Oleh:
Kelompok 9 (SEMBILAN)
1. TERSA D. HULISELAN NIM: 2020 04 0298
2. YUANITA NGANGANGOR NIM: 2020 04 0286
3. AGNHES T. RUMWAROPEN NIM: 2020 04 0279
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Yustinus
Wangguway,S.Pd,M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Metode Pengembangan
Kognitif dan Kreatifitas Anak Usia Dini yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 9 (Sembilan)
ii
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………… 1
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………….......... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kognitif AUD……………………………………… 2
2.1.1 Aspek Perkembangan Kognitif………………………… 2
2.2 Pengertian Kreativitas…………………..…………………....... 3
2.2.1 Tujuan Kreativitas ……………………………………… 3
2.3 Kurikulum 2013………………………………………………... 4
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………...... 5
3.2 Saran……………………………………………………………. 5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… vi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kematangan aspek perkembangan kognitif anak yang telah diperoleh anak pada
masa pendidikan anak usia dini akan memberikan bekal kesiapan pada anak untuk masuk
kejenjang pendidikan berikutnya yaitu pendidikan dasar.
2
2.2 Penegrtian kreatifitas anak Usia Dini
Kreativitas mempunyai definisi yang bergantung pada dasar teori yang menjadi
acuan para pakar.
mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan untuk
Barron (dalam Ali & Arori, 2006)
menciptakan sesuatu yang baru.
Drevdahl (dalam Hurlock, 1978: 4) mendefinisikan kreativitas sebagai berikut:
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau
gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya.
Solso, Maclin & Maclin (2007: 444) memberi definisi kreativitas sebagai suatu
aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai suatu
bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang
menurut penggunaannya). Sedangkan
Torrance (dalam Ali & Asrori, 2006: 41) mendefinisikan kreativitas sebagai proses
kemampuan memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam
hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru, dan mengkomunikasikan hasil-
hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis- hipotesis yang
telah dirumuskan.
Munandar (2002: 95) mendefinisikan kreativitas sebagai suatu proses yang tercermin
dari kelancaran,fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berpikir.
3
2.3 Kurikulum
Kurikulum merupakan rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran yang
terwujud dokumen tertulis dan sekaligus sebagai pedoman penyelenggaraan kegiata
pembelajaran. Kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan satuan pendidikan
dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan,
termasuk di dalamnya kegiatan pembelajaran, mengatur strategi dalam pembelajaran, cara
mengevaluasi program pengembangan pembelajaran dan sebagainya
Penelitian menunjukkan bahwa masa peka belajar anak dimulai dari anak dalam
kandungan sampai 1000 hari pertama kehidupannya. Menurut ahli neurologi, pada saat lahir
otak bayi mengandung 100 sampai 200 milyar neuron atau sel syaraf yang siap melakukan
sambungan antar sel. Sekitar 50 kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun,
80” telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi 1006 ketika berusia 8
sampai 18 tahun. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa stimulasi pada usia lahir-3 tahun ini
jika didasari pada kasih sayang bahkan bisa merangsang 10 trilyun sel otak. Namun demikian,
dengan satu bentakan saja 1 milyar sel otak akan rusak, sedangkan tindak kekerasan akan
memusnahkan 10 miliar sel otak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan potensi tersebut adalah dengan program pendidikan yang terstruktur. Salah satu
komponen untuk pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa aspek perkembangan kognitif merupakan upaya
perubahan pada aktifitas mental yang didalamnya terdapat kreatfitas, kreatifitas adalah
kemampuan untuk mencitakan sesuatu yang baru, sendangkan kurikulum merupakan upaya
yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan potensi anak. Dalam hal ini
perkembangan aspek kognitif anak usia dini.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Guru PAUD
a. Dengan memahami perkembangan kognitif anak, pendidik dapat mengerti
bagaimana anak belajar dan bagaimana ara terbaik mengajari mereka.
b. Pendidik dapat menciptakan pembelajaran yang lebih baik dalam
mengembangkan aspek kognitif anak sesuai kurikulum 2013.
c. Bagi guru maupun pendidik pada satuan paud mesti lebih banyak mempelajari
tentang aspek perkembangan dan krikulum 2013 serta pengembangan kreatifitas
pada anak didik.
5
DAFTAR PUSTAKA
Buku 1 Penulis
Dr. Hj. Khadijah. (2016). Pengembangan Kognitif AUD. Medan: Lembaga
Penerbit Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).
Buku 2 Penulis
Icam Sutisna & Sri Wayuningsi Laila. (2020). Metode Pengembangan AUD.
Gorontalo: Universitas Gorontalo Press (IKAPI).
vi