Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MATERI BERBASIS MASALAH

SD NEGERI 053962 BULUH DURI


KECAMATAN KUALA KABUPATEN LANGKAT

Nama : STEPANUS SITEPU, S.Pd


NIM : 9233410601
Bidang Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya (penulis) untuk dapat
menyesesaikan Laporan 1 tentang Analisis Materi Berbasis Masalah di SD Negeri
053962 Buluh Duri sebagai salah satu bahan penilaian dalam Program Penidikan
Profesi Guru Dalam Jabatan tahun 2023 di Universitas Negeri Medan.
Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pamong PPG dan
Rektor Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Kepala sekolah, rekan sejawat, rekan- rekan peserta PPG Dalam Jabatan
tahun 2023 dan keluarga yang telah memberikan motivasi, dukungan, kritik dan
saran serta bimbingan selama penulis mejalankan tugas sebagai mahasiswa PPG
Dalam Jabatan tahun 2023 sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
Dalam laporan ini, analisis materi berbasis masalah yang penulis angkat
adalah “Upaya Mewujudkan Kepemimpinan Murid Sesuai Profil Pelajar
Pancasila dengan Metode Kerja Kelompok.” Ini adalah salah satu praktik baik
yang telah penulis terapkan dalam aksi nyata ketika mengikuti Program Guru
Penggerak Angkatan ke-4 Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Tentang
kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Program
Pendidikkan Guru Penggerak episode ke 5 dari Transformasi Pendidikan Indonesia
Merdeka Belajar.
Akhir kata, penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga laporan ini
juga dapat diterima sebagai kelengkapan serta penilaian dalam menyelesikan tugas
pada kegiatan Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan tahun 2023.

Langkat, 24 Mei 2023

STEPANUS SITEPU, S.Pd


NIM. 201699616734

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….i
RINGKASAN ……………………………………………………………………iii
BAB I
1. Latar Belakang Kegiatan ………………………………………………….1
2. Tujuan Kegiatan …………………………………………………………..1
3. Manfaat Kegiatan …………………………………………………………2
BAB II
1. Kebijakan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ….3
2. Program Pendidikan Guru Penggerak …………………………………….4
3. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara ……………..4
4. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak ……………………………………5
5. Visi Guru Penggerak ……………………………………………………...7
6. Budaya Positif …………………………………………………………….8
BAB III
1. Refleksi …………………………………………………………………...9
2. Tindak Lanjut ……………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...11
LAMPIRAN …………………………………………………………….……….12

ii
RINGKASAN

Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan nasional menyatakan


bahwa, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun
maksudnya yaitu pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar
mereka sebagai manusia dan sebagai masyarakat dapat memperolah keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV
bagian kedua Pendidikan Dasar pasal 17 butir 1 yang menyatakan bahwa
pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Untuk hal tersebut, dibutuhkan pembelajaran yang
membangun karakter dan penguatan pemahaman secara kontekstual yang berpusat
pada siswa. Agar mereka dapat memahami tentang berbagai praktik yang baik saat
di sekolah dasar yang akan membekali mereka untuk tahapan sekolah menengah
atau pada jenjang berikutnya.
Pembelajaran yang berpusat pada anak seperti yang telah dikemukakan
oleh Piaget, bahwa anak adalah pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Anak
membangun pemahaman mereka sendiri tentang dunianya. Anak memahami apa
yang ada di sekeliling mereka dengan menggabungkan pengalaman-pengalaman
baru dengan apa yang telah mereka pahami sebelumnya. Sering pula mereka
menginterpretasikan sendiri apa yang mereka lihat.
Para pakar pendidik seperti Rouseau, Pestalozzi, dan Froebel mengatakan
bahwa anak pada hakikatnya memiliki potensi untuk aktif dan berkembang. Froebel
menegaskan tentang pendidikan yang berpusat pada anak (child centre). Froebel
sangat menegaskan bahwa dalam belajar harus dimulai dari kemampuan anak dan
dari apa yang diminati anak dalam belajar. Sebenarnya anak memiliki potensi. Jika
orang dewasa mampu menyediakan lingkungan yang baik bagi anak, maka anak
akan berkembang secara wajar.
Pandangan lain yang banyak memberikan kontribusi terhadap
pembelajaran yang berpusat pada anak adalah paham konstuktivis yang dimotori
oleh Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Paham ini menekankan bahwa anak itu bersifat

iii
aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri.

1. Pendekatan yang Melandasi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak


a. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan perkembangan didasarkan pada teori Jean Piaget, Eric Ericson,
dan Vigotsky. Mereka memandang anak sebagai organisme biologis. Piaget
membagi tahapan anak melalui serangkaian tahapan, yaitu tahapan sensorimotor
(0-2 tahun), tahapan pra-operasional (2-6 tahun), tahapan operasional konkret (6-7
tahun sampai 10-11 tahun), dan tahapan operasional formal (rentang usia 10-11
tahun).
b. Pendekatan Belajar Aktif
Belajar aktif bagi anak merupakan proses yang kompleks yang melibatkan
aktifitas mental dan fisik. Anak pada dasarnya memiliki kemampuandalam
membangun dan mengkreasi pengetahuannya sendiri. Proses belajar yang
bermakana dapat terjadi jika anak berbuat sesuatu dengan lingkungannya.
Kesempatan anak untuk mencipta, mengkreasi, dan memanipulasi objek dan ide
merupakan hal yang utama dalam proses belajar.
Belajar aktif dapat artikan sebagai belajar dimana anak berbuat dengan objek-
objek dan berinteraksi dengan orang lain, ide serta peristiwa-peristiwa untuk
membangun pemahaman baru. Belajar aktif juga dapat diartikan bahwa dimana
anak usia sekolah dasar bereksplorasi dengan lingkungan seperti mengamati,
meneliti, menyimak, menggerakan tubuhnya, menyentuh, mencium, meraba, dan
membuat sesuatu dengan objek di lingkungannya.

2. Karakteristik Pembelajaran yang Berpusat pada Anak


Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada
anak karena pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu
maupun kelompok. Siswa dapat aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan
perkembangannya (Mashitoh, dkk, 2005).

iv
Pembelajaran yang berpusat pada anak memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan keinginan anak
b. anak-anak memilih bahan dan memutuskan apa yang ingin mereka kerjakan
c. anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya
d. anak menemukan sebab akibat melalui pengalaman langsung
e. anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan
f. anak menggunakan otot kasarnya
g. anak menceritakan pengalamannya

v
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Kegiatan


Kegiatan dilakukan pada waktu penulis sebagai Calon Guru Penggerak
Angkata 4 Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Pada saat itu penulis
mempelajari materi paket modul 1 yang terdiri dari beberapa sub modul yaitu :
 Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia – Ki Hajar Dewantara
 Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
 Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
 Modul 1.4 Budaya Positif
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimipinan
dan pedagogi guru sehingga profil guru penggerak agar dapat mengembangkan
diri dan guru lain dengan refleksi yang dimulai dari diri, belajar mandiri,
eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, refleksi terbimbing, demonstrasi kontekstual,
elaborasi pemahaman, koneksi antar materi, dan melakukan aksi nyata dalam alur
MERDEKA. Kegiatan ini didampingi oleh fasilitator, instruktur dan pengajar
praktik dalam ruang virtual, melakukan pendampingan individu secara tatap muka
di sekolah CGP oleh pengajar praktik sebelum kegiatan loka karya yang
dilaksanakan sebulan sekali. Melakukan refleksi pemahaman materi yang sudah
dipelajari dalam kegiatan loka karya sebulan sekali bersama rekan CGP se-
kabupaten. Penulis juga melakukan aksi nyata untuk diterapkan pada
pembelajaran yang berpusat pada murid dengan judul “Upaya Mewujudkan
Kepemimpinan Murid Sesuai Profil Pelajar Pancasila dengan Metode Kerja
Kelompok.”

2. Tujuan Kegiatan
Aksi nyata ini dilakukan untuk mewujudkan kepemimpinan murid baik di
kelas maupun di luar kelas yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Nilai
kepemimpinan akan meningkatkan kemandirian murid, menjadi motivasi dalam
diri murid, serta membentuk karakter yang baik dalam diri murid. Kegiatan ini

1
juga bertujuan untuk menjalin kolaborasi sesama murid sehingga rasa
kekeluargaan semakin erat.
Aksi nyata ini juga diimbaskan kepada rekan sejawat agar mereka juga
dapat merancang pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik agar mereka dapat mengembangkan potensinya sesuai minat dan
bakat dengan tuntunan pendidik dan murid mendapatkan kemerdekaan dalam
kegiatan pembelajaran.

3. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari kegiatan aksi nyata yang CGP lakukan diantaranya
adalah :
a. Bagi CGP
- dapat merancang pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada murid
- Menjadikan murid sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran
- Membangun kerja sama dengan rekan sejawat dan kepala sekolah
- Lebih memahami karakteristik murid
b. Bagi Peserta didik
- Meningkatkan kemandirian murid
- Meningkatkan rasa kekeluargaan sesama murid
- Murid lebih aktif dalam peroses pembelajran
- Murid lebih termotivasi dan bersemangat dalam kegiatanpembelajaran
c. Lembaga
- Meningkatkan hasil belajar murid
- Meningkatkan citra yang baik di masyarakat sekitar sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kebijakan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Berdasarkan Permendikbudristek No. 26 tahun 2022 tentang Pendidikan
Guru Penggerak yang berisi :
a. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
b. Guru Penggerak adalah guru yang telah memiliki sertifikat guru penggerak.
c. Instruktur adalah pengajar yang memberikan pengayaan materi bagi peserta
pendidikan guru penggerak.
d. Fasilitator adalah pengajar yang memfasilitasi proses pembelajaran.
e. Pengajar Praktik adalah pengajar yang bertugas memberikan pendampingan
individu dan pendampingan kelompok peserta pendidikan guru penggerak di
satuan pendidikan.
f. Program Sekolah Penggerak yang selanjutnya disingkat PSP adalah program
transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar
peserta didik secara holistik untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
g. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pendidikan.
h. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan.
i. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan
guru, pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan.
Profil Guru Penggerak merupakan guru yang memiliki kemampuan untuk :
a. merencanakan, melaksanakan, menilai, dan merefleksikan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini dan di masa depan dengan
berbasis data;

3
b. berkolaborasi dengan orang tua, rekan sejawat, dan komunitas untuk
mengembangkan visi, misi, dan program satuan Pendidikan;
c. mengembangkan kompetensi secara mandiri dan berkelanjutan berdasarkan
hasil refleksi terhadap praktik pembelajaran;
d. menumbuhkembangkan ekosistem pembelajar melalui olah rasa, olah karsa,
olah raga, dan olah pikir bersama dengan rekan sejawat dan komunitas secara
sukarela.

2. Program Pendidikan Guru Penggerak


Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong
tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan
pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat
kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan
untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila dan Guru penggerak diharapkan
menjadi pemimpin- pemimpin pendidikan di masa depan yang mewujudkan
generasi unggul Indonesia.
Program Pendidikan Guru Penggerak merupakan wujud komitmen
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkolaborasi dengan
berbagai pihak pemnangku kepentingan untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas bagi murid-murid Indonesia. Melalui individu-individu yang proaktif
dan memiliki kepedulian terhadap kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia,
maka dibentuklah program pendidikan guru penggerak.

3. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara


Menuju manusia merdeka refleksi filosofi pendidikan nasional Ki Hajar
Dewantara menjadi titik awal CGP menjadi agen perubahan dalam trasformasi
pendidikan di sekolah. Pada sub modul 1 CGP membahas lebih mendalam
dan mendemostrasikan konsep pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara menuju
manusia Indonesia merdeka seperti: konsep Kodrat Alam dan Kodrat Zaman,
konsep Budi Pekerti, dan Patrap Triloka dengan membandingkan penerapan
pendidikan abad 21 pada konteks lokal (budaya) di tempat asal, serta bersikap

4
reflektif kritis terhadap pemikiran Filosofis Pendidikan Merdeka untuk Pendidik
Indonesia sesuai dengan konteks lokal daerah asal.

4. Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak


Guru memiliki tanggung jawab moral untuk mengarahkan karakter anak
menjadi baik. Tidak lupa pula, guru perlu memahami kodrat anak dan kodrat
zaman dalam mendidik peserta didiknya. Tugas kita sebagai seorang pendidik
selanjutnya adalah memahami benar nilai-nilai yang diperlukan untuk
menyiapkan karakter peserta didik di era globalisasi ini.
Melalui program Pendidikan Guru Penggerak, para guru diharapkan
mampu untuk memahami nilai-nilai dan peranan mereka sebagai pemimpin
pembelajaran dan agen perubahan demi pencapaian Merdeka Belajar dan
terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Terdapat lima nilai yang harus terpatri
dalam jiwa seorang guru penggerak yaitu :
a. Mandiri
Nilai mandiri berarti seorang guru penggerak senantiasa mendorong dirinya
sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal
yang terjadi pada dirinya. Bersikap mandiri juga berarti mampu mendorong
dirinya sendiri untuk bergerak melakukan inovasi dan perubahan.
b. Reflektif
Reflektif adalah nilai seorang guru penggerak yang senantiasa mampu untuk
memaknai setiap pengalaman yang ditemui. Setiap pengalaman yang dimiliki
dapat diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari. Guru penggerak yang
memiliki sifat ini berarti mampu mengevaluasi kesan positif dan negatif yang
dialami tersebut sehingga refleksi ini mampu menjadi pembelajaran di masa
depan.
c. Kolaboratif
Berarti guru penggerak senantiasa membangun hubungan kerja yang positif
terhadap rekanan dan pemangku kepentingan yang berada di lingkungan
sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Ia mampu membangun kerja sama
dan rasa hormat terhadap perbedaan.

5
d. Inovatif
Berarti senang memberikan ide-ide baru yang membangun dan bervariasi.
Seorang guru penggerak dituntut mampu untuk menemukan solusi tepat guna
untuk menyelasaikan masalah yang timbul. Ia pun bersikap terbuka terhadap
masukan dan gagasan orang lain untuk mencapai solusi yang solid untuk
menyelesaikan tantangan yang dihadapi.
e. Berpihak pada Murid
Berarti guru penggerak senantiasa mengutamakan kepentingan dan kebutuhan
perkembangan peserta didik sebagai dasar bertindak utama. Apa yang kita
siapkan adalah untuk mendukung kebutuhan dan keadaan peserta didik.
Nilai dan peran dari guru penggerak dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara
sangat memiliki keterkaiatan yang erat sekali. Kegiatan Pendidikan Guru
Penggerak akan membentuk pribadi para guru penggerak yang mampu
mematrikan nilai-nilai dan menjalankan peran untuk menjadi teladan bagi para
peserta didik sehingga kebiasaan berperilaku akan membentuk karakter dan profil
pelajar Pancasila.
Selain itu guru penggerak juga perlu berlatih untuk menumbuhkan
semangat berdikari untuk mendidik peserta didik kita dengan mengedepankan
Merdeka Belajar. Belajar dengan bahagia dan bahagia selama belajar. Begitu pula
para pendidiknya, bahagia mendidik dan mendidik dengan bahagia. Sehingga,
cita-cita mulia bangsa Indonesia untuk memerdekakan belajar akan terwujud.
Terdapat beberapa strategi yang bisa kita lakukan untuk mencapai nilai-
nilai dari guru penggerak didalam melakukan perannya, seperti :
a. Berkolaborasi aktif dengan rekanan dan semua pihak yang berada di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
b. Belajar sepanjang hayat dan pantang menyerah. Tantangan dalam berperan
nantinya pasti akan ada, tetapi jika terus berjuang untuk menghadapi tantangan,
yakinlah selalu akan ada kemudahan di balik kesulitan.
c. Melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan literasi untuk menciptakan
pembelajaran yang berpihak pada murid dan mewujudkan Merdeka Belajar.
d. Berperilaku sesuai nilai-nilai guru penggerak agar dapat menjadi teladan yang

6
baik bagi para peserta didik agar terwujudnya profil pelajar Pancasila.

5. Visi Guru Penggerak


Visi merupakan awal dari usaha untuk menggapai sesuatu yang kita
impikan. Visi memberikan arah dan motivasi untuk meraih perubahan yang
diimpikan atau dicita-citakan.
Visi dari guru penggerak adalah mewujudkan anak-anak Indonesia yang memiliki
profil pelajar Pancasila, yaitu :
a. Pelajar yang Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
Pelajar Pancasila mengimani dan mengamalkan nilai dan ajaran
agama/kepercayaannya. Hal ini diwujudkan dalam akhlak yang baik pada diri
sendiri, sesama manusia, alam, dan negara Indonesia (nasionalisme).
b. Berkebinekaan Global
Pelajar Pancasila mengenal dan mencintai budaya dan negaranya
(nasionalisme), menghargai budaya lain, serta mampu berkomunikasi dan
berinteraksi antar budaya. Mereka juga melakukan refleksi terhadap
pengalaman kebinekaannya, sehingga dapat menyelaraskan perbedaan budaya
untuk mewujudkan masyarakat inklusif, adil, dan berkelanjutan.
c. Mandiri
Pelajar Pancasila memiliki pemahaman terhadap diri dan situasi yang dihadapi,
serta regulasi diri untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
d. Gotong Royong
Pelajar Pancasila melakukan kolaborasi yang dibangun atas dasar kemanusiaan
dan kepedulian kepada bangsa dan negara, sehingga dapat berbagi kepada
sesama.
e. Bernalar Kritis
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis menganalisa dan mengevaluasi semua
informasi maupun gagasan yang diperoleh dengan baik. Mereka juga mampu
mengevaluasi dan merefleksi penalaran dan pemikirannya sendiri.
f. Kreatif
Pelajar Pancasila yang kreatif adalah pelajar yang bisa menghasilkan gagasan,

7
karya, dan tindakan yang orisinal. Mereka juga memiliki keluwesan berpikir
dalam mencari alternatif solusi permasalahan.

6. Budaya Positif
Budaya sekolah menurut Fullan (2007) adalah keyakinan-keyakinan dan
nilai-nilai yang terlihat dari bagaimana sekolah menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sedangkan Deal dan Peterson (1999) mendefinisikan budaya sekolah sebagai
berbagai tradisi dan kebiasaan keseharian yang dibangun dalam jangka waktu
yang lama oleh guru, murid, orang tua, dan staf administrasi yang bekerja sama
dalam menghadapi berbagai krisis dan pencapaian.
Adapun yang dimaksud dengan budaya positif di sekolah ialah nilai- nilai,
keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada
murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat
dan bertanggung jawab.
Dalam mewujudkan budaya positif ini, guru memegang peranan sentral.
Guru perlu memahami posisi apa yang tepat untuk dapat mewujudkan budaya
positif baik lingkup kelas maupun sekolah. Selain itu, pemahaman akan disiplin
positif juga diperlukan karena sebagai pamong, guru diharapkan dapat menuntun
murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Ada dua konsep yaitu
posisi kontrol guru dan disiplin positif yang menjadi landasan dari budaya positif.

8
BAB III
PENUTUP

Untuk mengetahui sejauh mana saya sudah memahami modul yang sudah
dipelajari dan saya dapat mengetahui apakah aksi nyata yang saya lakukan sudah
berjalan dengan mekanisme yang sudah ditetapkan dan berdampak pada diri saya
ataupun kepada peserta didik saya, maka saya melakukan hal sebagai berikut:
1. Refleksi
a. Setelah saya mempelajari paket modul 1 tentang Filosofi KHD, saya baru
sadar ternyata murid itu adalah subjek pada kegiatan pembelajaran. Seorang
pendidik hanyalah sebagai fasilitator yang tugasnya membimbing dan
menuntun peserta didik untuk dapat mengembangkan potensinya sesuai
dengan minat dan bakat agar mereka mendapatkan kebahagian yang
setinggi-tingginya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.
Seorang pendidik harus dapat merancang pembelajaran yang berdampak
pada murid dan memberikan lingkungan belajar yang aman dan
menyenangkan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan usia
peserta didik.
b. Hal-hal yang perlu saya ubah dari diri saya adalah saya harus benar- benar
memahami setiap keunikan dan karakter peserta didik. Saya juga harus
memanfaatkan lingkungan atau sumber daya yang ada di lingkungan rumah
peserta didik maupun lingkungan sekolah sebagai tempat/media
pembelajaran agar tidak monoton.
c. Perubahan konkret yang saya lakukan setelah memahami pemikiran KHD
adalah menanamkan budaya positif pada murid seperti mengucapkan kata
tolong, maaf, dan terima kasih.
d. Mengambil peran yang lebih maksimal sebagai pemimpin pembelajaran,
mewujudkan kepemimpinan murid dan menjadi coach bagi rekan sejawat
serta mendorong kolaborasi antar guru.
e. Membuat kesepakatan kelas untuk menumbuhkan budaya positif di sekolah.
Saya melakukan komunikasi aktif dengan murid di kelas agar mereka dapat

9
melakukan kegiatan pembelajaran dengan tertib dan mencatat ide-ide yang
diinginkan. Setelah itu memeriksa kembali kesepakatan kelas yang dipakai,
merekatkan kesepakatan kelas pada kertas lalu ditempelkan di dinding lalu
menjalankan kesepakatan kelas dengan penuh tanggung jawab.
f. Pada saat saya melakukan refleksi saya juga meminta rekan sejawat untuk
memberikan masukan atau saran tentang kegiatan yang sudah saya lakukan
agar saya dapat benar-benar maksimal dalam menjalankan tugas saya
sebagai pendidik atau sebagai calon guru penggerak.

2. Tindak Lanjut
Adapun tindak lanjut dari kegiatan yang sudah saya dapatkan dalam
Program Guru Penggerak dan untuk mengembangkan kompetensi saya adalah :
a. mampu merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta berdampak
pada murid
b. menjalin komunikasi/kerjasama dengan orang tua murid
c. menjadi motor penggerak dalam komunitas guru di sekolah sendiri
ataupun di komunitas KKG kecamatan
d. berkolaborasi dengan pihak terkait di daerah setempat

10
DAFTAR PUSTAKA

Deal, Terrence E. & Peterson, Kent D. (1999). Shaping School Culture: The
Heart of Leadership. San Fransisco: Jossey – Bass Publishers.
Dewantara, K.H. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Penerbit
Leutika.
Dewantara, K.H. (1936). Dasar-dasar Pendidikan Keluarga. Yogyakarta:
Penerbit Leutika.
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan. (2019). Sekretariat GTK
Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan Guru Penggerak.
Fullan, M. (2007). The Jossey- Bass Readers in Educational Leadership. San
Francisco: John Wiley & Sons.
Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak, Wasita, Jilid No.1 Oktober 1928
Permendikbud (2022). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.22
tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak
https://kemendikbud.go.id/read-news/menegenal-konsep-merdeka-belajar-dan-
guru-penggerak

11
LAMPIRAN

1. Aksi Nyata Modul 1.1


Link video https://youtu.be/sP5VPm5xxqY

2. Aksi Nyata Modul 1.2


Link video https://youtu.be/JgdE4TNFTJI

12
3. Aksi Nyata Modul 1.3
Link video https://youtu.be/GoUW6XHYG9A

13
4. Aksi Nyata Modul 1.4
Link video https://youtu.be/mBX8a4Qmozg

14

Anda mungkin juga menyukai