Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Ali Ma’na
Nasruddin
FAKULTAS DAKWAH
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Ibu Karisma Dewi Puspasari, M.Psi selaku
dosen pengajar untuk mata kuliah Psikologi Anak Berbakat, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..………… i
1.4TUJUAN PENULISAN…………………………………………..…………….....iii
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..…………...……..1
2.1 Bimbingan dan Konseling Anak Berbakat Kreatif…………………………………….1
2.2 Konseling Anak Berbakat Kreatif……………………………………………………..5
3.1KESIMPULAN………………………………………….…………………………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………………......…..10
BAB I
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari pembahasan makalah ini adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang
bimbingan dan konseling anak berbakat.
TUJUAN PEMBAHASAN
Dengan mengangkat judul makalah bimbingan dan konseling anak berbakat sdiharapkan kita
dapat mengetahui bagaimana cara menghadapi atau mengarahkan pada anak yang mempunyai
potensial bakat pada anak, dan cara mengembangkan bakat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bimbingan dan Konseling Anak Berbakat
a. Definisi Bimbingan
Dalam konteks perkembangan anak, bimbingan yaitu sebagai “suatu upaya
mengoptimalkan perkembangan anak (usia 6-13 tahun) melalui penyediaan perlakuan dan
lingkungan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak serta
pengembangan berbagai kemampuan dan keterampilan hidup yang diperlukan anak”. (Suryana
& Suryadi, 2012).
Bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok
orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam mengdakan penyesuaian diri
terhadap hidup. (Winkel dalam Hardiyanti, 2012: 42).
Bimbingan ialah proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis
kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. (Surya dalam
Hardiyanti, 2012: 43).
Sehingga dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan untuk mengoptimalkan
perkembangan anak secara berkesinambungan dan sistematis agar tercapai kemandirian guna
mengarahkan diri terhadap lingkungannya.
b. Definisi Konseling
Menurut Shetzer & Stone (dalam Susilawati, 2012) mengartikan bahwa konseling
sebagai “counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding of
self and environment and result in the establisment and/or clarification of goals and values of
future behavior”.
Konseling menurut American School Assosiation (ASCA) (dalam Annisah Jamlah,
2012) merupakan hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh sikap penerimaan dan
pemberian kesempatan dari konselor (guru BK) kepada siswa, dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan untuk membantu sisa mengatasi masalah-masalahnya.
c. Definisi Anak
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2002, Anak adalah seseorang yang berusia 18
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Namun anak diartikan
sebagai suatu individu yang terangkum dalam keluarga dan perlu pembinaan dari keluarga dan
linkungan masyarakat sekitar.
d. Definisi Bakat
Munandar menjelaskan bahwa bakat ialah sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat (aptitude) mengandung
makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potensial ability) yang masih perlu
pengembangan dan latihan lebih lanjut. Maka yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah
untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang
bersifat khusus (Setriani, 2012: 26).
e. Definisi Kreatif
Kreatif atau sering juga dikenal dengan kretivitas adalah membuat sesuatu baru atau
memodifikasi apa yang sudah ada, disisi lain kreativitas ini sebenarnya bukan harus
menciptakan hal yang baru namun bisa jadi gabungan yang sudah ada sebelumnya. Munandar
(dalam Smith) mengungkapkan bahwa “kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalm berpikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan”.
Bimbingan Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematik yang dilakukan dalam susasana hubungan tatap muka antara seseorang ahli dalam
bidang bimbingan konseling dengan konseli (siswa) agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, pengarahan diri, penerimaan diri dan mengaktualisasikan diri dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
Namun yang berkembanng saat ini yakni bimbingan dan konseling perkembangan.
Bimbingan dan konseling perkembangan bagi peserta didik adalah upaya pemberian bantuan
kepada peserta yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami
dirinya sehingga sanggup bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan,
keluaga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya.
Menurut Gysbers & handerson (Imaddudin) mengemukakan bahawa program
bimbingan dan konseling perkembangan disajikan secara reguler dan sistematis shingga
memungkinkan siswa memiliki kompetensi yang sesuai dengan tahap pertumbuhan dan
perkembanganannya.
Adapaun bimbingan dan konseling anak berbakat secara sederhana dapat diartikan
sebagai proses bantuan secara reguler dan sistematis yang diperuntukkan khusus kepada anak-
anak berbakat kreaatif guna mengembangkan potensi keterampilan mereka untuk menciptakan
atau menggabungkan hal-hal baru secara optimal.
Ada tiga indikator yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan seorang ank berbakat
atau tidak yang diungkapkan oleh (Setriani 2012). yaitu:
1. Terlalu cepat dewasa (precocious). Mereka dapat mengatasi pelajaran lebih dahulu dan lebih
cepat daripada teman-temannya.
2. Maju sesuai dengan iramanya sendri. Mereka dapat melakukan penemuan-penemuan sendiri
dan seringkali dapat mencari penyelesaian suatu masalah secara naluriah tanpa harus melalui
sederatan langkah-langkah linear.
3. Didorong oleh suatu keinginan yang sangat kuat dalam bidang atau domain di mana mereka
mempunyai kemampuan yang tinggi dan mereka dapat dengan mudah memfokuskan diri
secara intens dalam domain tersebut sehingga kehilangan kesadaran terhadap dunia luar.
https://id.scribd.com/doc/243463351/Bimbingan-Dan-Konseling-Anak-Berbakat-Kreatif