keterampilan motorik, kemampuan
dalam latihan fisik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup sehat, serta
pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual, dan sosial). Tujuan pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan sudah tercakup dalam yaitu memberikan kesempatan
kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus
mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral.
Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak
setinggi-tingginya. Secara sederhana tujuan PJOK meliputi tiga ranah (domain) sebagai satu
kesatuan.

B. Saran
Sebagai seorang guru, Pemahaman Pendidikan jasmani di perluas karena selain
dapat menjadi bekal dalam menjaga kesehatan dengan benar dalam kehidupan sehari- hari
juga dapat bermanfaat dalam pembinaan kemampuan . Demikian makalah yang saya buat,
semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca. Apabila ada terdapat kesalahan dalam makalah
ini, baik dalam bentuk penulisan, kalimat, bahasa, mohon dimaafkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mandandi.com/2021/06/tujuan-pendidikan-jasmani-olahraga-dan.html

https://dosenpenjas.com/pendidikan-jasmani/

11

Anda mungkin juga menyukai